SPLN 77 : 1987 Trafo Tegangan PDF

Title SPLN 77 : 1987 Trafo Tegangan
Author Husnul Yaqin
Pages 64
File Size 7.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 10
Total Views 410

Summary

SiTANTTIAFI sIrLN 77 :1StA7 LampiranSuratKeputusanDireksiPLN PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA No.064/DIFV87, tanggal4 Juli 1987 Transfo r.rrtato r Tegangan D E P A R T E M E T .P I E R T A M B A N G A N D A N E N E R G I PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA JALAN TRUNOJOYOBLOK M I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA S...


Description

SiTANTTIAFI

sIrLN

LampiranSuratKeputusanDireksiPLN No.064/DIFV87, tanggal4 Juli 1987

PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA

Transfo

r.rrtato r Tegangan

D E P A R T E M E T .P I E R T A M B A N G A N D A N

E N E R G I

PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA JALAN TRUNOJOYOBLOK M I/135

77 :1StA7

KEBAYORAN BARU

JAKARTA

SPLN 7Vzl9t7

TR ANSFORMATORTEGANGAN

R U J U K A N Standar ini diangkat seutuhnyadan diterjemahkan ke dalam BahasaIndonesia dari IEC Publication l36 (1987)z Voltage Transformers"*) Bilamana ditemukan hal-hal yang meragukanagar merujuk kembali Publikasi IEC tersebut di atas.

*) Bilamana dianggapperlu dapat ditambahkan: rf, kecuali ditambahkan catatan mentenai pembatasan berlakunya di Indonesia di bawah Ayat

o...o..o.o.....t|.

SPLN 7721987

TRANSFORMATOR TEGANGAN

Disusun oleh : l. Kelompok Fernbakuan Bidang Distribusi dengan Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.:l2llDIR/ 85 tanggal 23 Agustus t985 dan diper baharui dengan SK Direksi PLN No.:Ot4/ DIR/S6 tanggal 19 November 1986; 2" Kelompok Kerja Transformator dengan Surat Keputusan Kepala Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.: Ot3lLtilKl86 tanggat I ON/ 300 kV harus dilakukan sesuai dengan salah satu metoda yang dltunjukkan seperti Metoda I dan Metoda II dalam paragrap berikut. Transformator yang diuji harus dihubungkan dan tegangan diukur menurut ketentuan dalam Sub-ayat 16.2.2. Metoda I harus dipakai jika tidak ada ketentuan

lain. Penggunaan Metoda II harus merupakan perjanjian antara fabrikan-dan pemilik. 16.3.1 Metoda.I Teganganuji harus mempunyai nilai yang sesuaidengan nilai yang diberikan dalam Tabel IIID' bergantung pada ketahanan impuls petir pengenal. Lama pengujian harus sesuai dengan sub-ayat 16.1. 16.3.2 Metoda II Tegangan uii harus mempunyai nilai yang sesuai dengan nilai yang diberikan dalam Tabel IIIEr bergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkaPan. Tanpa,bergantung kepada frekuensi uji, prosedur pengujian dengan Metoda II harus terdiri dari penerapan waktu singkat I O detik pada tegangan ' pratekan f rekuensi-kerja. Tegangan pratekan kemudian diturunkan sampai tegangan uji lepasan parsial, tanpa selang dan dipertahankan pada tingkat ini selama 5 menit Besar maksimum lepasan parsial yang diizinkan dan diukur selama menit terakhir pada tegangan uji lepasan parsial yang disyaratkan harus l0 pC. 17' Peigujian frekuensl-keria

antara seksi dan pada belitan selamder Tegangan uji' harus mempunyai nilai sesuai dengan nilai yang diberikan masing-masing dalam Sub-ayat 9'3 dan 9.4. Teganganuji harus diterapkan selama I menit bergiliran antara terminal dari masing-rnasingbelitan sekunder atau seksi dan tanah. Rangka, penutup ( uita ada), inti (bila hendak ditanahkan) dan semua terminal belitan lainnya harus dihubungkanbersama dan ke tanah.

-24-

t

SPLN 77zl9t7

Pasal Enalt Uii Xlrurs It.

perguiian irnpls petir terpancung Pengujian harus dilakukari hanya dengan polaritas n(gatip dan dikornbinasikan dengan pengujian impuls petir penuh polaritas netatip sepcrti dalam uraian dl bawah ini. Impuls petir standar harus dipancung setelah 2 sampai 5 mikrodetik sirklt pemancungErn harus disusun sedemikian hingga jumtah ayunan lebih (overswing) untuk polaritas yang berlawanan dari impurs yang direkam harus dibatasi sampai mencapai 30s dari impuls terpancung. Urutan penerapanimpuls harus dilakukan sbb.: a) Betitan y.rng mempunyaiUm ( 300 kV - satu l00X- impuls penuh - dua 100li impuls terpa.ncung - empat belas 100%impuls penuh b) Belitan yang mempunyaiUm ) 300 kV - satu 100* impuls penuh - dua 100%impuls terparrcung - dua l00S impuls penuh Perbedaan dalam bentuk gelombang penuh impurs yang diterapkan seberumdan sesudahimpuls dipancungmemberikantanda gangguarrdalam. Lon@tan listiik selama diberikan impuls terpancung sepanjanglsotasl luar pulih sendiri.tidak perlu diperhatikan dalam penilaian sifat isolasi luar.

Pasal Tuiuh Fenandaan 19-

Penandaanpelat pengmal semua trarsformator tegangan harus memuat paling sedikit penandaansebagai berikut: a) Nama pabrik pembuat atau simbot lain yang mudahdikenal b) Nomor seri atau tipe, lebih disukai kedua-duanya c) Teganganpengenalprimer dan sekunder(misal 66/0,11 kV) d) Frekuensipengenal(misal 50 Hz) e) Keluaran pengenaldan kelas ketelitian yang bersesuaian(misal 50 VA kelas 1,0). -25-

SPLN 7721987 catatan: Bila transformator mempunyai dua belitan sekunder terpisah, penandaan harus menunjukkan pelat keluaran dari setiap belitan sCkundei di dalam VA kelas ketelitian yang sesuai dan tegangan pengenal setlap belitan. f) Tegangansistem tertinggi (misal 7215kV) g) Tingkat isotasi pengenal (misal l4|lj25 kV). catatan: Butir

f)

9l1 .d

dapat digabung dalam satu penandaan (misalnya

72,51t4O1325 kvl: Semuainformasi harus dicantumkandenganbaik sehinggatidak mudah

hilang/terhapus pada transformator tegangannya sendiri ?au pengenal yang dipasangkan pada transformator dengan kuat.

pada pelat

Sebagai tambahan, keterangan berikut harus diberi tanda: h) Faktor tegangan pengenal dan waktu pengenal yang sesuai. i).Kelas isolasi jika bukan kelas isolasi A. catatan: Bila beberapa kelas bahan isolasi digunakan salah satu yang membatasi kenaikan suhu belitan harus dicantumkan. j) Pada transformator yang belitan sekundernya lebih dari satu, penggunaan setiap .

belitan dan terminalnya yang bersesuaian.

Pasal Delapan Penardaan Terminal untuk Transformatd

Tetangan

20. Umum Penandaan ini digunakan untuk transformator buah transformator

tegangan fasa tunggal dan beberapa

yang dirakit

sebagai satu unit dan dihubungkan sebagai suatu transformator tegantan fasa tiga, atau transformator tegangan yang mempr"rnyaiinti bersama untuk fasa tiga. 21. Penandaan 2l.l

Penandaanterininal Penandaanhaius sesuai dengan Gambar I s/d 10. Huruf kapital A' B, c dan N menunjukkan terminal belttan prlmcr dan huruf kecil a, b, c dan n, menunjukkan terminat belitan sekunder. Huruf A, B, C menunjukkan terminal terrsolasi penuh dan huruf N menunjukkan terminal untuk dltanahkan dan isolasinya lebih rendah dari terminal-terminat lainnya. Huruf da dan dn berarti terminar-terminar beritan untuk mensuprar tegangan sisa.

21.2 Polaritas relatif Terminal-terminal yang mempunyai penandaan huruf besar dan kecil yant sama harus mempunyai polaritas yang sama pada saat yang bersamaan. -26-

SPLN 77zl9t7

BAB N PERSYAR,ATANTAMBAHAN UNTUK TRANSFORUATM, TEGANGAN FASA TUNGGAL UNTI,JKPEITGI.'KTJRAN Pasal Sembilan U m u m 22. Rtnrg lingkup Bab II terdiri dari persyaratan dan pengujian sebagai tambahanterhadap Bab I, yang diperlukan untuk transformator teganganfasa tunggal untuk pengukuran. 23. Definisi 23.1 Transformator teganganuntuk pengukuran Transformator tegangan yang dimaksudkanuntuk mensuplaialat_alat penunjuk, meter integral dan peralatan yang sejenis.

Pasal Sepulrtr Pcrsyaratan Ketelitian 24. Ilesatn kelas keElitian untuk transformator tegangan untuk pengukuran,kelas ketelitian didesain dengan persentasekesalahantegangan tertinggi yang diperbolehkanpada tegangan dan beban pengenal,sesuaidengankelas ketelitian yant ditentukan. 24.1 Kelas ketelitian standar Kelas keteitian standar untuk transformator tegangan fasa tunggal untuk pengukuranialah : orl - 0,2 - 0r5.- I,O - '0. 2r. Batas kcsalahan tegangan dan pcrgeseran fasa Kesalahantegan8andan pergeseranfasa pada frekuensi pengenaltidak boleh melebihi nilai-nilai yang diberikan pada Tabel IV padap berbagainilai teganganantara g0lXdan 120%tegangan pengenaldan denganbebanantara 25% dan 100%bebanpengenar,pada faktor-kerja 0r8 menyusul. Kesalahanharus ditentukan pada terminal transformator dan harus termasuk pengaruh yang diberikan oleh sekring atau resistans sebagai bagian yang bersatu dengan transformator.

- 2 7-

SPLN 7721.987

Tabel V Batas Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa

Kelas

Pergeseranfasa(f)

Persentase kesalahan tegangan (rasio)

(r)

Menit

i centiradian I

5

0'l

0rl

012

012

015

0 -t5 "tr

/

l0

20

015

lr0

l'0

3ro

3ro

,t

0 '. 3

|

0,6

I

I 40 1,2 | Tidak disyaratkan

Catatan: Dalam pemesanantransformator yang mempunyaidua belitan sekunder yang terpisah, karena saling bergantunganpemakai julat harus menentukan kedua keluarannya untuk julat keluaran masing-trrasing belitan, batas lebih setiap -disesuaikan dengan nilai keluaran pengenal standar. Masing-masingbelitan harus memenuhi persyaratanketelitian di tJalam julat keluaranhydr sambil pada waktu yang sama belitan yang lain mempunyai beberapa nilai keluaran dari nol sampai 100% batas lebih dari julat yang keluaran ditentukan untuk belitan lainnya. Di dalam membuktikan kesesuaiannya terhadap persyaratan ini, cukup untuk ditest hanya pada nilai ekstrimnya saja. Apabila tidak diberikan , spesifikasi julat keluaran, julat-julat ini dianggap dari 25% sampai 100% dari keluaran pengenal untuk masing-masing belitan.

Pasal Sebelas Penguiian Ketelitian 26. lJii jenis Untuk membuktikankesesuaianclari Ayat 25, ulr jenis harus ditakukanpada 80%r 100% dan 120%dari tegangan pengenal,pada frekuensi pengenaldan pada 25% dan 100%bebranpengenal. 26.a Uji rutin Uii rutin untuk ketelitian pada prinsipnyasama denganuji jenis pada Ayat 26 tetapi pada uii rutin penguranganjumlah butir uji tegangan dan atau beban diizinkan, karena pengujian telah ditunjukkan oleh uji jenis terhadap transformator yang sama sehingga berkurangnya jumlah pengujian telah cukup untuk membuktikan kesesuaiandari Ayat 25.

- 2 8 -

SPLN 77zl9t7

Pasal fhnbelas Penandaan 27. Penandaan pelat pengenrl dari trandormator

tegangan untuk pengulalran

Pelat pengenalharus memuat informasi yang sesuai dengan Ayat 19. Kelas ketelitian harus diikuti oleh keluaran pengenalyang sesuai (misal 100 VA' kelas 0r5). Catatan: Pelat pengenal boleh berisi informasi mengenai kombinasi beberapa keluaran dan kelas ketelitian yang sesuai untuk transformator tersebut.

-29-

SPLN 77zl9t7

BAB TTI PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATOR TEGANGAN FASA TUNGGAL YANG DIGUNAKAN UNTT.JKPENGAMAN Pasal Tigabelas U m u m 28. Ruang lingkup Bab III mencakup persyaratan dan pengujian, sebagai tambahan pada Bab I dan II yan8 penting untuk transformator tegangan fasa tunggal yang digunakan untuk pengaman. Persyaratan pada Bab III khususnya diterapkan pada transformator tegangan yang membutuhkan ketelitian yang cukup untuk mengerjakan sistem pengaman pada tegangan yang terjadi pada waktu gangguan. 29. Definisi .

.Iegan5-iar,, 29,1 Transformq"i-.r. r:nt*ik penqarnan Transformator tegangan yang digurnakanuntuk rnensuprlairele-rele pengaman. 29.2 Belitan tegangan sisa Belitan dari transformator tegangan fasa tunggal yang dibentuk transformator tegangan fasa tiga untuk hubungandelta terbuka yang menghasilkantegangan sisa pada kondisi gangguantanah. Pasal Empatbelas Persyaratan Ketelitian

. 70. Desain kelas ketelitian Semua transformator tegangan yang digunakan untuk pengaman, kecuali belitan tegangan sisa, harus ditunjukkan kelas ketelitian pengukuransesuai dengan Ayat 24 dan 25, Sebagai tambahan transformator tersebut harus ditunjukkan salah satu kelas ketelitian yang ditetapkan pada Sub-ayat 30.1. Kelas ketelitian transformator tegangan untuk pengamanditunjukkan oleh prosentase kesalahantegangan tertinggi yang diizinkan untuk kelas ketelitian yang sesuai, mulai dari 5% tegangan Pengenal sampai suatu tegangan yang sesuai dengan faktor tegangan pengenal(lihat Sub-ayat 4.27,). Nilai ini diikuti dengan huruf tfP'fo 30.1 Kelas ketelitian standar Kelas ketelitian standar transformator tegangan untuk pengaman adalah ft3p'l dan tt6Prrrdan batas kesalahan tegangan dan pergeseranf asa yang sama akan normal bila diterapkan keduanyapada 5% tegangan pengenaldan pada tegangan -30-

SPLN 77zl9t7 y"nF sesuai dengan faktor tegangan pengenal.Pada 2% tegangan pentenal batas kesalahan akan 2 kali lebih tinggi bita dibandingkanpada 5% teganganpengenal Jika transformator tegangan terendah (SX tegangan pengenal)dan pada batas tegangan tertinggi (yaitu tegangan yang sesuai untuk faktor tegangan pengenal: lr2, 1,5 atau l19) maka harus ada persetujuanantara fabrikan dan pemilik, 31. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa pada frekuensi pengenaltidak boleh melebihi dalam Tabel VI pada 5% tegangan pengenal, dan tegangan pengenal dikalikan dengan faktor tegangan pengenal (lr2; lr5i atau 1,9) dengan beban antara nilai-nilai

25% sampai 100%beban pengenalpada faktor-kerja 0,8 menyusul. Pada 2% tegangan per,genal,batas kesalahandan pergeseranfasa dengan beban antara 25% dan 100% beban pengenal padafaktor-kerja 0r8 menyusul

akan 2 kali lebih

tinggi dibandingkanyang diberikan dalam Tabel VI. Tabel VI Batas kesalahantegangan dan pergeseranfasa

Kelas

3P 6P

Persentase kesalahan tegangan (rasio) + atau -

3ro

Pergeseranfasa + atau Menit

120 240

6r0

Sentiradian 315 7r0

Catatan: Jika pemesanan transformator yang rnempunyai dua belitan sekunder yang terpisah, karena saling tergantung, maka pemakai harus mensyaratkan dua julat ki:luaran, satu untuk tiap belitan, batas atas untuk tiap julat keluaran sesuai dengan nilai keluaran pengenal standar. Tiap belitan harus memenuhi masing-masingpersyaratan ketelitiannya di dalam julat keluarannyadan pada . waktu yang sama belitan lainnya mempunyai nilai keluaran O% s/O 100% batas atas dari julat keluaran yang disyaratkan untuk belitan yang lainnya. 'membuktikan Untuk pelaksanaandari persyaratan ini cukup menguji hanya pada nilai-nilai ekstrimnya. Jika tidak ada persyaratan dari julat keluaran yang disuplai maka julatnya dianggap 25% s/a 100% dari keluaran pengenal untuk tiap belitan.

Pasal Limabelas . Persyaratan untuk belitan sekunder yang dimaksudkan untuk menghasilkan tegangan sisa 32. Tegang:rn sekunder pengenal Tegangan sekunder pengenal dari belitan yang hendak dihubungkandelta terbuka denganbelitan yang sama untuk menghasilkantegangansisa diberikan dalam Tabel VII. -31

SPLN 77zl9t7

Ta-bel Tegangan

Nilai

y a n g d i s u kai

VIf

sekunder

pengenal

Nilai

200

IOO

Loa//3

LLa/ /3

loo

tlo 3

3

disukai)

v

V

IOO

(tidak

prlihan

2oo//3 200 l

Catatan: Jika kondisi sistem sedemikian rupa sehingga nilai tegangan sekunder pengenal yang disukai akan menghasilkantegangan sisa yang terlalu kecil, maka bisa digunakan nilai yang tidak disukai, tetapi perlu perhatian pada kebutuhan tindakan pencegahanuntuk maksudkeamanan. 33. Keluaran pengenal Keluaran pengenal dari belitan-belitan yang hendak dihubungkandelta terbuka dengan belitan yan$ sama untuk menghasilkantegangan sisa harus disyaratkan dalam voltamperer dan nilai tersebut harus dipilih dari nilai-nilai yang disyaratkan pada Ayat 6. Catatan: Untuk admitans sirkrit sekunder tertentu, daya yang diberikan oleh belitan ini dalam kondisi yang disyaratkan pada ayat ini, normalnya akan berbeda dengan daya yang diberikan pada saat gangguan terjadi jika berhubungan dengandua belitan lain yang sama pada sistem-tasa-tiga. 34. Kelas ketelitian Kelas. ketelitian untuk belitan tegangan sisa harus ayat 30.1 dan Ayat 31.

seperti yang ditentukan pada Sub-

Pasal Enambelas Pengujian Ketelitian 35. Uii jenis Untuk membuktikan pelaksanaanAyat 31, uji jenis harus dilakukan pada 2%, 5% dan 100% tegangan Pengenaldan pada tegangan pengenaldikalikan dengan faktor tegangan Pengenalpada 25% dan 100%beban pengenalpada faktor-kerja 0r8 menyusul.

- 3 2 _

36. Uii rutin Pengujian ketelitian pada uji rutin prinsipnya sama dengan pada uji jenis dalam Ayat 35, tetapi

pada uii

rutin

pengurangan besar tegangan dan/atau besar beban

diperbolehkan, pengujian selengkapnya telah

diperlihatkan

pada uii

jenis pada

transforrnator tegangan yang setna, dengan demikian pengurangan besar tegangan dan treban pada pengujian ini cukup untuk membuktikan pelaksanaan Ayat 31.

Pasal Tufrftbelas Penandan 37. Penandaan pada pelat pengenal ffi

tegangarr untr.ilt peryaman

Fetat pgrgerlal harus memuat keterangan yang seswri dengan Ayat 19. Kelas ktelitian

harus dlruri-iur...


Similar Free PDFs