SANGKERTADI 2017 ARSITEKTUR HIJAU PDF

Title SANGKERTADI 2017 ARSITEKTUR HIJAU
Author Sangkertadi Sangkertadi
Pages 169
File Size 4.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 235
Total Views 370

Summary

Penerbit ARSITEKTUR HIJAU Prinsip Dasar dan Pedoman Umum SANGKERTADI CYNTHIA. E.V. WUISANG RENY SYAFRINY 2017 i Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas terbitnya buku ini untuk didedikasikan bagi kepentingan dunia pendidikan tinggi, masyarakat dan kepentingan kebijakan pemban...


Description

Penerbit

ARSITEKTUR HIJAU Prinsip Dasar dan Pedoman Umum

SANGKERTADI CYNTHIA. E.V. WUISANG RENY SYAFRINY

2017

i

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas terbitnya buku ini untuk didedikasikan bagi kepentingan dunia pendidikan tinggi, masyarakat dan kepentingan kebijakan pembangunan dunia pada umumnya. Dalam proses pembangunan dunia yang berkelanjutan, telah disepakati oleh masyarakat dunia untuk menerapkan konsep dan metode pembangunan yang ramah lingkungan di segala bidang. Dunia arsitektur yang sarat makna terkait dengan pembangunan fasilitas, perlu menerapkan konsep arsitektur yang berkelanjutan dengan istilah “Arsitektur Hijau”. Prinsip dasar dan pedoman umum untuk melaksanakan metode Arsitektur Hijau perlu disampaikan kepada para pelaku pendidikan tinggi di bidang Arsitektur. Materi tersebut yang merupakan isi pokok dari buku ini kiranya menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi pelaksanaan pembelajaran bidang ilmu Arsitektur di Perguruan Tinggi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pimpinan Universitas Sam Ratulangi, Manado, yang menyediakan fasilitas untuk mewujudkan karya tulis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan ke pihak-pihak yang membantu terwujudnya penerbitan buku ini. Tidak lupa kami sampaikan permohonan maaf kepada para pihak apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan berkaitan dengan buku ini. Manado, Desember 2017 Penulis Sangkertadi Cynthia E V Wuisang Reny Syafriny

ii

DAFTAR ISI Halaman Judul

…………………………………

i

Kata Pengantar

…………………………………

ii

Daftar isi

…………………………………

iii

Daftar Tabel

…………………………………

v

Daftar Gambar

…………………………………

vi

BAB 1. PENDAHULUAN

1

1.1.

LatarBelakang …………………………………

1

1.2.

Definisi …......…………………………………

3

BAB 2. PEMANASAN GLOBAL 2.1.

Definisi dan Permasalahan Umum …………....

2.2.

Efek Rumah Kaca dan Jenis Gas Rumah Kaca

2.3.

15 15

Penyebab Pemanasan Global …......................

22

Fakta Akibat Pemanasan Global …..…............

26

BAB 3. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN TANTANGAN SEKTOR KONSTRUKSI 3.1.

Latar Belakang ….....…………………………

iii

31 31

3.2.

Komitmen Dunia Terhadap Pembangunan Berkelanjutan Sektor Konstruksi .....…………........................

33

3.3.

Apa Definisi Green Development? …………...

39

3.4.

Apa Resiko Bumi tanpa Green Development Strategy? ……....................................................................

3.5.

3.6.

40

Apa Saja yang Termasuk dalam Green Development? ............................................................................

44

Tantangan Kesiapan Sektor Konstruksi ….......

55

BAB 4. KEBIJAKAN INTERNASIONAL TENTANG GREEN BUILDING DAN GREEN CITY

58

4.1.

Universalisme Green Building …..…............

58

4.2.

Kebijakan Internasional Green City …............

81

BAB 5. STANDAR RATING GREEN BUILDING DI INDONESIA: GREENSHIP

95

5.1.

Prinsip Dasar Rating …....................................

5.2.

Metode Rating GREENSHIP Bangunan Gedung (Gedung

5.3.

95

Baru) .................................................................

98

Best Practices …..…...........................................

141

iv

BAB 6. PEDOMAN PENGEMBANGAN KOTA HIJAU DI INDONESIA

145

6.1.

Prinsip Dasar ....................................................

145

6.2.

Maksud, Tujuan dan Sasaran …........................

146

6.3.

Atribut dan Rencana Aksi Kota Hijau …..........

147

DAFTAR PUSTAKA

153

v

DAFTAR TABEL Tabel 1.

Konversi Emisi CO2 dari beberapa kegiatan dan produk …....................................................

52

Tabel 2.

Tools untuk merating Green Building …..........

62

Tabel 3.

Komponen penilaian pada metode LEED ........

65

Tabel 4.

Daftar periksa dan nilai skor menurut IGBC.

74

Tabel 5.

Elemen penilaian pada Green Star …................

79

Tabel 6.

Kategori dan Indikator indeks Green City …....

87

Tabel 7.

Tipe Rating Greenship Tahap Design Recognition. 102

Tabel 8.

Tipe Rating Greenship Tahap Final Assesment.

102

Tabel 9.

Jumlah Kriteria Greenship berdasarkan Kategori.

103

Tabel 10.

Jumlah Nilai Maksimum (Poin atau Kredit) Greenship berdasarkan Kategori ….....................................

Tabel 11.

103

Jumlah Nilai Maksimum (Poin atau Kredit) Greenshipsetiap Kategori ..................................

104

Tabel 12.

Tolak ukur setiap kriteria dan nilai kreditnya.

107

Tabel 13.

Beberapa

contoh

Gedung

tersertifikasi

GREENSHIP .................................................... vi

136

Tabel 14.

Atribut dan Bentuk rencana aksi Kota Hijau di Indonesia (menurut P2KH-2011) …..................................

vii

149

DAFTAR GAMBAR Gambar.1. Proses terjadinya pemanasan global .....…..........

17

Gambar.2. Kecenderungan peningkatan suhu global. ...........

18

Gambar.3. Anomali suhu global ….......................................

18

Gambar.4. Proses penerimaan radiasi matahari dan pemantulannya …................................................

18

Gambar.5. Pemantulan radiasi matahar oleh bangunan..........

18

Gambar.6. Grafik peningkatan muka air laut akibat Pemanasan global ................................................

19

Gambar.7. Posisi kawasan perkotaan terhadap pemanasan ……………………….......................

20

Gambar.8. Peta anomali suhu global 2005 ….......................

20

Global

Gambar.9. Pola temperatur udara di suatu kota dimana didalamnya terdapat kawasan “urban heat island”.

21

Gambar.10.Hubungan antara tingkat populasi kota dan intensitas Urban Heat Island ….............................

22

Gambar.11.Indikator Pemanasan Global …......................... .

29

Gambar.12.Dampak pada kehidupan satwa ….....................

30

Gambar.13.Prosentase rata-rata peningkatan emisi gas karbon beberapa negara 1997-2005 ….............

44

Gambar.14.Mata Rantai Green Development ….................

57

Gambar.15.Informasi versi baru LEED ..............................

64

viii

Gambar.16.Beberapa gedung sertifikat Green Building dari LEED di AS ……………............................

68

Gambar.17.Informasi IGBS Rating System versi terbaru ………………………………...............

69

Gambar.18.Contoh Green Building sertifikat IGBC India.

77

Gambar.19.Contoh Green Building di Australia ….......

80

Gambar.20.Peringkat Green City beberapa kota di Eropa.

91

ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di Tahun 2017, dengan jumlah penduduk bumi yang mencapai lebih dari 7 milyar orang, dunia tengah menghadapi berbagai tantangan dan program pembangunan dalam rangka mengendalikan aktivitas manusia untuk mengurangi resiko pemanasan global. Tanda dari pemanasan global ditunjukkan oleh adanya peningkatan temperatur permukaan bumi sebesar sekitar 0.5 s/d lebih dari 1 derajat celcius setiap tahun selama kurun waktu 20 tahun terakhir. Akibat dari adanya pemanasan global, dunia mengalami pencairan atau meluluhnya sejumlah salju abadi, dan bereriko meningkatkan tinggi permukaan air laut. Selain itu berbagai kekeringan dan kesulitan sumber air bersih juga dirasakan penduduk dunia sebagai akibat berantai dari adanya pemanasan global. Berbagai aktifitas manusia yang berdampak meningkatkan laju pemanasan global, tersebar dalam berbagai sektor pembangunan, antara lain pada sektor transportasi, energi, konstruksi, industri, pertanian, tata ruang, dll. Alat transportasi tidak ramah lingkungan yang menghasilkan gas buang dan panas ke ruang udara sekitarnya secara masif dalam periode yang lama, dapat menyebabkan peningkatan suhu udara secara signifikan. Pembabatan hutan yang diubah menjadi 1

Strategi pembangunan dunia yang disepakati untuk mengendalikan laju pemanasan global adalah dengan menerapkan model dasar pembangunan berkelanjutan (sustanaible development) yang kemudian dijabarkan dalam berbagai pola pembangunan tematik ramah lingkungan yang secara umum lajim dikenal sebagai konsep mekanisme pembangunan hijau (green development). Konsep tematik pembangunan hijau meluas pada berbagai sektor yang diharapkan bersinergis dalam sistim mekanisme pembangunan dunia yang ramah lingkungan sedemikian sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Industri hijau, transportasi hijau, bangunan hijau, ekonomi hijau adalah berbagai tema sektoral pembangunan hijau yang dikembangkan untuk mewujudkan konsep model pembangunan ramah lingkungan untuk meraih keberhasilan dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Di sektor konstruksi, dalam penerapannya berkembang konsep bangunan hijau (green building) yang didalamnya memanfaatkan berbagai elemen atau komponen yang juga berwawasan ramah lingkungan, seperti material hijau, energi hijau, dll. Jadi saat ini pola pembangunan berwawasan lingkungan sudah menjadi rumus dan model yang harus diterapkan dalam konstruksi arsitektural.

2

1.2. Definisi Arsitektur hijau, menurut definisi dari Brittanica Encylopedia (2017), adalah satu filosofi desain arsitektur yang menganjurkan pemanfaatan sumber energi berkelanjutan, konservasi energi, penggunaan kembali bahan bangunan, peggunaan bahan bangunan yang aman dan sehat, serta penentuan tapak bangunan yang strategis dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Arsitektur hijau tidak lepas dari definisi bangunan hijau (green building). Hanya saja, dalam definisi arsitektur hijau terdapat tambahan kandungan makna arsitektural, yakni yang juga mengedepankan sendi-sendi estetika dan sosiologis, selain aspek fungsi, struktur dan utilitas pada suatu ruang bagi aktifitas manusia. Dari

berbagai

menjelaskan

literatur bahwa

yang

kata

dirangkum

“arsitektur”

dalam berasal

wikipedia.com dari

bahasa

Yunani:“Arkhitecton”. Arkhi berarti “kepala/pemimpin/ketua”, dan tekton berarti “tukang/tukang kayu, tukang batu, pemborong bangunan”. Namun arsitektur dalam hal ini bukan sekedar arti harfiah “kepalatukang” tapi mengandung pengertian suatu proses dan/atau produk dari hasil kegiatan “kepala tukang” tersebut, yakni yang meliputi kegiatan perencanaan, perancangan dan konstruksi

suatu bangunan atau

lingkungan binaan (buatan) lainnya. Hal mengenai sumbol-simbol kebudayaan dan karya seni juga termuat dalam proses Arsitektur.

3

Masih dari hasil penelusuran pada Wikipedia.com, apabila diterjemahkan bebas, maka Arsitektur mengandung berbagai makna sebagai berikut : ▪ Suatu terminologi umum untuk menjelaskan bangunanbangunan dan sejenisnya ▪ Ilmu pengetahuan dan seni untuk kegiatan perancangan, serta untuk mendirikan bangunan dan sejenisnya ▪ Gaya dan metode perancangan dan konstruksi bangunanbangunan dan sejenisnya ▪ Praktek arsitek, di mana terkait dengan penawaran atau pemberian jasa profesional dalam hubungannya dengan desain dan konstruksi bangunan, ruang luar atau sejenisnya. ▪ Kegiatan merancang oleh arsitek yang menyentuh dari kerangka makro (kota, landscape) sampai bagian mikro (detail konstruksi, material, warna, dll) dari suatu bangunan. ▪ Bahwa

pengertian

arsitektur

telah

diadopsi

untuk

menjelaskan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan sistim, tata letak dan seni, misalnya istilah “arsitektur informatika”, “arsitektur kapal”, dll.

4

Dalam kaitannya dengan bangunan, arsitektur harus dilakukan dengan proses perencanaan, perancangan dan pembangunan bentuk, ruang dan suasana yang mencerminkan pertimbangan fungsional, teknis, sosial, lingkungan, dan estetika. Hal ini membutuhkan pengolahan yang kreatif serta terkoordinasi dengan aspek lainnya seperti bahan, teknologi dan cahaya. Arsitektur juga mencakup aspek pragmatis dalam mewujudkan bangunan dan struktur, termasuk penjadwalan, perkiraan biaya serta administrasi konstruksi. Hasil dokumentasi yang dihasilkan oleh arsitek, biasanya berupa gambar-gambar rancangan, rencana dan spesifikasi teknis. Arsitektur juga menjelaskan struktur dan / atau kinerja sebuah bangunan atau jenis lain dari sistem yang akan atau telah dibangun. A.Definisi dan Makna Arsitektur menurut Vitruvius Berbagai sumber menyebutkan tentang para ahli sejarah yang menjelaskan perihal

Vitruvius. Nama lengkapnya adalah Marco

Vitruvius Pollio, warga Kekaisaran Romawi hidup di abad I sebelum masehi (88 SM – 26 SM), yang kemudian memperkenalkan istilah “arsitektur” melalui bukunya yang berjudul De Architectura. Vitruvius adalah seorang penulis romawi, arsitek, dan juga seorang ahli mesin selama ia melakukan wajib militer untuk Romawi. Sedikit tentang kehidupan Vitruvius, nama panggilannya adalah Marcus. Sejarah kehidupannya dapat ditemukan pada karyanya yang masih bertahan, yaitu buku berjudul De Architectura. Lahir di masyarakat Romawi, 5

Vitruvius kemudian menjadi seorang arsitek dan ahli mesin. Ia kemudian mengabdikan dirinya untuk militer dibawah kekuasaan Julus Caesar di kota Hispania dan Gaul. Sebagai seorang ahli mesin di bidang militer, spesialisasinya adalah membuat mesin perang untuk angkatan bersenjata Romawi. Pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahan kaisar Augustus, melalui saudara perempuannya Octavia Minor, mendorong Vitruvius untuk pensiun dari pekerjaannya. Octavia juga menjamin kebebasan finansialnya. Setelah Augustus wafat, Vitruvius memutuskan untuk pensiun. Kemudian, ia menuliskan karya-karyanya dibawah perlindungan Octavia. (sumber : http: //riesixiesnote.blogspot.com/2008/01/biografivitruvius.html) Buku karya Vitruvius berjudul De Architecture, dari bahasa latin diterjemahkan oleh Profesor Morris Hicky Morgan sehingga berjudul The Ten Books on Architecture, diterbitkan oleh Harvard University Press Tahun 1914. Memang terdapat sebanyak sepuluh jilid buku mengenai hal-ihwal arsitektur. Vitruvius menulis berbagai hal yang terkait dengan arsitektur yakni menyangkut pengertian, hakekat, pendidikan arsitek, kota, sistim matahari, rumah tinggal, bangunan teater, struktur, material, geometri dan ukuran-ukuran untuk keindahan dan terkait pula dengan bangunan air, pelabuhan, taman, tata air, jalan, bangunan ibadah dan unsur atau

6

elemen lain yang berhubungan dengan konstruksi bangunan untuk umat manusia. Adapun di buku The Ten Books on Architecture, yakni pada Buku 1 bab II, ditulis mengenai 9 (Sembilan) prinsip fundamental tentang arsitektur, sebagai berikut: 1) Architecture depends on Order, Arrangement, Eurythmy, Symmetry, Propriety, and Economy. 2) Order gives due measure to the members of a work considered separately, and symmetrical agreement to the proportions of the whole. It is an adjustment according to quantity. By this I mean the selection of modules from the members of the work itself and, starting from these individual parts of members, constructing the whole work to correspond. Arrangement includes the putting of things in their proper places and the elegance of effect which is due to adjustments appropriate to the character of the work. Its forms of expression are these: groundplan, elevation, and perspective. A groundplan is made by the proper successive use of compasses and rule, through which we get outlines for the plane surfaces of buildings. An elevation is a picture of the front of a building, set upright and properly drawn in the proportions of the contemplated work. Perspective is the method of sketching a front with the sides withdrawing into the background, the lines all meeting in the centre of a circle. All three come of reflexion and invention. Reflexion is careful and laborious thought, and watchful attention directed to the agreeable effect of one's plan. Invention, on the other hand, is the solving of intricate problems and the discovery of new principles by means of brilliancy and versatility. These are the departments belonging under Arrangement. 3) Eurythmy is beauty and fitness in the adjustments of the members. This is found when the members of a work are of a height suited to their breadth, of a breadth suited to their 7

length, and, in a word, when they all correspond symmetrically. 4) Symmetry is a proper agreement between the members of the work itself, and relation between the different parts and the whole general scheme, in accordance with a certain part selected as standard. Thus in the human body there is a kind of symmetrical harmony between forearm, foot, palm, finger, and other small parts; and so it is with perfect buildings. In the case of temples, symmetry may be calculated from the thickness of a column, from a triglyph, or even from a module; in the ballista, from the hole; in a ship, from the space between the tholepins; and in other things, from various members. 5) Propriety is that perfection of style which comes when a work is authoritatively constructed on approved principles. It arises from prescription, from usage, or from nature. From prescription, in the case of hypaethral edifices, open to the sky, in honour of Jupiter Lightning, the Heaven, the Sun, or the Moon: for these are gods whose semblances and manifestations we behold before our very eyes in the sky when it is cloudless and bright. The temples of Minerva, Mars, and Hercules, will be Doric, since the virile strength of these gods makes daintiness entirely inappropriate to their houses. In temples to Venus, Flora, Proserpine, Spring-Water, and the Nymphs, the Corinthian order will be found to have peculiar significance, because these are delicate divinities and so its rather slender outlines, its flowers, leaves, and ornamental volutes will lend propriety where it is due. The construction of temples of the Ionic order to Juno, Diana, Father Bacchus, and the other gods of that kind, will be in keeping with the middle position which they hold; for the building of such will be an appropriate combination of the severity of the Doric and the delicacy of the Corinthian. 6) Propriety arises from usage when buildings having magnificent interiors are provided with elegant entrancecourts to correspond; for there will be no propriety in the spectacle of an elegant interior approached by a low, mean entrance. Or, if dentils be carved in the cornice of the Doric 8

entablature or triglyphs represented in the ...


Similar Free PDFs