Resensi; SOSIOLOGI ILMU PENGETAHUAN BERPARADIGMA GANDA - George Ritzer PDF

Title Resensi; SOSIOLOGI ILMU PENGETAHUAN BERPARADIGMA GANDA - George Ritzer
Author Jawad Mughofar KH
Pages 9
File Size 79.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 663
Total Views 899

Summary

1 RESUME SOSIOLOGI ILMU PENGETAHUAN BERPARADIGMA GANDA Oleh: Jawad Mughofar KH 1145010071 1 DATA BUKU Judul Asli : Socioogy, A Multiple Paradigma Science Penulis : George Ritzer Penerjemah : Alimandan Judul : Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda Penerbit : PT RajaGrafindo Persada Cetakan : ...


Description

1

RESUME SOSIOLOGI ILMU PENGETAHUAN BERPARADIGMA GANDA

Oleh: Jawad Mughofar KH 1145010071

1

DATA BUKU Judul Asli

: Socioogy, A Multiple Paradigma Science

Penulis

: George Ritzer

Penerjemah

: Alimandan

Judul

: Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda

Penerbit

: PT RajaGrafindo Persada

Cetakan

: XI, 2014

Tebal

: 152 halaman

ISBN

: 978-421-888-x

Harga

: Rp 24.000,-

2

LATAR BELAKANG Geroge Ritzer adalah seorang pakar sosiolog sekaligus filosof yang menjadi penulis dari buku “Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda” ini memiliki nilai bobot ilmiah yang sangat baik untuk mempelajari sosiologi sekalipun hanya sebagai pengantar. Buku yang berjudul asli “Socioogy, A Multiple Paradigma Science” ini lalu diterjemahkan oleh Drs. Alimandan. ULASAN Dalam buku yang berjudul Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda ini George Ritzer membaginya menjadi 6 bab. Dalam tugas resensi kali ini saya akan mengambil 4 bab yang saya anggap penting tanpa bermaksud mengabaikan bab yang lainnya. Diantaranya yaitu: Bab 1: Status Paradigma Sosial Dalam paparan awalnya George Ritzer mencoba untuk menjelaskan mengenai asal-usul lahirnya sebuah Ilmu Sosiologi. Dalam paparannya Ritzer menerangakan sejarah sosiologi yang lahir di tengah-tengah persaingan pengaruh antara filsafat dan psikologi. Emily Durkheim adalah orang pertama yang mencoba melepaskan sosiologi dari dominasi kedua kekuatan yang sangat mempengaruhinya itu, Sebagai suatu konsep, istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Khun yang menjadikan paradigma ini menempati posisi sentral ditengah perkembangan sosiologi hingga menempati kurun decade yang cukup lama, lalu gagasan ini yang menjadi pendorong bagi generasi setelahnya yaitu Robert Friedrichs (1970), Lodahl dan Cordon (1972) serta Philips (1973) dan juga Effrat (1973) yang ikut mempopulerkan istilah paradigma yang digagas oleh Thomas Khun. Menurut Thomas Khun ilmu pengetahuan itu di dominasi oleh suatu paradigma tertentu pada waktu tertentu pula. Yaitu sautu pandangan yang mendasar tentang apa

3

yang menjadi pokok persoalan dari cabang ilmu tersebut. Tapi sayangnya, Thomas Khun tidak merumuskan dengan jelas tentang apa yang dimaksud dengan paradigma itu, bahkan istilah paradigma yang dipergunakan tak kurang dari dua puluh satu cara yang berbeda. Masterman mencoba meredusir kedua puluh satu konsep paradigma Khun yang berbeda itu menjadi tiga tipe, yaitu: 1. Paradigma Metafisik 2. Paradigma Sosiologi 3. Parafigma Konstrak Ritzer menilai bahwa paradigma itu terdiri atas kelipatan beberapa paradigma (multiole paradigma) pergulatan pemikiran tersebut terjelma juga dalam exemplar, teori-teori, metode,serta perangkat yang digunakan masing-masing komunitas ilmuwan yang termasuk ke dalam paradigma tertentu. Pergulatan pemikiran sedemikian itulah yang menandai pertumbuhan dan perkembangan sosiologi sejak awal hingga dalam kedudukannya seperti sekarang. Bab 2: Paradigma Fakta Sosial Paradigma fakta sosial ini di ambil dari kedua karya Durkheim yang meletakkan landasan paradigma fakta sosial melalui karyanya The Rules of Sociological Method (1895) dan Suicide (1897). Fakta sosial inilah yang menjadi pokok persoalan penyelidikan sosiologi. Fakta sosial dinyatakan oleh Emile Durkheim sebagaibarang sesuatu (Thing) yang berbeda dengan ide. Barang sesuatu menjadi objek penyelidikan dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni (spekulatif). Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil diluar pemikiran manusia. Fakta sosial ini menurut Durkheim terdiri atas dua macam : 1. Dalam bentuk material: Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya arsitektur dan norma hukum.

4

2. Dalam bentuk non-material: Yaitu sesuatu yang ditangkap nyata (eksternal). Fakta ini bersifat inter subjective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, sebagai contao egoisme, altruisme, dan opini. Pokok persoalan yang harus menjadi pusat perhatian penyelidikan sosiologi menurut paradigma ini adalah fakta-fakta sosial. Secara garis besar fakta sosial terdiri atas dua tipe, masing-masing adalah struktur sosial dan pranata sosial. Secara lebih terperinci fakta sosial itu terdiri atas : kelompok, kesatuan masyarakat tertentu, system sosial, peranan, nilai-nilai, keluarga, pemerintahan dan sebagainya. Menurut Peter Blau ada dua tipe dasar dari fakta sosial: 1. Nilai-nilai umum (common values) 2. Norma yang terwujud dalam kebudayaan atau dalam subkultur. Di dalam paradigma fakta sosial setidaknya ada empat varian teori yang tergabung ke dalam paradigma fakta sosial ini. yaitu: 1. Teori Fungsionalisme-Struktural 2. Teori Konflik 3. Teori Sistem, dan 4. Teori Sosiologi Makro Dalam melakukan pendekatan terhadap pengamatan fakta sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai metode yang banyak untuk ditempuh, baik interviu maupun kuisioner yang terbagi lagi menjadi berbagai cabang dan metode-metode yang semakin berkembang. Kedua metode itulah yang hingga kini masih tetap dipertahankan oleh penganut paradigma fakta sosial sekalipun masih adanya terdapat kelemahan didalam kedua metode tersebut.

5

Bab 3: Paradigma Definisi Sosial Paradigma ini merupakan salah satu aspek yang sangat khusus dari karya weber, yakni dalam analisisnya tentang tindakan sosial. Menurut Weber paradigma ini mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antara hubungan sosial. Kedua hal itulah yang menurutnya menjadi pokok persoalan sosiologi. Inti tesisnya adalah “tindakan yang penuh arti“ dari individu. Yang dimaksudkannya adalah sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Ada tiga teori yang termasuk kedalam paradigma definisi sosial ini, yaitu: 1. Teori Aksi (action theory) 2. Interaksionisme Simbolik (Simbolik Interactionism) 3. Fenomenologi (Phenomenology). Dari ketiga teori diatas mempunyai kesamaan ide dasarnya bahwa menurut pandangannya, manusia adalah merupakan aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Selain itu dalam ketiga pembahasan ini pula mempunyai cukup banyak kebebasan untuk bertindak diluar batas kontrol dari fakta sosial itu. Sesuatu yang terjadi didalam pemikiran manusia antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan, menurut ketiga teori ini adalah merupakan hasil tindakan kreatif manusia. Dan hal inilah yang menjadi sasaran perhatian paradigma definisi sosial. Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa penganut ketiga teori yang termasuk kedalam paradigma definisi sosial ini membolehkan sosiolog untuk memandang manusia sebagai pencipta yang relatif bebas didalam dunia sosialnya. Penganut paradigma definisi sosial ini cenderung memergunakan metode obervasi dalam penelitian mereka. Alasannya adalah untuk memahami realitas

6

Intrasubjective dan Intersubjective dari tindakan sosial dan interaksi sosial. Kelemahan dari teknik observasi ini ialah bahwa diberitahukan atau tidak. Namun kehadiran peneliti di tengah-tengah kelompok yang diselidiki itu akan mempengaruhi tingkahlaku subjek yang diselidiki. Bab 4: Paradigma Definisi Sosial Dalam buku Beyond Freedom and Dignity karya skinner mengtakan bahwa paradigma ini memiliki perbedaan yang cukup prinsipil dengan dengan paradigma fakta sosial yang cenderung perilaku manusia dikontrol oleh norma. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkahlaku individu yang brelangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan yang berpengaruh terhadap perubahan tingkahlaku. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya, yaitu lingkungan yang terdiri atas bermacammacam objek sosial dan objek non-sosial. Ada dua teori yang termasuk kedalam paradigma perilaku sosial, yaitu: 1. Behavioral Sociology Theory, teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara akibat dari tingkahlaku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkahlaku aktor, khususnya yang dialami sekarang oleh si aktor. 2. Exchange Theory, teori ini dibangun dengan maksud sebagai rekasi terhadap paradigma fakta sosial, terutama menyerang ide Durkheim secara langsung dari tiga jurusan/: a. Pandangannya tentang emergence b. Pandangannya tentang psikologi

7

c. Metode penjelasan dari Durkheim Paradigma ini lebih banyak menggunakan metode eksperimen dalam penelitiannya. Secara tradisional para digma ini menyukai eksperimen di laboratorium. Walaupun dewasa ini eksperimen dilakukan juga di lapangan. Keutaman metode eksperimen ini adalah memberikan kemungkinan terhadap peniliti untuk mengontrol dengan ketat obyek dan kondisi di sekitarnya. Metode ini memungkinkan pula untuk membuat penilaian atau penngukuran dengan tingkat ketepatan yang tinggi terhadap efek dari perubahan-perubahan tingkah laku actor yang ditimbulkan dengan sengaja di dalam eksperimen itu. Walaupun eksperimen merupakan suatu metode penilitian langsung yang agak baik terhadap tingkahlaku actor, namun peneiliti masih dituntut untuk mengamati perilaku lanjut actor yang sedang diteliti. TANGGAPAN Seperti apa yang dituliskan oleh penerjemahnya pada pengantar buku, yaitu kelemahan dari buku yang disadurnya adalah berpangkal dari keterbatasan dan kemampuan dalam mencernakan ‘grand theories’ dari Ritzer ini. Serta bagi saya pribadi buku ini dari segi pola penulisan bahasanya masih terbilang berbelit-belit dan banyak menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti. Ya mungkin karena buku ini ditujukan sebagai pokok acuan mahasiswa yang mempelajari konsep sosiologi atau halnya sebagai buku wajib bagi mata kuliah Sosiologi di berbagai perguruan tinggi bukan untuk halayak masyarakat umum. SIMPULAN Sosiologi adalah ilmu pengetahuan berparadigma ganda karenaantara paradigma yang satu dengan paradigma yang lain terdapat perbedaan bahkan pertentangan pandangan tentang disiplin sosiologi sebagai suatu kebulatan dan

8

tentang batas-batas bidang paradigma itu masing-masing. Dalam bidang ilmu ini terdapat bebrapa paradigma yang memaparkan dan menjelaskan cabang-cabang paradigmanya dan spsesifikasi bidangnya masing-masing. Ada 3 paradigma yang mendasari ilmu sosiologi ini, yaitu: 1. Paradigma Fakta Sosial, 2. Paradigma Definisi Sosial 3. Paradigma Perilaku Sosial, Ketiga paradigma teori tersebut telah dipaparkan penjelasannya diatas beserta dengan cabang-cabang teori yang mendukung kostrruk paradigmanya. Selain itu juga banyak spesifikasi yang diberikan oleh para ahli dalam memberikan suatu asumsiasumsi terhadap paradigma tersebut dengan penjelasannya masing-masing....


Similar Free PDFs