Sistem Ekskresi Dan Local Wisdom PDF

Title Sistem Ekskresi Dan Local Wisdom
Author Fitriana Rahma
Pages 19
File Size 297.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 289
Total Views 361

Summary

SISTEM EKSRESI MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keterpaduan IPTEK dalam Islam Dosen Pengampu : Saifuallah Hidayat, M.sc. Disusun Oleh : Fitriana Rochmah Restyaningsih (1708086049) PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG TAHUN 2018 ...


Description

SISTEM EKSRESI MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keterpaduan IPTEK dalam Islam Dosen Pengampu : Saifuallah Hidayat, M.sc.

Disusun Oleh : Fitriana Rochmah Restyaningsih (1708086049)

PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG TAHUN 2018 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan. Jika tida dikeluarkan akan menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beranekaragam bentknya, mulai dari gas, cair sampai padat. Untuk itu, kita memerlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-garam dan material-material organic (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskreskan keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh akan disimpan. Materialmaterial yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses fertilisasi selektif. Manusia dan hewan memiliki system ekskresi yang berbeda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas masing-masing. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian system ekskresi ? 2. Bagaimana system ekskresi pada manusia serta gangguan system ekskresi nya ? 3. Bagaimana integrasi ayat al-qur’an dengan system ekskresi ? 4. Bagaimana revitalisasi local wisdom pada gangguan system ekskresi ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian system ekskresi. 2. Untuk mengetahui system ekskresi pada manusia serta gangguan system ekskresi. 3. Untuk mengetahui integrasi ayat al-qur’an dengan system ekskresi. 4. Untuk mengetahui revitalisasi local wisdom pada gangguan system ekskresi.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian System Ekskresi Makhluk hidup menghasilkan zat-zat sisa yang harus dikeluarkan. Proses pengeluaran zat sisa dari tubuh antara lain sekresi, ekskresi, dan defekasi. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari tubuh yang sudah tidak digunakan lagi seperti pengeluaran urin, keringat, dan CO2 dari tubuh. System ekskresi merupakan system yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawasemyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan absorpsi oleh darah, kemudian di perlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru (Kurniati, 2009). B. Sistem Ekskresi pada Manusia Setiap hari tubuh manusia menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Alat-alat ekskresi pada manusia antara lain: 1. Ginjal Ginjal manusia merupakan dua organ berbentuk seperti kacang merah, masingmasing berukuran kepalan tangan yang tertutup. Adanya di dinding tubuh dorsal dikedua sisi tulang belakang. Walau berat ginjal itu hanya 0,5% berat tubuh, namun ginjal menerima kiriman darah yang luar biasa kayanya. Potongan melintang melalui ginjal tampak bagian-bagiannya yang tiga daerah berbeda. Bagian luar disebut korteks. Dibawahnya ialah medulla. Didalamnya ada ruang kosong disebut pelvis. Korteks dan medulla ginjal itu terdiri atas kira-kira satu juta nefron. Nefron ialah satuan structural dan fungsional ginjal. Nefron membuat urine, yaitu dengan menyaring darah dan kemudian mengambil kembali bahan-bahan yang bermanfaat kedalam darah. Maka tersisalah bahan tak berguna keluar dari nefron dalam suatu larutan yang dinamakan urine (Kimbal, 1983) 3

Sumber : http://www.mikirbae.com/2016/01/struktur-dan-fungsi-sistem-ekskresi.html

a. Tahap pembentukan urine 1) Filtrasi (Penyaringan) Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Dinding terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel epitelum ppih. Antara dindidng luar dan dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul bowman tersusun dari sel-sel yang disebut podosit. Proses filtrasinya adalah yaitu ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endothelium kapiler, glomerulus kemudian menuju membrane dasar dan melewati lempeng filtrasi , lalu masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil dari filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer. 2) Reabsorpsi (Penyerapan kembali) Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian di tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelum diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion anorganik (Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, PO4 , SO4).

4

Reabsorpsi terjadi secara transport aktif dan pasif. Glukosa dan asam amino di absorpsi secara transport aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3-, dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal. Tahapan terjadinya reabsorpsi yaitu dari urine primer yang masuk melalui glomerulus ke tubulus kontortus proksimal. Urine primer ini bersifat hipotonis di banding dengan plasma darah. Kemudian terjadi reabsorpsi air dan ion Clsecara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrate akan menuju ke lengkung henle. Filtrate ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan disekitarnya. Rebsorbsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi ion Na+ dan air dibawah control ADH (hormone antidiuretic. Disamping reabsorpsi tubulus ini, terjadi juga sekresi H+, NH4+, urea, kretinin dan obat-obatan yang ada pada urine. 3) Augmentasi Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada ubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cldan urea. Sehingga terbentuklan urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpu, urine dibawa ke pelvis renalis dan kemudian mengalir malalui ureter menuju vesika unirania (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urine (Aditia,2013). b. Gangguan-gangguan pada ginjal 1) Albuminuria Albuminuria adalah suatu kelainan pada ginjal dimana didalam urine terdapat albumin (protein). Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada glomerulus yang menyebabkan protein lolos dan masuk ke dalam nefron. Ciricirinya adalah dengan timbulnya busa yang berlebihan saat buang air. 2) Batu Ginjal Batu ginjal adalah penyakit yang di tandai dengan adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk Kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium 5

oksalat, asam urat dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan kurangnya mengonsumsi air. Batu ginjal dapat menyebabkan penyempitan saluran buang air kecil. Dan dapat di hancurkan dengan operasi sinar leser. 3) Gagal Ginjal Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya (sebagai alat penyaring darah). Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara berkala dengan menggunakan alat yang disebut dialisator atau dapat juga dengan mencangkok ginjal yaitu pengambilan ginjal yang rusak kemudian di ganti ginjal sehat pendonor. 4) Diabetes Melitus Diabetes mellitus adalah kelainan ginjal karena adaanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormone insulin. Hal ini disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu, sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes mellitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi (Dewi, 2007). 5) Radang Ginjal Radang ginjal disebut juga nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron, khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali kedalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita. 6) Diabetes Insipidus

6

Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam jumlah yang banyak yang disebabkan oleh dua hal yang pertama yaitu gagalnya pengeluaran vasopressin dan yang kedua gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVP. Diabetes insipidus adalah sutau penyakit yang jarang ditemukan, penyakit ini di akbiatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme neurohypophyseal- renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air. Diabetes insipidus adalah suatu kelinan dimana terdapat kekurangan hormone antidiuretic yang menebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri) (Aziz, 2011). 2. Hati Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia, terletak didalam rongga perut sebelah kanan, dibawah diafragma. Pada orang dewasa berat hati mencapai 2 kg. hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Seperti hati menerima kelebihan asam amino yang akan di ubah menjadi urea yang bersifat racun. Hati menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin). Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati dan di keluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat. Sebagian bilirubin total termetbolisme dan bagian ini di sebut bilirubin langsung. Bilirubin mengandung bahan pewarna yang memberi warna pada kotoran (feses) ( kimbal, 1983).

7

Sumber : https://rebanas.com/gambar/images/ciri-gejala-penyakit-kanker-paru-obat-pneumoniapencegahan-pengobatan-alami •

Ganguan-gangguan pada hati 1) Hepatitis Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan B. Hepatitis yang disebabkan oleh hepatitis B lebih berbahay daripada virus hepatitis A. Pencegahannya dengan melakukan vaksinasi. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di Negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan maknan. Virus hepatitis B penularannya tidak semudah virus hepatitis A. virus hepatitis B di tularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersamsama atau di antara mitra seksual. 2) Penyakit kuning Penyakit kuning di sebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat di alirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk kedalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit Penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena seluruh

8

tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan disebabkan karena tercampur dengan cairan empedu. 3) Sirosi Hati Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati adalah salah satu penyakit sepuluh besar dunia yang menyebabkan kematian. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alcohol, salah gizi atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan. Pengobatan di lakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/ perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum). 4) Kanker Hati Kanker ati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B C dan hemochromatosis. 5) Perlemakan Hati Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 6-7 dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosi hati. Selain ini dapat timbul karena mengonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis) (Aziz, 2011). 3. Paru-Paru Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilndungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelembir dan paru-paru kiri yang memiliki dua gelembir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulang gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam 9

system eksresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksisa (CO2) dan uap air (H2O) (Pearce, 2004).

Sumber : https://www.gamatbiogold.com/kapsul-gamat-untuk-paru-paru-sehat/cara-menjaga-paruparu-sehat/



Gangguan-gangguan pada Paru-paru 1) Pneumonia Peneunomia biasa di sebut dengan radang paru-paru. Penunomia dapat timbul di berbagai daerah di paru-paru. Penyebab utama pneumonia adalah infeksi bakteri, sering kali dari jenis streptococcus pneumonia. Pneumonia dapat di picu menjadi permasalahn skunder oleh infeksi virus di saluran pernapasan atas, seperti flu. 2) Tuberculosis Penyakit tuberculosis (TBC) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk. Gejalanya adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu dan terkadang mengeluarkan darah. TBC dapat menyebabkan kematian. 3) Asma Asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembluh tenggorokan. Asma dapat disebabkan karena keturunan dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera di tangani. 10

4) Bronkitis Bronkitis adalah peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu atau polutan udara. Gejalanya adalah batuk di sertai demam atau dahak berwarna kuning. 5) Emfisema Emfisema adalah kondisi dimana kantung udara di paru-paru secara bertahap hancur. Membuat napas lebih pendek. Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisistas alveolus. Volume paru-paru lebih besar disbanding dengan orang sehat karena karbondioksida yang seharusnya di keluarkan paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa1-antitripsin

adalah

penyebab

hilangnya

elastisitas

pada

paru-paru

(Aditia,2013). 4. Kulit Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran atau ekskresi. Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman (Pearce, 2004).

Sumber : http://www.eventzero.org/sistem-ekskresi-manusia/

a. Proses pembentukan keringat

11

Bila suhu tubuh meningkat atau suhu udara dilingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir kedaerah tersebut. Pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh normal. Ketika suhu di lingkungan kita panas maka kulit akan mengatur suhu tubuh dengan banyak mengeluarkan keringat, dan urine yang dihasilkan sedikit. Sebaliknya, ketika suhu dingin maka tubuh hanya sedikit memproduksi keringat dan pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urine). b. Gangguan-gangguan pada kulit 1) Xerosis Xerosis merupakan keadaan kulit yang tampak kering dan kasar. Keadaan ini terjadi pada seluruh tubuh terutama pada tungkai bawah yang diakibatkan

oleh

kelembapan

kulit

yang

rendah.

Xerosis

ini

mencerminkan adanya kelainan pada proses maturasi dari epidermis sehingga akan menghasilkan suatu permukaan kulit yang tidak rata. Kelainan ini ditandai dengan adanya rasa gatal sehinggaterjadi peradangan pada permukaan kulit. Peradangan ini disebabkan adanya kelainan pada lapisan tanduk. 2) Lentigo Lentigo ditandai adanya bercak-bercak hiperpigmentasi pada kulit, berwarna cokelat hitam. Jika bercak ini tredapat pada kulit yang terkena sinar matahari, disebut solar lentigo. Apabila bercak ini terdapat pada kulit orang tua, bercak tersebut tidak bisa hilang. Akan tetapi, jika bercak ini terdapat pada kulit orang muda, bercak bisa hilang jika tidak terkena sinar matahari. Lentigo yang muncul pada kulit orang muda disebut freckles. 3) Kanker Kulit 12

Kanker kulit merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang bersifat ganas. Kanker ini dapat diakibatkan oleh : a) Terpaparnya bahan-bahan tertentu secara kumulatif; b) Menurunnya daya tahan kulit; c) Berkurangnya melanosit; d) Eksim atau Dermatitis Eksim ditandai dengan kulit yang meradang dan mengalami iritasi. Radang ini umumnya terjadi di bagian tangan dan kaki. Eksim pada orang yang berkulit putih akan tampak berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat. Sementara itu, eksim pada orang yang berkulit gelap akan tampak lebih gelap sehingga mempengaruhi pigmen kulit. Eksim ini apabila dibiarkan dapat menimbulkan rasa gatal dan memicu terjadinya infeksi. Oleh karena itu, eksim perlu diobati untuk menghilangkan rasa gatal. 4) Scabies Scabies merupakan penyakit yang diakibatkan oleh reaksi alergi terhadap tungau. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa gatal pada malam hari, tampak lepuh-lepuh kecil, dan terjadi abrasi yang dikarenakan garukan dan goresan pada ruam. Penyakit ini dapat menular melalui kontak kulit, tidur seranjang, dan menggunakan handuk yang sama dengan orang yang terinteraksi. 5) Kusta atau Lepra Kusta merupakan penyakit infeksi kronis pada kulit yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. 6) Jerawat Jerawat merupakan kondisi abnormal pada kulit akibat dari produksi kelenjar minyak yang berlebih. Berlebihnya produksi kelenjar minyak ini mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori. Kondisi ini mengakikbatkan kulit menjadi radang. Bagian 13

tubuh yang mudah terkena jerawat yaitu wajah, dada, dan punggung (Aziz, 2011).

C. Intergrasi Ayat Al-qur,an Dengan System Ekskresi Allah telah mendesain organ-organ dalam tubuh kita dengan begitu rapi dan tertata serta memiliki struktur tersendiri yang berkaitan dengan fungsinya sehingga proporsi kerjanya sungguh luar biasa. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-tin ayat 4, yakni:

“Sesungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS.At-tin:4) Begitu pun pada system ekskresi dalam tubuh manusia, dimana system ekskresi ini memiliki letak dan fungsi masing-masing dan saling berhubungan dengan organ lainya, sehingga tubuh kita menjadi seimbang dan tera...


Similar Free PDFs