(SCM) Desain Networking In The Supply Chain Management PDF

Title (SCM) Desain Networking In The Supply Chain Management
Author Fajar Kurniawan
Pages 20
File Size 728.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 172
Total Views 563

Summary

Desain Networking In The Supply Chain Management LAPORAN TUGAS KELOMPOK 4 SUPPLY CHAIN MANAJEMENT Disusun Oleh: DIDIT HARYANTO (4115111040) RAHMAN EKA PRAYOGI (4115111043) FAJAR KURNIAWAN S (4125111001) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA 2014 ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

(SCM) Desain Networking In The Supply Chain Management fajar kurniawan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

DINAMIKA JARINGAN RANTAI PASOK BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS (Analisis, Pemo… Rika Ampuh Hadiguna

Laporan Akhir KABUPAT EN MALANG Sist em Dist ribusi Tert ut up LPG 3Kg Agung Wibowo Sert ifikasi Logist ik Halal Sebagai Salah Sat u Brand Equit y Unt uk Meningkat kan Kesadaran Gaya Hidup … Raden Didiet Rachmat Hidayat , wynd rizaldy

Desain Networking In The Supply Chain Management LAPORAN TUGAS KELOMPOK 4 SUPPLY CHAIN MANAJEMENT

Disusun Oleh: DIDIT HARYANTO (4115111040) RAHMAN EKA PRAYOGI (4115111043) FAJAR KURNIAWAN S (4125111001)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA 2014

PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Pada masa sekarang ini setiap perusahaan di seluruh dunia terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan teknologi dan pengetahuan dalam setiap bidangnya. Tidak hanya itu, faktor ekonomi serta tuntutan perkembangan dunia menjadi pemicu setiap perusahaan untuk terus melakukan perubahan demi menjaga dan meningkatkan proses-proses yang ada. Ketatnya persaingan baik secara lokal maupun global telah membuat setiap perusahaan untuk meningkatkan setiap proses bisnis mereka dan bagaimana cara mereka menghadapi persaingan itu. Supply chain management (SCM) saat ini telah menjadi bagian yang penting bagi perusahaan, terutama untuk perusahaan multi nasional. Dengan SCM proses pemenuhan kebutuhan konsumen bisa menjadi lebih efektif dan efisien bagi perusahaan (Altiparmak et al., 2007). Inti utama dari SCM adalah proses distribusi. Distribusi yang optimal akan menjadi kunci dari keberhasilan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, karena secara langsung proses distribusi akan berdampak pada biaya supply chain dan customer experince. Pihak yang terlibat dalam rantai pasok ini tidak hanya produsen dan supplier saja, tetapi juga termasuk transportasi, warehouse, retailer, dan pelanggan. Sehingga perusahaan dalam hal ini produsen, juga harus mempertimbangkan keberadaan dan pemilihan setiap entitas yang ada dalam rantai pasok ini. Dalam SCM ada banyak hal yang harus dipertimbangkan terkait dengan berbagai aliran dalam rantai pasok. Ada tiga tahapan yang digunakan dalam menyusun SCM yaitu, membuat desain jaringan rantai pasok, perencanaan rantai pasok, dan mengendalikan operasi dalam rantai pasok tersebut (Chopra dan Meindl, 2001). Dari ketiga tahapan tersebut desain jaringan rantai pasok atau sering disebut Desain Network Supply Cain Manajemen merupakan keputusan yang cukup penting, karena keputusan ini merupakan keputusan strategis jangka panjang yang cukup sulit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk

melakukan perubahan di dalamnya. Hal-hal yang terkait dalam tahap ini diantaranya adalah penentuan lokasi produksi, penentuan lokasi warehouse, pemilihan supplier, dsb

II.

Rumusan Masalah Rumusan masalah yang berjudul “ Desain Networking Is The Supply Chain” antara lain sebagai berikut:

1.

Apakah desain jaringan distribusi sangat efisien?

2.

Apa saja aplikasi jaringan distribusi dalam perusahaan?

3.

Bagaimana merancang jaringan pendistribusian yang efektif?

III.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang berjudul “ Desain Networking Is The Supply Chain” antara lain sebagai berikut:

1.

Untuk mengetahui apakah desain jaringan distribusi dapat mempermudah perusahaan dalam efektivitas dan efisien waktu.

2.

Untuk mengurangi biaya SCM perusahaan yang terdiri dari biaya inventory, transportasi, pendirian dan operasional fasilitas, dan biaya informasi.

IV.

Landasan Teori 6.1 Supply chain management 6.1.1. Pengertian supply chain Supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada konsumen (Schroeder, 2007) Supply chain

adalah

searingan

mitra

yang

secara

kolektif

mengubahkan komoditas dasar (dihulu) kedalam produk jadi (dihilir) yang

bernilai bagi pelanggan akhir, dan yang mengelola kembali dimasing-masing tahap, Berikut adalah gambar model supply cchain (A.T. Kearney, 1994)

Customers

Suppliers Suppliers’ Supplier

Company

End User

Gambar 2.1. Model Supply Chain (A.T. Kearny, 1994)

6.1.2. Pengertian Supply Chain Management Supply chain management adalah perancangan, desian, dan kontrol arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan dimasa depan (Scroeder, 2007) Supply chain management adalah pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier manufacturer, warehouse dan stores sehingga barangbarang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, Lokasi yang tepat, waktu yang tepat dengan biaya seminimal mungkin ( Simchi-levi dan aminsky 2004)

6.1.3. Tujuan Supply Chain Management Tujuan supply chain management adalah untuk membangun sebuah rantai yang terdiri dari para pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan ( Heizer dan Render, 2000)

6.2. Teknologi Informasi Teknologi informasi merupakan salah satu variabel yang berhubungan dengan penelitian kami. Oleh sebab itu kami membahas beberapa teori yang menjelaskan dan teori yang berhubungan dengan teknologi informasi. 6.2.1. Pengertian Teknologi informasi Menurut McLeod & Schell (2007, p15), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, biasanya informasi menjelaskan sesuatau yang belum diketahui kepada user. Menurut O’Brien (2007, p29), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah atau diproses sehingga memiliki arti untuk diketahui atau digunakan oleh pengguna tertentu. 6.2.2. Pengertian Teknologi Informasi Menurut Turban, Rainer dan Potter (2009, p6), teknologi informasi berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang mendukung dan mengolah

berhubungan dengan informasi untuk

informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Menurut O’Brien (2007, p6) teknologi informasi adalah teknologi pendukung dari sistem informasi, yaitu sistem berbasis TI

yang mengelola

komponen-komponennya berupa hardware, software, netware, dataware, dan brainware untuk melakukan transformasi data menjadi informasi. Jadi teknologi informasi dapat disimpulkan sebagai hardware, software, netware, dataware, brainware, dan teknologi pemrosesan informasi lainnya untuk mendukung sistem informasi.

6.3. Supply Chain Management dan Teknologi Informasi Konsep SCM tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan prinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain adalah melakukan penggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial [Indrajit dan Djokopranoto, p137]. Perspektif teknis dilihat dari sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi, yaitu: Fungsi penciptaan. Aspek-aspek yang harus dapat dilakukan oleh TI adalah sebagai berikut: 

TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta ataukejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke



dalam format data kuantitatif. Teknoligi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkannya tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya, yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan dan pihak-



pihak lain yang berkepentingan. Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsungmaupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis perusahaan. TI mengolahinformasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.

6.4. Desain jaringan dalam supply chain management Keputusan desain jaringan rantai pasokan meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi pemrosesan (manufacturing), penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas, dan alokasi kapasitas dan pasar pada masing-

masing fasilitas. Keputusan desain jaringan rantai pasokan dikelompokkan menjadi:

1. Peran fasilitas 2. Lokasi fasilitas 3. Alokasi kapasitas 4. Alokasi pasar dan penawaran

6.4.1. Faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan Berikut ini merupakan macam-macam faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan dalam rantai pasokan. 1. Faktor strategik Sebuah strategi bersaing perusahaan memiliki dampak yang signifikan pada keputusan jaringan desain dalam rantai pasokan. 2. Faktor tehnologi Karakteristik yang terdapat pada tehnologi produksi memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan jaringan desain. 3. Faktor makro ekonomi Faktor-faktor ini meliputi pajak, bea cukai, tingkat kurs, dan faktor ekonomi lainnya yang tidak ada dalam diri perusahaan tersebut. Faktor ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan atau kegagalan dari jaringan rantai pasokan. 4. Faktor politik Stabilitas politik dalam suatu negara merupakan hal yang sangat dipertimbangkan karena memiliki dampak yang signifikan terhadap peranan dalam pilihan lokasi. 5.

Faktor infrastruktur Keberadaan infrastruktur yang baik merupakan prasyarat yang penting dalam mengalokasikan fasilitas pada area tertentu. Infrastruktur yang jelek akan semakin menambah biaya bisnis.

6. Faktor kompetitif Perusahaan harus mempertimbangkan strategi, ukuran, dan lokasi pesaing saat merancang jaringan rantai pasokannya. 7. Waktu respon pelanggan dan kehadiran lokal Perusahaan yang memiliki target pelanggan yang dapat merespon dalam waktu yang cepat harus menempatkan fasilitas yang tertutup bagi pelanggan tersebut. 8. Biaya logistik dan fasilitas Biaya logistik dan fasilitas yang terjadi dalam rantai pasokan dapat mengalami perubahan seperti jumlah fasilitas, lokasi dan alokasi kapasitas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan yang didapat Dalam Sistem Penyediaan Dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak. Penyediaan bahan bakar minyak nasional berasal dari produksi kilang minyak dalam negeri dan impor bahan bakar minyak dan didistribusikan keseluruh pelosok tanah air untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak masyarakat, industri, transportasi dan pembangkit listrik. Pemerintah mempunyai tugas untuk menjamin ketersediaan bahan bakar minyak di seluruh wilayah Indonesia. Sarana penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan kapasitasnya saat ini terdiri dari : a. Kapal tanker. Digunakan untuk mengangkut bahan bakar minyak dari kilang ke instalasi / depot di seluruh Indonesia. b. Depot.

Menerima dan menampung bahan

bakar minyak untuk

didistribusikan lagi ke depot lainnya atau ke konsumen. Jumlah depot di seluruh Indonesia sebanyak 175 terdiri 96 buah seafed depot, 25 inland depot dan 54 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) PPU (termasuk DPPU Perintis) serta 12 terminal/instalasi. c. Mobil/truk tangki. Mengangkut bahan bakar minyak dari instalasi/depot ke depot lainnya atau ke konsumen, SPBU agen dan pangkalan. d. Tongkang. Untuk daerah dengan sarana angkutan sungai dipergunakan tongkang. e. Rail Tank Wagon (RTW). Angkutan bahan bakar minyak dengan kereta api, dilakukan di Jawa, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. f. Tangki timbun. Jumlah tangki timbun bahan bakar minyak sebanyak 1.382 dengan total kapasitas 4,69 juta kL. Rangkaian sarana untuk mendistribusikan bahan bakar minyak dari kilang minyak dan impor bahan bakar minyak ke konsumen membentuk suatu sistem

rantai pasok yaitu sistem penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak. Pada dasarnya yang dimaksud dengan sistem penyediaan bahan bakar minyak disini adalah sistem penyaluran bahan bakar minyak dari kilang minyak dan impor bahan bakar minyak hingga depot, sedang yang dimaksud dengan sistem pendistribusian bahan bakar minyak adalah sistem penyaluran bahan bakar minyak dari depot hingga konsumen.

Gambar 1.1 Sistem Umum Penyediaan Minyak

Gambar 1.2 Jaringan Pasokan Bahan Bakar Dari Kilang Minyak

Penyediaan bahan bakar minyak melalui darat dilakukan untuk memasok bahan bakar minyak ke depot yang letaknya tidak di tepi pantai (inland depot). Untuk pengangkutan bahan bakar minyak ke inland depot biasanya menggunakan kereta api (Rail Tank Wagon), jalur pipa dan truk tanki. Berbeda dengan moda transportasi laut/sungai, moda transpotasi darat dengan menggunakan truk tangki memiliki fleksibilitas yang tinggi tetapi jumlah BBM yang diangkut relatif sedikit, yaitu rata-rata delapan kiloliter sesuai kapasitas tangki yang digunakan, meskipun ada juga truk tangki ukuran besar (ISO tank) dengan kapasitas sekitar 16 - 24 ton. Sarana angkut bahan bakar minyak dengan menggunakan truk tangki ini cocok untuk mengangkut bahan bakar minyak dalam jumlah terbatas di daerah dengan infrakstruktur jalan yang memadai. Sampai saat ini truk tangki merupakan sarana

angkut utama untuk transportasi bahan bakar minyak dari depot ke konsumen berupa SPBU, APMS/APMT dan pangkalan. Model transportasi darat lainnya yang digunakan untuk mengangkut bahan bakar minyak adalah kereta api (rail tank wagon). Alat ini dapat mengangkut bahan bakar minyak dengan jumlah yang relatif besar, namun sangat tergantung pada rel kereta api sehingga pengoperasiannya kurang fleksibel.

Sistem pendistribusian minyak tanah dari depot hingga sampai ke konsumen terdiri dari Agen Penyalur Minyak Tanah (APMT), pangkalan, dan warung pengecer/tukang dorong. Disamping itu pada wilayah tertentu, misalnya wilayah perairan, pangkalan menyalurkan minyak tanah langsung ke nelayan dan sektor informal lainnya. Sedangkan untuk keperluan industri, industri dapat langsung mendapatkan minyak tanah dari depot dengan menggunakan Delivery Order (DO). Dibandingkan dengan jenis bahan bakar minyak lainnya (minyak solar dan premium), sistem distribusi minyak tanah dapat dikatakan paling rumit, hal ini disebabkan konsumen minyak tanah sebagian besar adalah masyarakat luas yang tersebar di berbagai daerah.

Gambar 1.3 Jaringan Distribusi Minyak Tanah.

Adapun pihak terkait yang terdapat dalam sistem distribusi minyak tanah adalah depot, Agen Penyalur Minyak Tanah (APMT), pangkalan minyak tanah, warung pengecer dan konsumen (sektor rumah tangga/komersial dan industri). Depot bertugas menyalurkan minyak tanah ke APMT sesuai dengan DO dan depot memiliki wewenang memberi sanksi kepada APMT apabila APMT melakukan pelanggaran, seperti: menjual minyak tanah ke industri dan lain-lain. APMT mempunyai tugas menyalurkan minyak tanah ke pangkalan-pangkalan minyak tanah dan APMT berwenang memberi sanksi kepada pangkalan apibila pangkalan melakukan pelanggaran, seperti : menjual minyak tanah ke industri, terlibat pengoplosan dan lain-lain. Dibanding dua sistem pendistribusian sebelumnya (minyak tanah dan solar), sistem pendistribusian premium dapat dikatakan paling sederhana, hal ini disebabkan konsumen bahan bakar jenis premium terbatas pada sektor transportasi. Sistem pendistribusian premium dari depot hingga sampai ke konsumen terdiri dari kontraktor angkutan, dan SPBU. SPBU mendapatkan premium berdasarkan DO.

Gambar 1.4 Jaringan Pendistribusian Premium

B. Manajemen Rantai Pasokan Guna Meningkatkan Efisiensi Distribusi Motor Honda Pada Pt. Daya Adicipta Wisesa Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di desa Maumbi Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara Jalan Raya Manado Bitung yaitu pada PT. Daya Adicipta Wisesa, yang merupakan perusahaan distributor Motor Honda di bagian Indonesia Timur (Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku) dan juga adalah dealer resmi Motor Honda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013. Di dalam menciptakan sebuah sistem manajemen yang

dapat menjawab tantangan dalam bidang rantai pasokan, kita terlebih dahulu perlu melihat lebih dalam tentang bagaimana proses supply dan demand yang digambarkan dalam bagan di bawah ini:

Gambar 1.5 Supply

AHM Astra Honda Motor MD

Main Dealer

DLR

Dealer

Pada gambar Supply, proses dimulai dari Astra Honda Motor. Sebelumnya spareparts dari produk yang akan dijual berasal dari berbagai vendor baik di luar maupun dalam negeri. Vendor tidak hanya men-supply spareparts saja, tapi juga produk jadi (hanya untuk negara-negara tertentu) seperti Honda CBR. Spareparts atau produk jadi ini kemudian di supply ke AHM untuk kemudian diproses lebih lanjut. Langkah selanjutnya, AHM men-supply produk-produk jadi ke MD sesuai permintaan, dan akhirnya MD memasok produk-produk tersebut ke dealer di berbagai jaringan-jaringan dealer resmi Motor Honda yang ada di berbagai daerah di wilayah Indonesia Timur (Sulawesi Utara, Maluku Utara, Gorontalo).

Gambar.1.6 Demand

Di sisi demand, dealer mengirim purchase order ke MD. Hal ini dilakukan tanggal 2 setiap bulannya. Kemudian MD menerima purchase order dari DLR dan memproses order lebih lanjut untuk dikirim ke AHM pada tanggal 5 setiap bulannya. Pada akhir proses, AHM memasok produk sesuai order dari MD. Proses distribusi dimulai dari Gudang AHM (Astra Honda Motor). Proses ini dibantu oleh beberapa jasa logistik (Ekspedisi) diantaranya Aduaqis, Tunas Muda, dan Sari Jasa. Dari Gudang AHM, produk dibawa ke Gudang Ekspedisi untuk nantinya dikirim ke Pelabuhan Tanjung Priok. Sebelum pengiriman ke Tanjung Priok, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi diantaranya : jumlah produk yang akan dikirim harus memenuhi kuota untuk 1 kontainer yang dapat memuat 65-70 unit sepeda motor Honda. Jika kuota ini tidak dipenuhi, maka produkproduknya akan ditahan di Gudang Ekspedisi sampai jumlah produk yang akan dikirim memenuhi kuota seharusnya. Proses dari Gudang AHM sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok memakan waktu kurang lebih 4 hari. Selanjutnya, dari Pelabuhan Tanjung Priok, produk dikirim menggunakan transportasi laut menuju pelabuhan Bitung. Proses ini memakan waktu 10 hari. Kemudian dari pelabuhan Bitung dipasok ke gudang main dealer melalui jasa expedisi diantaranya Aduaqis, Tunas Muda, Sari Jasa dan Atarya dengan memakan waktu kurang lebih 4 hari. Untuk pendistribusian, Honda memiliki rute distribusi sebagai berikut:

Gambar 1.7 Pasokan Motor dari Astra Honda Motor ke Main Delaer Setelah barang tiba di MD, maka akan dilakukan perhitungan Stock Day guna menentukan jumlah unit sepeda motor yang nantinya akan didistribusikan ke dealer. Perlu diketahui bahwa target distribusi berdasarkan stock day tidak boleh lebih dari 21 hari. jika hasil perhitungan dari rumus di atas melebihi 21 hari maka jumlah stock dealer harus dikurangi sampai hasil perhitungannya tidak melebihi 21 hari. Berdasarkan contoh diatas, jika stock dealer berjumlah 200 maka berkemungkinan akan terjadi pengendapan di dealer tersebut dikarenakan kemampuan jual (sales) dealer hanya 100 unit / bulan. Juga, hal ini akan memicu kenaikan biaya perawatan. Hal ini tidak efisien, karena itu harus dilakukan

penambahan atau pengurangan stock dealer. setelah dilakukan penguran...


Similar Free PDFs