Tata Ruang Air.pdf PDF

Title Tata Ruang Air.pdf
Author Taekook Luv Luv
Pages 548
File Size 42.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 72
Total Views 244

Summary

Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief Tata Ruang Air Robert J. Kodoatie Roestam Sjarief Penerbit AN D I Yogyakarta V Toto Ruong Air Oleh: Robert J. Kodoqtie & Roestom Syorief Hok Cipto O 20.I0 podo Penulis .{ li ?rb"a' Desoin Cover : Bowo 4o3 lyre t v lzo r > . Korektor : Suci Nur...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Tata Ruang Air.pdf taekook luv luv

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Kamus AT R-BPN_ e-book.pdf Hasya Aghnia

BAB III PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN KLHS 3.1. Tahap Persiapan Awal Kurniawan Tugas UAS "ASSESSMENT REPORT " lady H R Kaut sar

Robert

J.

Kodoatie & Roestam Sjarief

Tata Ruang Air

Robert J. Kodoatie Roestam Sjarief

Penerbit AN D I Yogyakarta

V

Toto Ruong Air Oleh: Robert J. Kodoqtie & Roestom Syorief Hok Cipto O

Desoin

20.I0 podo Penulis

?rb"a'

Cover : Bowo

Korektor

.{

: Suci Nurosih

/

Aktor Sodewo

li

4o3 lyre

t

v

lzo r >

.

Hok Cipto dilindungi undong-undong. Dilorong memperbonyok otou memindohkon sebogion otqu seluruh isi buku ini dolom bentuk opopun, boik secorq elektronis moupun mekonis, termosuk memfolocopy, merekom olou dengon sistem penyimponon loinnyo, tonpo izin tertulis dori Penulis. Penerbit: C.V ANDI OFFSET (Penerbit ANDI) Jl. Beo 38-40,

Ielp. (0274) 561881 (Hunting), Fox.10274) 588282 Yogyokorto 5528.l

Percetokon: ANDI OFFSET Jl. Beo 38-40,

lelp. (0274) 56188,l (Hunting), tox. (O274) 588282 Yogyokorto 5528.l Perpuslokoon Nosionql: Kotolog dqlqm Terbiton (KDT)

Kodoolie, Roberl

J.

Toto Ruong Air

/

Robert J. Kodootie & Roestom Syorief;

- Ed. l. - Yogyokorto:ANDI, xiv 18 17 16 15 14 13 12 xvi * 538 hlm.; i9 x 23 Cm. 4 3 5 7 6 8 lo 9 ISBN: 978 - 979 ' 29 - 1242 - 5 l. Judul

2

1. Hydrologicol Cycle 2. Syorief, Roestom DDC'21 : 551.48

'Tenma fursifi

[an s1ufrgr furmi fiaturfurn pada5l4U,

(a'Tufian {ang gllafia Qengasifi A)an cPenlalang atas terswunn)a untaian {ata- furta. S e mog

a

6e

rmanfaat untu {

s e s ama

"Woter is the best of all things", Pindar Mengelola air adalah kompleks sama dengan persoalan kehidupan. Maka kalau bisa dibuat mudah, mengapa harus dibuat sulit?

EuFg ini [ipersem\afifum untuN ",14)oro, cPrima

" I(aren, Sfa[ine

[an,trlisnu fan Ttfatfiania

Kata Pengantar Buku ini mengulas berbagai hal tentang Tata Ruang Air. baik air di ruang udara, ruang darat

dan

ruang laut.

Mengacu pada definisi tata ruang maka "tata ruang air" dapat didefinisikan sebagai wujud struktur ruang air dan pola ruang air. Struktur ruang air adalah susunan pusat-pusat air dan sistem infrastruktur keairan. Pola ruang air adalah distribusi peruntukan ruang air dalam suatu wilayah bisa Daerah Aliran Sungai (DAS), Cekungan Air Tanah (CAT) ataupun Wilayah Sungai (WS) yang meliputi peruntukan

ruang untuk fungsi lindung sumber daya

air

(daerah konservasi dalam

DAS dan atau

daerah

imbuhan/recharge area dalam CAT) dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya sumber daya air (pendayagunaan sumber daya air dalam DAS dan atau daerah luahan/discharge area dalam CAT).

Wujud struktur dan pola ruang air ini selaras dan sesuai siklus alami perjalanan air baik kuantitas maupun kualitas yang dikenal dengan Siklus Hidrologi. Oleh karena itu tu.juan Tata Ruang Air adalah menata ruang tempat berlangsungnya siklus hidrologi agar secara alamiah dan man-made keberadaan air dapat terus berkelanjutan dan terbaharukan (renewable) dalam kuantitas dan kualitas yang "normal".

Kondisi kuantitas dan kualitas air yang tidak normal yang mencerminkan terganggunya siklus hidrologi telah menimbulkan "3 T" masalah klasik air "too much (yang menimbulkan U*ji.), too litle (yang menimbulkan kekeringan) dan too dirty (yangmenimbulkan pencemaran air)". Tiga masalah klasik air ini cenderung telah menjadi ekstrim pada akhir-akhir ini yang berpotensi akan menjadi masalah besar bagi umat manusia yaitu rusaknya keseimbangan alam yang akan menghancurkan kehidupan umat manusia (kiamat kecil dan kiamat yang sebenarnya).

Salah satu wujud kerusakan keseimbangan alam yang terkait dengan terganggunya dan rusaknya siklus hidrologi ini adalah bentuk fenomena penyimpangan iklim sebagai akibat pemanasan global yang diinduksi dan distimulasi oleh tingginya tingkat emisi (akibat pencemaran udara) yang berada di ruang atmosfir bumi. Dalam buku ini disebut sebagai ruang air udara, ruang terjadinya siklus hidrologi di udara. Penyebab peningkatan emisi di atmosfir adalah oleh berbagai kegiatan manusia di bumi khususnya yang melalui siklus hidrologi kemudian berbalik memberikan dampak terjadinya fenomena iklim ekstrim LaNina dan El-Nino dan juga badai dan topan yang menimbulkan banjir dan kekeringan ekstrim di darat dan berbagai bencana alam terkait air (water related disaster) seperti banjir bandang, longsor dan kekeringan. Kegiatan manusia di darat (kegiatan industri, transportasi, pertanian, penebangan, kebakaran hutan,

dll.) yang pada awal hakekatnya bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, kemudian berbalik

menimbulkan berbagai bencana terkait air di darat. Hal ini juga dapat dikatakan merupakan "hasil kerja" siklus hidrologi yang telah rusak dengan terganggu prosesnya. Kuantitas air (dan juga kualitas air) yang normal dan ekstrim yang jatuh ke daratan dalam bentuk hujan harus dikelola di ruang air di darat, di ruang-ruang DAS untuk air permukaan, CAT untuk air tanah, maupun WS untuk pengelolaan sumber daya air, sedemikian rupa melalui penataan ruang air di darat sehingga hujan yang jatuh di darat dapat sebanyak mungkin disimpan dan diresap baik di permukaan maupun dalam bumi.

Ioto Ruong Air

Ruang darat untuk air yang paling ideal dan alami adalah bawah permukaan bumi (ruang aliran air tanah) yang dikenal dengan nama Cekungan Air Tanahl CAT (groundwqter basin) yang terbagi atas akuifer tak tertekan (uncottfined aquifer) dan akuifer tefiekan (confined aquifer). Secara alami aliran air tanah ini yang merupakan sumber air yang lestari di musim kemarau menjadi aliran dasar (base /low) sungai. Terjaganya aliran dasar ini secara optimal dapat mencegah terjadinya kekeringan di musirn kemarau dan di samping itu juga meningkatkan kemampuan dilusi sungai yang

dapat meningkatkan kualitas air. Peresapan air yang maksimal ke dalam permukaan bumi mengakibatkan air yang mengalir di permukaan bumi (run-olfl menjadi minimal sehingga mengurangi resiko banjir. Pengelolaan air yang ideal sepeni itu yang sekaligus dapat mengurangi dan mengendalikan 3T rnasalah klasik air menuntut perlunya penataan ruang air di darat yang merupakan bagian utama yang akan di ulas dalam buku ini. Ruang air di darat yang menjadi bagian dari siklus hidrologi di darat perlu dikenal dan dialokasikan dan tidak dipertentangkan dengan ruang untuk kepentingan kegiatan sosial, budaya dan ekonomi manusia, dan terutama ditujukan untuk kepentingan menciptakan terjadinya proses siklus hidrologi yang ideal di daratan yaitu untuk mengoptimalkan resapan air hujan kedalam tanah sehingga rtrn-offminimal.

Fungsi ruang air di laut selain merupakan sumber penyumbang penguapan terbesar dalam proses siklus hidrologi, adalah juga karena lautan dapat menyerap emisi, melalui mekanisme alam tertentu secara sangat berarti (+ 50% dari emisi yang ada di atmosfir). Buku ini menjelaskan ruang air di udara, di darat, dan di laut, yang perlu ditata sesuai dengan prinsipprinsipnya yang benar agar siklus hidrologi dapat berlangsung secara normal dan berkelanjutan. Dalam buku ini diperkenalkan sebagai suatu konsep "Tata Ruang Air" yaitu penataan ruang untuk kepentingan air yang tidak boleh dikorbankan dan dipertentangkan dengan kepentingan ruang untuk manusia.

Dalam pengertian ini, banjir misalnya dapat dilihat sebagai suatu fenotnena, konflik kepentingan runag antara rnanusia dengan air di mana sebenarnya daerah-daerah rawan banjir di darat yang pada

umumnya merupakan dataran rendah adalah ruang

air

secara alamiah, tetapi akibat tekanan

kependudukan diokupasi dan ditempati oleh manusia secara ilegal rnaupun legal sehingga khususnya pada musim hujan ketika air datang untuk menempati rumahnya baik secara sementara maupun perrnanen, timbul konflik ruang dengan manusia. Ironisnya air yang sebenarnya rnenjadi korban (karena rumahnya ditempati manusia) justru sebaliknya dianggap sebagai sumber bencana bagi manusia sehingga manusia yang bergerak sebagai korban. Ruang-ruang air di darat yang dibanyak tempat, mulai dari hulu hingga hilir dan di muara wilayah sungai, telah menjadi sumber konflik kepentingan ruang antara manusia dan air. Dalam kasus semacam ini terlihat ruang untuk air selalu dikorbankan untuk kepentingan manusia. Kondisi ruang seperti ini harus ditata kembali agar air tidak lagi menjadi "musuh" tetapi tetap merupakan "teman" berkah bagi umat manusia karena air adalah sumber kehidupan manusia bahkan tiada kehidupan di bumi ini tanpa air. Ruang air yang perlu ditata ini menyangkut tidak hanya dalam arti menetapkan fungsi dengall penggunaan ruang yang ideal untuk menormalisasi siklus hidrologi. tetapijuga berbagai aspek pengelolaan ruang yang lain terkait dengan aspek hukum, lingkungan, teknis, sosial dan ekonomi.

Kolo Pengontor

VII

Pengelolaan sumber daya air adalah kompleks dari tinjauan banyak hal, meliputi: dimensi-dimensi ruang dan waktu, keterlibatan berbagai stakeholders. berbagai disiplin ilmu (teknik, sosial. budaya. ekonomi, lingkungan, kelembagaan dan hukum dll.). Demikian pula dalam penataan ruang, pengelolaan pesisir/pantai, pengurusan hutan dan lainnya.

Pengelolaan sumber daya air dan pengelolaan-pengelolaan yang lain dari sisi peraturan perundangannya pada hakekatnya bertujuan untuk pencapaian kesejahteran sosial bagi seluruh rakyat lndonesia dengan implementasi simultan antara pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan ekologi.

Dengan melihat demikian kompleksnya penyelenggaraan pengelolaan sumber daya

air

t.naupun

aspek-aspek yang lain sepe(i penataan ruang, pengelolaan pesisirlpantai, pengurusan hutan dan juga

dengan memperhatikan tujuan tersebut maka perlu ada harmonisasi dan integrasi (keterpaduan) antara pengelolaan sumber daya air dan aspek-aspek tersebut. Dengan harapan agar tujuan agung dari masingmasing pengelolaan baik secara individu maupun bersama dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Untuk hal tersebut maka keterkaitan dan hubungan baik langsung maupun tidak langsung antara sumber daya air dengan aspek-aspek lainnya diuraikan. Proses, perjalananan, keberadaan, persoalaan dan solusi serta hal-hal yang lain untuk "air" sebagai bagian utama dalam pengelolaan diuraikan dalarn bentuk tiga dimensi (ruang) baik ruang udara, ruang darat maupun ruang laut. Buku ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu referensi, informasi atau manfaat-manfaat lainnya (diantaranya buku ajar, rujukan) oleh stakeholder tersebut. Semua mengetahui bahwa untuk pencapaian tujuan ideal bahkan sempuma adalah sesuatu yang tidak mungkin karena keterbatasan dari kita sebagai mahkluk Tuhan yang tidak sempurna.

Disadari bahwa buku kecil ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. tetapi penulis berasa agar buku ini dapat bermanfaat.

BAB

1

RUANG UNTUK

A1R..............

....................1

TANPAATR. Srrlus HroRo1oct................ SIKLUS HIDRoLoGI DAN TAMPUNGAN JUMLAH DAN KoMposrsr ArR .............. 1.4.1 Jumloh Air................ L.4.2 Komposisi Air Permukoon dan Air Tanoh........... 1.5 PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR L.6 TArA RUANG Arn................

l.l 1,.2 1.3 1-.4

BAB

2

.............................1

T|ADA KEHTDUPAN

.........1

PRoSES PERTALANANATR DAN

KONFLIK KEPENTINGAN RUANG ANTARA MANUSIA DAN

......,.,.,...,.,,..7 .................8 .......................8 .......................9 .....................13 ........16

AIR

.......25

ArR....... PERMUKAAN................... 2.2.L iT: too much, too little, too dirty............. 2.2.2 Persoolon di Daerah Aliron Sungoi (Offstream) 2.3 PERSOALAN ArR TANAH...... 2.3.1 Dompak Pengambilon Air Tonoh 2.3.2 Penurunon Muko Air Tqnoh........... 2.3.3 Pencemoron Air Tanoh..... 2.i.4 Amblesan Tqnoh .......... 2.3.5 Air Tonah Sebagai Sumber Doya Terbarukon don Tak Terbarukon.. 2.3.6 Alih Fungsi 1qhqn............ BAB 3 PENGELOLAAN BENCANA TERKAIT DENGAN AIR,,....,.......

2.1 2.2

KRrrsNyA PENGELoLAAN Survsrn DAYA PERSoALAN ArR

KEJADTAN BENCANA 3.1..1 Umum 3.7.2 Potensi Bencono Masa Depon 3.1.3 Pembelojoron Dari Bencana Situ Gintung........ 3.2 PENGERTTAN DAN JENrs BENCANA....... 3.3 PENYEBAB BENCANA 3.4 PENGELoLAAN RrsrKo............ 3.4.7 Periode Ulang ........... i.4.2 Pengelolaon Risiko........... j.4.3 Pendekoton Menyeluruh Pengelolaon risiko............

3.1

......................25 ..........28

..........28 ......................i1 ..........32

.......................32 ..................,.34 .............35 .................36 ...........38 ...............38 ........,.,..41 ....................41 ......................41.

......46 .......................48 ................53 ...................56

...........................57 ....................57 .............59 ..............61

**

Doftor lsi

3.5 3.6

tx

BENcANA........ TERpADU 3.6.L Siklus Pengeloloon 8encono................... 3.6.2 Konsep Monajemen Bencona BAB 4 RUANG UDARA 4.1 RUANG STKLUS HrDRoLoGt Dt UDAM 4.3

.........61

PENGERTTAN PENcELoLAAN

.....................66 ............67 .......69

PENGELoLAAN BENCANA

Cunca onru

..................71 ..................7L

1K1rM.............

..........75

4.3.1- Cuaca...........

............75 .............77 ............79

ANGIN...

...........................84 .............84 ......................85 .............86

4.3.2 1k1im............ 4.3.i lklim ekstrim 4.3.4 El Nino.........

4.4

4.5

AwAN, MUSIM, DAN

.............81,

4.4.1 Awon........... 4.4.2 Musim 4.4.3 An9in........... GLosar (GtosatWanrvmc) DAN Memanasnyo Suhu Bumi ...

PEMANASAN

4.5.1 4.5.2 4.5.3 4.5.4 4.5.5

PERUBAHAru

Lopison O2on............. Efek Rumoh Kqca.............

lruu (CUuzrrr

Cumerl

.............87

...........88 ....................93 .............95 .........................99 .............99

8o1ik............. ... 4.6 MrrcASr DAN ADApTASI .. .........105 BAB 5 RUANG DARAT......... ........111 5.1 RUANG STKLUS HrDRoLoGr Dt DARAT ................111 5.1.1- Umum ....................1-1-1 5.L.2 Gomboran Umum lndonesiq..... ....................... LL1 5.2 BATAS TEKNTS DAN ADrMtNtsrRASt ............... .....1,1,4 5.2.1 Batos Teknis Hidrologi: Wiloyah Sungai (WS), Doeroh Aliron Sungoi (DAS) Dan Cekungon Air Tanah (CAr) . . .. ...............1-1-4 5.2.2 Wilayah Sungai (WS) . ......115 5.2.3 Daeroh Aliron Sungoi (DAS) ........123 5.2.3.L Teknis............ ......... ... .......123

5.3

5.2.4 5.2.5

Pengoruh Umpon

Efek Pemanason Globol

5.2.3.2

lrurnnsrnurruR 5.

j.1

DAS Sebagai Dasar Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Air Permukaan..... .................127

Cekungon Air Tonoh (CAf ) Botos Administrosi .............

Krnrnnru

Air....... 5.3.1.1 Komponen A1ami.,............ 5.3.1".2 Komponen Artifisial.......... Komponen Sumber Dayo

...................1.j1 .........1.i8 ...........140 ..................... L40 .....................,...140 .........................141

Doftor

5.3.2 5.3.3 5.3.4

Sistem Droinqse Sistem 1ri9osi........... Sistem Air Bersih

5.3.4.I

5.i.5 5.i.6 5.3.7 5.3.8 5.j.9 5.4

5.5

:)?'"

5.3.4.2 Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem

si

..... L41

....................L43 .........................145

...........

Umum Ketersediaan air dari air permukaan dan air

...................145

tanah..

9onjir........... Air Limbqh Pengendolion Erosi don Sedimentosi. Pengeloloon Konservasi Air ............-..... Pengeloloon Kekeringon... Pengendoli

il;"x^:::li:i

5.4.2 Proses Perenconoon don Peloksonoon .............. RAWA............ 5.5.1 Jenis Lahon Rawo............ 5.5.2 Fungsi Lqhqn Rowa 5.5.3 Potensi dsn Kondisi Rqws di lndonesio..... 5.5.3.1 5.5.3.2 5.5.3.3

I

........1,47

... ..................1-49 .......................1"56

........................162 .....................170 ....................J-73

:'; ........."......... J-82 .........................183

............L85 .....................185 .......188

Pengembangan Potensi Rawa Untuk Kebutuhan 8eras.............. Permasalahan Pengembangan Rawa di lndonesia... Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Rawa di lndonesia

5.5.4 5.5.5

Konsep Pengelolaon Rowo Terpodu................... Kerangko Konsepsionol Pengeloloan Rowo............

5.6.2 5.6.3 5"6"4 5.6.5

Huton Huton.......... Londoson Hukum Substonsi Kehutonan 5.6.5.1 Umum ........... 5.6.5.2 Beberapa Definisi

..........., 197

.......,198 .....................202

...................203 ..............205

5.6

Penggundulon

..................208 . ...............210 ........................2L4

Manfoot

5.6.5.3 5.6.5.4

Asas, Tujuan Serta Penguasaan

Hutan 5.6.6 Penguruson Huton.......... 5.6.6.1 Perencanaan Kehutanan

..................21"6

Hutan

Status dan Fungsi

5.6.6.1.1 Penetapan Luas Wilayah Hutan ............ 5.6.6.L.2 Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan

5.6.6.2 5.6.6.3 5.6.6.4 5.7

.....................216 ...............218 ......2L9 ...........................22O

............22L ...........................22t

...............222 .......223 Pengelolaan Hutan............. .......................223 Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Latihan, Serta Penyuluhan Kehutanan22T Pengawasan .......................230

Hutan.............

Doftor lsi

5.7.4 5.7.5 5.7.6 5.7.7

5.8

5.9

Mocom-Mqcom Pengendoli Perubahan Bentuk don Sifot 5ungoi.............. ...................232 Tipe

Sungoi...

7umi............ Kondisi Beberopo Sungoi di lndonesio 5.1 .7.1 Sungai Mamberamo di Pulau papua 5.7.7.2 Sungai Palu Sulawesi Tengah 5.7.7.3 Sungai Batanghari di Jambi Bnlunru DAN SUMBER DAYA AtR 5.8.1" Formasi Botuon Pembowo Air............... 5.8.2 Batuon 8eku............. 5.8.2.t Batuan Vu1kanik.................... 5.8.2.2 Batuan P1utonik.................... 5.8.3 Batuon Sedimen....... 5.8.3.1 Batu Pasir 5.8.3.2 Batu gamping 5.8.4 Botuon Molihan (Metomorf).. 5.8.5 Tanoh (Soil) Deformasi Permukaon

AL|RANA|RTANAH..........

5.9.1

Sistem Aliron Air

Tonoh...........

5.9.1.1 Daerah Ta...


Similar Free PDFs