Sejarah Logika DOCX

Title Sejarah Logika
Pages 4
File Size 18.6 KB
File Type DOCX
Total Downloads 604
Total Views 780

Summary

Sejarah Logika Logika pertama kali diperkenalkan oleh Zeno (334-2625M) dari citium1. Zeno ada yang mengatakan bahwa dia adalah sebagai pelopor kaum Stoa, kaum stoa itulah yang mengembangkan bentuk-bentuk argumen disyungtif dan hipotesis. Ungkapan kaum Stoa yang paling terkenal adalah “Tanpa Chrysipp...


Description

Sejarah Logika Logika pertama kali diperkenalkan oleh Zeno (334-2625M) dari citium1 . Zeno ada yang mengatakan bahwa dia adalah sebagai pelopor kaum Stoa, kaum stoa itulah yang mengembangkan bentuk-bentuk argumen disyungtif dan hipotesis. Ungkapan kaum Stoa yang paling terkenal adalah "Tanpa Chrysippus, Stoa tidak akan pernah ada", maka dari itu Chirippus mengembangkan logika menjadi penalaran penalaran yang sitematis2 . Zeno pernah mengatakan bahwa "barang yang ada pada suatu tempat itu berhenti" hal ini tidak dapat dibantah, bahwa barang yang bergerak setiap saat ada pada suatu tempat tertentu, sukar pula membantahkannya. Pernyataan Berthan Ryssel tersebut mendapat sanggahan dari K.Bertens, menurutnya walaipun Zeno sudah memperkenalkan logika, namun logika pertama kali diperkenalkan oleh Cicero pada abad ke-1 sebelum masehi. Namun sesungguhnya logika pertama kali sudah ada sejak Thales (542-648SM), walaupun dia menggunakan istilah logika, ini terlihat dari cerita- cerita dongeng yang sebetulnya suda meletakkan dasar-dasar berpikir logis, pada saat Thales mengatakan bahwa arche (Sumber kehidupan) adalah air, maka sejak itulah ia sudah berpikir logis dengan lohika induktif.3 Zeno dari citium disebut-sebut dalam sejarah sebagai peletak batu pertama digunakannya istilah logika. Tetapi persoalan-persoalan logika telah dipikirkan oleh para filsuf Madzhab Elea. Persoalan yang diusung oleh mereka adalah masalah identitas dan perlawanan asas dalam relaitas. Hal ini terungkap dalam pikiran dialektis parmenidas. Zeno filsuf besar dari aliran stoisisme membagi ajarannya ke dalam 3 bagian. Pertama, fisika yang dilukiskan sebagai lading dan pohonpohonnya. Kedua, logika sebagai pagarnya. Ketiga, etika sebagai buahnya. Pikiran dialektis perminides tertuang dalam ajarannya "yang ada" ada dan "yang tidak ada" tidak ada. Masalah identitas dituangkan dalam konsepnya bahwa yang ada itu ada dan yang tidak ada itu tidak ada. Masalah perlawanan asas dalam realitas dituangkan dalam konsep, yang ada tidak mungkin menjadi tidak ada dan sebaliknya. Yang menjadikan pikiran secara eksplisit sebagai focus pemikiran (objek material), mulai dilakukan oleh kaum sofis, salah satunya gorgias. Ia mengatakan manusia tidak memiliki pengetahuan apa-apa, yang dituangkan dalam tiga konsepnya, yaitu seandainya manusia memiliki pengetahuan, ia tidak tahu bahwa ia punya pengetahuan. Seandainya manusia memiliki pengetahuan dan tahu, pengetahuan itu tak terpahami. Seandainya menusia memiliki pengetahuan, tahu dan dipahami, tapi tidak bisa dikatakan. Setidaknya konsep Gorgias telah mempersoalkan masalah hubungan pikiran dan bahasa, penggunaan bahasa dalam kegiatan pemikiran. Sehingga pertanyaan adalah dapatkah ungkapan mengatakan setepatnya apa yang ditangkap pikiran. 1 Betrand Russel. History of Western Philosophy. 1974, hal.76 2 Diane Collinson. Lima puluh Filosof Dunia. 2001., hal.11 3 Ibid, hal.11...


Similar Free PDFs