Resensi buku khazanah bahasa indonesia PDF

Title Resensi buku khazanah bahasa indonesia
Author Vira Anesta Amalia
Course Bahasa Indonesia
Institution Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pages 7
File Size 129 KB
File Type PDF
Total Downloads 51
Total Views 159

Summary

Resensi buku khazanah bahasa indonesia yang baik...


Description

RESENSI BUKU KHAZANAH BAHASA Dosen Pengampu: Syihaabul Hudaa, M.Pd

Disusun oleh : Vira Anesta Amalia

(11190820000100)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI 6C FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Identitas Buku 

Judul

: KHAZANAH BAHASA (Memaknai Bahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar)



Penulis

: - Ahmad Bahtiar - Dr. Nuryani - Syihaabul Huda, M. Pd



Penerbit

: In Media



Tahun terbit

: 2019



Kota Terbit

: Bogor



Tebal halaman

: 164 halaman



ISBN

: 978-602-6469-83-0

Sinopsis Buku Bahasa adalah alat komunikasi yang berbentuk simbol bunyi dari ucapan manusia yang digunakan untuk berinteraksi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu jenis bahasa yang ada di dunia ini yang digunakan oleh orang Indonesia untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran wajib baik di Indonesia maupun di luar negeri. Buku ini merupakan salah satu buku yang bisa dijadikan sumber untuk membantu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Buku ini dapat membantu kita untuk memaknai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dengan memahami kaidah dan aturan dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Khazanah Bahasa memiliki bab-bab yang dapat membantu kita dalam pembelajaran, yaitu: Berbicara dalam Presentasi Ilmiah, Perkembangan Bahasa Indonesia, PUEBI dan Transliterasi, Diksi, Kalimat Efektif, Paragraf, Etika Ilmiah Plagiasi, Perencanaa Karangan, Penalaran, Notasi Ilmiah, Produksi Tulisan Pendek, dan Reproduksi Tulisan.

Rangkuman Buku (Bab 9 Penalaran) A. Pengertian Penalaran Penaralan merupakan suatu proses berpikir yang dilakukan oleh manusia dengan menghubungkan data dan fakta, sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Data dan fakta akan diproses dalam pikiran manusia yang akan dinalar benar atau tidaknya, yang kemudian dianalisis sehingga dapat ditemukan kebenarannya dan dibuat simpulan. B. Proposisi dan Term Proposisi adalah bentuk pernyataan netral, yang terdiri dari subjek dan predikat. Term merupakan kelompk kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat di dalam suatu kalimat proposisi. Jadi suatu pernyataan proposisi terdapat term yang bisa dibagi menjadi subjek atau predikat. Proposisi terdiri dari empat jenis, yaitu: 1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan yang terdapat di dalam predikat. 2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari predikat. Sebaliknya, semua pernagkat predikat meprupakan bagian dari suatu objek. 3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar dari predikat. Artinya, suatu objek dan tidak memiliki relasi dengan predikatnya. 4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. C. Jenis Proposisi Proposisi dapat dilihat dari empat kriteria, yaitu berdasarka bentuknya, sifatnya, kualitasnya, dan kuantitasnya, berikut penjelasannya: 1. Proposisi Bentuk Proposisi berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal, artinya hanya mengandung satu pernyataan saja, sedangkan proposisi majemuk terdiri atas dua pernyataan atau lebih.

2. Proposisi Sifat Proposisi berdasarkan sifatnya tebagi atas kategorial dan kondisional. Proposisi kategorial memiliki hubungan antara subjek dan predikat tanpa syarat di dalamnya. Proposisi kondisional memiliki pernyataan, di mana subjek memiliki hubunga dengan predikatnya. Syarat yang harus dipenuhi untuk pernyataan kondisional, ialah unsur sebab disebut dengan antesede dan unsur akibat yang disebut dengan konsekuen. Anteseden harus selalu mendahululi konsekuen, jika tidak maka tidak bisa disebut proposisi. 3. Proposisi Kualitas Berdasarka kualitasnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi positif dan proposisi negatif. Proposisi positif membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat. Proposisi negatif merupakan proposisi yang menyatakan bahwa subjek dan predikat tidak memiliki hubungan. Dengan kata lain, proposisi meniadakan hubungan antara subjek dan predikat. 4. Proposisi Kuantitas Proposisi kuantitas terdiri atas proposisi universal dan khusus. Predikat proposisi universal membenarkan atau mengingkari seluruh subjeknya. Kata-kata yang dapat menciptakan proposisi universal adalah: 

Afirmatif : semua, tiap, setiap, masing-masing, apapun.



Negatif

: tidak satu pun, tidak seorang pun.

D. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif merupakan suatu proses berpikir yang bertolak belakang dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari beberapa pernyataan umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripasa proposisi yang diambil simpulannya. Proposisi tempat menarik suatu simpulan disebut dengan premis. Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

1. Menarik Simpulan secara Langsung Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis. Simpulan yang ditarik dari dua premis disebutsimpulan tidak langsung. 2. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung Penrarikan kesimpulan dari sua premis sebagai data, premis pertama bersifat umum dan yang kedua bersifat khusus. 3. Silogisme Kategorial Silogisme kategorial terdiri atas tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. E. Penalaran Induktif Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Berikut beberapa jenis penalaran induktif: 1. Genelarisasi Generalisasi merupakan suatu bentk penalaran yang mengandalkan pernytataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan suatu simpulan yang bersifat umum. Penalaran jenis ini menjelaskan suatu hal khusus terlebuh dahulu, baru kemudian di akhir kalimat menyimpulkan secara umum. 2. Analogi Analogi merupakan suatu cara penarikan penalaran yang membandingkan kedua hal seakan memiliki sifat yang sama. 3. Hubungan Kausal Hubungan kausal merupakan penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya klakson ditekanm, maka akan terdengar bunyi.

4. Salah Nalar Salah nalar merupakan suatu bentuk kesalahan pemikiran karena ketidaksesuaian antara data yang diperoleh dengan analaisis yang dilakukan. Salah nalar sering kali terjadi di dalam kehidupan dan hal tersebut kadang tidak disadari oleh sebagian orang. Misalnya, ungkapan ‘banjir di Jakarta pasti karena air kiriman dari Bogor’. Pernyataan tersebut merupakan suatu bentuk pemikiran yang salah, karenatidak didasari bukti yang jelas. Banjir pada hakikatnya bisa saja terjadi karena sampah yang menumpuk dan saluran air yang tidak baik. Berikut akan dijelaskan mengenai beberapa jenis salah nalar yang ada. a) Deduksi yang Salah Salah nalar jenis ini sering kali terjadi karena orang mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi syarat. Pernyataan pada jenis ini sering kali tidak memiliki dasar atas suatu pernyataan yang disampaikan. b) Generalisasi Terlalu Luas Salah nalar jenis ini disebabkan jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya genralisasi itu, sehingga simpulan menjadi salah. Jenis salah nalar ini sering kali dilakukan tanpa disadari dalam proses berkomunikasi. c) Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif Salah nalar jenis ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat ‘ini’ dan ‘itu’. Jika suatu tawaran tidak memiliki pilihan, artinya tidak memerlukan beberapa tawaran karena tidak ada satu pun yang menguntungkan. d) Penyebab yang Salah Nalar Penyebab yang salah nalar merupakan jenis salah nalar yang terjadi krena kesalahan menilai sesuatu, sehingga mengakibatkan pergeseran maksud. Salah nalar jenis ini sering kali tanpa disadari terjadi pada masyarakat. Mereka menyampaikan pernyataan tapi tidak mengetahui kebenarannya.

e) Analogi yang Salah Salah nalar jenis ini muncul dengan anggapan semua orang dengan latar belakang yang sama dapat mengerjakan hal serupa. f) Argumentasi Bidik Orang Salah nalar jenis ini menghubungkan sifat orang lain dengan suatu pekerjaan yang dilakukannya. Artinya, sesuatu selalu duhubungkan dengan orangnnya. g) Meniru-niru yang Sudah Ada Salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan adanya contoh yang dilihat. Visualitas ini kemudian dianggap sebagai suatu izin mengikuti yang sudah ada. h) Penyamaran Ahli Salah nalar jenis ini terjadi akibat ketidaktahuan seseorang tentang kompetensi orang lain. Sehingga menganggap seseorang yang berpendidikan tinggi mampu melakukan segalanya. Kelebihan Buku Materi yang disajikan buku ini cukup lengkap dan menarik dengan pengguanaan diksi yang tepat sehingga mudah dipahami. Selain itu, harga buku ini cukup terjangkau untuk masyarakat luas. Kemudian kertas buku ini memiliki kualitas yang cukup bagus dan tebal. Kekurangan Buku Penggunaan soft cover dalam buku ini menyebabkan buku ini mudah rusak dan terlepas dari covernya. Selain itu, buku ini masih menyajikan gambar hitam putih sehingga kurang menarik. Kemudian, dalam buku ini masih ada penyajian poin-poin yang kurang jelas sehingga sedikit sulit untuk dipahami....


Similar Free PDFs