REVIEW TEORI KOMUNIKASI PDF

Title REVIEW TEORI KOMUNIKASI
Author Rifin Sugiarto
Pages 114
File Size 4.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 254
Total Views 739

Summary

KUMPULAN TUGAS REVIEW TEORI KOMUNIKASI KELAS A15. 9203 disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Komunikasi Dosen Pengampu Choirul Ulil Albab M.I.Kom 0686.88.2018.955 Komisaris Tingkat Rafi Syauqie Arjuna A15.2019.01579 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNI...


Description

Accelerat ing t he world's research.

REVIEW TEORI KOMUNIKASI Rifin Sugiarto Rifin Sugiarto

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Review Tujuh Tradisi Komunikasi Radik Sahaja Communicat ion Dynamics.pdf muhamad sulhan CONST RUCT ION OF SOCIAL REALIT Y AS T HOUGHT MOVEMENT (T heoret ical Review On Social Const r… risman wahyu

KUMPULAN TUGAS REVIEW TEORI KOMUNIKASI KELAS A15. 9203 disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Komunikasi

Dosen Pengampu Choirul Ulil Albab M.I.Kom 0686.88.2018.955

Komisaris Tingkat Rafi Syauqie Arjuna A15.2019.01579

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SEMARANG 2020

URUTAN KELOMPOK ANGGOTA KELOMPOK & NOMOR INDUK MAHASISWA

KELOMPOK 1 : 1. Adelia Marcelina Putri 2. Kenny Jayanti 3. Hernandi Wirakusuma 4. Wibowo Mufti Nur K

A15.2019.01369 A15.2019.01447 A15.2019.01464 A15.2015.00267

KELOMPOK 2 : 1. Denisa Titisari Uyun Riskiya A15.2019.01566 2. Tasya Amalia Fitriani A15.2019.01575 3. Rafi Syauqie Arjuna A15.2019.01579 KELOMPOK 3 : 1. Fajrin Agil Alfattah 2. Rifin Sugiarto 3. Viona Elsya

A15.2019.01580 A15.2019.01582 A15.2019.01584

KELOMPOK 4 : 1. Ferry Ardianto 2. Linggom Sihaloho 3. Naila Nisa Salsabila

A15.2019.01586 A15.2019.01588 A15.2019.01590

KELOMPOK 5 : 1. Farhan Nur Huda 2. Triyanti Novita Sari 3. Dina Qamara Putri

A15.2019.01594 A15.2019.01595 A15.2019.01596

KELOMPOK 6 : 1. Esy Anjelina Sembiring 2. Lila Febrianti Hartono 3. Fadila Damayanti

A15.2019.01598 A15.2019.01602 A15.2019.01605

KELOMPOK 7 : 1. Nissa Mulianingtyas 2. Dhilaa Safira Nathika 3. Fenny Angesti Sukma

A15.2019.01607 A15.2019.01609 A15.2019.01649

TRADISI TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK 1 TRADISI SEMIOTIKA

• Tradisi Semiotik Tradisi Semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda tanda itu sendiri. Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukan beberapa kondisi lain seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar kedua adalah symbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti,termasuk arti yang sangat khusus. Kebanyakan pemikiran semiotic melibatkan ide dasar tried of meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan di antara tiga hal: benda(atau yang dituju),manusia(penafsir),dan tanda.

• Variasi dalam tradisi Semiotik Dalam tradisi semiotik, terdapat variasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Semiotik selalu dibagi ke dalam tiga wilayah kajian yakni : • •

Semantik

: berbicara tentang apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda.

Contoh

: Uang = Duit, Besar = Gede

Sintatik

: mengacu pada aturan-aturan yang dimana orang

mengkombinasikan tanda-tanda ke dalam system makna yang kompleks .



Contoh : dalam sign-system ada kesamaan penggunaan sistem visual, lay out suratkabar harian meski isinya beda tiap terbit namun keberaturan lay out yang sinambung membina rubrikasi bagi pembaca Pragmatik : memperlihatkan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda pada kehidupan social

Contoh : Berapa banyak cetaknya ? Pembagian semantik,sintatik,dan pragmatic digunakan secara luas untuk mengelola kajian semantik. Namun, tidak semua orang setuju bahwa hal ini merupakan cara yang paling bermanfaat sebagai contoh, Donald Ellis menegaskan bahwa semantic bukanlah cabang yang terpisah, tetapi lebih tampak sebagai batang yang menopang keseluruhan pohon. Bagi Ellis, makna bukan sekedar permasalahan lexical semiotics atau makna kata- kata, melaikan juga termasuk structural semantics atau makna struktur struktur Bahasa. Paling tidak, boleh dikatakan bahwa ketiga dimensi semiotic ini berkaitan satu sama lainnya dan bahwa pemisahannya membantu dalam memahami aspek makna yang berbeda. Kita pahami dari semiotik bahwa tanda (di luar diri kita) merepresentasikan benda, tetapi hanya melalui presepsi dan perasaan internal kita. Bila semiotik cenderung memperhatian tanda dan fungsinya. Fenomenologis lebih melihat pada sosok penafsir sebagai komponen utama dalam proses ini.

KELOMPOK 2 TRADISI SIBERNATIKA

TOKOH

Tradisi Sibernatika dipopulerkan oleh Norbet Wiener.

TAHUN

Dipopulerkan pada tahun 1950-an.

TRADISI DESKRIPSI TEORI

Tradisi Sibernatika. Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang yang saling berinteraksi memengaruhi satu sama lainnya. Teori dalam tradisi sibernatika menjelaskan bagaimana proses fisik biologis sosial dan perilaku bekerja. Ide sistem membentuk inti pemikiran sibernetika. Sistem merupakan seperangkat komponen yang saling berinteraksi yang bersama-sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian-bagian, contohnya yaitu kompleksitas keluarga yang menjadi ideal sistem komunikasi.

ASUMSI TEORI

CONTOH

REFERENSI

Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian atau variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem dan layaknya organisme menerima keseimbangan dan perubahan. Sebagai contoh, ketika pendapatan keluarga meningkat maka kebutuhan akan kesehatan juga meningkat, dengan peningkatan kebutuhan kesehatan, menurunlah tingkat penyakit dalam keluarga, sehingga dapat meningkatkan kehadiran di tempat kerja dan di sekolah. Theories of Human Communication oleh Stephen W.Littlejohn & Karen A. Foss halaman 59 - 62.

KELOMPOK 3 TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS Tradisi Sosiopsikologis dalam teori komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada bagaiamana cara kita berfikir tentang pelaku komunikasi sebagai individu. Tujuan di balik tradisi sosiopsikologis adalah untuk memahami bagaimana dan mengapa setiap individu manusia berperilaku seperti yang mereka perbuat. Penelitian di bidang komunikasi telah mempelajari berbagai jenis sifat dan kami tidak dapat membahas semuanya disini. Sebagai contoh,kami memunculkan dua sifat yang paling sering diteliti dalam komunikasi pertentangan dan kecemasan berkomunikasi. Pertentangan(argumentativeness) adalah kecenderungan untuk ikut serta dalam percakapan tentang topik-topik kontroversial,untuk mendukung sudut pandang Anda,dan untuk menolak keyakinan yang berbeda. Pertentangan dapat meningkatkan pembelajaran,membantu seseorang untuk memahami sudut pandang orang lain,mempertinggi kredibilitas,dan membangun ketrampilan komunikasi. Kecemasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Banyak orang yanh takut atau tidak suka berkomunikasi serta telah banyak penelitian tentang kecemasan dan ketakutan berkomunikasi. Ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terditi atas penghindaran sosial,kecemasan sosial,kecemasan berinteraksi,dan keseganan. Pikiran negatif dapat membuat kita merasa gelisah yang mencegah seseorang untuk mempertimbangkan semua informasi dan tanda-tanda pada lingkungan sekitar,mengacaukan pengolahan informasi secara normal,serta dapat memperkuat perilaku seperti penarikan diri dari masyarakat. Model faktor sifat yang dipaparkan oleh Digman. Mengidentifikasi lima faktor umum yang dalam sebuah kombinasi menentukan sifat setiap individu dengan lebih spesifik. Lima faktor tersebut meliputi: neuroticism atau kecenderungan untuk merasakan emosi negatif dan kesedihan,extraversion atau kecenderungan untuk menikmati berada dalam kelompok,menjadi tegas,dan berpikir optimis,openness atau kecenderungan untuk menjadi reflektif,memiliki imajinasi,memperhatikan perasaan dari dalam hati,dan menjadi pemikir mandiri,agreeableness atau kecenderungan untuk menyukai dan menjadi simpatik kepada orang lain,ingin membantu oranglain serta menghindari permusuhan,dan conscientuousness atau kecenderungan menjadi pribadi yang disiplin,melawan gerak hati nurani,menjadi teratur,dan memahami penyelesaian tugas. Sifat,Watak,dan Biologis. Dengan menggunakan Tiga Besar karya psikologi H.J Eysenck yanh membagi perilaku manusia kedalam tiga sifat. Para pakar menyatakan bahwa perilaku dalam berkomunikasi memunculkan beragam kombinasi dari tiga faktor tersebut meliputi 1. Fokus keluar(extraversion);2.kecemasan(neuroticism);3.kurangnya pengendalian diri(psychotosicm).

KELOMPOK 4 TRADISI RETORIKA Kata retorika sering mengalami penyempitan makna. Kajian retorika secara umum didefinisikan sebagai simbol yang digunakan manusia. Pada awalnya ilmu ini berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni penyusunan argumen dan pembuatan naskah pidato. Kemudian berkembang sampai meliputi proses “adjustinng ideas to people and people to ideas”. tradisi retorika adalah salah satu penemuan karya yang besar, penysunan, gaya, penyampaian, dan daya ingat. Semua ini adalah elemen dalam mempersiapkan sebuah pidato. Artinya retorika adalah seni untuk berbicara agar dapat menyamakan ide antar orang orang. Dengan perubahan pada retorika, kelima karya agung ini telah mengalami persamaan peluasan. Penemuan sekarang mengacu pada konseptualisasi, proses saat kita menentukan makna dari simbol melalui interpretasi, respon terhadap fakta yang tidak mudah kita temukan pada apa yang telah ada. Penyusunan adalah pengaturan simbol-simbol menyusun informasi dalam hubungannya diantara orang-orang, simbol-simbol, dan konteks yang terkait. Gaya berhubungan dengan semua anggapan yang terkait dalam penyajian dari semua simbol tersebut. Penyampaian menjadi perwujudan dari simbol-simbol dalam bentuk fisik, mencakup pilihan nonverbal untuk berbicara menulis dan memediasikan pesan. Retorika mempunyai makna yang berbeda dan dalam periode yang berbeda sehingga menyebabkan kekacauan dalam pemaknaan kata. Asal retorika dizaman klasik, dari abad ke-5 sampai abad ke 1 SM, didominasi oleh usaha usaha untuk mendefinisikan dan menyusun peraturan dari seni retorika. Zaman pertengahan ( 400-1400 M ) memandang kajian retorika yang berfokus pada permasalahan penyusunan dan gaya. Retorika zaman pertengahan telah merendahkan praktik senipagan serta berlawanan dengan kristen yang memandang kebenaran itu sendiri sebagai sebuah keyakinan. Retorika secara umum berarti berbicara. Berbicara adalah suatu kemampuan manusia untuk berkomunikasi. Retorika berarti sebuah seni untuk berbicara sehingga dapat mengajak dan menarik lawan bicaranya. Contohnya adalah pidato yang dilakukan oleh Soekarno dengan nada yang menggebu-nggebu sehingga menggairahkan semangat para pejuang.

KELOMPOK 5 TRADISI SOSIOKULTURAL Seringkali kita menjumpai pertanyaan makna yang akhirnya membentuk pola mengenai “Siapa saya?”. Jika ragam deskripsi interaksi kita dalam organisasi. Pokok dari yang anda tulis seperti “artistik”, “pemalu”, proses adalah ketika berinteraksi dan “siswa yang baik”, “menyukai kuda”, dan berorientasi pada topk, isu, foku, situasi, ide, “baik kepada orang lain”, maka anda sedang keputusan, ndividu, kelompok dan memikirkan diri anda dalam hal kualitas. komunikator yang bernegosiasi untuk Berbeda halnya jika anda menulis “ayah”, mendapatkan makna yang koheren terhadap “islam”, “siswa”, dan “tinggal di musala”, objek. maka anda mendefinisikan diri anda dalam hal Layaknya semua tradisi, sosiokultural identitas. memiliki berakam sudut pandang, yaitu: Oleh karena itu, sosiokultural merupakan interaksi simbolis (simbolic interactionism), cara pandang yang menekankan gagasan konstruksionisme (contructionism), bahwa realitas dibangun melalui suatu proses sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi, interaksi yang terjadi dalam kelompok, etnometodologi. Pertama, paham interaksi masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih simbolis, paham ini menekankan pada tertaruk untuk mempelajari pada cara pentingnya observasi. Partisipan dalam kajian bagaimana masyarakat secara bersama – sama komunikasi sebagai cara dalam mengeksplorasi menciptakan realitas dari kelompok sosial, hubungan – hubungan sosial. Kedua, organisasi dan budaya mereka. Sosiokultural konstruksionisme, menjelaskan mengenai digunakan dalam topik – topik tentang diri bagaimana pengetahuan manusia dibentuk individu, percakapan, kelompok,organisasi, melalui interaksi sosial. Ketiga, sosiolinguistik, media, budaya dan masyarakat. hal terpenting adalah bahwa manusia Bentuk-bentuk teori yang termasuk tradisi menggunakan bahasa secara berbeda dalam Sosiokultural: kelompok budaya dan kelompok sosial yang 1. Teori Strukturasi berbeda. Keempat, filosofi bahasa, memaknai Struktur adalah proses yang disengaja dan bahasa bergantung pada penggunaan nyatanya. penuh konsekuensi serta patuh pada norma. Kelima, etnografi, menerangkan bagaimana Secara tradisional iklim organisasi dipandang kelompok sosial membangun makna sebagai salah satu variable kunci yang melaluiperilaku linguistik dan non-linguistik mempengaruhi komunikasi dan berikut juga mereka. Dan terakhir, etnometodologi yaitu produktivitasnya dan kepuasan dari para bagaimana kita mengelola atau pekerja. menghubungkan perilaku dalam interaksi sosial pada waktu tertentu. 2. Conversatio and Teks in the Process of Organization Interaksi menuntun kita untuk berbagi

KELOMPOK 6 TRADISI KRITIS Kita mulai penjelasan mengenai tradisi kritis dengan sejumlah pertanyaan berikut ini. Pernahkah anda berpikir mengenai kelebihan atau keistimewaan yang anda miliki namun tidak dimiliki orang lain? Sekarang pikirkan lagi pertanyyan berikut. Anda memiliki kemampuan, kelebihan, asset, modal, dan sumber daya lainnya, namun anda merasa sumber daya yang anda miliki kurang atau bahkan tidak dihargai oleh masyarakat. Mengapa masyarakat tidak menghargainya? Apakah ada symbol tertentu yang digunakan dalam komunikasi dimasyarakat yang memberikan kewenangan atau kekuasaan kepada kelompok tertentu? Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang diterima kelompok tertentu dimasyarakat menjadi topik yang sangat penting dalam teori komunikasi dan adalah para pemikir yang berada dalam kelompok pemikiran atau tradisi kritis (critical tradition). Dalam hal ini Littlejohn mengemukakan “These theories show the power, oppression, and privilege are the product of certain forms of communication throughout society” (Teori ini menunjukkan bahwa kekuasaan, penindasan, dan keistimewaan adalah produk dari bentuk komunikasi tertentu dimasyarakat). Dengan demikian, tradisi kritis menjelaskan bahwa kekuasaan dan keistimewaan yang dimiliki suatu kelompok, serta penindasan yang dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap kelompok lain merupakan produk dari bentuk komunikasi tertentu yang ada dimasyarakat. Pemikiran yang dikemukakan dalam tradisi kritis dipandang penting dalam perkembangan teori komunikasi dewasa ini. Walaupun terdapat berbagai variasi pemikiran dalam kelompok teori kritis. Namun kesemuanya mengemukakan tiga hal penting yang sama yaitu: •





Tradisi kritis berupaya untuk memahami sistem yang sudah baku yang diterima masyarakat begitu saja termasuk juga struktur kekuasaan dan kepercayaan atau ideologi yang mendominasi masyarakat, namun tradisi kritis memberikan perhatian utama pada kepentingan siapa saja yang lebih dilayani oleh struktur kekuasaan yang ada. Teori kritis menunjukkan ketertarikannya untuk mengemukakan adanya suatu bentuk penindasan social dan mengusulkan suatu pengaturan kekuasaan dalam upaya menduung eamnsipasi dan mendukung terwujudnya masyarakat yang lebih bebas dan lebih terpenuhi kebutuhannya. Memahami adanya penindasan menjadi langkah pertama untuk menghapus ilusi dan janji manis yang diberikan suatu ideologi atau kepercayaan dan mengambil tindakan untuk mengatasi kekuasaan yang menindas. Para pendukung teori kritis berusaha untuk memadukan antara teori dan tindakan. Teori yang bersifat noramtif harus bisa diimplementasikan untuk mendorong perubahan ditengah masyarakat. Penelitian yang dilakukan dalam teori kritis berupaya menunjukkan bagaimana berbagai kepentingan yang saling bersaing berbenturan dan menunjukkan cara bagaimana mengatasi benturan konflik kepentingan itu dengan lebih mengutamakan kepentingan kelompok tertentu khusunya kelompok lemah.

Dalam perkembangannya teori kritis memiliki sejumlah sejumlah percabangan antara lain yang terpenting adalah: 1) Marxisme; 2) Frankfurt School; 3) Postmodernism; dan 4) Feminisme.

KELOMPOK 7 TRADISI FENOMENOLOGI 1

TOKOH

Stanley Deetz

2

TAHUN

1973

3

TRADISI

Tradisi Fenomenologis

4

DESKRIPSI TEORI

Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian atau kondisi yang dilihat. Fenomenologi merupakan sebuah cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Semua yang diketahui adalah semua yang dialami. Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi : -pengetahuan ditemukan langsung dalam pengalaman sadar kita akan mengetahui dunia ketika berhubungan dengannya. - makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. -bahasa merupakan kendaraan makna. Esensi dari komunikasi adalah interaksi . Tradisi ini melihat bagaimana interaksi antara manusia dengan kejadian, peristiwa, atau tindakan. Yang perlu digaris bawahi adalah interaksi antara manusia dengan fenomena. Teori dalam fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasikan pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang.

5

ASUMSI TEORI Fenomenologi lebih menyoroti pengalaman dan psikologis individu terhadap sebuah fenomena. Penelitian ini mencari data dengan menggunakan wawancara mendalam terhadap orang yang berkaitan dengan sebuah fenomena yang kemudian digabungkan menjadi sebuah deskripsi.

6

7

-

Misalnya fenomenologi melihat bagaimana melihat pengalaman dokter selama menangani pandemic covid-19 di dalam ruang isolasi. Bagiamana pengalaman pasien yang sembuh, ataupun yang meninggal. Intinya harus ada interaksi dan pengalamannya disana. Jadi pengambilan data lebih memungkinkan. Jadi kalau mau melihat dari sisi fenomenologis harus ada sisi pengalaman dan interaksinya. Karena kita tidak bissa wawancara dengan virusnya, jadi yang dilihat adalah pengalaman dokternya .

-

fenomena HIV atau AIDS. Penelitian kita fokuskan pada fenomena berupa perlakuan diskriminatif yang menjadi pengalaman hidup para penderita HIV. Fokus penelitian demikian bisa dilakukan dengan mengaplikasikan metode fenomenologi. Studi fenomenologis tentang fenomena perlakuan diskriminatif berusaha untuk mengungkap apa kesamaan pengalaman hidup yang dialami oleh para penderita HIV/AIDS yang mendapat perlakuan diskriminatif dalam masyarakat serta bagaimana mereka mengalaminya. Data yang dikumpukan dalam studi fenomenologis berupa data teks atau narasi deskriptif, bukan eksplanasi atau analisis



Buku Teori Komunikasi Stephen W. LittleJohn, Karen A. Foss (edisi 9)

CONTOH

SUMBER REFERENSI

TEORI KOMUNIKATOR KELOMPOK 1 SOCIAL AND COMMUNICATIVE ANXIETY THEORY & TRAIT FACTOR MODELS 1

TOKOH

Milles Patterson dan Vicki Ritts Burgon dan Ruffner

2

TAHUN

Milles Patterson dan VickiRitts :1997 Burgon dan Ruffner : 2004

3

TRADISI

Sosiopsikologis

4

DESKRIPSI TEORI

5

ASUMSI TEORI

6.

CONTOH

7.

SUMBER REFERENSI

Ketakutan berkomunikasi adalah bagian dar...


Similar Free PDFs