SEJARAH PERADABAN ISLAM INVASI MONGOL DAN PENGARUHNYA BAGI DUNIA ISLAM PDF

Title SEJARAH PERADABAN ISLAM INVASI MONGOL DAN PENGARUHNYA BAGI DUNIA ISLAM
Author Sabarudin Ahmad
Pages 11
File Size 709 KB
File Type PDF
Total Downloads 16
Total Views 106

Summary

Revisi SEJARAH PERADABAN ISLAM INVASI MONGOL DAN PENGARUHNYA BAGI DUNIA ISLAM Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam Pembimbing : Eka Suriansyah, M.H.I. Disusun oleh Edy Rahman (0702110273) Sabarudin Ahmad (1102110373) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA JURUSAN SYARI’AH PRODI AL AHWAL AL...


Description

Accelerat ing t he world's research.

SEJARAH PERADABAN ISLAM INVASI MONGOL DAN PENGARUHNYA BAGI DUNIA ISLAM Sabarudin Ahmad paper

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

BAB XII PERADABAN ISLAM MONGOL T URKI DAN SYAFAWI ============================… NDIN GAZA Sejarah Perkembangan Islam di Dunia Sekedar Share MAKALAH INVASI MONGOL Muhammad Ihsan

Revisi

SEJARAH PERADABAN ISLAM INVASI MONGOL DAN PENGARUHNYA BAGI DUNIA ISLAM Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam Pembimbing : Eka Suriansyah, M.H.I.

Disusun oleh Edy Rahman (0702110273) Sabarudin Ahmad (1102110373)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA JURUSAN SYARI’AH PRODI AL AHWAL AL SYAKHSHIYAH TAHUN AKADEMIK 2012 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada pembahasan sejarah peradaban Islam ruang lingkupnya sangat luas, yaitu dari mulai zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang. Sejarah peradaban itu akan lebih mudah dipelajari jika dijadikan periodisasi sejarah. Periodisasi sejarah dapat dibagi dalam beberapa pembabakan. Pembagian babakan ini dibagi dalam sepuluh babakan yaitu: 1. Periode Nabi Muhammad SAW dan kebangkitan Islam (571-632 M) 2. Kekhalifahan Ortodok (632-661 M) 3. Zaman Bani Umayah (661-749 M) 4. Zaman Abbasiyah I (750-847 M) 5. Zaman Abbasiyah II (847-1055 M) 6. Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M) 7. Timur Tengah setelah Baghdad jatuh (1258-1520 M) 8. Timur Tengah sampai abad ke-18 (1520-1800 M) 9. Timur Tengah pada abad ke-19 dan ke-20 sampai Perang Dunia I 10. Dunia Islam sejak Perang Dunia I (1914-1968 M)1 Perjalanan hidup umat Islam sejak lahirnya sejalan dengan perputaran roda kehidupan. Ada kalanya di atas, ada kalanya di tengah-tengah, dan ada kalanya juga di bawah. Ketika awal kelahirannya Islam keadaanya masih tertatih-tatih untuk mampu tampil sebagai penegak kebenaran. Setelah mulai mapan, umat Islam terus berkembang menjelajah ke segala penjuru dunia. Ketika mencapai puncak ketinggian, sungguh sesuatu hal yang sangat membanggakan. Dimana saat itu peradaban tertinggi di muka bumi dipegang oleh Islam. Namun seiring perputaran roda kehidupan, Islam perlahan-lahan disintegrasi yang membawa Islam kepada kemunduran. Banyak faktor penyebab kemunduran ini, yang dapat diklasifikasikan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1

Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta:LESFI, 2002.

2

Di dalam makalah ini akan disajikan faktor eksternalnya. Dimana kerajaan Mongol sebagai pemeran utamanya. Selain menyebabkan kemunduran, kerajaan Mongol juga pada akhirnya turut serta dalam memajukan kembali peradaban Islam. B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang di atas. Maka, rumusan masalah dalam makalah ini meliputi dua pembahasan. Pertama, Bagaimana proses Invasi mongol ? Kedua, Apa pengaruhnya bagi dunia Islam ? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Juga bertujuan memberikan wawasan intelektual para pembaca sekalian akan pentingnya mempelajari sejarah Islam. D. Metode Penulisan Metode penulisan dalam makalah ini melalui metode kajian pustaka. Yang diambil dari berbagai literatur agar memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Invasi Mongol Tahun 1258-1500 M, merupakan masa kemunduran peradaban Islam dengan mulainya serangan (invasi) bangsa Mongol ke seluruh wilayah kawasan Islam yang dimulai dari pegunungan Mongolia, Cina, Turki, Samarkand, Afganistan, Bukhara, Khawarizm, sampai dengan Baghdad. Bangsa Mongol merupakan keturunan yang berasal dari nenek moyang Alanja khan di pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Mansyuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku besar Mongol dan Tartar.2 Bangsa mongol mempunyai tradisi yang dikenal dengan istilah nomaden yaitu berpindah pindah dari satu tempat ketempat yang lain mencari tempat yang strategis untuk memperluas wilayah kekuasaan dengan cara memperluas kekuasaan dengan cara menduduki dan menjarah tempat yang dituju, mereka membentuk kemah-kemah persinggahan sementara meluncur ke tempat strategis sambil mengembala dan mencari binatang buruan untuk selanjutnya dimakan dan kulitnya dijual-belikan untuk menghidupi diri dan keluarganya. Lebih jauh lagi mengadakan transaksi perdagangan hasil buruan dari suatu wilayah ke wilayah lain dan atau menukarkannya dengan barang atau cendera mata yang berada ditempat tersebut.3 Bangsa Mongol dikenal suka berperang karena dari mulai kecil laki-laki dan perempuan tanpa kecuali dilatih mempertahankan diri, keluarga dan marganya melalui pendidikan kemiliteran secara tradisional. Bangsa Mongol dikenal mempunyai undang-undang Alyasak dan kepercayaan yang dikenal dengan Samanism artinya menyembah matahari ketika terbit dan meninggalkannya ketika terbenam. Dengan kepercayaan itulah mereka berusaha memperluas wilayah kawasan dengan menduduki wilayah-wilayah strategis secara paksa tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Bangsa Mongol dikenal dipanggung sejarah dalam penguasaan 2 3

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h. 111. Ibid., h. 111-112.

4

terhadap wilayah-wilayah Islam semenjak dipimpin oleh Yasuki Bahadur khan dimana pelopor bangsa Mongol ini dapat berhasil menyatukan tiga belas kelompok suku yang tersisa, kemudian diteruskan dengan puteranya yang bernama Timujin dalam rentang waktu 13 tahun berhasil menyatukan bangsa Mongol dengan bangsa lain dalam posisi mapan dan tangguh.4 Pada tahun 1206 M, Timujin mendapat gelar Raja Perkasa (Jengis Khan), dimana dengan kegigihan dan keberanian serta ketangguhan kelompok yang dipimpinya berhasil mengadakan penyerangan ke Cina (Peking) tahun 1215 M, Turki, Fergana dan Samarkhand meluncur ke arah Khawarijm yang dipimpin Sultan Alaudin. Sultan Alaudin mendapat tekanan-tekanan yang dahsyat dari Mongol. Seolah-olah tekanan tersebut dapat menundukan sultan penguasa saat itu, tapi ternyata hal itu hanya fatamorgana yang tidak nampak dalam bentuk realita artinya tidak berhasil menundukan keperkasaan pilar pertahanan Sultan Alaudin saat itu.5 Sepuluh tahun kemudian setelah menginjakan kaki di tempat-tempat tersebut di atas dalam keadaan tanpa hampa, mengulang kembali perjalanannya dan mulai dari Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamazhan, Quzwin sampai dengan Irak. Pada tahun 1220 mengulang kembali serangan terhadap Sultan Alaudin. Dengan jajaran pertahanannya ternyata dapat menumbangkan kekuatan barisannya, sehingga Sultan Alaudin tewas dan diganti sultan Jalaludin. Pada akhirnya diapun melarikan diri ke India pada tahun 1224, karena gencarnya serangan yang tidak memperhatikan ramburambu kemanusiaan lagi dan dikenal dengan pertempuran attack yang juga dapat menghancurkan Azzerbaijan seluruh sarana dan prasarana kekuasaannya.6 Pada 1258 bangsa Mongol dengan seluruh pengawal barisannya menyerang dan tiba di Baghdad untuk menyerang dan menduduki kota yang terkenal dengan peradaban Islam yang diperintah oleh khalifah Mu’tashim (1243-1258 M) ia sebagai penguasa terakhir Daulat Bani Abbasiyah yang tidak sanggup lagi mempertahankan kekuasaannya karena gencarnya serangan bangsa Mongol diseluruh kawasan Islam. Situasi kritis yang berkepanjangan dan tak terkendali itu menyentuh hati nurani seorang wazir terkenal Ibn al Qomi. Ia mengambil kesempatan dengan menipu khalifah bahwa Abu Bakar putera khalifah, diberitahukannya kepada raja Khulagu Khan bahwa keinginannya untuk melamar puteri kerajaan. Hal itu dimaksudkan 4

Ibid., h. 112. Ibid. 6 Ibid., h. 113.

5

5

supaya posisi kewaziran dapat terus dipertahankan lebih jauh lagi dan dapat menggantikan posisi khalifah yang intim dengan raja Hulagu Khan yang menguasai wilayah tersebut.7 Setelah menerima berita itu raja sangat senang dan langsung memberikan permata atau hadiah dan langsung memanggilnya agar datang ke istana kerajaan Hulagu Khan selama berada di Baghdad dalam waktu dua tahun sudah dapat menguasai kawasan wilayah Syiria, Mesir sampai melintasi sungai Eufhrat dan pinggiran pegunungan yang dikenal dengan Sinai, mesir. Pada tahun 1260 gerak melaju kewilayah kawasan Nablus dan Ghaza. Keperkasaan dan strategi penguasaan mereka memberi peluang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah tersebut dimana dengan berhasilnya panglima Mongol bernama Kitbunga menjadi delegasi untuk menguasai wilayah-wilayah yang dituju dengan memberikan informasi kepada sultan Qutuz untuk dipromosikan menjadi raja mamalik Mesir supaya penundukan wilayah dapat berhasil dalam waktu yang singkat, tetapi ternyata hal ini mengakibatkan perang dahsyat antara bangsa mongol dan unsur penguasa Mamalik pada tanggal 3 Desember tahun 1260 M, dimana bangsa Mongol sendiri pulang berantakan. Hulagu Khan yang selanjutnya dikenal dengan Illi Khan dapat menguasai wilayah Asia kecil, India Timur, Tabriz, sehingga dengan keberanian dan ketangguhan barisan yang dipimpin Hulagu Khan dalam kebijakan mengangkat unsur penguasa beragama Islam, sehingga umat Islam saat itu dipimpin oleh penguasa yang berkepercayaan Samanis.8

7 8

Ibid., h. 114. Ibid., h. 115.

6

B. Pengaruhnya bagi Dunia Islam Pada masa Mongol ini merupakan masa perpecahan yang sangat parah di dalam tubuh umat Islam. Munculnya firqah-firqah menjadikan faktor penting penyebab kemunduran Islam. Sehingga bangsa Mongol dapat dengan mudah memporak-porandakan Islam. Bahkan karena sangat egonya masing-masing firqah, wilayah-wilayah kekuasaan Islam rela jatuh ke tangan bangsa Mongol ketimbang jatuh ke firqah yang lain. Dewasa ini, menurut penulis sangat perlu belajar dari kesalahan umat Islam pada masa Mongol dahulu. Karena melihat bermunculan firqah-firqah, yang jika tidak berpemikiran lebih dewasa akan menyebabkan kehancuran seperti pada masa Mongol. Kembali kepada masa Mongol, disini penulis akan menjabarkan pengaruhnya bagi dunia Islam. Allah SWT memang maha bijaksana, segala sesuatu diciptakan-Nya berpasang-pasangan.9 Hal ini juga nampak pada pengaruh Mongol bagi Islam ini. Selain pengaruh yang negatif terdapat juga pada masa ini pengaruh yang positif. 1. Pengaruh Negatif Pertama, invasi dengan menghancurkan semua yang dilalui bangsa Mongol ini. Terutama kota-kota penting Islam. Diantaranya yang sangat memilukan ialah penghancuran kota Baghdad. Sebuah kota yang sangat bersejarah, selama lima setengah abad lamanya menjadi pusat kebudayaan dan khazanah ilmu pengetahuan yang luar biasa. Bangsa Mongol dapat dengan mudah menghancur-leburkan kota tersebut dengan tanpa perlawanan yang berarti. Karena memang tentara Mongol sangat banyak dan kuat, dan juga telah terjadi perpecahan di dalam tubuh Islam.10 Kedua, kurangnya Kutubul Khanah. Hal ini akibat dari serangan bangsa Mognol yang membabi buta. Mereka menghancurkan kota-kota Islam pusat peradaban ilmu pengetahuan. Sehingga kitab-kitab terdahulu banyak yang hilang atau hancur, dan kerugian umat Islam sungguh tak ternilai harganya.11 Ketiga, penyelewengan ilmu. Akibat serangan bangsa Mongol yang sangat kejam, yang tidak pandang bulu, baik laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak, semua mereka bunuh dengan sadis. Hal ini menyebabkan ketakutan yang luar biasa terhadap kaum muslim. Sehingga yang awalnya segala ilmu dapat berkembang dengan baik, menjadi tidak berkembang. Kaum muslim hanya membahas bidang 9

Departmen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006, h. 756. Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc. Ltd., cet. IV, 2002, h. 425. 11 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Kencana, cet. III, 2007, h. 191. 10

7

agama saja. Bahkan, lama-kelamaan jatuh ke lembah mistik dan khurafat. Misalnya, ilmu falak hanya untuk menetapkan waktu shalat, sementara ilmu bintang untuk meramal.12 2. Pengaruh Positif Pada awalnya memang bangsa Mongol sangat merugikan sekali. Namun pada akhirnya bangsa Mongol ini raja-rajanya memeluk agama Islam. Sehingga selanjutnya mereka membangun suatu peradaban yang tadinya mereka hancurkan. Pengaruh-pengaruh positif itu diantaranya sebagai berikut Pertama, banyaknya sekolah dan mausu’at. Akibat serangan-serangan bangsa Mongol, kegiatan ilmu berpindah ke Mesir. Karena hanya Mesir lah kerajaan yang selamat dari serangan bangsa Mongol, yaitu pada waktu itu yang berkuasa kerajaan Mamluk. Sehingga di Mesir tumbuh suburlah perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan berdirinya sekolah-sekolah, terutama yang paling agung ialah Jami’ah Al-Azhar Kairo. Dan juga yang istimewa yaitu dengan lahirnya mausu’at dan majmu’at (buku kumpulan berbagai ilmu dan masalah kira-kira seperti ensyclopedia).13 Kedua, kemajuan peradaban. Mahmud Ghazan (1295-1304 M) raja ketujuh dan telah memeluk Islam. Ghazan sangat memperhatikan perkembangan peradaban. ia membangun perguruan tinggi madzhab Syafi’i dan madzhab Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung lainnya.14 Ketiga, munculnya ulama-ulama besar. Diantaranya ialah ahli filsafat Islam Ibn Khaldun, Ibn Taimiyah seorang perintis dan pejuang agama, dan Nasir Ad-Din Tusi seorang ilmuwan muslim dalam bidang perbintangan.15

12

Ibid., h. 192-193. Ibid., h. 191-192. 14 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. XIV, 2003, h.117. 15 Musyarifah, Sejarah Islam, h. 195-200. 13

8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Invasi bangsa Mongol meliputi seluruh wilayah kawasan Islam yang dimulai dari pegunungan

Mongolia,

Cina,

Turki,

Samarkand,

Afganistan,

Bukhara,

Khawarizm, sampai dengan Baghdad. Hampir keseluruhan wilayah Islam dapat dikuasai bangsa Mongol. Suatu yang sangat memprihatinkan. Wilayah Islam yang tidak mampu dikuasai bangsa Mongol ialah di Mesir, yang ketika itu dikuasai oleh dinasti Mamluk. 2. Pengaruh negatif. Pertama, invasi dengan menghancurkan semua yang dilalui bangsa Mongol ini. Terutama kota-kota penting Islam. Sehingga peradaban Islam banyak yang hancur atau hilang. Kedua, kurangnya Kutubul Khanah. Banyak pusat-pusat ilmu pengetahuan, seperti perpustkaan dihancurkan oleh bangsa Mongol. Ketiga, penyelewengan ilmu. Karena begitu ngerinya serangan bangsa Mongol, membuat masyarakat yang awalnya gemar mengembangkan ilmu. Baik ilmu dunia maupun akhirat, menjadi lari ke dunia mistik dan bahkan khufarat, karena ketakutan dan kekacauan melanda dimana-mana. 3. Pengaruh positif. banyaknya sekolah dan mausu’at. Pusat ilmu pengetahuan yang awalnya di Baghdad berpindah ke Mesir, karena Mesir lah satu-satunya kawasan Islam yang tidak mampu disentuh oleh bangsa Mongol. Sehingga di Mesirlah ilmu pengetahuan mampu berkembang dengan baik. Kedua, kemajuan peradaban. rajaraja Mongol yang masuk Islam banyak berperan dalam membangun peradaban. diantaranya Mahmud Ghazan (1295-1304 M), ia membangun perguruan tinggi madzhab Syafi’i dan madzhab Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung lainnya. Ketiga, munculnya ulama-ulama besar. Walaupun keadaan pada waktu itu sangat memilukan. Namun, masih terdapat ulama-ulama besar dalam Islam. Diantaranya Ibn Khaldun, Ibn Taimiyah dan Nasir Ad-Din Tusi. B. Saran Makalah ini kurang lengkap mengenai proses invasi mongol. Diharapkan kritik dan saran kepada penulis untuk menjadikan lebih baik lagi.

9

DAFTAR PUSTAKA

Departmen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006. Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional Ptc. Ltd., cet. IV, 2002. Maryam, Siti, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta: Lesfi, 2002. Sunanto, Musyrifah, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Kencana, cet. III, 2007. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

10...


Similar Free PDFs