Teori Akuntansi - Pertemuan 2: Sifat Dasar Akuntansi PDF

Title Teori Akuntansi - Pertemuan 2: Sifat Dasar Akuntansi
Author Fika Safitri
Pages 17
File Size 113.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 410
Total Views 785

Summary

Modul Teori Akuntansi Akuntansi Pertemuan 2: Sifat Dasar Akuntansi A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan sifat dasar atau prinsip-prinsip yang mendasari akuntansi keuangan. 2. Mengenal lebih jauh atau mengulang siklus akuntansi sebagai dasar...


Description

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

Pertemuan 2: Sifat Dasar Akuntansi

A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu: 1.

Menjelaskan sifat dasar atau prinsip-prinsip yang mendasari akuntansi keuangan.

2.

Mengenal lebih jauh atau mengulang siklus akuntansi sebagai dasar yang sangat penting dalam memahami proses kelahiran laporan keuangan.

B. Uraian Materi Dalam teori akuntansi ada elemen teori akuntansi yang menunjukkan tujuan laporan keuangan, postulat, konsep akuntansi serta prinsip dan teknik atau standar akuntansi. Perihal ini akan dibahas di bab tersendiri. Teori akuntansi itu lahir dari praktik akuntansi, yaitu tujuan dibuatnya laporan keuangan. Di sini dirumuskan apa sebenarnya tujuan laporan keuangan yang diinginkan oleh para pemakainya. Berdasarkan tujuan itu, ditarik (reduced) apa yang disebut dengan postulat dan konsep. Dari postulat dan konsep ini maka dirumuskan prinsip atau ciri dasar akuntansi yang menjadi dasar penyajian informasi akuntansi. Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi dasar keterbatasan atau sekaligus kekuatan informasi yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Banyak kajian yang telah menawarkan dan yang menjelaskan prinsup atau sifat dasar akuntansi itu. Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan element dasar dari akuntansi (keuangan). Sebagai berikut.

S1 Akuntansi (UNPAM) 1

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

1. Accounting Entity Dalam menyusun informasi akuntansi, yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan atau pemiliknya. Informasi masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.

2. Going concern Dalam menyusu atau dalam memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yan dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bunbar, tapiu jangan salah yang menjadi fokus bukan keterus menerusnya, tapi prinsip ini yang mejadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalm informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu perusahaan yang dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi. B iasanya harga atau nialai aset perusahaan yang sudah dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai nilai aset yang masih berjalan. Banyak pihak yang salah dalam mengartikan konsep going concern ini. Ada yang menganggap teori akuntansi hanya bisa melaporkan entitas yang terus-meneru beroprasi. Padahal saat ini banyak lembaga, organisasi, perusahaan yang didirikan hanya untuk sementara bukan untuk terus-menerus going concern seperti BPPN (Bada Penyehatan Perbankan Nasional), kepa itiaan, yayasan atau perusahaan dalam akte notaris dibatasi hidupnya selama 75 tahun yang berarti ada asumsi yang bertentangan dengan prinsip going concern dalam arti

S1 Akuntansi (UNPAM) 2

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

berkelanjutan. Memang seorang akuntan harus memberikan opini terhadap keberlanjutan perusahaan. Ini tidak ada kaitan dengan konsep going concern ini adalah untuk melindungi publik agar ia jangan sampai terkecoh dengan perusaan yang memang sudah adapat di nilai akan bangkrut. Laporan keuangan perusahaan, kepanitiaan, organisasi yang sifatnya sementara atau umurnya terbatasbisa disusun laporan keuanganya. Ini bukan berarti melanggar prinsip going concern. Prinsip ini harus dikaitkan dengan masalah nilai yang tercantum dalam laporan keuangan bukan dari sudut umurnya atau going concernnya.

3. Measurement Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sebagai sumber-sumber ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu aset, kewajiban, modal,hasil, dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengkuran itu. Metode pengukuran yang dipakai ada beberapa macam. Dalam prinsip diatur ukurnya adalah moneter. 4. Time period Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertantu. Neraca hanya menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sementara itu, laporan Arus Kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu, dari satu tanggal ke tanggal yang lain. 5. Monentery unit Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk moneter atau uang. Sermua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam bentuk

nilai uang (rupiah atau dolar misalnya)

S1 Akuntansi (UNPAM) 3

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

bukan unit buah, luas meter,kilogram jumlah orang, dan lain sebagainya. 6. Accrual Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi telah dilakukan atau tidak. Penentuanya bukan ketelibatan kas, tetapi berdasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum. Kaluan sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas. 7. Exchange price Nilai yang tedapat pada laporan keuangan umumnya berdasarkan pada harga pertukaran ya ng di peroleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand) dan penjua (supply). 8. Approximation Dalam akuntansi tidak dapat dihindari penafsiran-penafsiran, baik nilai,harga,umur, jumlah penyisihan harga ragu, kerugian dan sebagainya. Misalnya taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya. 9. Judgment Dalam

menyusun

laporan

keuangan

banyak

diperlakukan

pertimbangan-pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan atas keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar akuntan LIFO, FIFO metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya. 10. General purpose Informasi yang disajikan dalam keuangan dalam keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan

pemakaian

khusus.tidak

ditujukan

kepada

bankir,

investor,kreditor,analis,manajemen atau karyawan, tetapi kesemuah pihak atau publik. 11. Interrelated statement

S1 Akuntansi (UNPAM) 4

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas mempunyai hibungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupaakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya. 12. Subtance Over From Karena akuntansi memberikan informasi yang diprcayai bagi pengambil keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis dari suatu kejadian dari [pada bukti legalnya. Misalnya, dalam akta notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran (transaks) belum ada. Maka, akuntansi berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk kerekening perusaan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui, tetapibelum dimanfaatkan seluruhnya akun dicatat sebesar penggunaannya saja kendatipu secara legal dana sudah dapat dimanfaatkan atau diambil. 13. Materiality Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukan tetap melihat sinifikannya. Pengertian penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal. Disamping sifat-sifat tersebut sebenarnya para penulis tersebut lain mengemukakan sifat-sifat yang terkandung dalam akuntansi keunagan seperti: 1. Laporan Historis Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendatipun dari laporan historis kita bisa melakukan prediksi masa depan dalam keadaan situasi normal ataupun abnormal. 2. Classification

S1 Akuntansi (UNPAM) 5

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya misalnya klasifikasi perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi, berguna untuk kepentingan pemilik, kreditor, dan pemakai lainnya. 3. Summaraization Transaksi

dan

kejadian-kejadian

yang

sama

dalam

perusahaan

dikelompokkan dan diikthisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisis. 4. Measurement Basis Dalam pengukuran yang diggunakan dalam akuntansi, ada bermacammacam metode pengikiran seperti harga pokok (cost), harga pasar (market), harga terendah antar harga pokok dan harga pasar atau Locom (Lower Of Cost Or Market), harga realisasi (realizable value), dan lainlain. 5. Verifiability Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai kebukit-bikit dan didukung oleh bukti-bukti yang sah. 6. Conservatism Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti (ucertainty) atau yang belum terjadi. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan memilih dan menilai aset dan pendapatnya yang paling minimal. Jika ada potensi rugi kendatipun belum direalisasi, tetapi sudah ada dasarnya sudah dapat dicatat atau diinformasikan, sedangkan laba yang belim direalisasi, walau sudah ada indikasi laba belum dapat sebagai laba. Hal ini jelas menunjukan keberpihakan akuntansi kepada para pemiliki modal, kapitalis atau pemilik perudahaan. Karena jika potensi laba akan terealisasi nantinya, maka akan dinikmati pemilik modal yang terus bertahan. Tapi positifnya supaya orang tidak over expectation. 7. Technical terminology

S1 Akuntansi (UNPAM) 6

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para pembaca yang belim tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang lain. Demikian sifat dan ciri akuntansi dan ciri akuntansi yang harus diketahui agar kita dapat memanfaatkan

output-nya. Akuntansi merupakan tool of

management, ia membantu fungsi-fungsi manajement. Dalam fungsi perencanaan informasi, akuntansi sangat berguna dalam penyusunan anggaran atau perencanaan. Dalam pengawasan, tugas akuntansi sangat srategis sebagai alat pembanding dengan planning untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga dapat dengan memudah melakuakan usaha-usaha koreksi dan perbaikan secara lebih dini.

1.

Akuntansi: Kapitalisme, Kamera, Netral atau Bias

Banyak pihak yang masih salah persepsi terhadap fungsi akuntansi seolah akuntansi itu bias melakukan berbagai fungsi di luar fungsinya yang sebenarnya. Untuk memudahkan pemahaman terhadap fungsi akuntansi itu, penulis mengibaratkannya sebagai kamera yang mengambil foto dari berbagai objek kejadian. Dalam konteks pengertian dari sudut ini, memang akuntansi itu bias dianggap sebagai sesuatu yang bersifat netral karena ia hanya mengungkap apa yang bias ditangkap oleh lensa yang dimilikinya. Akuntansi mencoba menangkap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dan mengangkat kejadian itu dalam bentuk “foto” yang bias memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan (Neraca), hasil usaha (Laba Rugu), dan laporan sumber dan pengeluaran (Arus) Kas (Laporan Arus Kas). Informasi yang dikeluarkan oleh sistem akuntansi mestinya tidak bias berubah dari objek yang difoto. Perubahan itu merupakan penyimpangan terhadap fungsinya selaku “kamera”. Ini yang popular disebut “Earning Management” atau Cosmetic Accounting. Pada saat yang sama akuntansi jangan dianggap mampu memberikan informasi atau fungsi diluar fungsinya sebagai tukang foto. Misalnya bias memprediksi, bias melakukan hal-hal yang sebenarnya hanya bias dilakukan manusia atau manajemen.

S1 Akuntansi (UNPAM) 7

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

Akuntansi itu pasif bukan aktif. Dia hanya mampu memberikan informasi sesuai objek yang memang merupakan bidangnya, yaitu informasi tentang semua transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan yang memengaruhi kekayaan, utang, modal, hasil dan biaya. Akuntansi itu bias memengaruhi orang lain setelah informasinya terwujud dan dibaca kemudian dipakai dan dipraktikkan. Dalam akuntansi dikenal Behavioral Accounting yang mencoba mempelajari dampak informasi akuntansi kepada prilaku pihak lain yang menggunakannya termasuk dalam bidang auditing. Disinilah pernyataan Iwan Triyuwono sangat tepat ketika beliau menyatakan bahwa akuntansi tidak netral. Akuntansi adalah buatan atau rekayasa atau teknologi yang dibuat manusia sesuai dan searah dengan ideologi dan tujuan hidup yang dimilikinya. Dia desain akuntansi sesuai dengan kepentingannya, kepentingan para pemakainya dan kepentingan ideologinya, dalam hal ini kapitalisme. Dari sisi lain output informasi akuntansi juga dapat memengaruhi perilaku orang yang menggunakannya. Informasi akuntansi bias menimbulkan orang marah (manajer atau pemilik), jika misalnya kinerja perusahaan yang yang dilaporkan tampak rendah. Return On Investment (ROI) tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuatnya. Akuntansi bisa membuat orang gila atau seperti orang gila karena akuntansi bisa memberi harapan atau membuat malu. Pengguna memakai akuntansi dalam kegiatan manajemen misalnya bisa memengaruhi perilaku orang manakala informasi akuntansi digunakan satu-satunya dalam menilai kinerja manajemen. Hopwood misalnya menemukan perusahaan yang menggunakan Budget Constraint Style dalam menilai kinerja bawahan akan menimbulkan hubungan yang tegang antara atasan dan bawahan, saling curiga, tidak muncul kerjasama, dan membuat mereka tidak menyusun budget sesuai dengan yang sebenarnya, mereka melakukan slack budgeting (membuat budget lebih rendah dari yang sesungguhnya bisa dicapai) agar dalam penilaian kinerjanya jangan sampai menjatuhkannya. Kesimpulannya akuntansi dalam konteks ini adalah memiliki bias ideologi. Informasi akuntansi bisa memengaruhi orang yang menggunakannya dan sistem informasi akuntansi itu disusun oleh

S1 Akuntansi (UNPAM) 8

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

sekelompok masyarakat yang memiliki ideology dan tujuan hidup tersendiri dalam hal ini ideologi dan tujuan hidup ala kapitalisme. Pada hakikatnya akuntansi itu adalah mengukur dan melaporkan informasi tentang Harta atau Kekayaan. Dalam ideologi kapitalisme harta merupakan bukti kemakmuran, ukuran keberhasilan hidup sehingga pemupukan harta merupakan sasaran dan tujuan hidup. Sehingga semua tenaga dan resorsis harus diarahkan untuk mencari, memupuk kekayaan dengan berbagai cara yang dilakukan. Dalam ideologi kapitalisme pemrakarsa penciptaan dan pendistribusian harta diberikan kepada pemilik modal bukan kepada negara atau kepada kaum pekerja (buruh). Dalam kenyataannya, kapitalis berhasil bukan saja menjadi prosedur harta, tetapi dia berusaha untuk terus menerus menjadi penguasa dalam memupuk harta sehingga semua kemampuannya diusahakan untuk mejaga perannya ini. Hal inilah yang membuat kapitalis juga merambah ke bidang-bidang politik, social, dan keagamaan. Kapitalis membiayai kegiatan elite politik dengan imbalan semua kebijakan politik harus menguntungkan kapitalis. Dibidang social juga demikian bahkan dalam bidang keagamaan kapitalis mencoba memengaruhi ulama dalam pemahaman konsep keagamaan untuk menjamin pemahaman agama tidak merusak penguasaannya pada kekayaan tadi.

2.

Siklus Akuntansi

Berikut ini akan dibahas siklus akuntansi sebagai dasar yang sangat penting dalam memahami proses kelahiran laporan keuangan. Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi, kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka di- input ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. Stettler (1978) menggambarkan elemen umum yang dipakai dalam setiap pengolahan data (tanpa komputerisasi penuh).

S1 Akuntansi (UNPAM) 9

Modul Teori Akuntansi

3.

Akuntansi

Transaksi/Bukti

Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan (kekayaan, utang, modal) dan hasil usaha perusahaan/lembaga. Kejadian yang terjadi dalam perusahaan yang tidak memengaruhi posisi harta/utang/modal dan hasil usaha perusahaan bukan merupakan transaksi yang dicatat dalam akuntansi. Kejadian yang dicatat dan dibukukan hanya kejadian yang dapat dikategorikan sebagai transaksi yang mengubah posisi harta, kewajiban modal, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi harus mempunyai bukti (evidence). Bukti yang mendukung laporan keuangan dapat digolongkan dalam berbagai jenis. Bukti dapat dibagi ,menjadi sebagai berikut : a. Corroborative evidence Corroborative evidence adalah seluruh dokumen yang sah termasuk dokumen seperti cek, faktur, kontrak, hasil rapat, konfirmasi, pernyataan, hasil tanya jawab, laporan pengamatan, dan hasil inspeksi b. Underlying Accounting Data Underlying accounting data adalah seluruh catatan dalam bentuk bukubuku, jurnal, neraca lajur, laporan keuangan, dan lain-lain yang dijadikan sebagai tempat mencatat transaksi sampai penyajian laporan keuangan.

Dari segi lain bukti transaksi dapat dibagi dua, yaitu : a. Bukti yang menyangkut uang seperti kwitansi, kas bon, faktur. Dalam auditing hal ini disebut juga temporary file. b. Bukti yang bukan bersifat kaitan dengan uang seperti akta notaris, daftar tugas, struktur organisasi, hasil rapat, dan pedoman akuntansi. Dalam auditing bukti ini disebut juga permanent file.

Dari segi kekuatannya (kompetensi) bukti dapat dibagi tiga, yaitu :

S1 Akuntansi (UNPAM) 10

Modul Teori Akuntansi

Akuntansi

a. Bukti yang diperoleh dari pihak yang independen diluar perusahaan dianggap lebih kuat daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan; b. Bukti yang diperoleh dari perusahaan yang sistem pengawasan internnya kuat lebih kompeten daripada bukti yang diperoleh dari sistem pengawasan intern yang lemah; c. Bukti yang diperoleh langsung oleh akuntan melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, dan perhitungan sendiri lebih kuat daripada bukti yang diperoleh secara tidak langsung.

4.

Buku Harian Jurnal

Dalam sistem pembukuan Belanda, transaksi dicatat secara kronologis dalam buku harian tanpa melakukan klasifikasi atau penjelasan lain terhadap transaksi tersebut. Dalam sistem akuntansi Amerika, pencatatan transaksi itu dilakukan ke buku yang disebut jurnal dan buku jurnal ini sekaligus telah dilakukan penggolongan, mana yang dikelompokkan sebagai yang memengaruhi perkiraan debet dan mana yang akan perkiraan sebelah kredit, sehingga buku harian dan jurnal digabungkan dalam satu buku yang disebut jurnal. Dalam menggunakan jurnal ini perusahaan dapat menempuh dua cara berikut ini. a. Perusahaan hanya memiliki satu jurnal yang disebut general jurnal. Dalam sistem ini semua ...


Similar Free PDFs