Title | Reaksi Kimia |
---|---|
Author | Siti Hediyanti |
Pages | 22 |
File Size | 732.3 KB |
File Type | |
Total Views | 41 |
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 DISUSUN OLEH NAMA : SITI HEDIYANTI NIM : G1B014039 PRODI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM 2014 ACARA II REAKSI-REAKSI KIMIA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengenal berbagai reaksi kimia. b. Untuk m...
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
DISUSUN OLEH NAMA : SITI HEDIYANTI NIM : G1B014039
PRODI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM 2014
ACARA II REAKSI-REAKSI KIMIA
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : a. Untuk mengenal berbagai reaksi kimia. b. Untuk menentukan stoikiometri reaksi. 2. Waktu Praktikum
: Jumat, 17 Oktober 2014
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat, yang disebut reaktan, menjadi sekelompok zat baru, yang dinamakan produk. Dengan kata lain, reksi kimia adalah proses yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam banyak kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur, masing-masing mempertahankan komposisi dan sifat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa suatu reaksi kimia telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang perlu ditunjukkan dengan perubahan warna, pembuatan padatan atau endapan, evolusi gas, dan penyerapan kalor. Bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk mengidentifikasi semua zat yang ada. Lebih lagi, analisis kimia dapat mengungkapkan bahwa reaksi kimia telah terjadi meskipun tidak ada gejala fisis (Petrucci, 2008 : 108). Beberapa jenis reaksi kimia yang umumnya dapat terjadi berdasarkan apa yang terjadi saat reaktan berubah menjadi produk. Reaksi-reaksi yang lebih umum dapat terjadi adalah
penggabungan,
penguraian,
penggantian
tunggal,
penggantian
rangkap,
pembakaran dan redoks (Moore, 2004 : 126). Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani Stoikeion yang berarti elemen dan material yang berarti ukuran. Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsure-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konsrvasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan
kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. Hukum perbandingan teteap dari Joseph Proust menyatakan bahwa zat kimia murni tersusun dari unsure-unsur dengan formula tertentu (Barsasella, 2012 : 89). Air murni tidak mempunyai rasa, bau dan warna. Bila mengandung zat tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi berwarna. Cairan yang berasa asam disebut larutn asam, sedangkan cairan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa. Cara yang baik untuk mengetahui asam dan basa adalah dengan mencelupkan kertas lakmus, karena lakmus dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. ( Syukri, 1999 : 387 ) . Dalam reaksi oksidasi reduksi atau redoks, elektron berpindah diantara spesiesspesias yang bereaksi sewaktu mereka berkombinasi membentuk produk. Pertukaran ini sebagai perubahan bilangan oksidasi reaktan. Semula, istilah oksidasi hanya merujuk kepada reaksi dengan oksigen. Sekarang istilah ini digunakan untuk menjelaskan setiap proses yang bilangan iksidasi spesiesnya meningkat, meskipun oksigen tidak terlibat. (Oxtoby, 2001 : 163). Pada reaksi redoks, hilangnya elektron dari suatu zat tersebut disebut oksidasi, sedangkan penambahan elektron suatu zat lain disebut reduksi. Karena transfer elektron memerlukan penyumbang dan penerima elektron, oksidasi dan reduksi selalu terjadi secara bersama-sama (Campbell, 2008 : 176). Suatu reaksi dalam larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuk endapan. Dalam beberapa reaksi terbentuk gas, kadang-kadang yang terjadi hanya perubahan warna dan bahkan ada yang kelihatannya tidak terjadi perubahan sama sekali. Hal ini karena semua reaktan dan hasil reaksi dalam air tidak berwarna (Brady, 1994 : 118).
C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat Praktikum a. Gelas kimia 100 mL b. Gelas kimia 250 Ml c. Gelas ukur 25 mL d. Gelas ukur 50 mL e. Kain lap f. Kertas label g. Pipet tetes
h. Rak tabung reaksi i. Spatula j. Tabung reaksi k. Termometer 100oC l. Tisu
2. Bahan-bahan Praktikum a. Aquades (H2O (l)) b. Larutan Alumunium Sulfat (Al2 (SO4)3) 0,1 M c. Larutan Amonium Hidroksida (NH4OH) 1 M d. Larutan Asam Asetat (CH3COOH) 0,05 M e. Larutan Asam Klorida (HCl) 0,05 M f. Larutan Asam Klorida (HCl) 1 M g. Larutan Indikator Fenolftalein (PP) h. Larutan Kalium Dikromat (K2Cr2O7) 0,1 M i. Larutan Kalium Kromat (K2CrO4) 0,1 M j. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,05 M k. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 1 M l. Larutan Natrium Hidroksida(NaOH) 2 M m. Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) 1 M D. PROSEDUR PENELITIAN 1. Reaksi Kimia a. Ke dalam dua tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05 M dan dengan tepat CH3COOH 0,05 M. Ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan indikator. Diamati warna larutan tersebut. b. Ke dalam dua tabung reaksi dimasukkan larutan NaOH 0,05 M masing-masing 10 tetes. Ditambahkan pada keduanya 3 tetes larutan indikator. c. Dicampurkan kedua asam (tabung a) dengan basa (tabung b) Diamati perubahan warna yang terjadi. d. Dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan kalium kromat K2CrO4 0,1 M. Ke dalam tabung pertama ditambahkan larutan HCl 1 M,dikocok dan diamati. Ke dalam tabung lainnya ditambahkan larutan NaOH 1M, disimpan larutan dan dibandingkan dengan percobaan e.
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan K2Cr2O7 0,1 M. Diperlakukan ssperi percobaan di atas. dibandingkan larutan d dan e. f. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M, diperhatikan apa yang terjadi. g. Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5 tetes NH4OH 1 M. ditambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH 1 M dan diamati. Dibandingkan dengan percobaan f.
2. Variasi Kontinu a. Stoikiometri Sistem CuSO4 – NaOH 1. Digunakan larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M. 2. Dimasukkan 15 mL NaOH ke dalam gelas kimia dan dicatat suhunya. 3. Sementara diaduk, ditambahkan 5 mL larutan CuSO4 yang diketahui suhu awalnya, dukur tempertur campurannya (diusahakan suhu awal CuSO4 sama dengan NaOH di dalam gelas kimia). 4. Diulangi percobaan dengan menggunakan 10 mL NaOH dan 10 mL CuSO4, 5 mL NaOH dan 15 mL CuSO4. 5. Sebaiknya data hasil percobaan disusun dalam bentuk tabel. b. Stoikiometri Asam – Basa 1. Ke dalam 5 tabung reaksi dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan NaOH 1
M dan ke 5 tabung reaksi yang lain dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan HCl 1 M.
2
Diukur suhu awal dari masing-masing larutan dan diambil rata-ratanya.
3
Dicampurkan 1 mL NaOH dengan 5 mL HCl, 2 mL NaOH dengan 4 mL HCl, 3 mL NaOH dengan 3 mL HCl, 4 mL NaOH dengan 2 mL HCl, dan 5 mL NaOH dengan 1 mL.
4
Dialurkan harga ∆t (sumbu y) terhadap volume asam basa (sumbu x) dan ditentukan stoikiometri dari larutan tersebut.
E. HASIL PENGAMATAN No.
Prosedur percobaan
Hasil pengamatan
1.
a.Ke dalam dua tabung reaksi, dimasukkan Menghasilkan warna putih keruh masing-masing 10 tetes larutan HCL 0,05 M dan
dengan
tepat
CH3COOH
0,05
M.
Ditambahkan masing-masing 3 tetes larutan Menghasilkan warna putih keruh indikator. Diamati warna larutan tersebut. b.Ke dalam dua tabung reaksi dimasukkan Warna setelah ditetesi PP merah tua larutan NaOH 0,05 M masing-masing 10 tetes. Ditambahkan pada keduanya 3 tetes larutan indikator. c.Dicampurkan kedua asam (tabung a) dengan HCl + NaOH berwarna merah tua basa (tabung b) Diamati perubahan warna yang terjadi.
CH3COOH + NaOH berwarna merah tua.
d.Dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing 10 tetes larutan kalium kromat K2CrO4 0,1 M. Ke dalam tabung pertama
K2CrO4 + HCl berwarna jingga
ditambahkan larutan HCl 1 M,dikocok dan diamati. Ke dalam tabung lainnya ditambahkan larutan NaOH 1M, disimpan larutan dan
K2CrO4 + NaOH berwana coklat
dibandingkan dengan percobaan e. e.Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masingmasing 10 tetes larutan K2Cr2O7 0,1 M. Diperlakukan
ssperi
percobaan
di
atas.
dibandingkan larutan d dan e.
K2Cr2O7 + HCl berwarna kuning K2Cr2O7
+
NaOH
berwarna
bening
kekuningan f.Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M, diperhatikan apa yang terjadi.
Al2(SO4)3 + NaOH 4 tetes berwarna putuh keruh
g.Dimasukkan 10 tetes larutan Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5 tetes NH4OH 1 M. ditambahkan lagi tetes demi tetes
Al2(SO4)3 + NH4OH 8 tetes berwarna putih
NH4OH 1 M dan diamati. Dibandingkan dengan keruh percobaan f. 2.
A.Stoikiometri Sistem CuSO4 – NaOH 1.Digunakan larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M. 2.Dimasukkan 15 mL NaOH ke dalam gelas kimia dan dicatat suhunya.
Setelah dicampur andapan yang dihasilkan
3.Sementara diaduk, ditambahkan 5 mL tidak terlalu banyak, larutan berwarna biru. larutan CuSO4 yang diketahui suhu awalnya, dukur tempertur campurannya (diusahakan suhu awal CuSO4 sama dengan NaOH di dalam
10 ml + 10 ml menghasilkan cukup banyak endapan dan berwarna biru pekat.
gelas kimia). 4.Diulangi percobaan dengan menggunakan 10 5 ml + 15 ml menghasilkan sedikit endapan mL NaOH dan 10 mL CuSO4, 5 mL NaOH dan 15 dan berwarna biru kehijauan. mL CuSO4. 5.Sebaiknya data hasil percobaan disusun dalam bentuk tabel. 3
A. Stoikiometri asam-basa 1.Ke dalam 5 tabung reaksi dimasukkan Warna campuran larutan adalah bening berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan NaOH 1 M dan ke 5 tabung reaksi yang lain dimasukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5 mL larutan HCl 1 M. 2.Diukur suhu awal dari masing-masing larutan dan diambil rata-ratanya. 3.Dicampurkan 1 mL NaOH dengan 5 mL HCl, 2 mL NaOH dengan 4 mL HCl, 3 mL NaOH dengan 3 mL HCl, 4 mL NaOH dengan 2 mL
HCl, dan 5 mL NaOH dengan 1 mL. 4.Dialurkan harga ∆t (sumbu y) terhadap volume asam basa (sumbu x) dan ditentukan stoikiometri dari larutan tersebut.
F. ANALISIS DATA 1. Reaksi Kimia a. HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l) b. CH3COOH + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l) c. K2CrO4 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2CrO4 (aq) d. K2CrO4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2CrO4 (aq) + 2 KOH (aq) e. K2Cr2O7 (aq) + 2 HCl (aq) 2 KCl (aq) + H2Cr2O7 (aq) f. K2Cr2O7 (aq) + 2 NaOH (aq) 2 KOH (aq) + Na2Cr2O7 (aq) g. Al2(SO4)3 (aq) + 6 NaOH (aq) 2 Al(OH)3 (s) + 3 Na2SO4 (aq) h. Al2(SO4)3 (aq) + 6 NH4OH (aq) 3 (NH4)2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s)
2. Variasi Kontinu a. Stoikiometri Sistem CuSO4 – NaOH
Perhitungan mol larutan CuSO4 1 M
o Untuk 0 mL CuSO4 1 M Mol CuSO4
=m.v =1.0 = 0 mmol
o Untuk 5 mL CuSO4 1 M Mol CuSO4
=m.v =1.5 = 5 mmol
o Untuk mL 10 CuSO4 1 mL Mol CuSO4
=m.v = 1 . 10 = 10 mmol
o Untuk mL 15 CuSO4 1 mL
Mol CuSO4
=m.v =1.1 = 15 mmol
o Untuk 20 mL CuSO4 1 mL Mol CuSO4
=m.v = 1 . 20 = 20 mmol
Perhitungan mol larutan NaOH 2 M
o Untuk 20 mL larutan NaOH 2 M Mol NaOH
=m.v = 2 . 20 = 40 mmol
o Untuk 15 larutan NaOH 2 M Mol NaOH
=m.v = 2 . 15 = 30 mmol
o Untuk 10 mL larutan NaOH 2 M Mol NaOH
=m.v = 2 . 10 = 20 mmol
o Untuk 5 mL larutan NaOH 2 M Mol NaOH
=m.v =2.5 = 10 mmol
o Untuk 0 mL larutan NaOH 2 M Mol NaOH
=m.v =2.0 = 0 mmol
Mencari suhu mula-mula (Tm)
o Percobaan 1 (20 mL NaOH 2 M dan 0 mL CuSO4 1 M) Tm1
= Tm campuran antara 20 mL NaOH 2 M dan 0 mL CuSO4 1 M = 33oC
o Percobaan 2 (15 mL NaOH 2 M dan 5 mL CuSO4 1 M) Tm2
= = = = 32,5 oC
o Percobaan 3 (10 mL NaOH 2 M dan 10 mL CuSO4 1 M) Tm3
= = = 31,5 oC
o Percobaan 4 (5 mL NaOH 2 M dan 15 mL CuSO4 1 M) Tm4
= = = 31,5 oC
o Percobaan 5 (0 mL NaOH 2 M dan 20 mL CuSO4 1 M) Tm5
= Tm campuran antara 0 mL NaOH 2 M dan 20 mL CuSO4 1 M = 33oC
Mencari ∆T ΔT
o ΔT 1
= TA (suhu akhir) – TM (suhu awal)
= TA1 – TM 1 = 33 – 33
= 0OC
o ΔT 2
= TA2 – TM 2 = 34 – 32,5 = 1,5OC
o ΔT 3
= TA3 – TM 3 = 34 – 31,5 = 2,5OC
o ΔT 4
= TA4 – TM 4 = 33 – 31,5 = 1,5OC
o ΔT 5
= TA5 – TM 5 = 32 – 32 = 0OC
Tabel Stoikiometri Sistem CuSO4 dan NaOH
T
V
V
NaOH
CuSO4
(mL)
(mL)
20
0
33
15
5
10
NaOH O
( C)
T CuSO4
TM
TA
ΔT
mmol
mmol
O
O
O
( C)
( C)
( C)
NaOH
CuSO4
-
33
33
0
40
0
33
32
32,5
34
1,5
30
5
10
31
32
31,5
34
2,5
20
10
5
15
31
32
31,5
33
1,5
10
15
0
20
-
32
32
32
0
0
20
(O
C)
Grafik hubungan antara mmol CuSO4 dan NaOH dengan ΔT
∆T
Grafik hubungan antara mmol CuSo4 dan NaOH dengan ∆T
3 2.5
2.5
2 1.5
1.5
1.5
1 0.5 0
0
0
0
5
10
40 0
30
20
15
10
o Reaksi CuSO4 dan NaOH dapat ditulis: CuSO4 (aq) + NaOH (aq) Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (s)
o Perbandingan titik puncak antara CuSO4 dan NaOH = 10 : 20 =1:2 b. Stoikiometri Asam – Basa
Perhitungan mol larutan HCl 1 M
o Untuk 6 mL HCl 1 M Mol HCl = m . v
=1.6 = 6 mmol o Untuk 5 mL HCl 1 M
20
mmol CuSo4 mmol NaOH
Mol HCl = m . v =1.5 = 5 mmol
o Untuk 4 mL HCl 1 M Mol HCl = m . v =1.4 = 4 mmol
o Untuk 3 mL HCl 1 M Mol HCl = m . v =1.3 = 3 mmol
o Untuk 2 mL HCl 1 M Mol HCl = m . v =1.2 = 2 mmol
o Untuk 1 mL HCl 1 M Mol HCl = m . v =1.1 = 1 mmol
o Untuk 0 mL HCl 1 M Mol HCl = m . v =1.0 = 0 mmol
Perhitungan mol larutan NaOH 1 M
o Untuk 0 mL NaOH 1 M Mol HCl = m . v =1.0 = 0 mmol
o Untuk 1 mL NaOH 1 M Mol HCl = m . v =1.1 = 1 mmol
o Untuk 2 mL NaOH 1 M Mol HCl = m . v =1.2 = 2 mmol
o Untuk 3 mL NaOH 1 M Mol HCl = m . v =1.3 = 3 mmol
o Untuk 4 mL NaOH 1 M Mol HCl = m . v =1.4 = 4 mmol
o Untuk 5 mL NaOH 1 M Mol HCl = m . v =1.5 = 5 mmol
o Untuk 6 mL NaOH 1 M
Mol HCl = m . v =1.6 = 6 mmol
Mencari Suhu Mula-mula (TM)
o 0 mL NaOH 1 M dan 6 mL HCl 1 M = Tm campuran antara 0 mL NaOH 1 M dan 6 mL HCl 1 M = 30,5 oC
o 1 mL NaOH 1 M dan 5 mL HCl 1 M
= = 300C o 2 mL NaOH 1 M dan 4 mL HCl 1 M
= = 30,750C o 3 mL NaOH 1 M dan 3 mL HCl 1 M
= = 31,50C o 4 mL NaOH 1 M dan 2 mL HCl 1 M
= = 31,50C
o 5 mL NaOH 1 M dan 1 mL HCl 1 M
= 31,50C
o 6 mL NaOH 1 M dan 0 mL HCl 1 M Tm7
= Tm campuran antara 6 mL NaOH 1 M dan 0 mL HCl 1 M = 300C
Mencari ΔT
o
ΔT1
= TA1 – TM1 = 30,5 – 30,5 = 00C
o
ΔT2
= TA2 – TM2 = 30,5_30 = 0,50C
o
ΔT3
= TA3 – TM3 = 31 – 30,75 = 0,250C
o
ΔT4
= TA4 – TM4 = 34,5 – 31,5 = 30C
o
ΔT5
= TA5 – TM5 = 34 – 31,5 = 2,50C
o
ΔT6
= TA6 – TM6
= 35 – 31,5 = 3,50C o
ΔT7
= TA – TM = 32 – 32 = 00 C
Tabel Stoikiometri Sistem NaOH dan HCl
V
V
T
NaOH
HCl
NaOH
(mL)
0
T HCl
TM
TA
ΔT
mmol
mmol
(0C)
(0C)
(0C)
(0C)
NaOH
HCl
(mL)
( C)
0
6
-
30,5
30,5
30,5
0
0
6
1
5
29,5
30,5
30
30,5
0,5
1
5
2
4
29,5
32
30,75
31
0,25
2
4
3
3
31,5
31,5
31,5
34,5
3
3
3
4
2
31
32
31,5
34
2,5
4
2
5
1
32
31
31,5
35
3,5
5
1
6
0
32
-
32
32
0
6
0
-
Grafik hubungan ΔT dengan jumlah mol reaksi
Grafik Hubungan Antara mmol NaOH dan HCl dengan ∆T ∆T 4 3.5
3.5
3
3
2.5
2.5
2 1.5 1 0.5
0.75
0.5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
4
5
6
mmol NaOH
6
5
4
3
2
1
0
mmol HCl
o Reaksi HCl dan NaOH dapat ditulis: NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l) o Perbandingan itik puncak antara NaOH dan HCl = 5:1
G. PEMBAHASAN Tujuan praktikum reaksi-reaksi kimia adalah untuk mengenal berbagai reaksi kimia dan untuk menentukan stoikiometri reaksi. Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zatzat preaksi atau reaktan yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi atau produk. Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi itu bermacam-macam jenisnya, reaksi kimia dapat di kelompokkan berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis reaksi kimia adalah reaksi pembakaran merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas, reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledak...