Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: survei historis, geografis, dan sosiologis PDF

Title Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: survei historis, geografis, dan sosiologis
Author M. van Bruinessen
Pages 132
File Size 21.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 11
Total Views 88

Summary

&urvei 1-listoris, Ceo5rafls. clan 8>osiolo5is Marlin van Bruinessen PenE,anlar: 1-lamid AIE>ar I EOISI REVISI I PDDSITMIZU 0 KHA.ZANAH ILMU-llMU ISLAM TAREKAT NAQSYABANDIYAH DI INDONESIA Martin van Bruinessen Hak Cipta dilindungi undang-undang All rimts reserved Cetakan I, Shafar 1413/Agu...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: survei historis, geografis, dan sosiologis Martin van Bruinessen

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Sejarah dan perkembangan t arekat Rinie Ut ari Meiliananda Arsy

SKRIPSI (Perkembangan Tarekat Asy-Syahadat ain di Cirebon, Jawa Barat 1947 - 2001) Lut fiyah Rahma TAREKAT QADIRIYAH ARAKIYAH DI PESANT REN AL-HIKAM DEPOK Nur Ist iqomah

&urvei 1-listoris, Ceo5rafls. clan 8>osiolo5is

Marlin van Bruinessen PenE,anlar: 1-lamid AIE>ar

I EOISI REVISI I

PDDSITMIZU

0

KHA.ZANAH ILMU-llMU ISLAM

TAREKAT NAQSYABANDIYAH DI INDONESIA Martin van Bruinessen Hak Cipta dilindungi undang-undang All rimts reserved Cetakan I, Shafar 1413/Agustus 1992 Cetakan II, Syawwal 1414/April 1004 Diterbltkan oleh Penerbit Mizan Anggota IKAPI Jin. Yodkali No. 16, Bandung 40124 Telp. (022) 700931 Fax. (022) 707038 Desain sampul: Gus Ballon Pelaksana: Biro Desaln Mizan

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbltan (KOT) BRUINESSEN, Martin van. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: survei historis, geografis, dan sosiologis/Martin van Bruinessen; pengantar: Hamid Algar, Cet 1. •• Bandung: Mizan, 1992. 242 him.I 23,50 cm. Judul asli: The Tarekat Naqsyabandiyah in Indonesia (a historical, geographical, and sosiological survey) Bibliograft ISBN 979-433-000·0 1. Naqsyabandiyah (Tarekat) I. Judut II. Algar, Hamid.

RIWAYAT HIDUP PENULIS Martin van Bruinessen lahir di kota Schoonhoven (di Negeri Belanda) pada tahun 1946. Setelah menyelesaikan studi dan fisika di Universitas Utrecht (lulus tahun 1971), ia lebih menaruh minat kepada sosiologi dan antropologi, sambil mengajar matematika di SMP/SMA. Pada tahun 1974-1976 ia mengadakan penelitian lapangan di berbagai daerah Kurdistan (bagian Iran, Irak dan Turki) dan menulis disertasi mengenai kehidupan sosial dan politik bangsa Kurdi (1978). Perkenalan pertama dengan tarekat Naqsyabandiyah terjadi di Kurdistan. Pada dasawarsa 1980-an ia sering tinggal di Indonesia. Pada 1983-1984 ia membuat penelitian lapangan di suatu perkampungan miskin di Ban· dung, dan pada 1986·1990 bekerja di LIPI sebagai konsultan metodologi penelitian. Semenjak 1991 ia tinggal di Yogyakarta sebagai dosen tamu pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga. la telah menulis beberapa buku tentang masyarakat dan sejarah Kurdi dan tentang Islam dan politik di Turki. Saat ini sedang menulis buku mengenai Nahdhatul Ulama.

UCAPAN TERIMA KASllf Walaupun nama saya tercatat sebagai pengarang, buku ini tidak mungkin akan ditulis kalau saya tidak mendapat rangsangan dan bantuan yang sangat berarti dari banyak orang. Pertama-tama saya ingin menyatakan utang budi saya kepada almarhum Syaikh Muhammad Nurullah Varol di Cizre (Turki). Beliaulah yang membimbing langkahlangkah pertama saya di dunia tarekat. Sela.in beliau, beberapa syaikh Kurdi lainnya telah menolong saya memahami amalan tarekat Naqsyabandiyah dan asal-usul peranan sosial dan politiknya. Kepada beliaubeliau ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Barangsiapa membaca buku ini akan melihat betapa besar utang budi saya kepada para guru tarekat di Indonesia dan Malaysia yang telah saya wawancarai. Sebagian besar informasi yang saya sampaikan di sini berdasarkan wawancara dengan guru-guru tarekat. Tanpa kesiapan mereka untuk menjawab pertanyaan saya, tidak mungkin saya menyelesaikan karya ini. Mereka yang telah menyediakan banyak informasi penting akan diberikan kreditasi dalam catatan kaki nanti. Di sini saya mengucapkan terima kasih banyak kepada semuanya dan saya minta maaf kalau di mata beliau-beliau tulisan ini mengandung kesalahan atau kekurangan. Pada tahun 1986 sampai 1990 saya berada di Indonesia atas undangan UPI, dan antara lain terlibat dalam proyek penelitian Sikap dan Pandangan Ulama Indonesia. Dalam rangka penelitian itu, saya sempat mengunjungi hanyak daerah dan, di samping bertemu dengan ulama lainnya, mengadakan banyak wawancara dengan guru dan penganut tarekat Naqsyabandiyah. Sebagian hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam publikasi lain; buku ini juga dapat dianggap sebagai hasil sampingan dari proyek tersebut. Saya berterima kasih kepada UPI, terutama Pak Mochtar Buchori, atas undangannya untuk ikut serta dalam penelitiannya dan atas peluang yang diberikan kepada saya untuk meneruskan penelitian saya mengenai peranan tarekat. Banyak kawan, di Indonesia maupun di luar negeri, telah memberi sumbangan, dalam berbagai bentuk, kepada buku ini. Mereka mengantarkan dan memperkenalkan saya kepada tokoh-tokoh tarekat, membantu saya mencari hahan tertulis maupun tradisi lisan, membaca dan mengomentari draft-draft pertama dari buku ini, dan sebagai lawan bicara menolong saya mempertajam pengamatan dan analisis saya. Terima kasih banyak kepada (dalam urutan abjad): Taufik Abdullah Oakarta), Moeslim Abdurrahman Qakarta), Abu Hamid (Ujung

Pandang), Hamid Algar (Berkeley), Analiamyah (Banjarmasin), Michel Chodkiewicz (Paris), ,,Pangcu" Driyantono Qakarta dan Palembang), Djohan Effendi Qakarta), Jurriaan van Goor (Utrecht), Wardah Hafidz (Malang dan Jakarta), Halkawt Hakim (Paris), Werner Kraus (Passau), M. Sanusi Latief (Padang), Habib Luthfi (Pekalongan), Masyhuri Qakarta), Koos Noorduyn (Leiden), Ahmad Rahman (Ujung Pandang), Karel Steenbrink (Yogyakarta dan Leiden), Rusdi Sufi (Banda Aceh), Tudjimah Qakarta), dan Abdurrahman Wahid Qakarta). Mereka tentu saja tidak bertanggung jawab atas analisis dan kesimpulan saya, apalagi atas kesalahan dan kekurangan yang pembaca temukan. Naskah asli buku ini ditulis dalam bahasa Inggris. Sa.ya merasa beruntung bahwa kawan saya, lsmed Natsir, bersedia menerjemahkannya; dengan hati-hati ia berusaha agar hasilnya setia kepada teks asli dan sekaligus menjadi bahasa Indonesia yang baik. Untuk editing final saya mendapat bantuan berharga dari kawan penulis lain, Mohamad Sobary. Bagi saya sebagai peneliti sangat penting bahwa basil penelitian saya dapat dibaca oleh semua orang yang bersangkutan dan saya merasa gembira bahwa terjemahan ini lebih baik daripada buku terjemahan pada umumnya. Yogyakarta, 8Juli 1992 PRAKATA EDISI KEDUA Setelah edisi pertama buku ini terbit, saya menerima banyak reaksi yang berguna dari pembaca, berupa komentar, kritik atau informasi tambahan. Semua masukan ini saya pakai untuk menyusun edisi kedua ini, yang semoga lebih baik. Perubahan yang telah saya buat untuk edisi kedua ini terdiri dari beberapa jenis. Pertama-tama sejumlah kesalahan fakta (seperti nama orang dan tempat, tanggal peristiwlJ,, dan sebagainya) diperbaiki. Kemudian terdapat sejumlah tambahan biasa, misalnya tentang cabangcabang tarekat yang belum tercantumkan dalam edisi pertama. Dalam dua tahun terakhir, saya melakukan beberapa perjalanan di Jawa dan Madura yang menghasilkan banyak informasi baru, di samping beberapa pembaca menyampaikan keterangan tambahan yang berguna. Beberapa bagian dirombak secara total dan ditulis kembali karena keterangan dalam edisi pertama tampaknya tergantung kepada sumber yang parsial. Dunia tarekat tidak bebas dari persaingan dan pertentangan. Setelah wafatnya seorang guru yang berpengaruh, seringkali terjadi konflik berat dan berkepanjangan antara beberapa calon penggantinya. Masing-masing mempunyai visi yang berbeda tentang apa yang sesungguhnya pernah terjadi dan tentang keabsahan klaim pihak lain sebagai khalifah. Ketika saya menulis edisi pertama, saya belum cukup menyadari kompleksitas beberapa kasus yang saya bicarakan sepintas.

Berdasarkan komentar dan kritik dari pembaca dan sejumlah wawancara baru, saya berusaha menceritakan kasus-kasus tersebut secara lebih fair dan seimbang. Kepada syaikh-syaikh yang merasa dirugikan oleh tulisan dalam edisi pertama (terutama Kiai Lathifi Baidowi dan Kiai Asrori bin Usman) saya mohon maaf. Mudah-mudahan mereka setuju bahwa edisi ini lebih seimbang. Pembaca yang paling tidak puas dengan edisi pertama buku ini, agaknya, adalah Syekh Kadirun Y ahya dan murid-muridnya. Syekh Kadirun menempati posisi khusus dalaln buku ini karena ia memang lain daripada syaikh-syaikh Naqsyabandi lain yang dibicarakan. Saya menpnggapnya sebagai contoh yang paling jelas dari proses "pribumisasi0 tarekat Naqsyabandiyah, baik dengan teorinya tentang "metaf•ib-eksakta.. maupun dengan jenis keajaiban yang diklaimnya. Pada hemat saya, justru sosoknya yang mengesankan sebagai guru sakti dengan kemampuan supra.natural yang luar biasaJah yang menyebabkannya menjadi salah seorang guru Naqsyabandiyah yang paling banyak pengikutnya di Nusantara. Saya pribadi tidak begitu terkesan dengan teori maupun klaim-klaim keajaibannya, tetapi saya menganggap semua itu sebagai fenomena menarik yang mengungkapkan ban.yak hal tentang sikap keagamaan sebagian masyarakat Indonesia. Liputan saya tentang Syekh Kadirun dalam edisi pertama kurang/aw. Waktu itu saya mencoba menulis dengan gaya ironis (lain daripada gaya yang saya pakai dalam bah-bah lain) tetapi hasilnya, apalagi setelah diindonesiakan, memberi kesan mengejek dan merendahkan. Saya menyesalkan hal ini dan meminta maaf kepadanya. Sekarang ini saya berusaha menulis secara lebih fair, namun tanpa mengorbankan sikap ktitis. Saya memakai lebih banyak bahan yang diperoleh dari beberapa murid dekatnya dan berusaha membedakan lebih jelas antara perkataan Syekh Kadirun dan interpretasi saya. Saya mcngucapkan terimakasih kepada semua orang yang telah membantu saya dalaln revisi buku ini, terutama para kiai tarekat yang bersedia diwawancarai. Saya merasa berutang budi kepada banyak orang lain yang pernah menyampaikan komentar atau kritik, secara lisan ataupun tertulis. Mereka antara lain (dalam urutan abjad) Abdul Mu'ith (Mataram), Achmadi (Situbondo), Akhmad ZN (Praya), Moechammad Baidhowi Oombang), Mohammad Karim (Situbondo ), Achmad Mudjib {Palembang), M. Sjamsuddin Noer (Gresik), Hendro Saptono (Yogyakarta), dan lskandar Zulkamain (Medan). Dan terakhir saya ingin menyebut dengan rasa syukur Kholidy Ibhar, yang telah menemani saya pada beberapa perjala:nan da:n senantiasa menjadi lawan bicara yang kritis. Dengan demikian jumlah orang yang telah memberi sumbangan kepada buku ini sudah b-:rtambah lagi, namun tanggung jawab atas semua interpretasi dan seleksi data yang dicantumkan di dalamnya, serta kesalahan dan kelemahan yang masih ada, tetap pada penulis. Yogyakarta, 4 Oktober 1993

\ ISi BUKU Riwayat Hidup Penulis 5 Ucapan Terima Kasih - 6 Prak.a.ta Edisi Kedua - 7 Daftar Bagan dan Tabel- 12 PENGANTAR-13 Oleh Hamid Algal'

PENDAHULUAN - 15

Mengapa dan Bagaimana Buku lni Ditulh Sumber-sumber - 18 Susunan Buku Ini - 20

BAB I.

17

PENGUASA HINDIA BEL.ANDA MENYINGKAP KEHADIRAN TAREKAT NAQ.SYABANDIY AH - 21 Holle tentang Tarekat Naqsyabandiyah .. 23 Pemberontakan: di Banten, Lombok, Sidoharjo - 27 Apakah Tarekat Antipenji\iahan? - SO Sumber-sumber Belanda mengenai Tarekat Naqsyabandiyah

BAB U.

31

AWAL PERKENALAN INDONESIA DENGAN TAR.Er KAT NAQ.SY ABANDIY AH: YUSUF MA.l\.ASSAR DAN TOKOH-TOKOH NAQ.SYABANDIYAH MASA PER~LAAN LAINNYA - 34 Tulisan·tulisan Syaikh Yusuf - 36 Karya·karva Para Murid Syaikh Yusuf -- 38 Syaik.h Yusuf dan Tarekat Naqsyabandiyah - 40 Tarekat Naqsyabandiyab aetelah Syaikh Yusuf 42 Keai.mpubm - 46

BAB Ill.

ASAL-USUL DAN PERKEMBANGAN TAREKAT NAQ SYABANDIY AH HINGGA AKHIR ABAD KETUJUH BELAS-47 Silailah - 48 Setelah Baba' Al-Din: Penyebatan ke Barat dan Selatan - !'>2 Ahmad Faruqi Sirbindi dan Saingan-saingannya - 54 Kepustakaan Naqsyahandiyah - 60 Tarekat Naqsyabandivah sebagai Organisasi - 61

BAB IV.

PERKEMBANGAN PADA ABAD KE-18 DAN KE-19: TAREKAT MAZHARIY AH DAN TAREKAT KHAUDIYAH - 64 Tarekat Mujaddidiyah di India dan Hijaz - 65 Tarekat Naqsyabandiyab Khalidiyab 66 Tarekat Naqsyabandiyab Mazbariyab - 69 Kepustakaan Khalidiyah dan Mazha.riyab - 74

BAB V.

BERBAGAI RffUAL DAN TEKNIK SPIRITUAL NAQSY ABANDIYAH - 76 A11as-asas 7 6 Zik.ir dan Wirid 80 Muraqabah 82 Rahithab Mursyid (Rahithah bi Al-Syaikh) dan Rahithah Al-Qabr 82 Khatm-i Khwajagan - 85 Tawajjuh 86 Baiat, Ijazah, Khalifah - 8 7 Khalwat atau Suluk 88

BAB VI.

Para Pembela Tarekat Awai Abad ke-20; Muhammad Sa'ad dan Khatib 'Ali 128 Kaum Tuo, Komunismedan PERTI - mo HajiJalaluddin dan Partai Politik. Tarekat lslamnya - 151 Penyebaran Tarekat Naqsyabandiyah secara Geografis di Sumatera Barat- ms

BAB XI.

Singapura: Pusat Komunik.asi Sumatera dalain Abad ke-19 - U4 Syekh Abdul Wahhab dan Peaan.tren Babussalm - U5 Kampar- U8 Mand.ailing (Tapanuli Selatan) - 141 Aceh 14.S Syekh Ibrahim Bonjol dan Tarekat Sammaniyah-Naqsyabandiyah 147 Tarekat Modern dan "Metafisika llmiah": Pmf. Dr. Haji Syekh Kadirun Y abya M.Sc. - 148 Semenanjung Malaysia- 158

TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH DI MAKKAH DAN DI INDONESIA - 89 Ahmad Khatib Sambas dan Tarekat Q:adiriyah wa Naqsyabandiyah 89 Murid-murid dan Khalifah Ahmad Khatib - 91 Tarekat Qadiri.yah wa Naqsyabandiyah d.an Pembemntakan Rakyat 92 Timbulnya Cabang-cabang Tarekat yang Mandiri di Pelbagai Da.erah 9S Ritual Qadiriyah d.an Naqsyahandiyah - 96

DAERAH-DAERAH LAIN DI SUMATERA DAN SEMENANJUNG MALAYA - 134

BAB

xn.

TAREKAT NAQSYABANDIY AH DI JAWA

162

BAB VIII. PASANG-SURUT TAREKAT NAQSYABANDIYAH: REAKSI DAN PERLAWAN•.\N, KEJATUHAN DAN KEBANGKITAN - 110

Semarang dan Sekitamya - 162 K.H. Muhammad Hadi dari Girik.usumo - 162 K.H. Mansur dan K.H. Salman dari Popongan 16S Kiai Arwani dari Kudu1- 16.S Girikusumo - 165 Mbah Mangli- 166 Daerah Rembang-Blora - 167 Daerah Banyumu-Purwokerto - 169 Daerah Kebumen - 172 Da.erah Cirebon - 174 jawa Timur: Bagian Utara - 174 Jawa Timur Selatan: Kediri-Blitar - 176 Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah dan Jami'iyyah Ahl Al· Thariqah Al-Mu'tabarah - 178 Pengamatan Akhir - 185

Polemik. Anti-Naqsyabandiyah dan Pembelaan Diri Kaum Naqsyabandiyah - 110 Masa-masa Keruntuhan dan Keba.ngkitan Kembali Tarekat Naqsyabandiyah sesudah Tahun 1924- 115

BAB XIII. TAREKAT NAQSY ABANDIY AH DI MADURA DAN DALAM MASYARAKAT MADURA DI DAERAH LAIN -185

BAB

vn.

AWAL MASUKNYA TAREKAT KHALIDIYAH NUSANTARA - 99

DI

Syaikh lsma'il dari Simahur (lsma'il Al·Minangkabawi) - 99 Tarekat Khalidiyah diJawa pada 1850·an dan 1860-an - 102 Tarekat Khalidiyah di Mirumgkabau pada 1860-an - 102 Peranan Para ffi\ji - l OS Perkembangan dijawa pad.a 1880-an 106 Perkembangan di Sumatera pad.a 1880-an - 107 Tarekat Naqsyabandiyah dan Elit Tradisional - 108

BAB IX.

TAREKAT NAQSYABANDIYAH DI KEPULAUAN RIAU DAN KALIMANTAN BARAT- 119 Kepulauan Riau - 119 Kalimantan Barat- 120

BAB X.

TAREKAT NAQSY ABANDIYAH DI SUMATERA BARAT - 124 Perkenalan Pertama dan Perkemba.ngan Awwalnya - 124 Guru.guru yang Paling Penting sekitarTahun 1890-125

Kiai dan Tarekat dalain Masyarak.at Madura - 185 Silsilah Naqsyabandiyah Madura - 186 Fathul Bari, Para Penggantinya, dan Masyarakat Madura di Kalimantan Bint - 189 Nasab yang Lain: Kiai Jazuli dan Para Penerusnya 192 Habib Muhsin Aly AI.Hinduwan - 194 Munyid Perempuan - 197

BAB XIV. KELOMPOK-KELOMPOK NAQSYABANDIYAH KALIMANTAN SELATAN - 199

DI

BAB XV.

TAREKAT NAQSYABANDIYAH DAN JEJAK-JEJAKNYADI SULAWESI SELATAN 206 Pengaruh-pengaruh Naqsyabandiyah dalaln Amalan Misti.s-Magis Tradiaional - 206 Guru-guru Minang dan Pengaruh Naqsyabandiyah yang Tersebar 208 Tarekat Naqsyabandiyab Kbalidiyah-nya Haji Jalaluddin - 211 Tarekat Naqsyabandiyah Mazhariyah-nya Muhsin Aly Alhinduan 212

BAB XVI. SISA-SISA NAQSY ABANDIY AH DI LOMBOK -

215

Pemherontakan Anti-Bali 215 Guru Bangkol dan Tarekatnya - 218 Tarekat Qadiriyab wa Naqsyabandiyah di Lombok - 219 Tarekat Haji Mohammad Ali dan Keturunannya 222

BAB XVII. PRIBUMISASI T AREKAT DAN VARIASI LOK AL - 226 Haji jaJaluddin dan Pengindonesiaan Tarekat Naqsyabandiyah - 227 Pemakaian Tarekat untuk Tujuan Magis 229 Aliran-aliran Mistik yang Telah Mengalalni Pengaruh Naqsyabandiyah - 230

KESIMPULAN - 233 KEPUSTAKAAN-237 INDEK-247

DAFTAR BAGAN DAN TABEL Daftar Bagan l.

Silsilah Guru-guru Naqsyahandiyah Mengikuti Garis Nabi Muhammad saw. 50

2.

Silsilah Guru-guru Naqsyahandiyah yang Dijumpai Yusuf Makassar dan 'Ahd Al-Ra'uf Singkili di Hijaz - 56

3.

Silsilah Guru-guru Naqsyahandiyah dari Sumbel'-sumber di Indonesia dan Non-Barat 72

4. 5. 6.

Cabang Tarekat Naqsyahandiyah dari Muhammad Hadi - 166 Dua Silsilah Badal Tarekat Naqsyabandiyah 187 Hubungan Mursyid-Kbalifah dan Hubungan Genealogis di Antara Guru-guru Naqsyahandiyah Madura 190

Daftar Tabet

1. 2. 3. 4.

Karya-karya Syaikh Husuf Makassar - 39 Pertumbuhan dan Penyebaran Wilayab dari Orang-orang yang Menunaikan lhadab Haji 105 Jumlah Pusat-pusat Syattariyah dan Naqsyahandiyah 133 Jumlah Pengikut dan Inventarisasi Tareka~ Naqsyahandiyah di Sulawesi Selatan 210

PENGANTAJt Oleh Hamid Algar*) Sejarah dan doktrin tarekat Naqsyabandiyah muncul pada tahuntahun belakangan ini sebagai suatu topik populer, malah hampir-hampir menjadi mode dalam penelitian dan perbincangan di kalangan sarjana Barat di bidang Islam. Lebih penting ketimbang itu, Naqsyabandiyah telah menunjukkan semangat dan keuletan yang luar biasa di banyak wilayah di dunia Islam - Turki, Kurdistan, Afghanistan, Syria, Daghistan, Asia Tengah, Pakistan, Cina, dan Asia Tenggara. Kenyataan ini sudah cukup untuk menyanggah ramalan yang dibuat dengan penuh keyakinan oleh para orientalis dan Muslim "modernis" bahwa paguyuban sufi ditakdirkan untuk lenyap. Meskipun begitu, studi-studi yang cermat dan sistematis terhadap Naqsyabandiyah di pelbagai kawasan yang berbeda di dunia Muslim masih kurang. Pada umwrmya, yang ada hanyalah survei-survei pen· dahuluan yang masih perlu disempumakan; ini pun hanya terbatas pada sejumlah kecil kawasan. (Lihat Hamid Algar, "The Present State of Naqshbandi Studies", dalam Marc Gaborieau, Alexandre Popovic, dan Thierry Zarcone (ed.), Naqshbandis, Istanbul dan Paris, 1990, him. 4456). Oleh karena itu, karya Martin van Bruinessen perlu disambut secara khusus. Ia tidak hanya merupakan sumbangan amat berharga untuk sejarah Islam di Indonesia, melainkan juga dapat dijadikan suatu model penelitian tentang Naqsyabandiyah di tempat-tempat lain. di kawasan dunia Islam. Apa yang telah dicapainya lebih pantas dipuji lagi, mengingat relatif-kurangnya ·nteratur asli tentang Naqsyabandiyah dalam bahasa Melayu-Indonesia bila dibandingkan dengan banyaknya literatur tersebut dalam bahasa Persia, Arab, Turki, dan Urdu. Konsekuensinya, sang peneliti haruslah menghimpun kepingankepingan kecil informasi dari pelbagai sumber di luar tarekat itu sendiri. Mengingat problem tersebut mirip dengan problem yang saya hadapi dalam karya yang sedang saya kerjakan pada saat ini - yaitu sebuah penelitian tentang sejarah: Naqsyabandiyah di Semenanjung Malaya maka saya sepenuhnya dapat memahami kesulitan-kesulitan yang telah dihadapi van Bruinessen dan keberhasilannya dalam mengatasi semua itu. *)

Hamid Algar adalah penulis masalah-masalah Iran dan Turki scrta profcsor di Department of Near Eastern Studies di Univenitas California, Bakeley, AS, di bidang tasawuf dan pelbagai bidang studi Islam lainnya.

Penerbit Mizan pantas diberi ucapan selamat atas penerbitan karya penting ini, yang telah menyumbang kepada pengetahuan kita tentang Paguyuban sufi yang paling tersebar luas dan paling aktif di dunia pada masa sekarang ini. Berkeley, Agustus 1992

PENDAHULUAN Wajah Islam di Indonesia beraneka ragam, dan cara kaum Muslim di negeri ini menghayati agama mereka bermacam-macam. Tetapi, ada satu segi yang sangat mencolok sepanjang sejanh kepulauan ini: untaian kalung mistik yang begitu kuat mengebat lslamnyat Tulisan-tulisan paling awal karya Muslim Indonesia bemapaskan semangat tasawuf...


Similar Free PDFs