TUGAS FARMAKOKINETIK PDF

Title TUGAS FARMAKOKINETIK
Author Fikri Bumbung
Pages 17
File Size 153.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 418
Total Views 867

Summary

TUGAS FARMAKOKINETIK Nama : Moh Zulfikri Bumbung Nim : 821417132 Kelas : C-S1 Farmasi 2017 1. Penisilin G mempunyai volume distribusi 42 1/1,73 m2 dan tetapan laju eliminasi 1,034 jam-1. Hitung konsentrasi puncak maksimum yang akan dihasilkan bila obat diberikan secara intravena pada laju 250 mg set...


Description

TUGAS FARMAKOKINETIK Nama : Moh Zulfikri Bumbung Nim

: 821417132

Kelas : C-S1 Farmasi 2017 1. Penisilin G mempunyai volume distribusi 42 1/1,73 m2 dan tetapan laju eliminasi 1,034 jam-1. Hitung konsentrasi puncak maksimum yang akan dihasilkan bila obat diberikan secara intravena pada laju 250 mg setiap 6 jam selama 1 minggu. Jawaban: Dik

: Vd

= 42 L

K

= 1,034 Jam-1

D0

= 250 mg

τ

= 6 Jam

Dit

: Cmaks = …….?

Penye

: Cmaks = D0

1 1 – e –k.τ

Vd = 250

1 1 – e – 1,034 . 6

42 =

250 42 (1 – e – 1,034 . 6)

=

250 42 (1 – 0,002)

=

250 42 (0,998)

=

250 41,916

= 5,96 µg/L 2. Diklokrasilin mempunyai waktu paruh eliminasi 42 menit dan volume distribusi 20. Diklokrasiln 97% terikat protein. Berapakah konsentrasi tunak diklokrasilin bebas bila obat diberikan secara intravena pada laju 250 mg setiap 6 jam?

Jawaban : Dik

: t1/2 eliminasi = 42 menit = 42 menit/60 menit = 0,7 jam Vd = 20 mg = 20.000 µg Diklokrasilin yang terikat protein = 97% = 0,97% D0 = 250 mg = 250.000 µg τ = 6 Jam

Dit

: Cav ∞ = …..?

Penye : Cav ∞ =

D0 Vd.K.τ

=

0,693

=

0,693

K

=

0,693

K

= 0,99 jam-1

a. T1/2 eliminasi 0,7 jam

b. Cav ∞

= = =

K K 0,7

D0 Vd.K.τ 250.000 20.000 . 0,99 . 6 250.000 118.800

= 2,10 µg/mL c. Kosentrasi obat bebas pada keadaan tunak = 2,10 µg/mL (1-0,97) = 2,10 µg/mL (0,03) = 0,063 µg/mL 3. Waktu paruh eliminasi normal sefamandol 1,49 jam dan volume distribusi (Vd) 39,2% berat tubuh. Waktu paruh eliminasi untuk seorang penderita dengan klirens kreatini 15 ml/menit dilaporkan oleh Czerwinski dan Pederson sama dengan 6,03 jam, dan Vd kreatinin adalah 23,75% berat badan. Berapakah dosis sefamandol yang seharusnya diberikan kepada penderita tanpa uremia dan penderita uremia bila obat diberikan intravena setiap 6 jam dan tujuan yang diinginkan adalah untuk mempertahan rata-rata kadar tunak 2 µg/ml ? Jawaban : Dik : t ½ Eliminasi = 49 jam

Vd = 39,2 % = 0, 392 L t½ klirens = 15 ml/menit Vd kreatinin = 23,75 % = 0,2375 τ

= 6 Jam

C∞av = 2µg/ml Penyelesaian : C∞av = t½

=

K

=

,

. .

,

a) Dosis untuk penderita tanpa uremia K normal =

,

,

= 0,465 jam-1 Do

= C∞av.Vd. K. 𝑡

= 2 ( 0,392) (0,465) (6) = 2,1873 mg/kg b) Dosis untuk penderita uremia K uremia =

,

,

= 0,114 jam-1 Do

= C∞av.Vd. K. 𝑡

= 2 ( 0,2375) (0,114) (6) = 0,3249 mg/kg 4. Dosis penjagaan dari digoksin untuk seorang penderita dengan BB 60 kg dan fungsi ginjal normal dilaporkan 0,5 mg/hari. Waktu paruh digoksin sama dengan 0,95 hari dan volume distribusinya 306 I. Bioavaibilitas tablet digoksin = 0,56 a. Hitung konsentrasi tukak digoksin b. Tentukan apakah penderita menerima dosis yang cukup (konsentrasi efektif digoksin dalam serum 1-2 µg/ml).

c.

Berapakah konsentrasi tunak jika penderita diberi dosis eliksir sebagai pengganti tablet (anggap eliksir 100% “bioavaibel”).

Jawaban : a.

Dik Dosis = 0,5 mg/hari BB

= 60 Kg

t 1/2

= 0,95

Vd

= 306 ml

F

= 56%

Penyelesaian : Dosis = 0,5 x 106 mg C∞avv

= = =

F.Do Vd.K.T

0,56-0,5 Mg/hari 306 (0,729)Hari 0,28

223,0,74

= 0,00125 b.

Penderita mendapatkan dosis yang cukup atau sesuai

c.

C∞av

= JIKA F = 100%

C∞av

=

F.Do Vol.K.C

.

= =

,

,

( ,

,

)

= 0,0022 mg = 2,2 mg/L

5. Seorang penderita yang mendapat linkomisin 600 mg setiap 12 jam secara IM mempunyai klirens kreatinin 50 mL/menit. Apakah dosis akan disesuikan? jika ya, (a.) Sesuaikan dosis dengan menjaga jangka waktu pemberian dosis konstan (b.) Sesuaikan jangka waktu pemberian dosis dan berikan dosis sama (c). Sesuaikan jangka waktu pemberian dosis begitu dosisnya. Apakah ada perbedaan yang bermakna dalam metode penyesuaian dosis tadi.

Jawaban: Dik : Dosis 600 mg setiap 12 jam Klirens Kreatinin : 50 mL/menit Penyelesaian

:

G= 1-1 (1 100

= 1-1 ( 100 95

= 1-1 ( 100 )

5 100

5 100

) )

G= 0,05 a.

Du Dn

=G

Du= G. DN = 0,05. 600 = 30 mg setiap 12 jam b.

Ʈ𝑈 Ʈ𝑁

KN

= KU

KN

Ʈu = Ʈn. KU 1

= 12. 0,05 = 240 jam

600 mg setiap 240 jam 7

6. Gentamisin (Garamisin, Schering) merupakan suatu obat yang sangat larut dalam air. Dosis obat ini pada penderita obese seharusnya didasarkan atas suatu perkiraan massa tubuh tanpa lemak atau “berat badan ideal”. Mengapa? Jawaban : Penderita obese mempunyai akumulasi jaringan lemak yang lebih besar daripada keperluan untuk fungsi tubuh normal. Proporsi keseluruhan cairan tubuh terhadap keseluruhan berat badan yan lebih kecil dibandingkan penderita dengan berat badan ideal, yang mempengaruhi volume distribusi obat. Perbedaan dalam cairan tubuh total perkilogram berat badan pada penderita obese, proporsi terbesar dari lemak tubuh pada penderita ini dapat menimbulkan

perubahan

distribusi

dalam

farmakokinetik

obat-

obat,sehubungan dengan partisi obat antar lemak dan lingkungan aqueus. Obatobat seperti digoksin dan gentamisin sangat polar dan cenderung terdistribusi

dalam air daripada ke jaringan lemak. Sehingga, pemberian terapi gentamisin pada pasien obese didasarkan pada massa tubuh tanpa lemak karena sifat dari gentamisin yang cenderug terdistribusi dalam jaringan lemak. 7. Mengapakah perhitungan dosis muatan, DL, untuk suatu obat didasrkn atas volume distribusi; sedangkan perhitungan dosis penjagaan didasarkan atas tetapn laju eliminasi? Jawaban : Dosis muatan adalah dosis yang diberikan untuk mencapai kadar obat tertentu dalam darah, maka dari itu dibutuhkan volume distribusi karena konsentrasi dalam darah dapat dipengruhi oleh volume distribusi dengn dosis obat sementara untuk dosis pemeliharaan diberikan untuk menjaga konsentrasi obat berada dalam rentang jendela terapeutik obat maka dibutuhkan laju eliminasi agar tetap menjaga obat tetap berada dalam rentang tersebut dan tidak terakumulasi. 8. Suatu obat paten dengan indeks terapetik yang sempit diberikan untuk seorang penderita. setelah pemakaian beberapa waktu, dokter mengamati bahwa penderita tidak memberikan reaksi terhadap terapi obat dan meminta pengukuran tunggal kadar plasma. beri komentar singkat atas arti pengukuran konsentrasi obat dalam cuplikan darah tunggal dan atas kegunaan informasi yang mungkin diperoleh. Jawaban : Tujuan dilakukan pengukuran tunggal kadar plasma serta kegunaan informasi data diatas yaitu obat dengan indeks terapi yang sempit memerlukan pengawasan pada level obat dalam kadar plasma dan penyesuaian dosis untuk mencegah timbulnya efek toksis serta sangat rentan terhadap interaksi obat farmakokinetik. Mekanisme interaksi farmakokinetik dapat terjadi pada tahap ADME. Pada fase absorbsi interaksi obat akan mempengaruhi bioavaibilitas terutama pada obat oral yang memiliki bioavaibilitas rendah. Fase distribusi juga memungkinkan adanya interaksi obat. Untuk fase metabolisme dan eksresi akan mempengaruhi klirens seperti pada obat dengan indeks terapi sempit. Perubahan konsentrasi akibat metabolisme maupun eksresi pada obat dengan

indeks terapi yang sempit akan sangan berpengaruh secara kliniks sehingga dilakukan pengukuran tunggal kadar plasma. 9. Dosis sulfisoxazol (Gantrisin, Roche Labs) yang dianjurkan untuk seorang penderita wanita dewasa (umur 26 tahun, 63 kg) dengan infeksi saluran urin adalah 1,5 g setiap 4 jam. Obat 85% terikat protein serum. Waktu paruh eliminasi obat ini 6 jam dan volume distribusinya 1,31/kg. Sulfisoxazol 100% “bioavailable” a.

Hitung konsentrasi tunak dalam plasma dari sulfisoxazol pada penderita ini.

b.

Hitung dosis muatan yang sesuai dari sulfisoxazol untuk penderita ini.

c.

Gantrisin (sulfisoxazol) tersedia dalam tablet yang mengandung 0,5 g obat. Berapa banyak tablet yang akan saudara anjurkan untuk dosis muatan?

d.

Jika tidak diberikan dosis muatan, berapakah waktu yang diperlukan untuk mencapai 95-99% kadar tunak?

Jawaban : Dik : BB pasien = 63 kg Do

= 1,5 g = 1.500.000 μg

T

= 4 jam

F

=1

t1 2

= 6 jam

Vd

= 1,3 L/kg = 1,3 L x 63 kg = 81,9 L = 81.900 mL ∞

Dit : a. Cav ? b. DL ? c. Banyak tablet untuk DL ? d. T95% dan T99% ? Penyelesaian : a.

0,693

K = 1 t

2

=

0,693 4

= 0,17325 jam-1

Cav∞ = =

S x F x Do k x Vd x T 1 x 1.500.000 0,17325 x 81.900 x 4

= 26,43 μg/mL b. DL

= Cp x Vd = 26,43 x 81,9 = 2.164,5 mg

Jadi, dosis muatan yang sesuai dari sulfisoxazol untuk penderita ini yaitu 2.164,5 mg. c. 1 tablet = 500 mg Banyak tablet untuk dosis muatan =

2.164,5 500

= 4 tablet Jadi, banyak tablet yang dianjurkan untuk dosis muatan adalah 4 tablet. d. T95% = 4,32 x t1 2 = 4,32 x 6 = 25,92 jam T99% = 6,65 x t1 2 = 6,65 x 6 = 39,9 jam Jadi, jika tidak diberikan dosis muatan, waktu yang diperlukan untuk mencapai 95%-99% kadar tunak adalah 25,92 jam hingga 39,9 jam. 10.

Kadar plasma yang digunakan untuk suatu bahan anti aritmia adalah 5 μg/ml. Obat mempunyai volume distribusi 173 ml/kg dan waktu paruh eliminasi 2,0 jam. Kinetika obat mengikuti kinetika model kompartemensatu terbuka.

a. Seorang penderita pria dewasa (75 kg, umur 56 tahun) diberi suatu injeksi IV dari obat ini. Berapakah dosis muatan (DL) dan laju infusi (R) yang akan saudara anjurkan? b. Penderita tidak memberikan reaksi yang sangat baik terhadap terapi obat. Kadar plasma dari obat diukur dan didapat 2 μg/ml. Bagaimanakah saudara mengatur kembali laju infusi guna menaikkan kadar obat dalam plasma yang diinginkan yaitu 5 μg/ml? c. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mencapai 95% kadar tunak obat dalam plasma pada penderita ini dengan menganggap obat diberikan tanpa dosis muatan dan Vd tidak berubah? Jawaban : Dik

Dit

: Cp

= 5 μg/ml

Vd

= 173 ml/kg

t1 2

= 2,0 jam

: a. DL dan R? b. nilai R bila Cp = 2 μg/ml ? c. T95% ?

Penyelesaian : 0,693

a. k = 1 t =

2

0,693 2

= 0,3465 jam-1 DL

= Cp x Vd = 5 μg/ml x 173 ml/kg = 865 mg

DL

=

865 =

R K R 0,3465

R

= 865 x 0,3465

R

= 299,7 mg/jam

b.

Cp1 Cp2 5 2

c.

=

R1

=

299,7

R2 R2 299,7 x 2

R2

=

R2

= 120 mg/jam

5

T95% = 4,32 x t1 2 = 4,32 x 2,0 = 8,64 jam

11.

Nomogram sering digunakan dalam perhitungan farmakokinetik untuk menentukan suatu dosis obat yang sesuai untuk seorang penderita. Bahas keuntungan dan kerugian penggunaan nomogram untuk menghitung suatu aturan dosis obat. Jawaban : Keuntungan dalam menggunakan nomogram yakni dapat memberikan perkiraan cepat aturan dosis untuk awal terapi obat. Nomogram mempunyai penyesuaian aturan dosis untuk penderita dengan berbagai karakterikstik seperti obesitas, perokok, umur dan lain lain. Nomogram juga menggunakan paramter-parameter farmakologik dan fisiologik tertentu seperti konsentrasi kreatinin dalan serum untuk membantu memodifikasi aturan dosis yang sesuai. Adapun kerugiannya yakni dalam setiap metode perhitungannya memiliki rancangan yang khusus.

12. Ada beberapa metode farmakokinetik untuk penyesuaian aturan dosis obat bagi penderita dengan penyakit uremia yang didasarkan atas konsentrasi kreatinin

data

serum

pada

penderita

tersebut.

Dari

pengetahuan

farmakokinetik klinik saudara diskusikan hal berikut : a. Dasar dari metode ini untuk perhitungan aturan dosis obat pada penderita b. Kesahihan dari anggapan atas perhitungan yang dibuat JAWABAN : a. Ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal dan menunjukan apakah ada penyakit ginjal jenis apapun ini meliputi :

1. Kreatinin serum (KS) Kreatinin serum merupakan produk sampingan dari metabolisme otot rangka normal. Laju produksinya bersifat tetap dan sebanding dengan jumlah massa otot tubuh. Kreatinin diekskresi terutama oleh filtrasi glomeruler dengan sejumlah kecil yang diekstresi atau reabsorpsi oleh tubulus. Bila massa otot tetap, maka adanya perubahan pada kreatinin mencerminkan perubahan pada klirensnya melalui filtrasi, sehingga dapat dijadikan indikator fungsi ginjal. Nilai kreatinin serum yang normal berbeda menurut jenis kelamin, usia dan ukuran. (Kenward dan Tan, 2003) 2. Klirens kreatinin (Clkr) Dalam keadaan normal, kreatinin tidak diekskresi atau direabsorpsi oleh tubulus ginjal dalam jumlah yang bermakna. Oleh karena itu ekskresi terutama ditentukan oleh filtrasi glomerular, sehingga laju filtrasi glomerular dapat diperkirakan melalui penentuan klirens kreatinin endogen. Pengukuran klirens kreatinin penderita yaitu melalui : a. Pengumpulan urin 24 jam Merupakan metode yang paling tepat dalam pengukuran klirens kreatinin penderita adalah melalui pengumpulan urin selama jangka waktu 24 jam dan pengambilan cuplikan plasma diantara jangka waktu tersebut. b. Rumus cockroft dan Gault Merupakan cara yang sangat berguna untuk memperkirakan kadar kreatinin serum dan mencatat faktor yang mempengaruhi massa otot penderita (usia, jenis kelamin, dan berat badan). b. Kesahihan dari anggapan atas perhitungan yang dibuat yaitu dengan melihat kesesuaian dengan kasus pasien ataupun penderita. Karena dengan adanya rata-rata data pasien maka akan dapat diatur atau dihiting dosisnya dengan baik dan benar

13.

Rencana pemberian dosis normal untuk seorang penderita dengan tetrasiklin adalah 250 mg p.o setiap 6 jam. Ajukan suatu aturan dosis untuk penderita ini bila dianalisis laboratorium menunjukkan bahwa fungsi ginjalnya memburuk dari Clcr 90 ml/menit menjadi 20 ml/menit. Jawaban Dik :

a = 0,8 B = 0,072 K% normal = 8 Dosis normal tetrasiklin = 250

Dit : Penyelesaian: K% penderita

= a + b . Clcr = 0,8 + 0,072 x 20 = 17,44 %

Dosis penderita uremia = dosis normal x Dosis tetrasiklin

= 250 x

K% penderita K% normal

17,44 8

= 545 mg (setiap 6 jam) 14. Seorang penderita menerima pengobatan antibiotik pada saat menjalani dialisis. Laju aliran serum ke dalam mesin ginjal 50 ml/menit. Dari penetapan kadar menunjukkan bahwa konsentrasi obat yang masuk mesin 5 μg/ml dan konsentrasi obat dalam serum yang meninggalkan mesin 2,4 μg/ml. Klirens obat untuk penderita ini 10 ml/menit. Jika rata-rata konsentrasi antibiotik akan dipertahankan, sampai berapa besarkah dosis dinaikkan? Jawaban Dik :

Q

= 50 ml/menit

Ca

= 5 μg/ml

Cv

= 2,4 μg/ml

Cld penderita = 10 ml/menit Penyelesaian :

Cld1 = = =

Q (Ca - Cv) Ca

50 ml/menit (5 μg/ml - 2,4 μg/ml) 5 μg/ml 50 ml/menit (2,6 μg/ml) 5 μg/ml

= 26 ml/menit Cld = Cld1 – Cld2 = 26 ml/menit - 10 ml/menit = 16 ml/menit Cld =

Q (Ca - Cv) Ca

50 (2,6)

16

=

Ca

= 8,125 μg/ml

Ca

Jadi, Jika rata-rata konsentrasi antibiotik akan dipertahankan maka dosis dinaikkan sampai 8,125 μg/ml 15. Dengan menggunakan metode Cockcroft dan gault, hitung klirens kreatinin untuk seorang wanita dewasa (umur 38, 62 kg) yang mempunyai kreatinin serum 1,8 mL/%? Jawaban : Dik

: Scr

= 1,8 mg%

Umur = 38 tahun BB Dit

= 62 gr

: klirens kreatinin wanita ?

Peny : = = =

140-umur x BB scr x 72 (140−38)x 62 kg

1,8 mg% x 72

102 x 62 kg 129,6 ,

= 57,407

Clcr perempuan = 57,407 x 0,85 = 2,87035 mL/ Menit 16.

Apakah saudara akan menyesuaikan dosis cefamandol, suatu antibiotik yang 98% di eksresi tidak berubah dalam urin, untuk penderita dalam soal 6? Mengapa? Jawaban Dik : F

= 98%

Clcr

= 2,9

a. : Fungsi ginjal penderita urenia =

2,9 100

= 2,9% b. : Tentukan eliminasi ginjal penderita urenia = 98% x 2,9% = 2,842 % c. : tetapan eliminasi keseluruhan penderita urenia = 2,842% + (1-98) = 2,842% + 2% = 4,842% Oleh karena itu, penyesuaian dosis untuk penderita urinea 4,842% dari penderita normal, penyesuaian dosis dilakukan adanya pengaruh penurunan fungsi ginjal pada tetapan eliminasi ginjal dapat diperkirakan. Pemberian beberapa penyesuaian dosis untuk obat – obat yang dieliminasi melalui eksresi. Ginjal pada berbagai tingkat kegagalan ginjal yang berbeda. 17.

Anggapan apakah yang biasa dibuat bila penyesuaian aturan dosis menurut klirens kreatinin seorang penderita dengan kegagalan ginjal. Jawaban : Anggapan yang bisa dibuat yaitu : 1.

terapi obat secara individual harus dilakukan pada penderita dengan gangguan ginjal. Umumnya, penyesuaian dosis didasarkan pada Clearence Creatinin

2.

penyesuaian dosis lebih kompleks untuk obat yang terlalu cepat dimetabolisme atau obat-obat yang mengalami perubahan pada ikatannya dengan protein akibat keadaan gagal ginjal

3.

Penyesuaian regimen dosis yang optimal tergantung pada keakuratan hubungan parameter farmakokinetik obat dan parameter fungsi ginjal dan juga tergantung pada penilain yang akurat terhadap sisa fungsi ginjal yang masih baik.

18.

Dosis lazim dari gentamisin pada penderita dengan fungsi ginjal normal adalah 1,0 mg/kg setiap 8 jam dengan injeksi IV bolus ganda. Dengan menggunakan metode nomogram, berapakah dosis gentamisin yang akan saudara anjurkan untuk seorang penderita pria dewasa umur 55 tahun bb 72 kg dengan klirens kreatinin 20 ml/menit? Jawaban : Dik : gentamisin a

= 2,0

b

= 0,28

k%

= 30 % nilai K % (normal)

Clcr = 20 ml / menit Dit

: Dosis ?

Penye : K% =( a + b) x Clcr =( 2,0 + 0,28) x 20 = 2,28 x 20 = 45,6% Dosis

= 1,0 mg/kg x

45,6 30

= 1,0 mg/kg x 72 kg x = 72 mg x

45,6 30

45,6 30

= 109,44 mg 19.

Seteleh perkiraan kondisi uremia penderita, aturan dosis obat dapat disesuaikan melalui a.

Membuat dosis tetap dosis, atau

dan memperpanjang jarak waktu pemberian

b.

Menurunkan dosis dan mempertahankan jarak waktu pemberian dosis tetap. Diskusikan keuntungan dan kerugian penyesuaian dosis yang meggunakan metode a atau metode b.

Jawaban : Antara penyesuaian aturan dosis yang menggunakan metode A at...


Similar Free PDFs