Strategi Bisnis PT NET MEDIATAMA (NET TV) PDF

Title Strategi Bisnis PT NET MEDIATAMA (NET TV)
Author Bayu Desmanto
Pages 62
File Size 6.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 253
Total Views 657

Summary

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Televisi merupakan salah satu media yang paling mudah diakses, sehingga saat ini televisi masih banyak digemari oleh masyarakat. Televisi juga menjangkau ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Strategi Bisnis PT NET MEDIATAMA (NET TV) Bayu Desmanto

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Manajemen Bisnis ICT Iwan Krisnadi

Management Bisnis ICT Iwan Krisnadi ANALISA KELAYAKAN PERENCANAAN PENERAPAN T EKNOLOGI IPT V UNT UK MENINGKAT KAN NILAI BIS… Iwan Krisnadi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Televisi merupakan salah satu media yang paling mudah diakses, sehingga saat ini televisi masih banyak digemari oleh masyarakat. Televisi juga menjangkau masyarakat luas yang heterogen sekaligus. Media televisi mempunyai daya tarik yang lebih tinggi sebagai media elektronik dibandingkan dengan radio, karena televisi memiliki unsur visual atau gambar bergerak sehingga segalanya seolah-olah terlihat “hidup” dan penonton merasa seperti ikut di dalamnya. Daya tarik yang tinggi itulah yang membuat televisi masih popular dibanding media yang lainnya (Effendy, 1997). Di Indonesia, industri penyiaran swasta nasional sedang mengalami perkembangan. Hal itu ditandai dengan cukup banyaknya jumlah penyiaran stasiun televisi nasional free to air. Pada akhir tahun 2016 jumlah televisi nasional di Indonesia ada lima belas. Dengan cukup banyaknya jumlah perusahaan pada industri penyiaran swasta nasional, maka persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap stasiun televisi saling berlomba untuk menampilkan dan menawarkan program siaran yang mampu menarik dan menghibur masyarakat banyak. Namun, beberapa stasiun televisi terkadang dalam menampilkan siaran yang kontennya hanya bersifat menarik dan menghibur masyarakat, tanpa memberikan edukasi dan penciptaan nilai-nilai positif yang sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. PT. NET Mediatama atau NET TV merupakan stasiun televisi baru yang sedang mengalami perkembangan. NET TV memiliki idealisme untuk menciptakan nilai-nilai positif dalam masyarakat. NET TV dalam menampilkan program siarannya ingin mengedukasi masyarakat Indonesia agar tetap optimis dalam menghadapi segala persoalan social, politik, dan budaya dengan melihat dan mencari sisi positif dari situasi yang terjadi. Oleh karena itu, NET TV selalu mengedepankan kualitas konten tayangan dengan menampilkan program acara yang memiliki value, memiliki makna, dan bukan sekedar sensasi belaka. Namun, meskipun NET TV telah memberikan sesuatu yang baru dan berkualitas, NET TV masih belum mampu untuk menempati peringkat 5 besar stasiun televisi nasional yang dilihat dari market share NET TV di bulan Januari 2017 hanya sebesar 3.4%. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi bersaing agar NET TV dapat diperhitungkan sebagai staisun TV swasta nasional di Indonesia 1

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut. 1.

Apakah peluang dan ancaman yang mempengaruhi PT. NET Mediatama berdasarkan kondisi eksternal perusahaan ?

2.

Apakah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. NET Mediatama berdasarkan kondisi internal perusahaan ?

3.

Apa saja alternatif strategi yang sesuai dengan untuk PT. NET Mediatama berdasarkan peluang dan ancaman yang mempengaruhi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan ?

4.

Bagaimana pemilihan strategi yang cocok untuk PT. NET Mediatama dari alternatif yang ada ?

5.

Bagaimana bentuk implementasi dan inisiasi dari strategi yang telah dipilih untuk PT. NET Mediatama ?

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang dilakukan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1.

Menganalisis faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman pada industri penyiaran swasta nasional.

2.

Menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT. NET Mediatama.

3.

Menganalisis alternatif-alternatif strategi yang dapat dijadikan pilihan PT. NET Mediatama.

4.

Melakukan pemilihan strategi yang tepat untuk PT. NET Mediatama.

5.

Merumuskan implementasi strategi yang telah di pilih untuk PT. NET Mediatama.

1.4. Keterbatasan Penelitian 1.

Batasan industri penyiaran swasta yaitu lembaga yang menyelenggarakan jasa penyiaran televisi yang berskala nasional.

2.



Keterbatasan

tersedianya

data-data

internal

perusahaan.

2

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1. Definisi Strategi Hitt (2014) menjelaskan strategi adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang terpadu dan terkoordinasi yang dirancang untuk memanfaatkan kompetensi inti dan mendapatkan keuntungan kompetitif. Strategi ini dibutuhkan karena adanya keterbatasan (scarcity) sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut, kemungkinan kompetitor lain memiliki sumber daya yang lebih besar sehingga membutuhkan strategi. Bagaimana sumber daya dapat digunakan dengan cara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Managemen strategi merupakan seni dan ilmu untuk formulasi, implementasi dan evaluasi keputusan yang bersifat lintas fungsional yang digunakan sebagai panduan bagi fungsi sumber daya manusia, pemasaran, keuangan dan lain-lain agar dapat mencapai tujuannya. (David, 2011).

2.2. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal perusahaan merupakan semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Williams, 2001). Pearce dan Robinson (2014) menjelaskan lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor diluar kendali yang mempengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah dan tindakan, yang pada akhirnya juga mepengaruhi proses internalnya. David dan David (2015) menjelaskan terdapat faktor-faktor kekuatan eksternal utama dalam melakukan analisis lingkungan eksternal yang dibagi menjadi lima kategori : (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan social, (3) kekuatan politik, (4) kekuatan teknologi, dan (5) kekuatan kompetitif. 2.2.1

Analisis Political, Economic, Social, Technology, Environment, Law

(PESTEL) Ward dan Peppard (2002) menjelaskan analisis PESTEL merupakan analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang: 1)

Political Faktor politik seperti kebijakan pemerintah, hukum yang berlaku, dan aturan formal atau informal dilingkungan perusahaan. Contoh: kebijakan pajak dan peraturan daerah. 3

2)

Economic Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari customer dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Contoh: standar nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi.

3)

Social Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada. Contoh: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja.

4)

Technology Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis perusahaan.

5)

Environment Faktor lingkungan dapat digunakan ketika melakukan perencanaan strategis atau mencoba mempengaruhi keputusan pembeli seperti faktor lokasi geografis.

6)

Law Faktor legal meliputi pengaruh hukum seperti perubahan undang-undang yang ada atau yang akan datang. Contoh lainnya adalah kesehatan dan keselamatan, arahan pekerjaan, hak asasi manusia, tata kelola perusahaan, dan tanggung jawab lingkungan.

2.2.2

Analisis 5 Forces Porter’s

Porter’s five forces model merupakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama (David dan David, 2015). Kelima aspek yang membentuk Porter’s five forces model untuk strategi bersaing di suatu industri, sebagai berikut : 1)

Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Pesaing dalam hal ini adalah pelaku usaha yang menghasilkan serta menjual produk sejenis, yang akan bersaing dalam memperebutkan marketshare.



4

2)

Masuknya Pesaing Baru Atau Potensial Pesaing baru akan menambah tingkat kompetisi dalam suatu industri. Masuknya pendatang baru kedalam suatu industri dipengaruhi pada hal-hal berikut : (1) loyalitas pelanggan, (2) diferensiasi produk, (3) biaya investasi, (4) switching cost, (5) akses ke saluran distribusi.

3)

Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Adanya produk pengganti yang dapat mempengaruhi pola pembelian konsumen sehingga konsumen memiliki banyak pilihan yang akan menyebabkan adanya pengembangan produk sehingga harga menjadi semakin kompetitif.

4)

Kekuatan Posisi Tawar Pemasok Adanya tawar-menawar dengan pemasok akan mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri yaitu pada saat jumlah pemasok sangat banyak, jumlah produk substitusi sedikit dan biaya yang timbul akibat penggantian bahan baku sangat tinggi.

5)

Kekuatan Posisi Tawar Konsumen Daya tawar konsumen pada industri berperan dalam menekan harga untuk turun, serta memberikan penawaran dalam peningkatan kualitas ataupun layanan lebih, dan membuat perusahaan saling bersaing satu sama lain.

2.2.3

Analisis Key Succes Factors

Key success factor merupakan variabel-variabael penting dalam lingkungan intern maupun ekstern perusahaan yang sangat mempengaruhi kesuksesan perusahaan dalam melaksanakan strategi dalam mencapai tujuan (Hariadi, 2004). Tripomo (2005) menjelaskan key success factors adalah faktor-faktor internal organisasi (sumber daya dan kompetensi) yang paling kritis atau yang paling penting, yang mungkin digunakan oleh suatu organisasi dalam suatu industri sebagai alat utama untuk menangani peluang dan ancaman agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan (meningkatkan posisi keuangan). Menurut Grant (2013), key success factor adalah faktor yang menentukan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan makmur di dalam pasarnya. Untuk itu di dalam membuat strategi, kita perlu mengidentifikasi faktor-faktor tersebut yang nantinya digunakan dalam analisa menggunakan matriks CPM.

5

Gambar 2.1. Key Succes Factor (Grant, 2013)

2.2.4

Matriks EFE (External Factors Evaluation)

External Factors Evaluation (EFE) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi eksternal perusahaan, seperti kondisi ekonomi, social budaya, lingkungan, politik, aspek legal, teknologi, dan aspek kompetitif lainnya (David dan David, 2015). David dan David (2015) menjelaskan ada lima langkah dalam membuat EFE matriks yaitu: A. Identifikasi daftar faktor-faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman yang langsung mempengaruhi perusahaan secara khusus dan industri pada umumnya. B. Beri nilai weight dengan interval dai 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Jumlah total bobot dari semua faktor harus berjumlah 1. C. Beri nilai rating untuk masing-masing faktor yang mencerminkan efektefitas strategi perusahaan dalam memberikan respon terhadap faktor-faktor eksternal. Rating 4 = respon tinggi, rating 3 = respon diatas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata, rating 1 = respon rendah. D. Kalikan nilai rating dari tiap faktor dengan nilai weight masing-masing. E. Jumlahkan hasil perkalian tersebut menjadi total nilai weighted score. Jumlah tertinggi dari total nilai weighted score tersebut adalah 4.0, jumlah terendah adalah 1.0, dan jumlah rata-rata adalah 2.5. Apabila nilai total weighted

6

score adalah 4.0, maka itu menandakan bahwa perusahaan sangat mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada menjadi strategi perusahaan, serta menjalankan strategi perusahaan untuk mengurangi potensi ancaman terhadap perusahaan. Apabila nilai total weighted score adalah 1.0, maka itu menandakan perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan tidak mampu mengurangi ancaman terhadap perusahaan.

2.3. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat memanfaatkan peluang secara efketif dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan industri (Jauch dan Glueck, 1997). 2.3.1

Analisis Fungsional Analisis fungsional merupakan alat analisis yang mengidentifikasi area-area fungsional yang dimiliki oleh perusahaan. Umumnya terdapat empat fungsional dalam perusahaan yang meliputi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasi (David dan David, 2015)

2.3.2

Analisis VRIO Di dalam sebuah persaingan bisnis yang ada pada saat ini sumber daya yang unggul merupakan sebuah modal yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dengan memiliki seumber daya yang unggulmaka perusahaan dapat melakukan berbagai langkah kreatif dan dapat unggul secara kompetitif di dalam persaingan yang ada. Metode yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan adalah metode yang diperkenalkan oleh Jay Barney (2007) yaitu VRIO framework. VRIO adalah kependekan dari valuable, rare, imperfectly imitabledan organizationally aligned. Konsep VRIO didasari oleh pada teori resource based view of the firm, yaitu melihatsudut pandang melihat perbedaan berdasarkan resource (sumberdaya) yang dimiliki oleh sebuah perusahaan/organisasi. Dua premis utama yang dipegang oleh sudut pandang ini adalah :



a.

Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang unik.

b.

Sumber daya tidak dapat dengan mudah dipindahkan.

7

Manajemen yang mampu mengelola dengan sangat baik sumber daya yang dimiliki maka akan memberikan perbedaan dengan perusahaan lain. Perbedaan menjadi salah satu hal utama di dalam survival di sebuah perusahaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Barney, dia menyimpulkan bahwa karakteristik kemampuan yang penting bagi perusahaan adalah VRIO, dengan penjabaran seperti dibawah ini. 1.

Value Karakteristik kemampuan perusahaan berbicara tentang apakah kemampuan perusahaan memiliki value. Dalam bahasa lainnya dapat diungkapkan

dengan

apakaha

kemampuan

perusahaan

dapat

menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, kemapuna perusahaan dapat membuat bebabn biaya menjadi semakin rendah, atau bahkan kombinasi antara keduanya. Bila konsep value Barny dihubungkan dengan konsep value based management, maka menjadi penting bagi perusahaan untuk mencermati dan mengelola hal-hal yang menjadi revenue drivers dan cost drivers dalam bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. 2.

Rare Karakteristik kemampuan perusahaan menyentuh tentang apakah kemampuan perusahaan jarang atau tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya. Dengan kondisi seperti ini perusahaan dapat menguasai pasar di area yang dikuasainya. Penguasaan pasar dalam hal ini tidak perlu menjadi monopolistic, tetapi kemampuan perusahaan sulit ditemui di tempat lain dan tidak diperoleh dengan mudah. Walaupun tidak harus menjadi pelayan di niche market, tetapi perusahaan-perusahaan yang elayani niche market biasanya memiliki karakter ini.

3.

Imitable Sifat dari karakteristik kemampuan perusahaan yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan pesaing dengan sempurna. Maksudnya adalah kemampua perusahaan tidaka dapat ditiru oleh perusahaan lain kecuali dengan suatu upaya yang besar sehingga dapat menyebabkan pengeluaran yang besar pula, atau bahkan dapat membuat suatu goncangan bagi bisnis yang saat ini berjalan di perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan telah menciptakan suatu barrier to entry yang sulit ditembus oleh perusahaan lain.



8

4.

Organizational Aligned Berbicara tentang bagaimana karakteristik organisasi perusahaan menjadi sangat penting dalam bisnis. Apakah perusahaan membangun insentif, struktur, dan budaya organisasi yang selaras sehingga mampu memberikan

dukungan

bagi

orang-orang

didalamnya

untuk

mengeksploitasi sumber daya yang ada, dan bahkan mampu menciptakan kemampuan baru.

2.3.3

Matriks Competitive Profile Matrix Dalam menganalisis kompetitor, salah satu cara yang digunakan adalah menggunakan matriks CPM, menurut David (2015) matriks CPM dapat mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan pesaing tertentu terkait posisi strategis perusahaan. Penggunaan matriks CPM dalam laporan ini menggunakan key success factor sebagai faktor yang nantinya menjadi nilai pembanding diantara perusahaan dengan pesaingpesaingnya. Pembobotan dalam matriks CPM sama dengan matriks EFE, mulai dari 0 (tidak penting) s/d 1 (sangat penting). Untuk rating dalam CPM di identifikasikannya sebagai berikut ● Rating 1 : Major Weakness ● Rating 2 : Minor Weakness ● Rating 3 : Minor strength ● Rating 4 : Major strength Jika sudah didapatkan weighted score yang berasal dari jumlah hasil perkalian antara bobot dan rating, kemudian akan bisa diketahui posisi perusahaan diantara para pesaingnya.

2.4. Internal-External Matrix Internal External (IE) matriks merupakan salah satu alat analisis yang menggabungkan teknik analisis EFE matriks dan IFE matriks. Total nilai weighted score dari IFE matriks dipetakan di koordinat X dan total nilai weighted score dari EFE matriks dipetakan di koordinat Y. Untuk koordinat X (IFE matriks) yang memiliki total weighted score sebesar 1 sampai 1.99 berarti perusahaan pada posisi lemah, total nilai weighted score dari 2 sampai 2.99 berarti perusahan pada posisi rata-rata, dan total nilai weighted score dari 3 sampai 4 berarti perusahaan pada posisi kuat. Untuk koordinat Y

9

(EFE matriks) yang memiliki total nilai weighted score sebesar 1 sampai 1.99 berarti perusahaan berada pada posisi rendah, total nilai weighted score dari 2 sampai 2.99 berarti perusahan pada posisi sedang, dan total nilai weighted score dari 3 sampai 4 berarti perusahaan pada posisi tinggi (David dan David, 2015). IE matriks terbagi menjadi tiga bagian, dimana masing-masing bagian memiliki implikasi strategi tersendiri. Untuk bagian pertama kuadran I, II, dan IV dapat dideskripsikan sebagai wilayah growth and build, strategi yang akan dijalankan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengemabangan pasar, dan pengembangan produk) dan strategi integrasi (integrasi kebelakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Untuk bagian kedua kuadran III, V, VII dapat dideskripsikan sebagai wilayah hold and maintain, strategi yang akan dijalankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Untuk bagian ketiga kuadran VI, VIII, dan IX dapat dideskripsikan sebagai wilayah harvest or divest, strategi yang akan dijalankan adalah likuidasi, divestasi, dan retrenchment (David dan David, 2015).

Gambar 2.2. Internal-External Matrix (David dan David, 2015)

2.5. Porter’s Generic Strategies Generic porter strategy merupakan strategi yang ditempuh oleh suatu organisasi dalam memanfaatkan sumberdaya dan kompetensi perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap pesaing di dalam suatu industri (Hitt, Ireland, dan Hoskisson, 2011). Pada generic porter strategy, dasar perumusannya adalah competitive scope (ukuran pasar) dan competitive advantage (keunggulan yang



10

dimilki). Dalam generic porter strategy terdapat tiga strategi yang digunakan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu : A. Cost leadership Strategi cost leadership menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen y...


Similar Free PDFs