Ringkasan jurnal praktikum PDF

Title Ringkasan jurnal praktikum
Course Farmakokinetika
Institution Universitas Jenderal Soedirman
Pages 4
File Size 158.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 831
Total Views 908

Summary

INFUSAINFUSA (INFUS) adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara ekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit.R/ Inf. Fol. Orthosiphon 100Hexamini 5S.t.d.d. 1 Tandai 3x sehari 1 sendok makan ( ml)Pro: Tn. Abdul (45 tahun) Orthosihon folium: Bau lemah, agak asin , adak pahit d...


Description

INFUSA INFUSA (INFUS) adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara ekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. R/ Inf. Fol. Orthosiphon 100 Hexamini S.t.d.d.C. 1 ml)

Camphor 1

Sol.Calc.Hydroxyd

Tandai 3x sehari 1 sendok makan (15

Aquae rosarum aa ad 100 m.f.susp.

Pro: Tn. Abdul (45 tahun) 1. Orthosihon folium: Bau lemah, agak asin , adak pahit dan sepat. Fungsi: Diuretikum. 2. Hexamini: Hablur mengkilap, tidak berwarna/putih, tidak berbau, rasa membakar dan manis kemudian pahit, menyublim pd suhu 260 C. Fungsi: Antiseptikum sal. Kemih 3. Aqua Desilata: Carian jernih, tidak berbau, tidak berasa. Fungsi: zat pelarut Indikasi bentuk sedian: Dipilih karena pengerjaan dan peralatan sederhana. Perbedaan dengan rute pemberian lain karena mudah di telan, area absorbsi luas dan lebih mudah daripada rute parental.

Campur dan buat suspensi

S.b.d.d.u.e diperlukan

Tandai 2x sehari pada bagian yang Etiket biru

Pro : Ully (20 tahun) 1. Sulf. Praecip: Eendapan belerang, tidak berbau, tidak berasa, berbentuk serbuk berwarna kuning keabuan pucat, mudah larut dalam karbondisulfida. Fungsi: Antiskabies 2. Champor: Hablur, granul, putih, jernih, bau khas tajam, rasa pedas dan aromatik. Fungsi: Antiiritan 3. PGA: Tidak berbau, tidak berasa, butir, rapuh. Fungsi: Zat tambahan dan Emulgator sehingga dapat menstabilkan suspensi 4. Sol. Calc Hydroxyd: Serbuk putih, rasa agak pahit. Fungsi: Anstrigen 5. Aquae rosarium: Larutan jenuh minyak mawar dan air cairan jernih dan rasa mawar. Fungsi: Zat tambahan pelarut

Folium

1. Penimbangan bahan 2. Masukkan ke panci :  Orthosiphon fol. + aqua Siapkan panci bertingkat (menjaga agar suhu tetap stabil dan menjaga kondisi zat aktiv tidak rusak) panaskan pada suhu stabil 90°C selama 15 menit, lalu dinginkan. 3. Penyaringan 4. Penambahan Hexamin ke filtrat infusa 5. Campuran di masukkan botol dan diberi etiket putih SUSPENSI Suspensi adalah suatu bentuk sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi halus tidak boleh cepat mengendap, jika digojog perlahan endapan harus segera terdispersi kembali. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense antara lain : 1. Ukuran partikel 2. Banyak sedikitnya partikel bergerak

R / Sulf. Praecip. 7

PGA 1,5

5

Perhitungan Dosis Maksimal Hexamini memiliki DM 1gram/4gram 1x minum = 15/100x5=0,75gram 1 hari minum 3x0,75gram=2,25gram Perhitungan bahan Orthosiphonis 500mg/100gramx100gram=0,5gram Hexamini 5gram Aqua destilata 100mL-(0,5+5)=94,5mL

3. Tolak menolak antar partikel (muatan listrik) 4. Konsentrasi suspensoid

Indikasi: Untuk penggunaan topikal. Pembuatan Sol. Calci Hydroxyd 3 gram kalsium hidroksida padat dalam 1000 ml air dingin kocok kurlrb 1 jam. Suspensi ada 3: a. Cair dengan partikel padat: Sus. Topikal dan oral b. Cair dengan partikel halus: Sus. Oticus (telinga), optalmik (mata) dan injeksi c. Padat dengan pembawa cair: Sus. Injek terkontinyu Perhitungan bahan Sulf. Praecip. 7 Camphor 1 PGA 1,5 Sol.Calc.Hydroxyd = [100-(7+1+1,5)]/2= 45,25 Aquae rosarum = [100-(7+1+1,5)]/2= 45,25 Karena total bobot sediaan sesuai aqua nya yaitu 100 ml 1. Penimbangan champor, sulfur dan PGA

2. Pengukuran Sol. Calci Hydroxyd dan Aqua rosarium 3. Champor Dimasukkan dlm mortir lalu di tetesi spirtus dilutus dan di gerus 4. Sulfur Diayak dulu dg B50, kemudian di masukkan ke mortir dan aduk homogen 5. PGA Lalu di tambahkan PGA 6. Aqua R. Lalu di masukkan sedikit demi sedikit 7. Hasil Dimasukkan dalam wadah tertutup rapat dan diberi etiket biru Tujuan pengobatan: Pengobatan jerawat Pemilihan bentuk sediaan: Mudah menyebar di daaerah kulit dan cepat kering

Perbedaan emulsi dan suspensi: Persamaan emulsi dan suspensi: sam sama terdiri dari zat yang susah bercampur dan larut (minyak dan air) Perhitungan bahan Ol. Iecoris Aselli 25 = 15 untuk korpus, 10 untuk sisa PGA 7,5 Glycerol 2,5 Aqua 18,75 11,25

= untuk korpus 1,5 x bobot PGA = = untuk aqua sisa = 18,75 – (1,5 x 7,5)= 18,75-11,25= 7,5

Sediaan yang beredar di pasaran: Acne Feldin

Ol. Cinnamomi gtt 2 Sehingga perbandingan PGA: Aqua: Ol. Iecoris aselli= 1:1,5:2

EMULSA Emulsi adalah sediaan yang mengandung obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dalam bentuk tetesan kecil R/ Ol. Iecoris Aselli 25 PGA 7,5 Glycerol 2,5 Aqua 18,75 Ol. Cinnamomi gtt 2 m.f.emuls.

Campur dan buat emulsi

S.t.d.d.Cth.1 Tandai 3x sehari 1 sendok teh (3 ml) Pro : Ciara Khalila (7 tahun)

1. Perhitungan dan penimbangan bahan 2. Pembentukan Korpus Masukkan Ol. Iecoris ke mortir + PGA dan aqua 11,25 dan aduk dengan gerakan dari luar ke dalam 3. Glisyrol Kemudian tambahkan gliserol dan aduk homogen 4. Aqua sisa Kemudian tambahkan aqua sisa 7,5 5. Ol. Cinnamoni 2 tetes 6. Kemudian masukkan ke wadah dan beri etiket putih Tujuan Pengobatan: Sebagai suplemen Pemilihan bentuk sediaan: Agar mencampurkan fase air dan minyak

dapat

Obat paten: scott emulsion Ol. Iecoris Aselli: Cairan, kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas. Fungsi: Sumber vit. A dan D PGA: Tidak berbau, tidak berasa, rapuh. Fungsi: zat tambahan dan emulgator Glycerol: Ciran sirop, jernih tidak berwarna, tidak berbau, manis, diikuti rasa hangat dan higroskopik. Fungsi: Zat tambahan dan untuk mempermudah homogenitas Aqua: Ciran jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Fungsi: Zat pelarut Ol. Cinnamomi: Cairan kuning, bau dan rasa khas. Fungsi: Zat tambahan dan karminativum dan corringen saporis(bau) Indikasi bentuk sediaan: Karena lebih mudah diabsorbsi pada penceranaan dan bahan bahan yang dipilih cocok untuk pembuatan emulsi karena dapat menjaga kestabilan zat aktiv.

1. Emulsi o/w, fase dispersnya minyak dengan medium dispersnya air. 2. Emulsi w/o, fase dispersnya air dan medium dispersnya minyak.

MIXTURA Mixtura : mengandung beberapa macam zat terlarut R/ Ammonium Chlorida 1 = ekspektoran Succ. Liquiritiae 5 = zat tambahan SASA 3 = penyegar Aqua 135 = pelarut m.f.mixt. = Campur dan buat mixtura S.t.d.d.C. 1 = tandai 3 x sehari 1 sendok makan (15 ml) Pro : Mas Ega (23 th)

Indikasi= obh Perhitungan dosis Dm zat aktiv amonium chlorida= 8 gram

biasanya etanol, bisa juga ditambahkan gliserol, sorbitol, dan propilengliko R/ Elixir Paracetamol 80 ml

135/15= 9

s.p.r.n. Cth I (febris)= tandai jika perlu i sendok teh sewaktu demam

1000/9 = 111,1==x3= 333,3 TOD

Pro : Bento (12 tahun)

1. Penimbangan bahan 2. Succ. Liqui = digerus di mortir dg air hangat lalu masukkan dlm botol dinginkan 3. Ammonium chlorid= Larutkan dg aquades, lalu masukkan botol 4. SASA= masukkan dalam botol 5. Tutup dan beri etiket putih

     

Acetaminophen: analgetik dan antipiretik Gliserol; zat tambahan, pemanis dan pelarut Propulenglikol: zat tambahan pelarut Sorbitol: zat tambahan pemanis Aethanolum: zat tambahna pelarut Aqua desilata: zat pelarut Indkais: pereda nyeri penurun demam

SOLUTIO

Perhitungan dosis PCT : 1x minum= 120 < 250 1 hari minum= 360< 1000

Solutio : mengandung satu jenis zat terlarut R/ Larutan Asam borat 80 = antiseptik ekstern S.u.e = tandai untuk penggunaan luar Pro : Gisna (25th) + aqua desilata padda resep standar = sbg zat pelarut Indikasi+ sbg obat kompres luka Etiket biru Penimbangan As. Borat dan aquades 100 ml untuk 3 gram Shg 80 ml untuk 2,4 gram 1. Penimbangan bahan 2. Kalibrasi botol = ambil 80 ml air, masukkan ke botol, tandai batasnya lalu buang air 3. Pembuatan larutan= 80 ml aquades steris, masukkan as. Borat ke mortir + 80 ml aquades steris dan aduk homogwn, lalu diamkan hgg dingin dan saring dg kertas asaring 4. Campuran di tuang di botol dana diberi etiket biru

     

Penimbangan Acetaminophen: 80/5x120=1920 mg Gliserol: 80/5x2,5= 40 ml Propulenglikol: 80/5x500 = 8000= 8 ml Sorbitol:80/5x1,25=20ml Aethanolum: 80/5x500= 8000= 8ml Aqua desilata: 80 – (40+8+20+8)= 4 1. Penimbangan= gerus pct kemudisan timbang dan masukkan kemortir lagi dan di larutkan dengan etanol 2. Pengukuran volume= ukur volume propilenglikol, gliserol, dan sorbitol. Campur homogen dan tambahkan ke pct dan etanol tadi 3. Campuran di masukkan ke botol dan di beri etiket putih

SATURASI Merupakan obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa dan terbentuk larutan jenuh gas R/ Acid citric 5 ; Zat tambahan

ELIXIR Eliksir atau elixir adalah sediaan farmasi yang berbentuk cair yang mengandung air dan alkohol (hidroalkohol), definisi lainnya menyebutkan eliksir adalah sediaan cair hidroalkohol, jernih dan manis, untuk penggunaan oral. Menurut Farmakope Indonesia edisi III, eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung obat dan selain obat seperti pemanis, pewangi dan pengawet, digunakan secara oral. Pelarut utama

Aquae 30 ; Zat pelarut Spirit. Citri 5 ; Zat tambahan coringen odoris Natrii Subcarbonas 6 ; Antasidum Sir.Simpl. 20 ; Zat tambahan coringen saporis Aquae 110 m.f.pot.eff. = Campur dan buat posio effervescent S.duab.vicib.summend = Tandai 2 kali sehari

Pro : Anton Wartono (32 tahun) Indikasi: obat panas dalam Penimbangan bahan Bahan asam= Acid citric 5 + Aquae 30 + Spirit. Citri 5 + Sir.Simpl. 20 = 60 gram Bahan basa= Natrii Subcarbonas 6 + Aquae 110 = 116 gram 1. Penimbangan bahan 2. Larutan natri subcarbon= dimasukkan mortir, di gerus, dilarutkan dengana aqua, masukkan botol 3. Larutan asam sitrat= di masukkan mortir, di larutkan dg aqu, di tambahkan sir. Simp dan spirit. Citri kemudian masukkan 2/3 botol, sambil gojog hinggan CO2 yang terbentuk terbuang, masukkan sisa 1/3 lewat dinding botol. Tutup 4. Beri etiket putih Eriket: beri keterangan jangan di kocok agar tidak terbentuk gas

SKRINING RESEP • Skrining Resep merupakan suatu pemeriksaan resep yang dilakukan petugas apotek setelah resep diterima. • Tujuan Skrining yaitu untuk menghindari medication error Apoteker Perlu memperhatikan 3 aspek dalam skrining resep, 1. Kelengkapan administrasi 2. Kesesuaian farmasetik 3. Pertimbangan klinis • Kelengkapan Administrasi meliputi : 1. 2. 3. 4.

Nama, SIPA dan alamat dokter Tanggal penulisan resep Tanda tangan dokter Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan BB pasien 5. Cara pemakaian yang jelas

• Kesesuaian Farmasetik meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bentuk sediaan Dosis Potensi Stabilitas Inkompabilitas Cara dan lama pemberian

• Pertimbangan Klinis meliputi : 1. Adanya alergi 2. Efek samping

3. 4. 5. 6. 7.

Interaksi Kesesuaian ( dosis, durasi, jumlah obat, dll ) Indikasi Kontraindikasi Duplikasi / polifarmas...


Similar Free PDFs