RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW PDF

Title RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW
Author Yosi Diana
Pages 16
File Size 358.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 169
Total Views 285

Summary

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW Sumber: Siddharth Narula, dkk. Retention in Conventional Fixed Partial Dentures: A Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2011; 5: 1128-1133. Abstrak Hasil klinis jangka panjang dari perawatan prostodontik tetap bergan...


Description

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW

Sumber: Siddharth Narula, dkk. Retention in Conventional Fixed Partial Dentures: A Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2011; 5: 1128-1133. Abstrak Hasil klinis jangka panjang dari perawatan prostodontik tetap bergantung pada pedoman yang menekankan tindakan preparasi gigi secara mekanis, biologis, dan estetis. Preparasi restorasi gigi yang sukses dan berhasil tergantung pada faktor penting seperti retensi dan bentuk resistensi. Kwalitas suatu preparasi yang mencegah restorasi agar tidak terlepas oleh gaya yang sama dengan jalur penarikan dikenal sebagai retensi. Untuk retensi yang baik pada prostesa cekat, ada berbagai faktor mulai dari ukuran gigi, besarnya gaya pemindah/dislodging, geometri dari preparasi gigi, kekasaran fitting surface, semen yang akan digunakan dan ketebalan lapisan dari agen luting. Tujuan artikel ini adalah untuk meninjau dan menghitung semua faktor retensi, yang diperlukan untuk meningkatkan umur/longevity klinis dari restorasi yang dapat dianggap permanen dalam pengertian tradisional. Kata Kunci: Bentuk retensi, Preparasi gigi, Semua Restorasi Keramik, Semen Luting

PENDAHULUAN Gigi tidak memiliki kemampuan regeneratif seperti yang ditemukan di kebanyakan jaringan lainnya. Oleh karena itu, ketika enamel atau dentin hilang akibat karies, trauma, atau keausan, bahan restoratif harus digunakan untuk membangun kembali bentuk dan fungsinya. Gigi memerlukan preparasi untuk menerima restorasi, dan preparasi ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar dimana kriteria dasar dapat dikembangkan untuk membantu memprediksi keberhasilan perawatan prostodontik [1-3]. Melalui tinjauan terhadap literatur kedokteran gigi, beberapa

1

aspek penting dari bentuk retensi dalam preparasi gigi telah diidentifikasi. Artikel ini menyajikan berbagai pertimbangan, faktor, dan pedoman mendasar mengenai peran retensi dalam gigi tiruan sebagian cekat, berdasarkan pada bukti ilmiah dan literatur terkini. "Retensi didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada prostesis yang bertindak untuk menahan gaya pemindah/dislodgement di sepanjang jalur insersi". Dengan demikian retensi adalah ketahanan terhadap pemindahan ke arah yang berlawanan dengan insersi/penyisipan. Gigi memerlukan preparasi untuk menerima restorasi dan preparasinya harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar dimana kriteria dasar dapat dikembangkan yang memprediksi keberhasilan perawatan prostodontik. Preparasi yang baik akan memastikan bahwa teknik selanjutnya mis. provisionalisasi/penyisihan, pembuatan impresi, penuangan die dan cast, waxing dll dapat dilakukan dengan mudah.

PRINSIP-PRINSIP MEKANIK DARI RETENSI DALAM PREPARASI GIGI [2] Agar restorasi tetap kuat, dapat diterima dan tahan lama ada beberapa prinsip preparasi gigi yang harus dipertimbangkan [4]. Di antara prinsip-prinsip ini meliputi: 1. Pertimbangan biologis: Ini mempengaruhi kesehatan jaringan mulut yang mencakup konservasi untuk struktur gigi, menghindari overcontouring, margin supragingival, oklusi yang harmonis, dan perlindungan terhadap fraktur gigi. 2. Pertimbangan mekanis: Ini mempengaruhi integritas dan daya tahan restorasi. 3. Pertimbangan estetik: Ini mempengaruhi penampilan pasien.

Pertimbangan Mekanis Pertimbangan mekanis dapat dibagi menjadi, memberikan bentuk retensi, bentuk resistensi/ketahanan dan mencegah deformasi restorasi. Bentuk retensi

2

Force/gaya berkembang pada gigi dari banyak sekali sudut. Sebuah gaya/force yang ditempatkan pada retainer bisa dihasilkan dari pengunyahan, bruxism, asupan makanan dan juga log dari tekanan yang tidak dapat diprediksi. Jadi elemen dari gigi tiruan sebagian cekat ini tidak boleh dikompromikan jika tidak, hal itu dapat menyebabkan kegagalan dan restorasi. Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah retensi cukup memadai untuk restorasi cekat tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tsb termasuk: 1. Besaran gaya pemindah/dislodging. 2. Geometri preparasi gigi. 3. Taper/keruncingan. 4. Luas permukaan. 5. Konsentrasi tekanan/stres. 6. Jenis preparasi. 7. Kekasaran fitting surfaces dari restorasi. 8. Bahan yang disemen.

1. Besaran Gaya Pemindah/Dislodging Forces Gaya yang cenderung memindahkan restorasi yang disemen di sepanjang jalur penarikan cukup kecil dibandingkan dengan gaya yang cenderung menggeser atau memiringkannya. Misalnya menarik dengan benang di bawah konektor. Umumnya gaya pemindahan yang terbesar muncul saat makanan yang sangat lengket, misalnya memakan atau mengunyah permen karet. Besarnya gaya pemindah tergantung pada kelengketan makanan, luas permukaan, dan tekstur dari restorasi yang ditarik. 2. Geometri dari Preparasi Gigi Prostesis cekat bergantung pada bentuk geometris dari preparasi dan bukan pada adhesi untuk retensi. Semen hanya efektif jika restorasi memiliki satu jalur penarikan yaitu gigi dibentuk dengan cara menahan pergerakan bebas dari restorasi. Bentuk preparasi adalah silinder hanya jika dua penampang

3

horizontal dari permukaan gigi aksial yang dipreparasi bertepatan. Gigi tiruan sebagian akan kuat/retentif jika bagiannya bertepatan dan gerakan tegak lurus akan ditahan oleh groove [5]. Namun, jika salah satu dinding dari preparasi mahkota lengkap berupa taper, gigi tidak akan lagi berbentuk silindris dan restorasi yang disemen tidak akan dibatasi oleh preparasi karena restorasi kemudian memiliki banyak jalur penarikan. Dalam keadaan seperti ini, partikel semen akan cenderung terangkat dibandingkan dengan bergeser di sepanjang preparasi dan satu-satunya yang menjadi retensi terbatas dari dari adhesi semen[4]. 3. Taper Pemilihan taper yang sesuai untuk preparasi gigi sangat penting. Taper yang terlalu kecil bisa menyebabkan undercuts yang tidak diinginkan dan yang terlalu besar tidak akan lagi kuat/retentif. Konvergensi yang disarankan antara dinding yang berlawanan adalah 6 derajat. Gigi harus dipreparasi dengan instrumen taper yang tepat serta dipegang pada angulasi yang konstan [1]. 4. Luas Permukaan Jika restorasi memiliki jalur penarikan yang terbatas, retensinya bergantung pada panjang jalur ini atau lebih tepatnya pada luas permukaan dalam kontak geser. Oleh karena itu mahkota dengan dinding aksial yang panjang lebih retentif dibandingkan dengan dinding aksial yang pendek dan mahkota molar dengan taper yang sama lebih retentif dibandingkan mahkota premolar dengan taper yang sama. 5. Konsentrasi Tekanan/Stres Bila terjadi kegagalan retensi, semen sering ditemukan menempel pada prepatasi gigi dan fitting surface dari restorasi. Dalam kasus ini, kegagalan kohesif terjadi pada lapisan semen karena kekuatan semen lebih kecil dibandingkan dengan tegangan yang diinduksi. Telah dibuktikan bahwa perubahan dalam geometri preparasi (misalnya pembulatan sudut garis

4

internal) mengurangi konsentrasi tegangan dan karenanya meningkatkan retensi restorasi. 6. Jenis Preparasi Berbagai jenis preparasi memiliki nilai retensi yang berbeda dan ini sesuai dengan luas permukaan dari dinding aksial, yang memberikan faktor lain (misalnya taper dijaga tetap konstan). Dengan demikian retensi dari full crown hampir dua kali lipat dibandingkan restorasi cakupan parsial. 7. Kekasaran Permukaan yang Disemen Bila permukaan internal restorasi sangat halus, kegagalan retentif terjadi bukan melalui semen melainkan pada permukaan restorasi semen. Pengeringan udara/air abrading telah terbukti meningkatkan retensi casting sebesar 64%. 8. Bahan yang Disemenkan Retensi dipengaruhi oleh paduan casting maupun bahan inti atau bahan buildup. Dikatakan bahwa makin retentif paduan, dengan agen luting akan semakain adhesif. Oleh karena itu paduan logam dasar seperti nikel, kobalt dan kromium lebih retentif dan tahan daripada kandungan logam emas dengan kandungan yang tidak terlalu reaktif.

TINDAKAN TAMBAHAN UNTUK MENINGKATKAN RETENSI [6] Salah satu metode untuk meningkatkan retensi tanpa memperpanjang permukaan aksial adalah dengan groove (galur) atau box. Pin juga digunakan untuk meningkatkan retensi. Empat cara untuk menahan tekanan geser dan meningkatkan retensi adalah: 1. Menyiapkan Gingival Finish Line yang sesuai Bila memungkinkan, finish line harus ditempatkan di area di mana margin restorasi dapat ditutup oleh dokter gigi dan dijaga kebersihannya oleh pasien. Penempatan finish line menimbulkan penghalang dengan mencegah semen untuk bersentuhan dengan cairan oral dan dengan demikian finish line ini

5

membantu mencegah kebocoran mikro dan pada akhirnya retensi dan umur restorasi meningkat. Juga memberikan tumpuan pada logam dan porselen atau akrilik yang digunakan dalam restorasi. Ada empat tipe dasar finish line, yaitu shoulder, bevel shoulder, chamfer dan knife-edge. 2. Membuat kontur dan menempatkan area kontak yang sesuai 3. Memasukkan Occlusal Lock misal: dovetail, box dan groove 4. Menambahkan pin yang meruncing atau paralel

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi pada Fixed Partial Denture 1. Panjang bentang Selain peningkatan beban pada ligamen periodontal oleh bentang jembatan yang panjang, bentang yang lebih panjang kurang kaku dan kurang tahan.

2. Kurvatur lengkungan Kurvatur lengkungan memiliki efek terhadap tegangan yang terjadi pada jembatan cekat. Ketika pontik berada di luar garis sumbu abutmen, pontik bertindak sebagai lengan tuas yang akan menghasilkan gerakan torsi yang menyebabkan hilangnya retensi jembatan.

3. Jenis jembatan Ada dua jenis jembatan yang dibuat sesuai dengan kondisi dan posisi prevalen dari abutment yang ada pada lengkungan. 1. Konektor kaku 2. Konektor yang tidak kaku. Restorasi yang benar-benar kaku tidak diindikasikan untuk semua situasi yang membutuhkan prostesis cekat. Dalam banyak kasus, bentang edentulous akan terjadi pada kedua sisi gigi yang menimbulkan pier abutment yang berdiri bebas. Penggunaan bentuk konektor yang tidak kaku dapat mengurangi bahaya ini. Konektor yang tidak kaku merupakan perpaduan mekanis tegangan yang rusak pada retainer dan pontik, bukan sambungan solder kaku biasa.

6

4. Oklusi Interferensi kontak oklusal yang tidak diinginkan menghasilkan penyimpangan selama penutupan intercuspation maksimum, menghambat kelancaran perjalanan ke dan dari posisi intercuspation dan menimbulkan tekanan oklusal deflektif pada jembatan yang dapat menyebabkan efek merusak pada abutment dan juga pada retensi pengecoran. Ada empat jenis interferensi oklusal, di antaranya sentris, bekerja, tidak bekerja dan protrusif. Semua interferensi ini harus dilepas pada artikulator yang sesuai dan oklusi yang harmonis harus dicapai pada pengecoran akhir. 5. Kondisi periodontal Gigi abutment harus bisa memberikan tumpuan yang baik untuk jembatan. Tumpuan ini berkaitan dengan jumlah akar dan jumlah ikatan yang ada. 6. Gigi yang diganti Jembatan yang menggantikan kaninus maksila menerima tekanan lebih banyak daripada pada mandibula karena kekuatan ditransmisikan ke luar (labial) pada lengkung maksila terhadap bagian dalam kurva (titik terlemahnya). Bila pontik kantilever digunakan untuk mengganti gigi yang hilang, kekuatan yang diterapkan pada pontik tersebut memiliki efek yang sama sekali berbeda pada gigi abutment. Pontik bertindak sebagai tuas yang cenderung tertekan di bawah tekanan dengan vektor oklusal kuat. 7. Jenis retainer yang digunakan Ada dua jenis retainer yang umumnya digunakan •

Intra koroner



Ekstra koroner

Pada retainer intra koroner, retensi diperoleh antara dinding bagian dalam dari sediaan gigi yaitu dinding internal rongga dan pengecoran yang disediakan. Di sisi lain, pada retainer ekstra koroner, retensi diperoleh antara dinding luar sediaan gigi dan dinding bagian dalam retainer.

7

8. Bahan yang digunakan dalam konstruksi retainer Bahan yang digunakan dalam konstruksi gigi palsu parsial cekat memerlukan persyaratan tertentu yang membantu meningkatkan umur restorasi. Paduan kromium krobat atau kromium nikel yang umumnya digunakan untuk membuat jembatan cekat memenuhi sebagian besar persyaratan ideal ini. Di sisi lain, akrilik umumnya lemah, tidak kaku dan tidak bisa memberikan konektor yang kuat. Juga memiliki kekuatan tekan dan tarik yang lebih rendah dibandingkan paduan lainnya dan mudah mengalami fraktur. Oleh karena itu, akrilik digunakan untuk sementara pada restorasi temporer di mulut. 9. Posisi lengkungan gigi abutment dan retensi Bila gigi abutment kurang atau lebih sejajar satu sama lain, retainer mahkota lengkap atau parsial dapat dibuat. Jika gigi abutment tidak sejajar, retainer mahkota lengkap dengan jalur insersi yang sama tidak layak dilakukan. 10. Spring cantilever bridge dan retensi Jembatan ini memberikan metode pendukung pontik pada jarak tertentu dari retainer. Jenis jembatan ini ditumpu gigi dan jaringan. Batang emas yang sesuai dengan mukosa palatal menghubungkan pontik ke retainer.

Beragam Sediaan Gigi dan Cara untuk Mencapai Retensi pada Masingmasing Sediaan Complete Cast Crown Cara Meningkatkan Retensi pada Sediaan Gigi Setelah reduksi oklusal selesai, galur panduan ditempatkan pada dinding aksial. Saat galur panduan ini ditempatkan, dokter gigi harus memastikan bahwa batang diamond sejajar dengan jalur penarikan restorasi yang diusulkan. Bur lancip diamond dengan sudut lancip 3 – 6 ° harus digunakan dan dengan demikian akan menghasilkan lancip identik pada dinding sediaan. Tempatkan chamfer servikal bersamaan dengan reduksi aksial. Lebar chamer harus sekitar 0,5 mm yang akan memungkinkan sebagian besar logam pada margin [7, 8].

8

Preparasi Metal Ceramic Crown Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi yang harus dipertimbangkan saat preparasi antara lain: 1. Reduksi ujung insisal yang lengkap pada gigi anterior harus memungkinkan ketebalan material 2mm agar tembus cahaya dalam restorasi yang telah selesai dilakukan. Proses ini memerlukan kehati-hatian untuk mencegah reduksi berlebihan karena reduksi oklusal yang berlebihan memperpendek dinding aksial dan dengan demikian merupakan penyebab umum retensi yang tidak memadai dan bentuk resisten restorasi yang telah selesai [3]. 2. Reduksi labial 1,5mm harus dilakukan untuk retensi logam dan porselen yang memadai dan sediaan tepi harus memiliki sambungan tumpul 90 °. 3. Reduksi permukaan proksimal dan linguo-aksial harus dilakukan dengan sebuah diamond yang ditahan sejajar dengan jalur penarikan retensi yang memberi perkiraan sudut lancip 6o, jika tidak diikuti, sedikit lebih lancip atau diskrepansi lancip dua dinding akan menghasilkan retensi. 4. Dalam restorasi yang telah selesai dilakukan, semua sudut garis dan sudut titik harus dibulatkan. Yang akan membantu mengurangi konsentrasi tekanan dan dengan demikian akan meningkatkan retensi.

Preparasi Partial Veneer Crown Three Quarter crown Gigi Posterior 1. Selama reduksi aksial, tempatkan groove untuk penjajaran aksial di tengah permukaan lingual dan pada sudut jalur transisi mesiolingual dan distolingual. Galur ini harus dibuat sejajar dengan sumbu panjang gigi. 2. Selama reduksi proksimal, galur proksimal ditempatkan sejajar dengan jalur penarikan. Galur sebaiknya tidak lebih dalam dari 1mm dan paling baik dilakukan dengan bur karbida yang meruncing. Galur yang dibuat harus menahan perpindahan lingual probe periodontal. 3. Jika bulk tambahan diperlukan untuk memastikan kekakuan restorasi, bulk tambahan tersebut dapat diberikan dengan offset oklusal. Galur berbentuk V ini memanjang dari galur proksimal sepanjang puncak bukal.

9

Preparasi Anterior Partial Veneer Three Quarter Crown Dengan munculnya restorasi keramik logam, penggunaan veneer parsial pada gigi anterior telah berkurang sedikit selama beberapa tahun terakhir. Namun, dua jenis preparasi partial veneer anterior crown masih dilakukan. 1. Three quarter crown gigi kaninus maksila. 2. Preparasi pin ledge. Untuk meningkatkan bentuk retensi dan resistensi preparasi, chamfer yang sedikit berlebihan pada aspek lingual gigi harus ditempatkan dan galur di tengah dinding cingulum. Galur mesial dan proksimal distal memberikan sebagian besar bentuk retensi untuk anterior partial veneer crown. Dibuat dengan bur karbida 170L dan rata-rata pada sudut 3 – 5o derajat.

Preparasi dan retensi pin ledge Pin ledge digunakan sesekali sebagai restorasi tunggal yang pada umumnya untuk membangun kembali anterior guidance, dalam hal ini hanya permukaan lingual yang disiapkan. Namun, pin ledge seringnya digunakan sebagai retainer untuk gigi tiruan cekat atau untuk membelat gigi yang rusak secara periodontal.

FITUR RETENTIF UNTUK SEMUA RESTORASI KERAMIK Semua restorasi keramik merupakan restorasi estetika untuk menduplikasi gigi anterior secara individu. Pengurangan gigi yang adekuat dibuat untuk mendapatkan ruang bagi porselin yang dibutuhkan untuk kekuatan restorasi. FITUR RETENTIF YANG DIAMBIL MENJADI PERTIMBANGAN SELAMA SETIAP TAHAP PREPARASI Pengurangan Insisal Harus ada pengurangan insisal yang memadai yakni 2mm jika tidak akan terjadi kerapuhan pada material. Pengurangan Fasial 10

Pengurangan fasial dilakukan dengan flat end diamond yang kasar untuk menghilangkan permukaan labial sambil membentuk shoulder awal. 2/3 insisal dari permukaan fasial harus diinklinasi secara lingual untuk menghasilkan porselen seragam dan memastikan estetika yang sesuai. Pengurangan gigi yang tidak memadai pada permukaan fasial dapat menyebabkan cakupan tipis gigi menutupi kontur restorasi. Hal ini juga dapat menyebabkan kegagalan restorasi. Pengurangan Proksimal Kelancipan yang berlebihan dari permukaan proksimal harus dihindari yang juga dapat menyebabkan hilangnya retensi dengan mengurangi luas permukaan dan juga paralel antar dinding. Pengurangan Lingual Pengurangan lingual yang tepat sangat penting untuk kekuatan dan retensi restorasi. Permukaan lingual gigi umumnya dikurangi dalam dua bidang. Shoulder cingulum pertama diletakkan dengan diamond flat ended taper untuk mendapatkan shoulder 0,75mm di cingulum dengan kelancipan 2-5o. Pengurangan cingulum sekarang sudah selesai. Diamon berbentuk flame dan wheel digunakan untuk membentuk kecekungan lingual pada gigi anterior. Pengurangan gigi yang tidak adekuat pada permukaan lingual dapat menyebabkan hilangnya clearance dan juga mengurangi kekuatan untuk porselen yang dapat menyebabkan kehilangan retensi restorasi. Garis Akhir yang Tepat Garis akhir marginal yang benar sangat penting untuk retensi. Garis akhir yang tidak adekuat di beberapa daerah preparasi dapat menyebabkan microleakage sehingga menyebabkan hilangnya retensi [10]. Poin yang Tajam dan Undercuts Semua titik tajam dan undercut harus dibuang atau dibulatkan untuk mencegah akumulasi tekanan dan dengan demikian mencegah kegagalan restorasi selanjutnya.

11

RETENSI PADA GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK Telah ditunjukkan secara eksperimental bahwa gigi yang telah dirawat endodontik lebih lemah dan lebih rapuh daripada gigi vital. Untuk alasan ini, usaha yang dilakukan untuk memperkuat gigi yakni dengan melepaskan sebagian filling saluran akar dan menggantinya dengan pos logam [11]. Juga saat gigi akan berfungsi sebagai penyangga FPD, mahkota lengkap menjadi kewajiban. Dalam keadaan ini, retensi dan dukungan paling banyak didapatkan dari dalam saluran akar [12]. Retensi Kanal Disarankan agar saluran akar harus diperbesar hanya pada jumlah yang diperlukan untuk memungkinkan pos tersebut memenuhi syarat untuk kekuatan dan retensi.

RENTENSI PADA LAMINATE VENEERS PORSELEN Untuk memastikan ketebalan yang seragam dan retensi dari laminate veneers, kriteria berikut harus dipenuhi: [13] a. Harus ada pengurangan seragam pada permukaan labial gigi dan preparasi harus tetap sebisa mungkin berada pada enamel. b. Margin dari laminate veneers porselen pada umumnya harus disembunyikan di dalam area embrasure. Garis akhir chamfer yang dimodifikasi memastikan arah preparasi enamel tepat yang sejajar garis enamel untuk meningkatkan kekuatan ikatan pada margin servikal sehingga meningkatkan retensi. Ini juga menjamin ketebalan yang cukup pada margin dan karenanya meningkatkan kekuatan [14]. Etching porselen juga dikatakan s...


Similar Free PDFs