Upaya keluarga dlm pencegahan dan perawtan ispa PDF

Title Upaya keluarga dlm pencegahan dan perawtan ispa
Author Imanuel Fandy
Pages 43
File Size 402.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 472
Total Views 668

Summary

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN DAN PERAWATAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI RUMAH PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh: Ketua : Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners Anggota I : Sari Fatimah, S.Kp., M.Kes Anggo...


Description

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PENELITIAN PENELITI MUDA (LITMUD) UNPAD UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN DAN PERAWATAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI RUMAH PADA BALITA DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA

Ketua Anggota I Anggota II

Oleh: : Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners : Sari Fatimah, S.Kp., M.Kes : Windy Rakhmawati, S.Kp., M.Kep

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2008 Berdasarkan SPK No. 394 /H6.26.14/LP/PL/2008 Tanggal 16 April 2008

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BULAN NOPEMBER TAHUN 2008

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN MUDA SUMBER DANA DIPA UNPAD TAHUN ANGGARAN 2008 1. a. Judul Penelitian

b. Bidang Ilmu c. Kategori 2. Ketua Peneliti a. Nama lengkap & Gelar b. Jenis kelamin c. Pangkat/Gol/NIP d. Jabatan Fungsional e. Fakultas/Jurusan f. Bidang Ilmu yang diteliti 3. Jumlah Anggota Peneliti a. Nama Anggota Peneliti I b. Nama Anggota Peneliti II 4. Lokasi Penelitian

:Upaya Keluarga dalam Pencegahan dan Perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Rumah pada Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. : Kesehatan :I

: Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners : Perempuan : Penata Muda/IIIa/132317012 : Asisten Ahli : Ilmu Keperawatan : Keperawatan Anak : 2 orang : Sari Fatimah, S.Kp., M.Kes : Windy Rakhmawati, S.Kp., M.Kep : Desa Ciawi Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya 5. Bila penelitian ini merupakan peningkatan kerja sama kelembagaan sebutkan : a. Nama Instansi :b. Alamat :6. Lama Penelitian : 10 (sepuluh) bulan 7. Biaya yang Diperlukan : Rp. 6.125.000,Bandung, 15 November 2008 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Ketua Peneliti,

Hj. Helwiyah Ropi, S.Kp., MCPN NIP. 140 067 327

Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners NIP. 132 317 012

Menyetujui, Plh. Ketua LPPM Universitas Padjadjaran

Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskandar, M.Sc NIP. 130 814 978

ABSTRAK

ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Sampai saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pneumonia merupakan salah satu penyakit ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di Indonesia. Oleh karena itu dalam upaya Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA), penanggulangan pneumonia pada balita merupakan fokus utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya keluarga dalam mencegah dan melakukan perawatan pada balita dengan ISPA. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya kejadian ISPA pada balita di Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita yang terkena ISPA di Desa Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 42 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur dan kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus persentase dan proporsi. Hasil penelitan menunjukkan sangat sedikit responden (14,28%) memiliki upaya yang buruk dalam melakukan pencegahan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Setengahnya responden (57,14%) memiliki upaya yang cenderung buruk, sebagian kecil responden (26,19%) memiliki upaya yang cenderung baik dan sangat sedikit responden (2,38%) memiliki upaya yang baik dalam melakukan melakukan pencegahan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Sedangkan untuk sub variabel upaya keluarga dalam melakukan perawatan ISPA pada balita didapatkan hasil setengahnya reponden (52%) memiliki upaya yang baik dalam melakukan perawatan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Sebagian kecil responden (36%) memiliki upaya yang cenderung baik, sangat sedikit responden (12%) memiliki upaya yang cenderung buruk, dan tak seorangpun responden (0%) memiliki upaya yang buruk dalam melakukan melakukan perawatan infeksi saluran nafas akut (ISPA) pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan agar semua pihak terutama keluarga diharapkan berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya ISPA pada balita terutama dengan menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat, selain itu juga diharapkan agar petugas kesehatan baik di Puskesmas maupun kader kesehatan di Posyandu diharapkan lebih intensif memberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan perawatan pada balita dengan infeksi saluran nafas akut, sehingga diharapkan keluarga lebih mengerti dan termotivasi untuk melakukan tindakan pencegahan dan perawatan pada balita dengan ISPA, sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya pneumonia. Kata Kunci : Upaya Keluarga, Pencegahan dan Perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Balita

i

ABSTRACT

ISPA or Acute Tractus Resporatory Infection is an infection condition that attact along respiratory tractus from nose to alveoli, including with adnexa tissues such us sinus, middle ear cavum and pleura. Pneumonia is the most dangerous disease complicated by acute tractus respiratory infection that can be make morbidity and mortality to children. So, in order to prevent acute tractus respiratory infection, the tackling of pneumonia’s effect was a main focus. The aim of this research was to describe about the family’s efforts to prevent and to care children with acute tractus respiratory infection. This research based on the data about acute tractus respiratory infection’s rate that ascending significantly in Tasikmalaya Residence. Design of this study was descriptive. The population are family that have child with ISPA in Ciawi Village Tasikmalaya Residence. Research samples taken in purposive sampling method, total samples are 42 respondence. Sample collecting procedur with interview and then analyzed by percentage and proportion method formula. The result of this study in sub variable of family’s efforts to prevent ISPA showed that 14,28% respondences have bad efforts, 57,14% respondences have inclined bad efforts, 26,19 % respondences have inclined good efforts and 2,38% respondences have good efforts. While in sub variable of family’s efforts to do home caring to children with ISPA showed that 52% respondences have good efforts, 36% respondences have inclined good efforts, 12% respondences have inclined bad efforts and no one respondences (0%) have bad efforts. Recommended by researcher was need to intensified efforts to prevent ISPA with dissemination information about preventing ISPA, providing a healthy environment, intensified health education and family empowering, so we hope that can be impact to reduce pneumonia cases in children. Key Words: Family’s Efforts, Preventing, Home Caring, Acute Tractus Resporatory Infection, Children

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, yang telah dianugerahkan, sehingga Tim Pelaksana Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran dapat melaksanakan kegiatan penelitian tentang Upaya Keluarga dalam Melakukan Pencegahan dan Perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Dalam pelaksanaan Penelitan ini, Tim Pelaksana Penelitian dibantu oleh petugas kesehatan Puskesmas Ciawi, serta aparat pemerintahan Kecamatan Ciawi dan Desa Ciawi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini, serta seluruh responden yaitu balita dan orang tua yang secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini. Penulis mengharapkan, dengan dilaksanakannya kegiatan ini dapat memberikan gambaran secara umum mengenai upaya keluarga dalam melakukan pencegahan dan Perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita, sehingga dapat menjadi masukan dalam merancang program pemberantasan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita khususnya di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tsikmalaya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah Kabupaten Tasikmalaya, khususnya dalam bidang kesehatan anak.

Bandung, Nopember 2008

Tim Peneliti

iii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ABSTRAK......................................................................................................................i ABSTRACT...................................................................................................................ii KATA PENGANTAR..................................................................................................iii DAFTAR ISI ...............................................................................................................iv DAFTAR TABEL.........................................................................................................v PENDAHULUAN........................................................................................................1 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................5 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN..............................................................10 METODE PENELITIAN............................................................................................11 HASIL PEMBAHASAN............................................................................................15 SIMPULAN DAN SARAN........................................................................................23

KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Upaya keluarga dalam melakukan pencegahan

1

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Indikator Lingkungan Rumah

15

Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Pemberian Immunisasi Lengkap

15

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pemberian Vitamin A

16

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI

16

Tabel 5.6 Distribusi Frekeuansi Upaya Keluarga dalam Melakukan Perawatan

19

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Indikator Perawatan Dehidrasi

19

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Indikator Perawatan Demam

20

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Indikator Perawatan Saat Batuk

20

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Indikator Pemberian Nutrisi

20

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Indikator Observsi Tanda dan Gejala

21

Pneumonia pada Balita

v

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia

yang berkelanjutan.

Visi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah

mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Salah satu faktor utama yang berperan penting dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010, dan sesuai dengan target MDG’S 2015 (Millennium Development Goals) adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Anak (AKA). Angka kematian bayi, balita dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan yang sangat mendasar. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), tahun 1995, menunjukkan bahwa proporsi kematian bayi akibat ISPA adalah sebesar 30,8%, artinya dari 100 bayi meninggal, 30 diantaranya meninggal karena ISPA. Selain itu menurut survey SUSKERNAS tahun 2001, didapatkan data bahwa ISPA dalam hal ini pneumonia, masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita, yakni sebesar 22,8 % atau sebesar 4,6 kamatian per 1000 balita. Di Jawa Barat, infeksi saluran nafas masih merupakan urutan pertama penyakit terbanyak pada balita, yakni sebesar 33,44% (Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2003). Jumlah anak balita penderita pneumonia di Jawa Barat pada tahun 2006 mencapai mencapai 199.287 anak pada 2006, dengan jumlah kematian akibat pneumonia pada bayi mencapai 63 orang dan anak balita mencapai 19 orang. Di Tasikmalaya sendiri angka kematian bayi dan balita masih sangat tinggi. Angka kematian bayi di Tasikmalaya mencapai 21,06/1000. Menurut data dari Dinas Kesehatan Tasikmalaya penyebab utama kematian bayi dan balita adalah ISPA dalam hal ini adalah pneumonia. Oleh karena itu, pencegahan dan penanggulangan ISPA terutama penuemonia merupakan prioritas utama pembangunan kesehatan di wilayah Tasikmalaya. Kecamatan Ciawi merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah penderita ISPA yang cukup tinggi di Kabupaten Tasikmalaya, menurut data dari Puskesmas Ciawi, didapatkan data bahwa ISPA merupakan jumlah penyakit terbanyak pada balita pada tahun 2006 dan 2007. ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002). Sampai saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pneumonia merupakan salah satu penyakit ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di Indonesia. 1

Oleh karena itu dalam upaya Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA), penanggulangan pneumonia pada balita merupakan fokus utama. Program pemberantasan penyakit ISPA menitikberatkan atau memfokuskan kegiatannya pada penanggulangan pneumonia pada balita (Depkes RI, 2002). Dalam pelaksanaannya, program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) memerlukan dukungan dari semua pihak dan peran aktif masyarakat. Peran masyarakat terutama keluarga, dalam penanggulangan dan pencegahan ISPA

terutama

pneumonia

sangat menentukan

keberhasilan upaya penanggulangan penyakit ISPA terutama pneumonia (Trapsilowati, 1999). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988). Sasaran utama Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Nafas akut (P2 ISPA) adalah anak, ibu dan keluarganya. Keluarga sebagai bagian inti dari masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat ISPA terutama pneumonia. Salah satu fungsi keluarga yang sangat penting adalah fungsi pemeliharaan kesehatan.

Menurut

Leavell,

fungsi

kesehatan

keluarga

sangat penting

untuk

mempertahankan status kesehatan keluarga. Fungsi pemeliharaan kesehatan terdiri dari pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga anggota keluarga bebas dari penyakit dan cedera; pencegahan sekunder yang terdiri atas deteksi dini, diagonsa dan pengobatan; dan pencegahan tersier yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, yaitu bertujuan untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya. Peran aktif keluarga dalam menangani ISPA sangat penting, karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang sangat sering terjadi dalam kehidupan keluarga. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, karena biasanya keluarga menganggap ISPA pada balita merupakan penyakit biasa yang sering timbul dan tidak berbahaya serta bisa menghilang dengan sendirinya. Padahal ISPA merupakan penyakit berbahaya karena bila keluarga membiarkan saja anaknya terkena ISPA dan tidak memberikan perawatan yang baik, dapat mengakibatkan penyebaran infeksi yang lebih luas, sehingga akhirnya infeksi menyerang saluran nafas bagian bawah dan selanjutnya akan menyebabkan radang paru-paru atau penumonia yang sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga agar balita tidak terkena penyakit penumonia diantaranya adalah dengan menjaga kondisi lingkungan yang bersih 2

dan sehat, immunisasi lengkap dan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun (Depkes RI, 2002). Selain itu upaya perawatan di rumah sangatlah penting dalam upaya penatalaksanaan anak dengan infeksi saluran pernafasan. Kesembuhan seorang anak dengan infeksi pernafasan sangat tergantung dari perawatan yang diberikan, salah satunya adalah perawatan di rumah yang diberikan oleh keluarga terutama oleh ibu. Selain itu perawatan kesehatan yang baik oleh keluarga juga dapat mencegah kekambuhan infeksi saluran pernafasan. Oleh karena itu, orangtua khususnya ibu, atau orang yang dekat dengan balita, harus melakukan pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya pneumonia pada balita dan memberikan perawatan di rumah yang baik ketika anaknya terkena balita.

B. Perumusan Masalah ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli, termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002). Sampai saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Pneumonia merupakan salah satu penyakit ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di Indonesia. Oleh karena itu dalam upaya Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA), penanggulangan pneumonia pada balita merupakan fokus utama. Program pemberantasan penyakit ISPA menitikberatkan atau memfokuskan kegiatannya pada penanggulangan pneumonia pada balita (Depkes RI, 2002). Dalam pelaksanaannya, program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) memerlukan dukungan dari semua pihak dan peran aktif masyarakat. Peran masyarakat terutama keluarga, dalam penanggulangan dan pencegahan ISPA

terutama

pneumonia

sangat menentukan

keberhasilan upaya penanggulangan penyakit ISPA terutama pneumonia (Trapsilowati, 1999). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988). Sasaran utama Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Nafas akut (P2 ISPA) adalah anak, ibu dan keluarganya. Keluarga sebagai bagian inti dari masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat ISPA terutama pneumonia. Salah satu fungsi keluarga yang sangat penting adalah fungsi pemeliharaan kesehatan.

Menurut

Leavell,

fungsi

kesehatan 3

keluarga

sangat penting

untuk

mempertahankan status kesehatan keluarga. Fungsi pemeliharaan kesehatan terdiri dari pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga anggota keluarga bebas dari penyakit dan cedera; pencegahan sekunder yang terdiri atas deteksi dini, diagonsa dan pengobatan; dan pencegahan tersier yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, yaitu bertujuan untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya. Peran aktif keluarga dalam menangani ISPA sangat penting, karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang sangat sering terjadi dalam kehidupan keluarga. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, karena biasanya keluarga menganggap ISPA pada balita merupakan penyakit biasa yang sering timbul dan tidak berbahaya serta bisa menghilang dengan sendirinya. Padahal ISPA merupakan penyakit berbahaya karena bila keluarga membiarkan saja anaknya terkena ISPA dan tidak memberikan perawatan yang baik, dapat mengakibatkan penyebaran infeksi yang lebih luas, sehingga akhirnya infeksi menyerang saluran nafas bagian bawah dan selanjutnya akan menyebabkan radang paru-paru atau penumonia yang sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga agar balita tidak terkena penyakit penumonia diantarany...


Similar Free PDFs