PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB PDF

Title PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Author Ridho Hidayatullah
Pages 13
File Size 107.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 23
Total Views 58

Summary

MODUL 2 Rangkaian Pembagi Tegangan dan Pembagi Arus 2-6 Kombinasi Tahanan dan Sumber Beberapa penulisan pesamaan yang telah kita lakukan untuk rangkaian- rangkaian seri dan paralel yang sederhana dapat dihindari. Hal ini dicapai dengan mengganti kombinasi tahanan (resistor) yang relatif sukar dengan...


Description

MODUL 2

Rangkaian Pembagi Tegangan dan Pembagi Arus 2-6

Kombinasi Tahanan dan Sumber Beberapa penulisan pesamaan yang telah kita lakukan untuk rangkaian-

rangkaian seri dan paralel yang sederhana dapat dihindari. Hal ini dicapai dengan mengganti kombinasi tahanan (resistor) yang relatif sukar dengan sebuah tahanan ekivalen bila mana kita khususnya tak berminat menentukan arus, tegangan, atau daya yang berkaitan dengan masing-masing tahanan di dalam kombinasi tersebut. Semua hubungan yang menyangkut arus, tegangan, dan daya di dalam sisa rangkaian tersebut akan sama.

i

vs

R1

R2

RN

+ v1 -

+ v2 -

+ vN -

+ _

i

vs

+ _

Req

(a)

(b)

Gambar 2-15: (a) Sebuah rangkaian yang mengandung kombinasi seri dari N tahanan. (b) Rangkaian ekivalen yang lebih sederhana: Req = R1 + R2 +

+ RN .

Mula-mula kita tinjau kombinasi seri N tahanan, yang diperlihatkan secara skematis dalam Gambar 2-15. Garis terputus-putus yang mengitari tahanan-tahanan tersebut dimaksudkan untuk menyarankan bahwa tahanan-tahanan tersebut dikurung di dalam sebuah “kotak hitam,” atau barang kali di dalam kamar lain, dan kita ingin mengganti ke N tahanan tersebut dengan satu tahanan dengan besar tahanan Req sehingga sisa rangkaian, yang hanya hal ini hanya sumber tegangan tidak menyadari bahwa perubahan telah dilakukan. Arus sumber, daya, dan tentu saja tegangan akan sama sebelum dan sesudah perubahan tersebut.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

1

Kita pakai hukum tegangan Kirchhoff

vs = v1 + v2 +

+ vN

dan hukum Ohm

v s = R1i + R2 i +

+ R N i = ( R1 + R2 +

+ R N )i

dan kemudian membandingkan hasil ini dengan persamaan sederhana yang dipakai kepada rangkaian ekivalen yang diperlihatkan di dalam Gambar 2-15b,

v s = Req i Jadi, harga dari tahanan ekivalen untuk N tahanan seri adalah

Req = R1 + R2 +

+ RN

(7)

Karena itu kita mampu menggantikan sebuah jaringan dua pintu yang terdiri N tahanan dalam seri, dengan satu elemen Req berterminal dua, yang mempunyai hubungan v-i yang sama. Tak ada pengukuran yang dilakukan terhadap “kotak hitam” tersebut, dapat mengungkapkan yang mana dari jaringan yang asli. Pemeriksaan persamaan tegangan Kirchoff untuk sebuah rangkaian seri juga memperlihatkan dua penyederhanaan lain yang mungkin. Tak ada perbedaan dalam urutan tempat elemen-elemen di dalam sebuah rangkaian seri, dan beberapa sumber tegangan seri dapat diganti dengan sumber tegangan ekivalen yang mempunyai tegangan sama dengan jumlah aljabar dari masing-masing tegangan tersebut. Biasanya ada sedikit keuntungan mengikutsertakan sebuah sumber tegangan tak bebas dalam sebuah kombinasi seri.

i

i 10

-

7

5

30 V +

80 V

+ -

-

20 V

+

-

90 V

30

8

(a)

(b)

Gambar 2-16: (a) Sebuah rangkaian seri yang diketahui. (b) Rangkaian ekivalen yang lebih sederhana.

Penyederhanaan ini dapat digambarkan dengan meninjau rangkaian yang diperlihatkan di dalam Gambar 2-16a. Mula-mula kita pertukarkan kedudukan elemen-elemen dalam rangkaian, dan dengan seksama mempertahankan arah yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

2

wajar dari sumber, dan kemudian menggabungkan ketiga tegangan tersebut ke dalam sebuah sumber ekivalen 90-V dan keempat tahanan tersebut dalam sebuah tahanan ekivalen 30-Ω, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2-16b. Jadi, dari pada menuliskan -80 + 10i - 30 + 7i + 5i + 20 + 8i = 0 kita hanya mempunyai -90 + 30i = 0 dan

i=3A Untuk menghitung daya yang diberikan kepada rangkaian oleh sumber 80 V

yang muncul di dalam rangkaian yang diketahui, maka kita perlu kembali kepada rangkaian dengan mengetahui bahwa arusnya adalah 3 A. Daya yang ditanya adalah 240 W. Adalah hal yang menarik bahwa tidak ada elemen dari rangkaian semula yang tinggal di dalam rangkaian ekivalen, kecuali jika kita ingin menghitung kawatkawat penyambung sebagai elemen-elemen. Penyederhanaan yang serupa dapat diterapkan kepada rangkaian-rangkaian paralel. Sebuah rangkaian yang mengandung N konduktansi yang dipasang paralel, seperti dalam Gambar 2-17a, menghasilkan persamaan hukum arus Kirchoff,

+

i1

+

i2 iN

v

G1

G

G2

v

Geq

is -

-

(a)

(b)

Gambar 2-17: (a) Sebuah rangkaian yang mengandung N tahanan paralel yang mempunyai konduktansi G1 + G 2 +

+ G N . (b) Rangkaian ekivalen

yang lebih sederhana: Geq = G1 + G 2 +

i s = i1 + i2 + atau

i s = G1v + G2 v +

+ GN .

+ iN

+ G N v = (G1 + G2 +

+ G N )v

sedangkan ekivalennya di dalam Gambar 2-17b memberikan

i s = Geq v

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

3

sehingga

Geq = G1 + G 2 +

+ GN

Dinyatakan dalam tahanan dan bukan di dalam konduktansi,

1 1 1 1 = + + + Req R1 R2 3 Req =

atau

+

1 RN

1 1 R1 + 1 R2 + 1 R3 +

+ 1 RN

(8)

Persamaan terakhir ini barangkali cara yang paling sering digunakan untuk mengkombinasikan elemen-elemen penahan yang pararel. Kombinasi pararel sering dinyatakan dengan tulisan R eq = R1 ║ R2 ║R3, misalnya. Hal khusus untuk hanya dua tahanan paralel

Req = R1 R2 =

1 1 R1 + 1 R2

Req = R1 R2 =

atau

R1 R2 R1 + R2

(9)

seringkali diperlukan. Bentuk terakhir tersebut sangat baik untuk dihafal. Sumber-sumber

arus

pararel

dapat

juga

dikombinasikan

dengan

menambahkan secara aljabar masing-masing arus tersebut, dan urutan elemenelemen pararel dapat diatur sesukanya. Berbagai kombinasi yang diterangkan dalam bagian ini digunakan untuk menyederhanakan rangkaian dari Gambar 2-18a. Misalkan bahwa kita ingin mengetahui daya dan tegangan dari sumber tak bebas. Boleh saja sumber tersebut kita biarkan sendirian, dan kemudian mengkombinasikan kedua sumber yang masih tinggal menjadi satu sumber 2 A. Tahanan dikombinasikan mulai dengan kombinasi paralel dari dua tahanan 6seri dari 3

dan 15

menghasilkan 6

menjadi sebuah tahanan 3- , diikuti oleh kombinasi

. Elemen-elemen 18-

dan 9-

berkombinasi paralel untuk

, dan sampai sejauh inilah yang dapat diteruskan. Tentu yang 6

dalam susuna paralel dengan 3

menghasilkan 2

, tetapi arus i3, pada mana

sumber tergantung menjadi hilang.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

4

+

i3

15 4A

6A

v 3

9 0,9i3 6

6

-

(a)

+

0,9i3

i3

v2 A

3

6

-

(b) Gambar 2-18: (a) Sebuah rangkaian yang diketahui, (b) Rangkaian ekivalen yang disederhanakan.

Dari rangkaian ekivalen dalam Gambar 2-18b, kita peroleh

− 0,9i3 − 2 + i3 + dan

v = 3i3

menghasilkan

i3 =

10 3

v =0 6

A

v = 10 V

 

Jadi, sumber tak-bebas menghasilkan v(0,9i3 ) = 10 0,9 ×

10   = 30 W kepada sisa 3

dari rangkaian. Sekarang jika kita akhirnya ditanyakan mengenai daya yang hilang pada tahanan 15- , maka kita harus kembali kepada rangkaian semula. Tahanan ini adalah seri dengan tahanan ekivalen 3- ; tegangan sebesar 10 V terdapat melintasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

5

tahanan total 18- , jadi arus sebesar

5 A mengalir melalui tahanan 159

dan daya

2

5 yang diserap oleh elemen ini adalah   (15) , atau 4,63 W. 9 Soal Contoh 2-6

Ohmmeter adalah sebuah alat yang mengukur nilai tahanan di antara kedua terminalnya.

Berapakah

pembacaan

yang

benar

jika

alat

tersebut

dipasangkan pada jaringan dari Gambar 2-19.

50

a

7

16 25

30

b

4

c

15

12

Gambar 2-19: Lihat Contoh Soal 2-6.

Jawab

a

50

25

7

30

b

15

16

c

4

12

Gambar 2-20: Bentuk lain dari Gambar 2-19.

Mula-mula kita serikan tahanan 12

dan 4

, menghasilkan tahanan 16

,

kemudian diparalelkan dengan tahanan 16

menghasilkan tahanan 8

.

Tahanan 8

tersebut diserikan lagi dengan tahanan 7

Langkah terakhir yaitu dengan memparalelkan tahanan 15 tahanan 30

menjadi tahanan 10

menjadi 15

.

tadi dengan

. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

sebagai berikut :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

6

R S1 = 12 + 4 = 16 Ω

R P1 = 16 16 =

16 ⋅ 16 =8 Ω 16 + 16

R S 2 = 7 + 8 = 15 Ω

RP 2 = 30 15 =

30 ⋅ 15 = 10 Ω 30 + 15

Sehingga Gambar 2-20 dapat disederhanakan menjadi :

a

50

25

10

b

15

c

Gambar 2-21: Penyederhanaan Gambar 2-20. maka (a)

Req ( ab ) = 25 (10 + 50 + 15) = 25 75 =

(b)

Req ( ac ) = (25 + 15) (25 + 50 + 10) = 40 60 =

(c)

40 ⋅ 60 = 24 Ω 40 + 60

Req (bc ) = 15 (25 + 50 + 10) = 15 85 =

2-7

25 ⋅ 75 = 18,75 Ω 25 + 75

15 ⋅ 85 = 12,75 Ω 15 + 85

Pembagian Tegangan dan Arus Dengan mengkombinasikan tahanan-tahanan dan sumber-sumber, maka kita

telah mendapatkan satu metode untuk memperpendek kerja dalam menganalisis sebuah rangkaian. Jalan singkat lain yang berguna adalah pemakaian ide pembagian tegangan dan arus.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

7

+ v1 -

i +

R1

v

+ v2 -

R2

-

Gambar 2-22: Gambaran pembagian tegangan, v 2 =

R2 v. R1 + R2

Pembagian tegangan digunakan untuk menyatakan tegangan melintasi salah satu di antara dua tahanan seri, dinyatakan dalam tegangan melintasi kombinasi itu. Di dalam Gambar 2-22, tegangan R2 adalah

v 2 = R2 i = R2

v2 =

atau

v R1 + R2

(10)

R2 v R1 + R2

dan dengan cara yang serupa, tegangan melintasi R1 adalah,

v1 =

R1 v R1 + R2

(11)

Bila jaringan pada Gambar 2-22 digeneralisir dengan menggantikan R2 dengan R2, R3, ......, RN yang berhubungan seri, maka didapat hasil umum pembagian tegangan melintasi suatu untaian N tahanan seri,

v1 =

R1 R1 + R2 +

+ RN

v

Tegangan yang timbul melintasi salah satu tahanan seri tersebut adalah tegangan total dikalikan rasio (perbandingan) dari tahanan dan tahanan total. Pembagian tegangan dan kombinasi tahanan keduanya dapat digunakan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

8

i +

v

i1

i2

G1

G2

-

Gambar 2-23: Gambaran pembagian arus, i 2 =

R1 G2 i i= R1 + R2 G1 + G 2

Ganda (dual) dari pembagian tegangan adalah pembagian arus. Kita sekarang diberi arus total yang masuk ke dalam dua konduktansi pararel, sebagai yang digambarkan oleh rangkaian dari Gambar 2-23. Arus mengalir melalui G2 adalah

i 2 = G 2 v = G2 i2 =

atau

dan, dengan cara yang serupa

1 G1 + G2

G2 i G1 + G2 i1 =

G1 i G1 + G 2

Jadi arus yang mengalir melintasi salah satu di antara konduktansi pararel tersebut adalah arus total dikalikan perbandingan dari konduktansinya dengan konduktansi total. Karena kita lebih sering diberikan nilai tahanan daripada konduktansi, maka bentuk yang lebih penting dari hasil terakhir didapatkan dengan menggantikan G1 dengan 1/R1 dan G2 dengan 1/R2,

i2 =

R1 i R1 + R2

dan

i1 =

R2 i R1 + R2

(12)

Kedua persamaan terakhir mempunyai sebuah faktor yang sangat berbeda dari faktor yang digunakan dengan pembagian tegangan dan sejumlah usaha diperlukan

untuk

menghindari

kesalahan-kesalahan.

Banyak

mahasiswa

memandang pernyataan pembagian tegangan sebagai yang “jelas” dan pembagian

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

9

arus sebagai sesuatu yang “berbeda”. Akan menolong juga untuk menyadari bahwa tahanan yang lebih besar selalu mengangkut arus yang lebih kecil. Bisa juga kita generalisir hasil ini dengan menggantikan G2 pada Gambar 223 dengan kombinasi pararel G2, G3, .... , GN. Jadi, bagi N konduktansi pararel,

i1 =

G1 G1 + G2 +

+ GN

i

Dinyatakan dalam harga-harga tahanan, hasilnya adalah

i1 =

1 / R1 1 / R1 + 1 / R2 +

+ 1 / RN

i

Soal Contoh 2-7

Dalam rangkaian pada Gambar 2-24: (a) pakailah metode kombinasi tahanan untuk mencari Req; (b) pakailah pembagian arus untuk mencari i1; (c) pakailah pembagian tegangan untuk mencari υ2; (d) pakailah arus untuk mencari i3.

+ i1

i3

9

50

2A

υ2 −

75

Req

70

30

Gambar 2-24: Lihat Contoh Soal 2-7. Jawab (a)

Req didapat dengan memparalelkan tahanan 70 menghasilkan tahanan 21

dan 30

yang

, kemudian diserikan dengan tahanan 9

yang menghasilkan tahanan 30

.

Req = (70 30 ) + 9 =

(b)

Req, 30

70 ⋅ 30 + 9 = 21 + 9 = 30 Ω 70 + 30

diparalelkan dengan tahanan 75 menghasilkan 21

3 Ω 7

kemudian dengan mempergunakan pembagian arus akan didapat,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

10

i1 =

21

3 7

⋅2 3 21 + 50 7 3 21 6 3 = 7 ⋅ 2 = ⋅ 2 = = 0,6 A 3 10 5 71 7

i1

i1 2A

50

75

30

2A

21

50

(a)

3 Ω 7

(b)

Gambar 2-25: (a)Penyederhanaan dari Gambar 2-24. (b) Rangkaian ekivalen yang disederhanakan

(c)

tahanan 50

, 75

dan 30

memiliki tegangan yang sama karena

satu simpul (paralel) yaitu,

υ 50 = υ 75 = υ 30 = i1 ⋅ 50 = 0,6 ⋅ 50 = 30 V Dengan mempergunakan pembagian tegangan, υ2 dapat dihitung

9 ⋅ 30 9 + 21 9 = ⋅ 30 = 9 V 30

υ 2 = υ9 =

(d)

arus di tahanan 9

i9 =

υ2 9

=

adalah

9 =1 A 9

maka i3 dapat dihitung dengan mempergunakan pembagian arus,

i3 =

70 ⋅ 1 = 0,7 A 70 + 30

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

11

Soal Latihan 4. Carilah Req bagi jaringan yang ditunjukkan pada Gambar 2-25.

9

Req

2

100

25

30

30 3

6

15 20

Gambar 2-25: Lihat Latihan Soal 4. 5. (a) Tulis ungkapan satu baris dengan menggunakan kombinasi tahanan dan pembagian tegangan, untuk mendapat υ57 dalam rangkaian pada Gambar 224a. (b) Tuliskan ungkapan satu baris dengan menggunakan kombinasi tahanan dan pembagian arus, untuk mendapat i57 bagi rangkaian pada Gambar 2-24b.

151 13

+ 60 V

207

23

57

υ57 _

(a) 23 10 A

151

i57

111

57

112

207

(b) Gambar 2-24: Lihat Latihan Soal 5.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

12

6. Rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini berisi jaringan tangga tahanan tiga seksi. (a) Misalkan iO = 1 A dan setiap kali satu langkah dari kanan ke kiri jaringan kea rah sumber, tentukan VS. (b) Berapakah VS bila iO = 0,4 A ? (c) Bila VS = 100 V, carilah iO.

20 Ω

30 Ω

5Ω

io

Vs

16 Ω

10 Ω

20 Ω

.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT. RANGKAIAN LISTRIK

13...


Similar Free PDFs