TEKNIK PENULISAN CATATAN PUSTAKA, DAFTAR PUSTAKA, DAN DERAJAT PENOMORAN PDF

Title TEKNIK PENULISAN CATATAN PUSTAKA, DAFTAR PUSTAKA, DAN DERAJAT PENOMORAN
Author M. Almustofa
Pages 21
File Size 132.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 120
Total Views 168

Summary

TEKNIK PENULISAN CATATAN PUSTAKA, DAFTAR PUSTAKA, DAN DERAJAT PENOMORAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Menulis Karya Ilmiah Dosen Pengampu Dr. Warsiman, M.Pd. Oleh: Mochamad Irwan Almustofa (165110701111009) Rizka Nur Arifah (165110707111013) Nadia Fitriany (165110707111004) Riska Maulina N...


Description

Accelerat ing t he world's research.

TEKNIK PENULISAN CATATAN PUSTAKA, DAFTAR PUSTAKA, DAN DERAJAT PENOMORAN Mochamad Irwan Almustofa

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH (Berlaku unt uk Penulisan Tugas Akhir Program D3, S1 s.… Helga Nurbaet ie

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH (Berlaku unt uk Penulisan Tugas Akhir Program D3, S1 s.d. S3 dan… Ridho T KP panduan penulisan karya ilmiah.docx Sit i Faizah Dyah Dyah

TEKNIK PENULISAN CATATAN PUSTAKA, DAFTAR PUSTAKA, DAN DERAJAT PENOMORAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Menulis Karya Ilmiah Dosen Pengampu Dr. Warsiman, M.Pd.

Oleh: Mochamad Irwan Almustofa

(165110701111009)

Rizka Nur Arifah

(165110707111013)

Nadia Fitriany

(165110707111004)

Riska Maulina Ningrum

(165110700111021)

Teguh Kurniawan

(165110701111028)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era modern dalam bidang akademisi sudah tidak asing lagi dengan karya ilmiah. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui berbagai macam karya ilmiah baik diranah pekerjaan maupun pendidikan. Ketika membuat karya ilmiah kita harus memperhatikan teknik penulisan yang benar. Karya ilmiah sendiri sangat erat kaitannya dengan pemberian catatan pustaka, daftar pustaka dan derajat penomoran. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat penting dikarenakan dalam sistem pendidikan di indonesia terutama sistem perkuliahan biasanya menuntut mahasiswa untuk menulis karya ilmiah. Jadi, sebelum menulis karya ilmiah hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana teknik penulisan catatan pustaka, daftar pustaka, dan derajat penomoran yang benar. Catatan pustaka dan daftar pustaka itu sendiri merupakan suatu pembuktian yang berfungsi untuk menunjukkan sebuah kualitas dari suatu karya ilmiah dan untuk menunjukkan sumber-sumber yang berhubungan dengan isi yang terkandung dalam karya ilmiah yang dimaksud. Fungsi daftar pustaka yang penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat. Seorang penulis terkadang tidak bisa secara mandiri untuk menyatakan pendapat atau pemikirannya, sehingga membutuhkan dukungan dari pendapat atau pemikiran, bahkan bukti dari sumber-sumber tertentu. Seorang penulis juga dapat memanfaatkan pendapat orang lain untuk menyanggah atau menolak pendapat tertentu, sehingga pembaca tulisannya dapat yakin dengan apa yang dikemukakannya, tanpa melibatkan unsur perasaan atau emosi. Hal lain yang tidak kalah penting dalam penulisan karya ilmiah adalah derajat penomoran. Penulisan derajat penomoran dimaksudkan agar setiap subbab dan sub-judul akan mudah dikoreksi. Ada beberapa format penulisan derajad penomoran yang akan dibahas dalam makalah ini. format penulisan derajat penomoran mana yang akan dipakai biasanya tergantung pada instansi yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana teknik penulisan catatan pustaka? 2. Bagaimana teknik penulisan daftar pustaka? 3. Bagaimana teknik penulisan derajat penomoran? C. Tujuan 1. Untuk memberikan informasi mengenai teknik penulisan catatan pustaka dalam karya ilmiah. 2. Untuk memberikan informasi mengenai teknik penulisan daftar pustaka, dalam karya ilmiah. 3. Untuk

memberikan informasi mengenai teknik penulisan derajad

penomoran dalam karya ilmiah.

BAB II TEKNIK PENULISAN CATATAN PUSTAKA, DAFTAR PUSTAKA, DAN DERAJAT PENOMORAN A. Teknik Penulisan Catatan Pustaka Beberapa penulisan karya ilmiah memiliki teori-teori untuk memperkuat pendapat pengarang, teori dari referensi buku tersebut masuk dalam catatan pustaka. Menurut Warsiman (2013:120) catatan pustaka bisa ditulis di dalam teks untuk mempermudah pembaca, sedangkan penggunaan ibid, lopcit, opcit jarang digunakan karena dirasa menyulitkan pembaca. Secara umum, teknik penulisan catatan pustaka sebagai berikut (cf. Sugiman dan Sugiono 1987; Arifin 1987, Effendi 1978 dalam Warsiman, ( 2013:120-123):

1.

Apabila nama pengarang masuk teks, diikuti tahun dan nomor halaman.

Contoh: Fitri (2013:44) menyimpulkan...

2.

Apabila nama pengarang tidak dicantumkan, maka nama pengarang diikuti

koman dan tahun serta nomor diapit oleh tanda kurung. Contoh: Progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia (Fitri, 2013:44). 3.

Apabila terdapat dua pengarang diberi kata „dan‟.

Contoh: Progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia (Fitri dan Mawar, 2013:44).

4.

Apabila terdapat tiga pengarang atau lebih, diberi kata „dkk.‟.

Contoh: Menurut Fitri dkk. (2013:44) progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia.

5.

Apabila terdapat lebih dari satu karya dengan tahun yang sama oleh satu

penulis, maka diberi tanda di tahun sesuai dengan urutan judul di daftar pustaka. Contoh: Judul buku 1: Bermain bersama anak Judul buku 2: Hiburan anak ketika bosan Maka untuk penulisan catatan pustaka buku pertama: (Mahmud, 2017a:33) sedangkan buku kedua: (Mahmud, 2017b:78).

6.

Apabila beberapa pengarang diacu bersama, maka ditulis dalam satu tanda

kurung. Contoh: Bahasa adalah alat pemersatu bangsa (Siti, 2013:33; Agustina,

2012:44,

Gustavo, 2018:77).

7.

Apabila buku acuan tidak memilik tahun terbit. Maka ditulis „tanpa tahun‟.

Contoh: ...monumen nasional (Jalaudin, Tanpa Tahun:23).

8.

Apa bila pustakan acuan mengacu pada pendapat orang lain. Maka

penulisan seperti biasa namun pendapat orang lain tersebut tidak diberi tahun. Contoh: Fitri (2013:44) menyatakan bahwa progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia. Pertanyaan di atas ada di buku Gandhi tahun 2017 hal.23 maka penulisannya adalah: Progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia (Fitri, dalam Gandhi, 2017:23).

9.

Apabila penulis mengurangi, menambah pendapat maka diberi tanda cf

atau conf. Contoh: (cf. Rahmadhan, 1977:22).

Teknik penulisan kutipan secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu kutipan langsung dan tidak langsung. 1.

Kutipan Langsung

Dalam penulisan makalah, skripsi, dan jenis karya ilmiah lainnya, seringkali penulis memuat sebuah kutipan di dalamnya. Kutipan dibagi menjadi dua macam yaitu kutipan langsung dan tidak langsung. Menurut Keraf (dalam Sarmadan, 2015:257) “Kutipan langsung pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli.” a.

Kutipan kurang dari 40 kata/ 4 baris

Nurchasanah dan Lestari (2013:151) dan Tanjung (2015:171) sependapat bahwa tata cara penulisan kutipan langsung yang berisi kurang dari 40 kata ialah dengan memberi tanda kutip (“...”) dan diikuti nama pengarang, tahun dan halaman. Sedangkan Warsiman (2013:123) menyebutnya kutipan yang berisi kurang dari 4 baris.

Contoh: Menurut Fitri (2013:44) “Progam studi Bahasa Indonesia adalah salah satu penghubung dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia.” b.

Kutipan lebih dari 40 kata

kutipan lebih dari 40 kata, menurut Nurchasanah dan Lestari (2013:151) tata caranya ialah tidak diberi tanda kutip, diberi jarak 1,2 cm dan spasi tunggal. Contoh: Lestari (2013:153) Menarik kesimpulan sebagai berikut. Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, artikel, makalah, atau lainnya yang dikutip baik secara langsung atau pun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca tetapi tidak dikutip, tidak dimasukkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip langsung atau pun tidak langsung harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Berbeda dengan pendapat Warsiman (2013:123) tata cara penulisan kutipan yang lebih dari 4 baris adalah tulisan tanpa tanda petik, menjorok ke dalam lima ketukan, dengan spasi tunggal.

Contoh: Menurut Lestari (2013:153), Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, artikel, makalah, atau lainnya yang dikutip baik secara langsung atau pun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca tetapi tidak dikutip, tidak dimasukkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip langsung atau pun tidak langsung harus dicantumkan dalam daftar rujukan. 2.

Kutipan tidak langsung

Kutipan dibagi menjadi dua macam yaitu kutipan langsung dan tidak langsung, Keraf (dalam Sarmadan, 2015:257) berpendapat bahwa kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya berisi intisari bukan pendapat menyeluruh tokoh tersebut. Tata cara penulisan kutipan tidak langsung menurut Tanjung (2015:173) nama penulis dapat masuk dalam teks, dapat pula tidak. Dan jika memungkinkan diberi nomor halaman.

Contoh penulis masuk teks: Fitri (2013:44) berpendapat bahwa progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia. Contoh penulis tidak masuk teks: Progam studi Bahasa Indonesia merupakan sarana dalam mengenali budaya dan kesenian di Indonesia (Fitri, 2013:44).

B. Teknik Penulisan Daftar Pustaka Daftar pustaka merupakan bagian penting dalam karya ilmiah. Daftar pustaka digunakan sebagai alat bukti bahwa sebuah tulisan karya ilmiah bebas dari plagiasi. Menurut Suparno (2010:106) “Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung dan tidak langsung”. Penulisan tersebut didasari oleh beberapa aturan, tidak sewenang-wenang penulis, sehingga dalam penulisan perlu adanya pemahaman dan penguasaan isi buku pedoman karya ilmiah. Sebagai bagian karya ilmiah, daftar pustaka memiliki aturan-aturan penting dalam penulisan, salah satunya yang disampaikan Warsiman (2013:125) bahwa penulisan daftar pustaka tidak berdasarkan urutan nomor, namun didasari

oleh urutan huruf awal nama pengarang. Pada dasarnya aturan penting penulisan daftar pustaka berdasarkan unsur-unsur pembentuk dalam penulisan. Terdapat beberapa urutan dalam penulisan daftar pustaka, diantaranya yaitu, nama penulis, ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal dan nama tengah tanpa gelar, tahun penerbitan, judul dan anak judul, kota tempat penerbitan, nama penerbit. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Warsiman (2013:126) “urutanurutan pokok yang terdapat dalam daftar pustaka adalah: nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat terbit, dan nama penerbit”. 1.

Nama Pengarang

a.

Nama pengarang ditulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan.

b.

Penulisan nama pengarang dimulai dari nama akhir selanjutnya nama awal dan diikuti dengan koma. Kecuali nama Tionghoa yang tidak perlu dibalik urutanya karena unsur pertama nama Tionghoa adalah nama keluarga. Contoh: Mochamad Irwan ditulis Irwan, Mochamad, Liu Changhai Jianyingtetap Liu Changhai Jianying.

c.

Apabila yang tercantum dalam nama acuan adalah nama editor, maka penulisan ditambah dengan (Ed.) jika hanya satu editor dan (Eds.) jika lebih dari satu. Contoh: Suparno. (Ed). 2000.

d.

Apabila terdapat dua pengarang, nama pengarang pertama dibalik urutanya, dan diikuti nama pengarang kedua yang ditulis biasa.

e.

Apabila terdapat nama tiga pengarang atau lebih, maka yang ditulis adalah nama pengarang pertama dan diikuti singkatan dkk.

f.

Apabila beberapa buku yang diacu dan pengarangnya sama, maka yang ditulis nama pengarang disebutkan sekali pada buku yang diterbitkan paling awal, untuk selanjutnya ditulis dengan garis panjang sepuluh ketukan. Contoh Irwan, Mochamad. 2012. ----------. 2014.

2.

Tahun Terbit

a.

Tahun terbit berada setelah nama pengarang dan diakhiri dengan tanda titik.

b.

Apabila beberapa acuan ditulis oleh seorang pengarang dalam tahun yang sama maka penulisan tahun ditambah huruf setelah tahun dan ditulis urut sesuai abjad judul. Contoh: Arifah, Rizka Nur. 2016a. Pengantar Ekolinguistik. ----------.2016b. Pengantar Pendidikan.

c.

Apabila

tidak

terdapat

tahun

terbit,

maka

ditulis

tanpa

tahun.

3.

Judul Buku

a.

Judul buku ditulis setelah tahun terbit dan diikuti tanda titik.

b.

Judul buku ditulis miring atau garis bawah dan jika terdapat anak judul maka dipisahkan dengan tanda titik dua

c.

Artikel, laporan penelitian, skripsi, disertasi, tesis ditulis antara titik dua.

d.

Keterangan yang menyertai judul (jilid, edisi, dsb.) ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan tanda titik.

e.

Acuan yang berbahasa asing, unsur-unsur keteranganya diubah menjadi Bahasa Indonesia. Contoh : Second Edition menjadi edisi kedua.

4.

TempatTerbit dan Nama Penerbit

a.

Tempat terbit diletakan setelah judul buku dan keterngan yang menyertainya, diikuti tanda titik dua dan nama penerbit.

b.

Apabila lembaga bekedudukan sebagai penerbit, makanama lembaga ditulis di kolom pengarang dan tidak perlu disebut lagi dalam kolom nama penerbit Contoh : BP-7 Propinsi Tingkat Jawa Timur. 1985. BukuSerapan Bahasa Penataran P4, UUD, GBHN. Surabaya

5.

Dua Judul, Satu Pengarang

Penulisan dua judul satu pengarang dapat ditulis dengan urutan pertama judul utama ditulis dengan tanda petik ganda, diikut tanda titik dan dicantumkan kata dalam yang diikuti judul kedua yang dicetak miring atau garis bawah. Keterangan tanggal dan lain-lain ditempatkan setelah judul kedua.

Contoh: Sasuke, Uciha. 2011. “Penyergapan Negara Orochimaru”. Dalam Jawa Pos, 28 Januari 2011. Malang.

6.

Dua Judul, Dua Pengarang

Apabila terdapat dua judul dan dua pengarang, maka urutan penulisanya nama pengarang utama, tahun pembuatan karangan, judul karangan dengan tanda petik ganda, nama editor (tanpa dibalik), tahun terbit, judul buku (ditulis miring) tempat terbit dan nama penerbit. Contoh: Mahendra, Dika. 2010. “Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku”. Dalam Nadia Fitriani (Ed.). Politik Bahasa Naional. Jilid 2. Malang: UB Press. Selain penulisan daftar pustaka berdasarkan acuan di atas, Suparno (2010:106) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam penulisan daftar pustaka bervariasi bergantung pada sumber pustakanya. Sumber pustaka yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.

Rujukan dari buku lebih dari satu jilid

Cara penulisanya sama dengan rujukan dari buku, hanya ditambah keterangan jilid atau volume yang ditulis diantara tanda kurung setelah judul buku. Contoh: Cahyono. 2017. Enslikopedia politik (Volume 3). Surabaya: Usaha Nasional.

2.

Rujukan dari buku tanpa nama pengarang

Judul buku ditulis diikuti tanda titik dan tahun terbit, kota dan nama penerbit. Judul buku dicetak miring. Contoh: Bahan Ajar Bipa. 2009. Malang: Pustaka Akademik.

3.

Rujukan dari artikel dalam jurnal cetak

Urutan penulisanya adalah nama penulis, tahun, judul artikel, dengan tanda petik dua, nama jurnl (ditulis miring)

diikuti tanda koma dan dibagian akhir

dicantumkan tahun, jilid, volume dan nomor terbitan dan nomor halaman artikel. Contoh : Wiyono, M. 2009. “Profesionalisme Dosen dalam Program Penjaminan Mutu”. Jurnal Pendidikan, Vol. 3 No. 2 Hlm. 43-56.

4.

Rujukan dari artikel dalam internet berbasis jurnal cetak

Cara penulisan sama seperti rujukan dari artikel tercetak, tetapi perbedaanya rujukan dalam internet diikut kata online, alamat situs, dan tanggal akses. Volume, nomor terbit dan nomor halaman dicantumkan setelah kata online. Contoh : Ansyah,

Ardi.

2011.

“Teknik

Penulisan

Karya

Ilmiah”.

Juranl

ilmu

Pendidikan.[Online].Vol. 16, No. 1 Hlm. 67-87.Tersedia: http//.ub.ac.id.

5.

Rujukan dari artikel dalam jurnal elektronik

Cara penulisan sama dengan artikel dalam internet berbasis cetak, perbedaanya yaitu dalam jurnal berbasis elektronik volume dan nomor jurnal ditulis setelah nama jurnal. Nomor halaman tidak dicantumkan, alamat situs jurnal ditulis dengan tanda kurung dan disertai tanggal akses. Contoh: Ansyah, Ardi. 2011. “Teknik Penulisan Karya Ilmiah”. Jurnal ilmu Pendidikan, Vol. 16, No. 1, [Online], Tersedia: (http//.ub.ac.id) diakses 25 Desember 2015.

6.

Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM

Cara penulisan sama dengan artikel dalam jurnal cetak, hanya ditambahkan penyebutan CD-ROM nya dalam kurung. Contoh: Wiyono, M. 2009. “Profesionalisme Dosen dalam Program Penjaminan Mutu”. Jurnal Pendidikan, Vol. 3 No. 2 Hlm. 43-56 (CD-ROM:---------)

7.

Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran

Urutan penulisan, nama, diikuti tanggal, bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan tanda petik. Nama majalah dicetak miring, dan nomor halaman disebut pada bagian akhir. Contoh : Catur. 14 Juli 2015. “HKTI dalam Sandra Parpol”. Jawa Pos, Hlm. 4. 8.

Rujukan dari koran tanpa penulis

Urutan penulisan yaitu, nama koran, tanggal, bulan dan tahun, judul ditulis dengan dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman. Contoh Kompas. 23 Juli 2018. Ijazah Penyertaan Paket C Rawan Manipulasi, hlm. 12.

9.

Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit (tanpa penulis dan tanpa lembaga)

Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

10. Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut Urutan penulisanya adalah nama lembaga, tahun, judul yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan tersebut. Contoh: Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2002. Pedoman Pondok Pesantren. Jakarta: Departemen Lembaga RI.

11. Rujukan dari lembaga yang ditulis oleh satu atau beberapa orang atas nama lembaga tersebut Nama orang yang menggarap ditulis bagian awal, tahun, judul dicetak miring, kota dan lembaga yang menerbitkan buku.

Contoh: Siregar, Rendi. 2006. Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia. Jakarta: PDII-LIPI.

12. Rujukan berupa karya terjemahan dan nama penerbit. Nama penulisasli ditulis bagian depan, tahun terbit asli, judul terjemahan ditulis miring, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan Contoh: Chocran, W.G. 1998. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan Rudiansyah. 2015. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

13. Rujukan berupa skripsi, tesis atau disertasi Urutan penulisanya itu nama penulis, tahun, judul ditulis dengan tanda petik diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis atau disertasi, nama kota, fakultas dan nama perguruan tinggi. Contoh: Yusfita, Linda. 2016. “Analisis Aspek Lingual Mantra Jaran Goyang di Desa Purorejo Jombang”. Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya.

14. Rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran atau lokakarya Nama Penulis ditulis paling depan, tahun, judul makalah ditulis dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan “makalah disaji...


Similar Free PDFs