Sistem Integumen, Derivat -Derivat Kulit, dan Sistem Rangka PDF

Title Sistem Integumen, Derivat -Derivat Kulit, dan Sistem Rangka
Author Pisca Hana Marsenda
Pages 21
File Size 915.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 87
Total Views 176

Summary

RESUME STRUKTUR HEWAN “ Sistem Integumen, Derivat – Derivat Kulit, dan Sistem Rangka” Disusun oleh : Pisca Hana Marsenda A1C412001 Dosen Pengampu Drs. Jodion Siburian M.Si PROGRAM STUDI BIOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 20...


Description

RESUME STRUKTUR HEWAN “ Sistem Integumen, Derivat – Derivat Kulit, dan Sistem Rangka”

Disusun oleh : Pisca Hana Marsenda A1C412001

Dosen Pengampu Drs. Jodion Siburian M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2012/2013

SISTEM INTEGUMEN DAN DERIVAT-DERIVAT KULIT

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorinya termasuk rambut, kuku, kelenjar ( keringat dan sebaseous ), dan reseptor saraf khusus ( untuk stimuli perubahan lingkungan internal atau eksternal ). Kata integumen berasal dari bahasa latin “ integumentum “ yang artinya “penutup” ( Bermando, 2011).

Fungsi kulit 1.

Sebagai pelindung atau alat proteksi o

Lapisan kulit bagian luar relatif impermeabel terhadap air untuk mencegah penguapan yang berlebihan.

o

Lapisan tanduk yang memiliki sifat asam akan menjadi barier (sawar) terhadap pengaruh fisika, kimia, bakteri, parasit, dan radiasi.

o

Pigmentasi pada kulit yang dapat mengurangi pengaruh sinar ultraviolet.

o

Pigmen kromatofor pada Bunglon sebagai alat kamuflase untuk mengelabui musuh.

o

Kulit menjadi kelenjar bisa pada Bufo sp.

o

Pada Reptil derivat kulit membentuk sisik tanduk yang keras untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya ( Suripto, 2000 : 2.3 ).

2.

Sebagai eksteroresptor Untuk menerima stimulus dari lingkungan sekelilingnya. Hal ini terjadi karena pada

kulit terdapat akhiran- akhiran syaraf atau badan – badan sensoris ( Bermando, 2011).

3.

Sebagai alat ekskretori o

Membuang sisa-sisa hasil metabolisme baik berupa air, lipida, atau garamgaram ke luar tubuh oleh kelenjar keringat dan kelenjar minyak.

o

Sebagai osmoregulator, mengatur keseimbangan kadar garam dalam cairan tubuh.

o

Sebagai thermoregulator, mengatur keseimbangan suhu tubuh dengan pelepasan panas untuk penguapan keringat dan permukaan tubuh terutama bagi hewanhewan homoiotherm ( Suripto, 2000 : 2.4 )

4.

Sebagai alat respirasi atau pernapasan Kondisi kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler pada hewan akuatik tepat

untuk proses difusi gas oksigen yang terlarut dalam air masuk ke kapiler darah di permukaan tubuh ( Suripto, 2000 : 2.4 ).

5.

Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan o

Pada Mamalia terdapat kelenjar mamae atau kelenjar susu sebagai alat nutrisi.

o

Tempat penyimpanan energi atau cadangan makanan berupa lemak sebagai jaringan adiposum pada bagian subkutan ( Suripto, 2000 : 2.4 ).

6.

Sebagai alat gerak Derivate kulit pada ikan membentuk sirip, pada katak membentuk selaput renang, dan

pada burung membentuk sayap ( Suripto, 2000 : 2.4 ).

7.

Sebagai tempat pembentukan vitamin D Pembentukan D3 atau kalsiferol untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dihasilkan oleh

hati dan dibentuk oleh dehidrokolestrol dengan bantuan cahaya matahari di kulit ( Suripto, 2000 : 2.4 – 2.5)

Struktur kulit Kulit hewan-hewan vertebrata terdiri dari dua lapisan utama, yaitu : epidermis dan dermis. Setelah terbentuknya zigot, selanjutnya membentuk embrio, zigot mengadakan pembelahan sel dan menyebabkan pembentukan bangunan multiselular. Bagian multiselular mengalami diferensiasi sel sehingga terbentuk tiga lapisan utama, yakni : lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm ( Suntoro dan Tanjung, 1993 : 4).

1.

Epidermis Epidermis berasal dari lapisan ektoderm. Epidermis pada dasarnya dibangun oleh

epitel berlapis banyak pipih menanduk dan beberapa sel lain, terutama sel pigmen atau sel melanosit yang akan memberikan warna tertentu pada kulit. Ketebalan epidermis bervariasi tergantung spesies hewan dan letaknya di tubuh ( Suripto, 2000 : 2.5 ). Epidermis disusun oleh lapisan – lapisan berikut : a)

Lapisan basal atau lapisan germinativum merupakan lapisan terdalam dari epidermis dan menempati membran dasar ( lapisan antara dermis dan epidermis).

b)

Lapisan spinosum terdiri dari sel-sel bergranul ( sel kasar ).

c)

Lapisan granulosum terdiri dari sel-sel bergranul dan lebih kasar.

d)

Lapisan lusidum yang berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan akibat sinar ultraviolet.

e)

Lapisan tanduk atau korneum yakni lapisan sel-sel mati yang membuat kulit elastis dan berfungsi sebagai pelindung sel-sel dasar kering. Penyusun utama lapisan tanduk ini adalah keratin yaitu suatu jenis protein yang tidak larut dalam air. Apabila kehilangan air dari tubuh dan masuknya air ke dalam tubuh dapat dihambat, sehingga air dalam tubuh tetap seimbang. Selain itu, keratin tahan terhadap bakteri yang dapat mencegah infeksi ( Suntoro dan Tanjung, 1993 : 4 ).

Sel melanosit berasal dari neural crest ( serpihan dari bumbung neural ). Melanosit menghasilkan pigmen melanin yang berwarna hitam terdapat pada lapisan basal diantara selsel basal dengan sel-sel yang terdapat di atasnya. Sel langhans berbentuk bintang, terdapat pada lapisan spinosum. Sel ini berasal dari lapisan dermis dan menunjukkan aktivitas sebagai sel makrofag dan faktor imun. Sel merkel, umumnya terdapat pada kulit tebal seperti telapak kaki dan telapak tangan. Sel merkel berperan sebagai mekanoreseptor dan mempunyai aktivitas APUD ( Amine Precursor Uptake and Decarboxilation ) ( Suripto, 2000 : 2.5 – 2.6 ).

2.

Dermis

o

Dermis merupakan jaringan ikat (penyokong) yang menghubungkan antara lapisan epidermis dengan jaringan subkutan ( hipodermis ).

o

Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan papilar dan lapisan retikular.

o

Lapisan papilar mengandung serabut elastin yang dapat melenturkan kulit.

o

Bahan

organik

dalam

dermis

terdiri

atas

asam

mukopolisakarida

dan

glikosaminoglikans yang terutama dermatan sulfat dan kondroitin sulfat. o

Lapisan dermis mengandung banyak pembuluh darah dan pembuluh limfa.

o

Dermis mengandung beberapa derivat epidermis seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebaseus, serabut-serabut saraf dan reseptor (Suripto, 2000 : 2.6).

o

Lapisan retikular terdiri dari retikulum dan mengandung serat kolagen (terbanyak) dan serat elastin. Lapisan retikular merupakan tempat menempelnya serat otot rangka (wajah dan kulit kepala) dan otot polos (arrector pili muscles/ akar rambut). Terdapat pula reseptor sensori somatik ( rasa nyeri, tekanan, sentuhan, dan suhu ) ( Kuntari, 2007 ).

3.

Jaringan subkutan atau hipodermis

o

Jaringan subkutan merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kulit bagian dermis dengan jaringan otot di bawahnya secara longgar.

o

Jaringan subkutan banyak mengandung jaringan adiposum dengan ketebalan bervariasi yang sesuai dengan letak dan difusi nutrisi ( Suripto, 2000 : 2.6 – 2.7).

Kulit tebal o

Kulit tebal terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan.

o

Kulit tebal terdiri dari lapisan germinativum, spinosum, granulosum, lusidum, dan korneum

o

Adanya sel-sel merkel yang tidak terdapat pada kulit tipis ( Suripto, 2000 : 2.7 – 2.8).

Kulit tipis

o

Kulit tipis terdapat pada seluruh permukaan tubuh kecuali pada telapak kaki dan telapk tangan. Paling tipis terdapat pada kelopak mata (0,5 mm) dan paling tebal pada punggung ( 5 mm).

o

Pada kulit tipis banyak dijumpai kelenjar keringat, kelenjar minyak yang berhubungan dengan akar rambut, dan kelenjar minyak yang tak berhubungan dengan akar rambut seperti pada papilla mamae, labia minora, dan kelopak mata.

o

Lapisan epidermis kulit tipis tidak mempunyai lapisan lusidum, lapisan korneum sangat tipis, dan terdapat sel-sel melanosit pada lapisan basal yang tidak dimiliki oleh kulit tebal ( Suripto, 2000 : 2.8).

Pigmentasi Pigmentasi pada kulit berlangsung saat darah membawa asam amino tirosin yang berasal dari hati ke dalam sel melanosit. Di dala sel melanosit terdapat enzim dopaoksidase yang mengubah tirosin menjadi melanin. Butir-butir melanin disuntikkan melalui uluranuluran sitoplasma sel melanosit ke sel-sel epitel pada lapisan granulosum sehingga pada lapisan ini banyak dijumpai butir-butir pigmen yang dapat menentukan warna kulit dan melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet ( Suripto, 2000 : 2.8).

Warna kulit Warna pada kulit disebabkan oleh : 1.

Peningkatan jumlah butir –butir pigmen disebut warna morfologi.

2.

Penyebaran pigmen dalam sitoplasma disebut warna fisiologi.

3.

Interaksi dari beberapa warna serta pengaruh pembiasan dan refleksi cahaya oleh pigmen disebut warna fisis ( Suripto, 2000 : 2.8). Suripto (2000 : 2.8) menyatakan bahwa sel – sel pigmen yang terdapat pada hewan

Vertebrata ada beberapa macam tergantung jenis pigmen yang dikandungnya, sel-sel pigmen tersebut adalah : 1.

Melanofor, sitoplasmanya mengandung pigmen melanin yang berwarna dari coklat sampai hitam.

2.

Xantofor, sitoplasmanya mengandung pigmen warna kuning.

3.

Eritrofor, sitoplasmanya mengandung pigmen warna merah ( pteridin dan karotenoid) dalam organel yang disebut pterinosom.

4.

Guanofor atau iridosit, sel dermal yang mengandung kristal guanine memancarkan warna putih perak sampai kebiru-biruan serta warna interfensi seperti pelangi. Guanofor merupakan pigmen karakteristik pada Amfibi, Reptil, dan Pisces.

Kulit menjadi lebih hitam setelah terkena sinar ultraviolet dari matahari adalah akibat terjadinya suatu proses sebagai berikut : o

Terjadinya reaksi fisikokimia ialah penggelapan melanin yang telah ada sebelumnya dan dengan cepat ia dikeluarkan ke dalam keratinosit.

o

Kecepatan sintesis melanin pada melanosit dipercepat yang mengakibatkan peningkatan jumlah pigmen ( Suntoro dan Tanjung, 1993 : 9 ).

Derivat-derivat dari epidermis kulit Rambut

Rambut berasal dari invaginasi epidermis yang menyusup ke dalam dermis folikel rambut yang merupakan pelebaran terminal yang disebut bulbus rambut. Pada bulbus rambut terdapat papila dermis yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh kapiler darah untuk menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan dan pertahanan rambut. Selama pertumbuhan sel-sel epitel yang meliputi bulbus rambut membelah terus-menerus dan berdiferensiasi menjadi : 1.

Medula rambut

2.

Korteks rambut

3.

Kutikula rambut

4.

Lapisan akar rambut bagian dalam

5.

Lapisan akar rambut bagian luar

6.

Glassy membrane Warna rambut disebabkan oleh aktivitas sel-sel melanosit untuk menghasilkan pigmen.

Fungsi rambut antara lain sebagai isolator dan termogulator ( Suripto, 2000 : 2.5-2.6 ).

Kelenjar – Kelenjar Kulit

Kelenjar sebasea atau kelenjar lemak/ kelenjar minyak •

Jika dilihat dari jumlah dan bentuknya merupakan kelenjar asinus atau alveolar sedangkan jika dilihat dari cara pelepasan sekretnya termasuk kelenjar holokrin.

Kelenjar keringat •

Jika dilihat dari jumlah sel dan bentuknya merupakan kelenjar tubuler bergelung sederhana sedangkan dilihat dari cara pengeluaran sekretnya termasuk kelenjar mirokrin.



Kelenjar keringat mengalami modifikasi pada ketiak danm sekitar anus menjadi kelenjar apokrin, pada bagian tepi kelopak mata menjadi kelenjar moll, dan pada saluran telinga luar menjadi kelenjar seroma ( Suripto, 2000 : 2.15 ).

Kelenjar susu •

Kelenjar susu merupakan modifikasi dari kelenjar keringat ( kecuali pada Monotremata). Kelenjar susu pada mamalia umumnya berkelompok pada daerah tertentu yang disebut mammae (breast) dengan saluran sekretorisnya yang bersatu membentuk putting susu ( nipple/teat).



Letak kelenjar mamae pada daerah aksilar, daerah torakal, atau daerah inguinal.



Jika jumlah mammae lebih dari dua (normal) disebut hipermatisma dan apabila jumlah putting susunya ang berlebih disebut hipertelia ( Suripto, 2000 : 2.15 - 2.16).

Kelenjar – kelenjar kulit lain •

Pada bangsa Amfibi terdapat kelenjar multiseluler seperti kelenjar mirokrin, kelenjar mukus, kelenjar apokrin, atau kelenjar bisa.



Pada Bufo terdapat kelenjar parotid



Pada bangsa Aves terdapat kelenjar tunggit



Pada kura-kura terdapat neck gland atau kelenjar leher.



Pada kadal terdapat kelenjar femoral ( Suripto, 2000 : 2.16 ).

Kuku



Kuku merupakan lempengan derivat epidermis yang mengalami penandukan.



Proses proliferasi dan diferensiasi epitel yang lambat laun menghasilkan kuku terdapat pada akar kuku.



Lempeng kuku terdiri atas lapisan kompaktum dan epitel yang mengalami penandukan.



Epinichium ialah penebalan epitel di atas kuku bagian proksimal.



Hiponichium ialah penebalan epitel di bawah kuku bagian ventral.



Jaringan epitel di bawah lempengan kuku disebut bantalan kuku (Suripto, 2000 : 2.17)

Bulu

Pertumbuhan bulu diawali dari pertumbuhan papilla dermis. Ada tiga macam bentuk bulu yaitu : a.

Pennae ( counther feather ) Tipe bulu semacam ini terdapat pada sayap yang disebut remiges dan pada ekor yang

disebut retrises. Tipe bulu semacam ini penting untuk pergerakan sedangkan yang tumbuh pada bagian lain sebagai isolator, termoregulator, dan alat proteksi. Pennae terdiri atas bagian-bagian berikut : 1.

Batang bulu yang terdiri dari kalamus dan rachis.

2.

Bendera bulu yang terdiri dari rami, radii, dan radioli ( Suripto, 2000 : 2.17-2.18 ).

b.

Plumula ( down feather ) Bulu tipe ini tidak mempunyai rachis, kalamus membentuk rami dan rami bercabang-

cabang membentuk radii tanpa ada radioli. Tipe bulu semacam ini terutama terdapat pada anak-anak burung dan berfungsi sebagai isolator ( Suripto, 2000 : 2.18 ).

c.

Filopluma ( bristles) Merupakan bulu-bulu rambut yang sangat halus seperti jarum, terdiri dari rachis dan

rami, kalamus biasanya telah tereduksi, contohnya terdapat pada burung kasuari ( Suripto, 2000 : 2.18 ).

Sisik Berdasarkan kandungan zat, susunan lapisan, dan bentuknya jenis sisik antara lain : 1.

Sisik kosmoid, relatif tebal dan terdiri dari tiga lapisan yakni kosmin sebagai lapisan paling atas, lapisan tulang yang vaskuler, dan lapisan tulang yang kompak dan berlamela. Dari bentuknya sisik kosmoid dapat sikloid, cenderung bulat dengan garisgaris melingkar atau berbentuk romboid seperti belah ketupat. Sisik kosmoid terdapat pada Osteichthyes, Dipnoi,dan Crssoppterigii ( Suripto, 2000 : 2.19).

Sisik tipe kosmoid 2.

Sisik ganoid, ada dua macam yaitu : •

Sisik paleoniskoid terdapat pada Polypterus dari family Palaeoniscoidae.



Sisik lepidodestoid hanya ada dua lapisan yaitu lapisan ganoin di bagian atas dan lapisan tulang berlamela di bagian bawah, bentuknya sikloid seperti pada Cyprinus atau bentuk stenoid pada Perca ( Suripto, 2000 : 2.21 ).

Sisik tipe sikloid (atas) dan stenoid (bawah)

3.

Sisik Plakoid Sisik tipe ini dijumpai pada ikan Chondrichthyes seperti ikan hiu dan pari. Sisik ini

sering disebut “dermal denticle”. Sisik plakoid sendiri berbentuk segitiga yang bagian basalnya mendatar dan menempel pada lapisan dermis serta ujung yang menonjol menghadap ke arah posterior ( Anonim, 2012).

Sisik tipe plakoid. Organ luminescent

Organ ini dianggap sebagai modifikasi dari kelenjar mucus multiseluler dan banyak terdapat pada ikan-ikan yang hidup di lautan yang dalam, fungsinya adalah untuk mengenali lawan jenisnya atau untuk menakuti musuh ( Suripto, 2000 : 2.21 ).

Macam-macam derivat kulit 1.

Sisik tanduk Sisik tanduk disebut juga sisik epidermal.Sisik ini sangat baik pertumbuhannya pada bangsa reptile sebagai diterminasi.Bangsa burung terdapat pada kaki.Pada ular terdapat pada ekor.Pada kura-kura dibagian punggung disebut karapaks dan dibagian ventral disebut plastron.

Jari-jari sirip dermal (demotrichia) merupakan penulangan demal dari mesenkim. Jenis-jenis denotrichia :

2.



Lepidotrychia, khas untuk ikan-ikan bertulang (Osteichthyes)



Ceratotrychia, karakteristik dari ikan bertulang rawan (Chondrychthyes)



Actinitrichia, dianggap homolog dengan Ceratotrychia



Ampotrichia, karakteristik dari Dipnoi

Cakar dan telapok Cakar dijumpai pada bangsa reptile, mamalia, dan aves sedangkan telapok dijumpai pada kaki Ungulata.

3.

Tanduk Tanduk adalah penonjolan yang panjang dan runcing, biasa bercabang maupun tidak bercabang. Macam-macam tanduk antara lain : •

Tanduk kosong(hollow born/true born) : seludang zat yang melapisi sumbu tulang. Kebanyakan tak bercabnag dan tak pernah lepas, dominan pada hewan jantan.



Tanduk rambut(cula) : kumpulan rambut yang telah mengalami fusi, tidak pernah lepas dan tidak bercabang.



4.

Rangga(antler) : penonjolan frontal yang dapat bercabang dan tanggal.

Ballein atau “ whale bone” Ballein dapat dijumpai pada ikan Paus yang berfungsi untuk menyaring makanan.

5.

Paruh dan taji Pada bangsa burung dikenal dengan paruh, pada kura-kura disebut rampoteka, dan pada ayam jantan dinamakan taji.

6.

Pial dan balung Pial atau jengger dan balung atau gelambir pada ayam merupakan struktur kulit dengan lapisan tanduk yang tebal dan banyak terdapat sinus-sinus darah pada dermisnya ( Suripto, 2000 : 2.21- 2.24 ).

SISTEM RANGKA

Rangka berasal dari lapisan embrional mesoderm, somatik, yang pertumbuhannya dapat melalui proses osifikasi intra membrane atau secara endrokondral yaitu melalui tahap awal dahulu. Rangka merupakan sekumpulan tulang-tulang

yang menyusun tubuh

manusia dan hewan. R a n g k a ya n g t e r l e t a k d i d a l a m t u b u h ya n g d i b a l u t o l e h d a g i n g d a n k u l i t disebut endoskeleton. R a n g k a ya n g t e r d a p a t p a d a p e r m u k a a n l u a r t u b u h , b e r u p a l a p i s a n y a n g bersifat keras disebut eksoskeleton.

Rangka manusia mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : •

memberi bentuk tubuh, rangka berfungsi untuk memberi bentuk tubuh. Rangka memberi bentuk yang khas pada tubuh manusia.



menopang dan menegakkan Badan, manusia memiliki tulang duduk dan tulang kaki yang kuat. Tulang-tulang tersebut menopang berbagai kegiatan yang dilakukan manusia. Ketika duduk, tubuh ditopang oleh tulang duduk. Saat berdiri tubuh ditopang oleh tulang-tulang kaki.



melindungi alat tubuh, rangka juga ber...


Similar Free PDFs