PSIKOLOGI BELAJAR PDF

Title PSIKOLOGI BELAJAR
Author Netriver Lars
Pages 44
File Size 926 KB
File Type PDF
Total Downloads 48
Total Views 186

Summary

PSIKOLOGI BELAJAR Drs. H. Makmun Khairani, M.Pd. Psikolog. Penerbit: Aswara pressindo Tugas Interpretasi Belajar Psikologi By Jhony wijaya santosa NIM-31150157 ACADEMY ENGLISH EXTENSIVE READING 1|Page CHAPTER I MEMAHAMI MAKNA BELAJAR Manusia terlahir dengan ketidak berdayaan. Tanpa bantuan lingkunga...


Description

PSIKOLOGI BELAJAR Drs. H. Makmun Khairani, M.Pd. Psikolog. Penerbit: Aswara pressindo

Tugas Interpretasi Belajar Psikologi By Jhony wijaya santosa NIM-31150157 ACADEMY ENGLISH EXTENSIVE READING

1|Page

CHAPTER I MEMAHAMI MAKNA BELAJAR

Manusia terlahir dengan ketidak berdayaan. Tanpa bantuan lingkungannya, manusia tidak bisa apa-apa dan tak akan menjadi apa-apa. Untuk memiliki daya manusia harus terus-menerus belajar, hingga berakhirnya kehidupan. Belajar merupakan suatu peroses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, keterampilan, kecakapannya, sikap dan tingkah laku, serta daya reaksi, daya penerimaanya, dan aspek yang ada pada seorang individu. Salah satu aspek yang harus peserta didik lakukan adalah belajar, terutama belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan lingkungan, dan belajar membaca isyarat perubahan zaman atau sebuah era, hal inilah yang membangun sebuah sikap mental yang terbentuk pada peserta didik. A. PENGERTIAN-PENGERTIAN Ada empat kata yang terkait dengan kata dan kegiatan belajar, yang perlu dimaknai secara tersendiri, yaitu Psikologi, belajar, pembelajaran, dan psikologi belajar. 1. PENGERTIAN PSIKOLOGI Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata yunani “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu, jadi secara halfiah psikologi berarti mempelajari ilmu jiwa. Ilmu psikologi masih memiliki arti yang masih kabur. Psikologi sebenarnya tidak mempersoalkan arti jiwa itu apa, tetapi lebih mempelajari gejala-gejala dari jiwa. Gejala jiwa antara lain, misalnya seorang anak diberi premen maka reaksi anak tersebut tersenyum gembira, apabila dicubit dia akan menangis. Gembira, tersenyum, menangis itulah sebagian daripada gejala jiwa. Walaupun tidak memiliki arti yang jelas dari psikologis untuk ditinjau dari arti katanya, terutama arti dari jiwa itu, maka sering timbul berbagai 2|Page

pendapat mengenai definisi psikologi yang sering berbeda. Banayak ahli memberikan definisinya sendiri yang sesuaikan dengan arah minat, latar belakang pengetahuan dan aliran masing-masing. Menurut James Drever menyatakan bahwa “ psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dapat didefinisikan dalam berbagai variasi, menurut metode khusus atau lapangan ilmu yang dipelajari oleh ahli psikologi yang membuat definisi itu”. 2. PENGERTIAN BELAJAR Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. Belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan, dan sebagainya. Para pakar di bidang ilmu tentang belajar juga mengemukakan berbagai variasi batasan tentang belajar, tentunya berdasarkan pemahaman dan bidang masing-masing. Muhibbin (2006), berpendapat bahwa belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan menurut Morgan dalam Introduction to psychology (1978), berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan. Menurut winkel : Belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adatif. Ngalim purwanto (1996:14) menyatakan bahwa belajar memiliki empat unsur : 1. Perubahan tingkah laku 2. Melalui latihan 3. Perubahan relative mantap/ permanen 4. Perubahan meliputi fisik dan psikis

3|Page

Menurut Garry and Kingsley yang dikutip oleh sudjana (1989), menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui latihan-latihan dan pengalaman. Dengan memperhatikan perumusan-perumusan tentang pengertian belajar tersebut di atas maka penulis berpendapat; Bahwa belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel bahwa,”proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran dan intensi. BELAJAR Merupakan perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik.

PERUBAHAN Merupakan sesuatu yang timbul karna adanya pengalaman dan latihan.

PROSES BELAJAR Mengalami disertai reaksi untuk mengetahui secara sadar berdasarkan keinginan.

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bersifat permanent melalui proses latihan dalam interaksi dengan lingkungan dan meliputi perubahan baik fisik maupun mental. 4|Page

3. PENGERTIAN PEMBELAJARAN Secara umum pembelajaran dapat didefinisikan bahwa merupakan upaya membelajarkan peserta didik yaitu murid. Untuk membelajarkan seseorang, pijakan teori agar apa yang dilakukan guru, dosen, pelatih, atau instruktur maupun siapa saja yang memiliki keinginan untuk membelajarkan orang dapat berhasil dengan baik. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik beserta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya memiliki konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai suatu materi hingga mencapai sesuatu objektif yang di tentukan, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan mengajar saja. Sedangkan dari sisi pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar serta peserta didik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

4. PENGERTIAN PSIKOLOGI BELAJAR Dari dua pengertian terdahulu tentang psikologi dan belajar, sudah tergambar apa sebenarnya psikologi belajar ilmu yang mempelajari aspek psikologi dari segala aspek psikologi dari segala hal yang terkait dengan kegiatan belajar, seperti tentang peserta didik, pendidik, dan situasi belajar. Psikologi belajar merupakan adalah suatu ilmu jiwa yang berisi teoriteori mengenai belajar, tentang bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran. Psikologi belajar merupakan ilmu terapan psikologi yang terorientasi pada pendidikan. Secara historis, psikologi belajar pertama kali dilakukan oleh ahli psikologi seperti Eddinghaus (1885), Bryan dan Harter (1887, 1899) dan Thorndike (1898). Banyak psikolog membuat pengakuan eksplinsit bahwa belajar merupakan hal sentral dalam mempelajari tingkah laku dalam mempelajari tingkah laku (Hilgard,1956). Pernyataan ini didukung oleh Tollman, Gurthriedan, dan Hull. Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau perubahan melalui reaksi pada situasi yang ditemui. Psikologi belajar menggunakan 5|Page

pendekatan metode ilmiah untuk studi perilaku, serta kesimpulan psikologi harus berdasarkan hasil observasi yang tepat dan objektif. Herman Ebbinghaus, yang meneliti tentang ingatan terhadap non-sense syllables (Variabel mempengaruhi ingatan: waktu, tipe, dan jumlah materi serta pengalaman). Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang memberikan wawasan kepada guru dan calon guru mengenai anak didik pola belajarnya serta meneliti aspek psikologis yang mempengaruhinya

untuk

bagaimana

menggali,

mengembangkan,

mengoptimalkan aktualisasi potensi-potensi peserta didik yang menghambat proses belajar beserta penyebab peserta didik sulit memahami pelajaran sehingga lebih efektif dan lebih efisien. B. CIRI-CIRI BELAJAR Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai belajar Nampak adanya beberapa ciri-ciri belajar yaitu, 1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of behaviour) 2. Perubahan perilaku relative permanen 3. Perubahan tingkah laku bersifat potensial 4. Perubahan tingkah laku berdasarkan latihan, proses dan pengalaman

C. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata pelajaran yang diterima di sekolah. Tujuan setiap peserta didik belajar selalu terarah pada dirinya, dan dia merasakan mendapatkan hasil belajar yang di tandainya memiliki prestasi belajar, dari kegiatan belajar itu sendiri. Kecendrungan peserta didik kurang memperdulikan bagaiman proses belajar itu berlangsung dan lebih mengutamakan hasil akhirnya. Hal ini dapat diperoleh tanpa melalui proses belajar, dan berdampak pada hasil kualitas pendidikan itu sendiri yang mengakibatkan hal negative pada sumber daya manusia. Prinsipprinsip belajar sebagaimana di ungkapkan Davis (soekamto dan winataputra,1997) sebagai berikut:

6|Page

1. Apapun yang dipelajari peserta didik, dialah yang harus belajar bukan orang lain. Untuk itulah peserta didiklah yang harus aktif bertindak. 2. Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3. Peserta didik akan dapat belajar dengan baik bila mendapatkan penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. 4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan peserta didik akan membuat proses belajar lebih berarti. 5. Peserta didik akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas pembelajaran. Selanjutnya, beberapa prinsip bejar lama yang berdasarkan teori dan penelitian tentang belajar masih relevan yang dikembangkan oleh Gagne terbagi atas 2 kategori: 1. Prinsip ekternal 

Keterdekatan (contiguity) Menyatakan situasi yang hendak disampaikan pada pembelajar



dengan sedekat mungkin. Pengulangan (repetition) Menyatakan situasi yang perlu mengalami pengulangan dan



diperaktikan. Penguatan (reinforcement) Menyatakan mempelajari sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang mengalami hasil memuaskan.

2. Prinsip internal 

Informasi verbal Informasi didapat dengan 3 cara, yaitu: (a) Dikomunikasikan kepada pembelajar (b) Dipelajari oleh pembelajar memulai kegiatan (c) Dilakukan secara acak dari memori, atau dengan tanya



jawab Kemahiran intelektual Pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu

7|Page



Strategi Setiap aktifitas belajar membutuhkan pengaktifan strategi belajar dan mengigat.

D. HAKEKAT BELAJAR Pada esensinya, belajar dilakukan oleh semua mahluk hidup. Untuk manusia, belajar merupakan proses untuk mencapai berbagai kemampuan, keterampilan dan juga sikap. Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang silakukan secara sadar dan terus menerus melalui berbagai macam aktifitas dan pengalaman guan memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupaka suatu proses organisme mengubah perilakunya berdasarkan pengalaman. Belajar mengandung tiga ciri,yaitu:





Belajar berkaitan dengan perubahan prilaku.



pengalaman.

Perubahan perilaku tersebut terjadi karena didahului oleh

Perubahan perilaku yang disebabkan belajar bersifat relative permanen. Unsur-unsur belajar: (a) Peserta didik (b) Rangsangan (c) Memori (d) Respon

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. E. TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Tujuan belajar dan tujuan pengajaran sulit dipisahkan, keduannya saling terkait. Di dalam proses orang belajar, tentunya juga terkandung kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran.

8|Page

a. Tujuan belajar Berangkat dari pengertian dasar dari belajar, bahwa belajar adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan secara sungguhsungguh, dengan sistematis dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik secara intelektual dan sumberdaya individu, maka dapat dirumuskan tujuan belajar adalah: 1. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang. 2. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan. 3. Belajar

bertujuan

untuk

mengembangkan

dan

meningkatkan kemampuan berpikir perserta didik dari berpikir yang bersifat convergen. Menciptakan

Creating

Mengevaluasi

Evaluating

Menganilisis

Analysis

Menerapkan

Applying

Memahami

Understanding

4. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku. 5. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik. 6. Belajar bertujuan untuk mengubah pola fikir. 7. Belajar bertujuan untuk mengembangkan motivasi. 8. Belajar bertujuan untuk mengubah, membangun, dan mengembangkan kepribadian. b. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran

(instruction objective) adalah sebuah

perilaku yang hasil belajarnya diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tentu. Magner (1962)mendefinisikan tujuan npembelajaan sebagai setuju perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik sesuai kompetensi. Sedangkan Dejnozka dan kavel 9|Page

(1981) mendefinisikan tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Pengertian lain dari pembelajaran adalah suatu pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik pada akhir periode pembelajaran (Slavin, 1994). Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual dan terukur sesuai diharapkan terjadi, memiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Fase1: indentifikasi TPK oleh

Fase4: menghubungkan

guru.

pemahaman baru dengan pengetahuan yang sudah ada.

Fase2: mengetahui apa yang

Fase5:menerapkan pemahaman

diketahui siswa.

baru dalam konteks berbeda.

Fase3: mengetahui apakah

Fase6:mengevaluasi pemahaman

pengetahuan siswa betul salah

siswa dalam konteks baru.

atau setengah salah

10 | P a g e

CHAPTER II TEORI-TEORI BELAJAR

Sejalan dengan semakin pasatnya perkembangan ilmu dan teknologi, dan semakin canggihnya sarana komunikasi, maka terjadi pula “ledakan” berbagai pemikiran manusia dengan merespon perubahan lingkungan, munculnya berbagai penemuan mutakhir yang berusaha memberikan solusi terbaik untuk memproblematika kehidupan manusia. Selaras dengan ini itu, bermuncunculkan berbagai pandangan dan teori tentang belajar. Jumlah teori belajar yang sekarang sedang dikembangkan di berbagai bangsa di dunia, sudah sulit dihitung, ratusan, ribuan, entah berapa banyak tepatnya. Walaupun demikian, semua teori yang muncul belakangan ini, selalu bersumber dari salah satu atau komunikasi dari enam besar teori belajar, berikut: 1. Teori behaviourisme 2. Teori kongnitivisme 3. Teori humanisme 4. Teori gestalt 5. Teori sibernetik 6. Teori konstruktivisme Berikut ini akan di jelaskan secara singkat mengenai ke 6 teori tersebut untuk dipaparkan pembaca dapat diimplemenetasikan dalam proses belajar, sesuai dengan pembelajaran, dan kebutuhan peserta didik. A. TEORI BELAJAR BEHAVIOURISME Secara historis, pengaruh dari sistem/ aliran psikologi (seperti strukturisme, fungsionalisme, psikologi gestalt dll) mulai berkurang pada 1930 dan beralih psikologi dasar, sebab penelitian penelitian psikologi terfokus pada masalah proses sentral psikologi, seperti belajar motivasi,dll. Hal ini ditandai dengan berkembang meluasnya teori behaviorsitik dalam psikologi. Perkembangan menitik beratkan pada aspek tingkah laku lahiriah manusia, pendekatan ini melahirkan beberapa teori-teori belajar. 1. Psikologi mengutamakan penelitian dan percobaan-percobaan 11 | P a g e

2. Tekanan studi psikologi mengguynakan observasi prilaku 3. Tekanan kepada pentingnya proses belajar 4. Analisis S-R dalam studi perilaku 5. Penelitian mengenai belajar merupakan upaya ilmu dasar bukan sekedar ilmu terapan. Di antara sekian banyak tokoh psikologi belajar behaviorisme, yang cukup menonjol adalah sebagai berikut: 1. Edwin Guthrie; contiguity antara S-R (stimulus-respon) ada dalam proses belajar. Reinforcement merubah kondisi stimulus sehingga memunculkan respon tertentu yang diharapkan dan mencegah respon lain yang tidak diharapkan. 2. Clark hull; teori deduktif-matematis, menjelaskan kecenderungan munculnya respon berdasarkan dalil yang formal dan umum (deduktif) dan diformulasikan dalam bentuk matematis. {sEr = sHr x V x D x k – (Ir + slr)}. 3. Edward tolman; teori behaviorisme purposive, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kongnitif. Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya., tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat. 4. B.f skinner; operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelolah kondisi reinforcement. 5. Donald hebb; physiological learning, bahwa didalam belajar terdapat proses perubahan elektrokimia didalam satu atau lebih sinaps, yang berada diantara axon dan dendrit yang dikendalikan oleh sistem syaraf pusat. 6. Thorndike; connectionism, yang mengenalkan bahwa belajar itu proses hubungan stimulus dan respon yang mengikuti hokum-hukum belajar: law of effect, law of readiness, dan law of exercise. 7. Ivan pavlov; classical conditioning , bahwa belajar itu dapat dimunculkan dengan merekayasa stimulus tak bersyrat dan stimulus bersyarat untuk menghasilkan respon belajar yang dikehendaki.

12 | P a g e

1. Teori belajar behaviorisme menurut Edwin Ray Guthrie. Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie – Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental, yang dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam konsep Behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat di ubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi. Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: 1 Reinforcement and Punishment; 2 Primary and Secondary Reinforcement 3 Schedules of Reinforcement 4 Contingency Management 5 Stimulus Control in Operant Learning 6 The Elimination of Responses.

Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.

Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian terkecil Bersifat mekanistik Menekankan peranan lingkungan Mementingkan pembentukan reaksi atau respon Menekankan pentingnya latihan Lahirnya paham ini merupakan reaksi terhadap introspeksionisme (yang

menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak) yang sangat sulit diamati, diukur dan diramalkan. Kaum Behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasra...


Similar Free PDFs