STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MINUMAN COCA COLA BOTTLING INDONESIA DOCX

Title STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MINUMAN COCA COLA BOTTLING INDONESIA
Pages 16
File Size 37.2 KB
File Type DOCX
Total Downloads 308
Total Views 446

Summary

Bermula dengan market testing yang unik Setelah Civil War, John Pemberton ingin membuat versi non-alkohol dari coca wines (cola dengan alkohol dan kokain). Pemberton lalu mengirimkan sample minuman ini ke local pharmacy agar orang-orang mencoba minuman ini dan mendengarkan feedback dari para kustome...


Description

Bermula dengan market testing yang unik Setelah Civil War, John Pemberton ingin membuat versi non-alkohol dari coca wines (cola dengan alkohol dan kokain). Pemberton lalu mengirimkan sample minuman ini ke local pharmacy agar orang-orang mencoba minuman ini dan mendengarkan feedback dari para kustomernya. Pada akhir tahun dia telah memiliki racikan original dari Coca-Cola yang masih disimpan di sebuah loker tersembunyi di Atlanta. Kokain kemudian dihilangkan dari Coke pada tahun 1903 dan hanya beberapa perubahan kecil di 100 tahun terakhir. Terlepas dari "New Coke" yang merupakan kesalahan besar pada tahun 1985, resep Coca-Cola tidak pernah berubah. Hal ini membuat perusahaan dapat fokus pada scaling. Menggunakan logo dengan font yang unik dan timeless Coca-Cola logo dibuat oleh akuntan Pemberton menggunakan Spencerian Script yang membedakan dengan para kompetitornya. Mereka melakukan standarisasi logo pada tahun 1923 dan sampai sekarang logo ini telah tertulis di pikiran setiap orang di seluruh dunia. Coca-Cola dikemas menggunakan botol dengan design khusus Tahun 1915 Coca-Cola mengadakan kontes untuk design botol mereka yang baru. Botol baru ini harus bisa di produksi secara masal menggunakan teknologi yang ada tapi juga harus terlihat berbeda. The Root Glass Company mengikuti kontes dan memberikan design yang berasal dari cocoa plant. Meskipun tidak ada hubungannya dengan Coca-Cola, tapi bentuk ini memiliki bentuk yang menarik. Mereka pun memenangkan kontes ini dan Coca-Cola mulai melakukan marketing dan promosi botol baru mereka ini. Bahkan setelah plastik menggantikan gelas, mereka masih tetap mempromosikan botol ini sebagai icon mereka. Retailers mempunyai responsible untuk maintaining high standard Coca-Cola tim memutuskan untuk menyajikan produk mereka pada suhu 36F (2.2 Celcius) dan akan mengirimkan salesmen untuk memberitahu retailers untuk tidak menyajikan Coca- Cola di atas 40F (4.4 Celcius). Taktik ini terdengar agak aneh, tapi ini adalah bentuk standarisasi Coca-Cola sebagai premium produk yang perlu diperhatikan daripada merek minuman soda lainnya. Menjaga harga selama 70 tahun Sangat wajar pada saat ini banyak produk/service ditawarkan secara gratis dan mulai menagih biaya ketika konsumer tidak dapat meninggalkan produk/service mereka. Coca-Cola menggunakan cara yang sama untuk membesarkan perusahaan mereka di US dan seluruh dunia. Dari tahun 1886 - 1959, sebuah botol Coca-Cola hanya 5 cent. Membentuk word-of-mouth advertising dan branding Campaign menggunakan kupon dari tahun 1887 - 1920 mengakibatkan Coca-Cola untuk memberikan 10% dari produknya secara gratis untuk membentuk brand awareness. Mereka juga membuat poster, dekorasi, kalendar dan jam dinding untuk kustomer. Dan akhirnya mereka mengiklankan ke seluruh dunia "Drink Coca-Cola/Delicious and refreshing." Mengadopsi franchise model Coca-Cola membuka franchise partnership dengan memberikan hak untuk mengemas Coca- Cola di dalam botol, sedangkan mereka memegang hak untuk sirup cola. Hal ini membuat Coca-Cola tersebar lebih dari 250 independent bottlers di seluruh dunia. The Coca-Cola Company bukanlah sebuah perusahaan besar, mereka adalah sistem dari perusahaan-perusahaan yang lebih kecil dan ini membantu mereka untuk scale produk baru, komunikasi baru, equipment baru, dan lainnya. https://marketplays.id/talk/thread/7-kuncii-kesuksesan-ciecia-ciela-yan--biisa-kamu-ci/k36-...


Similar Free PDFs