Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus PDF

Title Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus
Author Dedi Saputra
Pages 201
File Size 4 MB
File Type PDF
Total Downloads 62
Total Views 877

Summary

i|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus ii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s Narasumber : Ust. Abu Yahya Badrusallam, Lc Penyusun : Dedi Saputra Editor, Penyunting Akhir : Dedi Saputra Sumber : Rumaysho Almanhaj KhutbahJumat Firanda Muslim.or.id Penerbit : DS BOOK [email protected]...


Description

i|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

ii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

Narasumber : Ust. Abu Yahya Badrusallam, Lc Penyusun : Dedi Saputra Editor, Penyunting Akhir : Dedi Saputra Sumber : Rumaysho Almanhaj KhutbahJumat Firanda Muslim.or.id

Penerbit : DS BOOK [email protected]

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, kepadaNya kita memuji, mohon pertolongan, mohon ampunan, dan mohon perlindungan dari bahaya diri kita dan buruknya amal-amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ta’ala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali dengan izin AllahDan bahwasanya saya bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah ta’ala semata, tiada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenarbenarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah ii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa menaati Allah dan rasulNya maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitab Allah (Al qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu’alaihiwasalam, dan seburuk-buruk perkara (dalam urusan agama) adalah yang diada-adakan, dan semua yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat, dan semua kesesatan tempatnya di neraka. Sungguh kita sangat butuh kepada orang yang selalu mengarahkan kepada kebaikan, di zaman yang penuh dekadensi moral dan perilaku merajalela di tengah-tengah masyarakat, dunia menjadi gelap gulita di pandangan orang-orang shalih, tatanan hidup menjadi porak poranda, kaki orang-orang yang teguh pendirian banyak yang tergelincir, sehingga banyak orang yang di pagi hari beriman, pada sore harinya menjadi kafir. Betapa sekarang ini sangat dibutuhkan orang-orang yang bisa mengendalikan tangan-tangan jahil dan sesat untuk diarahkan kepada jalan lurus dengan bentuk nasihat dan pengarahan, baik melalui tulisan, buku, agar umat meraih hidayah dan berada dijalan lurus dan petunjuk utusan Rabb alam semesta.

iii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

4|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

Daftar Isi KATA PENGANTAR ....................... ii Daftar Isi ........................................... iv Mukaddimah.................................... vii

BAB I ................................................ 1 Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus........ 1 Mengikuti Jalan Salafush Sholeh .................................. 8 Bukan Jalan Yang Diingkari dan Bukan Jalan Yang Sesat ............................................................................ 21

BAB II ............................................. 32 Agar Mendapatkan Jalan Yang Lurus ......................................................... 32 1. Memohon Pertolongan Allah Subhanallah Ta’ala32 2. Kita Membutuhkan Hidayah ................................ 39 A.

Tingkatan Hidayah ....................................... 41

B.

Buah Dari Hidayah ....................................... 47

iv | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

3. Agar Hidayah Bisa diterima dengan Mudah ........ 52 A.

Mensucikan Hati ........................................... 54

A. Hakikat Hati yang Bersih dan Hati Yang Kotor 59 B. Kecenderungan Hati Untuk Mengenal yang Ma’ruf dan yang Munkar ........................................ 64 3. Mempelajari Aqidah ............................................ 74 4. Rajinlah Menuntut Ilmu Syar’i ............................ 80

Bab III ............................................. 91 Penghalang Seseorang Mendapatkan Hidayah ........................................... 91 1. Adanya Kebodohan Tentang Kebenaran, dan kebodohan ini disertai oleh hawa nafsu ...................... 93 2. Keyakinan Bahwa Dirinya Berada di Atas Kebenaran Tanpa Bukti Yang Nyata ........................ 104 3. Adanya Rasa Takut Untuk Mengikuti Kebenaran 113 4. Mencari Ridho Manusia bukan Ridho Allah ..... 128 5. Lebih Mencintai Kedudukan dan Lebih Mencintai Syahwat Duniawi ...................................................... 134

v|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

6. Ikut-Ikutan (Taqlid Tanpa Mengetahui Dalil) dan Disertai dengan Fanatik ............................................ 140 7. Ujub, Bangga dengan Kelebihan ....................... 153 8. Sombong ............................................................ 158 9. Seringnya Berbuat Dosa .................................... 167 10.

Lalai dari Meminta Hidayah Kepada Allah ... 170

11. Cinta kepada keluarga dan karib kerabat, melebihi cintanya kepada kebenaran ........................ 175 12. Lebih Mencintai Negeri dan Tanah Air daripada Mencintai Kebenaran ................................................ 176 13. Mencintai Nenek Moyang, Melebihi Kecintaannya Kepada Kebenaran ............................. 176 14. Permusuhan antara seseorang dengan orang lain, kemudian musuhnya itu mengikuti kebenaran ......... 177 15.

Adat Istiadat Menghalangi Kebenaran ........... 178

Daftar Pustaka ............................... 180

vi | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

Mukaddimah Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah Subhanallahu Ta’ala dengan sangat sempurna dan diberikan bentuk tubuh yang indah, Allah Ta’ala berfirman :

‫س ِن ت َ ْق ِويْم‬ ِ ْ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬ َ ‫سانَ فِ ْْٓي ا َ ْح‬ َ ‫اْل ْن‬ “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin : 4) Lalu manusia diberikan akal dan pikiran yang sehat untuk dapat membedakan mana yang terbaik yang harus dijalani dalam kehidupan ini, dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan. Allah Ta’ala berfirman :

‫ار‬ َّ ‫َو َج َع َل لَ ُك ُم ال‬ َ ‫س ْم َع َو ْاْل َ ْب‬ َ ‫ص‬ َ‫َو ْاْل َ ْفئِدَة َ ۙ لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ “Dialah yang menjadikan kalian memiliki pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur” (QS anNahl/16:78) Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini mengatakan, “Allah Azza wa Jalla memberikan manusia telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan hati yakni akal yang tempatnya di hati- untuk membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang membahayakan… vii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

Dan Allah Azza wa Jalla memberikan umat manusia kenikmatan-kenikmatan ini, agar dengannya mereka dapat beribadah kepada Rabb-nya.”1 Saat ini dikehidupan yang begitu gemerlap dengan kehidupan duniawi yang penuh dengan segala kemudahan sehingga setiap manusia dapat saja melakukan apa yang diinginkannya dengan mudah. Baik itu keinginan untuk berbuat baik dan keinginan untuk berbuat jahat, semuanya sudah ditawarkan, hanya akal dan pikiran yang sehatlah yang bisa mengambil keputusan yang tepat. Akal adalah suatu aspek rohaniah dalam tubuh kita yang bisa membuat kita berpikir dan beranalisis untuk membedakan hal yang baik dan buruk dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Akal jugalah yang membedakan manusia dari hewan dan makhluk ciptaan lainnya. Manusia dan hewan sama-sama memiliki perasaan, namun hewan tidak memiliki akal untuk berpikir lebih lanjut dalam mengambil sebuah keputusan, namun hanya mengandalkan insting. Allah Subhanallah Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa berpikir dan mempergunakan akal yang telah Allah Subhanallah Ta’ala berikan seperti pada ayat-ayat di bawah ini,

‫لَ ْو ا َ ْنزَ ْلنَا ٰهذَا ْالقُ ْر ٰانَ َع ٰلى َج َبل‬ ‫عا ِم ْن َخ ْشيَ ِة‬ ً ‫ص ِد‬ َ َ ‫لَّ َرا َ ْيت َهٗ خَا ِشعًا ُّمت‬ 1

Tafsir Ibnu Katsir (4/590)

viii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

ِ‫ه‬ ‫اس‬ ِ َّ‫اّٰلل َۗوتِ ْل َك ْاْلَ ْمثَا ُل نَض ِْربُ َها ِللن‬ َ‫لَ َعلَّ ُه ْم َيتَفَ َّك ُر ْون‬ “Kalau sekiranya Kami menurunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.“ (QS Al Hasyir: 21)

‫ت َو َما فِى‬ ِ ‫س َّخ َر لَ ُك ْم َّما فِى السَّمٰ ٰو‬ َ ‫َو‬ ‫ض َج ِم ْيعًا ِم ْنهُ ۗا َِّن فِ ْي ٰذ ِل َك‬ ِ ‫ْاْلَ ْر‬ َ‫َ ْٰل ٰيت ِلقَ ْوم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬ “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS Al Jatsiyah: 13)

َ‫…ا َِّن ِف ْي ٰذ ِل َك َ ْٰل ٰيت ِلقَ ْوم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬ “…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS Az Zumar: 42)

‫ٰذ ِل َك َمث َ ُل ْالقَ ْو ِم الَّ ِذيْنَ َكذَّبُ ْوا ِب ٰا ٰيتِن َۚا‬ َ‫ص لَعَلَّ ُه ْم يَتَفَ َّك ُر ْون‬ ُ ‫فَا ْق‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ص‬ َ َ‫ص ْالق‬ ix | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

“Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS Al A’raf: 176) Dari ayat-ayat diatas jelas sudah bahwa Allah Subhanallah Ta’ala memang memerintahkan manusia untuk berpikir menggunakan akalnya. Dengan akal tersebut manusia juga bisa memilih jalan hidupnya. Akal pulalah yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Ada orang-orang yang justru berpaling dan tidak mau menggunakan akalnya untuk kebaikan dan kebenaran. Manusia yang berakal, adalah ia yang mengetahui hakikat hidupnya didunia dan tujuan hidupnya didunia. Allah Subhanallah Ta’ala berfirman tentang tujuan seorang hidup didunia :

‫س ِإ َّْل‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬ َ ‫اْل ْن‬ ‫ُون‬ ِ ‫ِليَ ْعبُد‬ “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. AdzDzariyat : 56) Allah menciptakan kita untuk beribadah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ibadah adalah melakukan ketaatan kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah Allah yang disampaikan melalui lisan para rasul.” Beliau juga menjelaskan, “Ibadah adalah istilah yang meliputi segala sesuatu yang dicintai Allah dan x|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

diridhai-Nya, berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi.” Al-’Imad Ibnu Katsir mengatakan, “Makna beribadah kepada-Nya yaitu menaati-Nya dengan cara melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Itulah hakikat ajaran agama Islam. Sebab makna Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah ta’ala yang mengandung puncak ketundukan, perendahan diri, dan kepatuhan.” Selesai ucapan Ibnu Katsir. Beliau (Ibnu Katsir) juga memaparkan tatkala menafsirkan ayat ini (QS.Adz-Dzariyat : 56), “Makna ayat tersebut; sesungguhnya Allah ta’ala menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya akan Allah balas dengan balasan yang sempurna. Sedangkan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat keras. Allah pun mengabarkan bahwa diri-Nya sama sekali tidak membutuhkan mereka. Bahkan mereka itulah yang senantiasa membutuhkan-Nya di setiap kondisi. Allah adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi mereka.” Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu mengatakan mengenai ayat ini, “Maknanya adalah tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah agar mereka Kuperintahkan beribadah kepada-Ku.” Sedangkan Mujahid mengatakan, “Tujuan-Ku (menciptakan mereka) adalah

xi | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

untuk Aku perintah dan Aku larang.” Tafsiran serupa ini juga dipilih oleh Az-Zajjaj dan Syaikhul Islam.2 Beliau (Ibnu Katsir) mengatakan, “Tafsiran ini didukung oleh makna firman Allah ta’ala, “Apakah manusia itu mengira dia dibiarkan begitu saja dalam keadaan sia-sia.” (QS. Al-Qiyamah : 36). Asy-Syafi’i menjelaskan tafsiran ‘sia-sia’ yaitu, “(Apakah mereka Ku-biarkan) Tanpa diperintah dan tanpa dilarang?!”… Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan; baik dengan melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud. Semoga Allah memberikan taufik dan pertolongan-Nya kepada kita untuk menjadi hamba-Nya yang sejati; yang tunduk dan patuh kepada Rabb penguasa jagad raya, bukan menjadi budak hawa nafsu dan ambisi-ambisi dunia. Kedudukan akal dalam Islam sangatlah penting. Islam hanya berlaku bagi orang yang memiliki akal. Bagi orang yang tidak memiliki akal, syari’at Islam tidak berlaku. Anak-anak yang belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta orang yang gila tidak dibebankan untuk menjalankan shalat, zakat, puasa, pergi haji, dan kewajiban-kewajiban lainnya dalam Islam. Hanya orang yang berakal dan mampu berpikir sajalah yang secara sadar memahami bahwa meninggalkan kewajiban-

2

Fath Al-Majid

xii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

kewajiban itu adalah termasuk sebuah dosa kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman :

‫ص ٰلوةِ ات َّ َخذُ ْوهَا‬ َّ ‫َواِذَا نَادَ ْيت ُ ْم اِلَى ال‬ ‫ُه ُز ًوا َّولَ ِعبًا ٰۗذ ِل َك ِبا َ نَّ ُه ْم قَ ْو ٌم َّْل‬ َ‫يَ ْع ِقلُ ْون‬ “Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.” (QS Al Maidah : 58) Allah Azza wa Jalla juga berfirman :

‫س َعلَى الَّذِينَ َْل‬ ِ ‫َو َي ْج َع ُل‬ َ ‫الر ْج‬ َ‫يَ ْع ِقلُون‬ “Dan Allah menimpakan adzab kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (QS Yunus : 100) Selain kata-kata akal, dalam Alquran juga terdapat banyak ayat yang menyebutkan kata Ulul Albab yang bermakna hampir sama. Ulul Albab adalah orang yang mau berpikir dan mempergunakan akal mereka untuk menelaah kebesaran Allah dan selalu belajar, menghapal, serta mengingat. Semua kata-kata itu menuju arti kata yang yang sama, yaitu akal atau otak untuk berpikir.

xiii | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

Ayat-ayat di atas juga dengan jelas menerangkan bahwa Allah mencela orang-orang yang tidak mau mempergunakan akal mereka untuk mencari kebenaran dan tidak mau mempergunakan akal mereka untuk mencari rahasia kehidupan. Allah mencela mereka dengan beberapa ungkapan sebagai berikut, “Apakah kamu tidak mempergunakan akal?”, “Apakah kamu tidak berpikir?”.

xiv | T u n j u k i K a m i J a l a n Y a n g L u r u s

‫سى َر ِبى أ َ ْن‬ َ َ ‫ع‬ ‫س ِب ْي ِل‬ َّ ‫س َوﺁ َء ال‬ َ ‫يَ ْه ِديَنِ ْي‬ “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” (QS. Al-Qashash : 22)

0|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

BAB I Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus Jika kita ingin mencapai kesuatu tempat yang ingin kita tuju, tentunya kita membutuhkan pedoman petunjuk agar bisa sampai ketujuan. Petunjuk jalan itu bisa kita dapatkan dengan cara seperti misalnya ; mempunyai pengetahuan tentang arah tujuan kita dengan membaca peta, bertanya kepada orang yang mengetahui dan paham jalannya, melihat petunjuk jalan, atau yang sekarang lebih modern lagi dengan aplikasi petunjuk jalan. Jika tidak dengan demikian kita pasti akan tersesat, dan jika sudah tersesat akan memunculkan perasaan penyesalan, ketidakbahagiaan, dan kesengsaraan. Begitu juga dengan hidup kita, manusia hidup membutuhkan sebuah petunjuk. Sebuah petunjuk yang bisa mengantarkan manusia menuju tujuannya. Lalu apakah tujuan utama kita diciptakan? Allah Subhanallah Ta’ala berfirman :

‫س ِإ َّْل‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬ َ ‫اْل ْن‬ ‫ُون‬ ِ ‫ِليَ ْعبُد‬ “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56). Tujuan kita hidup adalah untuk beribadah kepada Allah, mentauhidkan Allah, dan menjauhi segala yang 1|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

dilarangnya seperti perbuatan syirik, dosa dan maksiat. Jika kita sudah beribadah kepada Allah, mentauhidkan Allah, dan menjauhi segala yang dilarangnya, maka Allah akan membalas perbuatan kita dengan kebahagiaan yang abadi, kebahagiaan yang besar dan banyak, yaitu berupa Surga yang dijanjikan kepada Allah untuk orang yang taat kepada-Nya dan kepada RasulNya. Dan untuk merealisasikan tersebut, kita membutuhkan sebuah petunjuk agar tidak tersesat dan agar untuk sampai pada tujuan. Petunjuk tersebut yaitu, Kitabullah dan Sunnah Rasulnya. Allah Ta’ala berfirman :

‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ ُهدًى‬ ُ ‫ٰذ ِل َك ْال ِك ٰت‬ َ ‫ب َْل َري‬ َ‫{ ِل ْل ُمت َّ ِقي ْۙن‬1) ‫ۚ ۤال ۤم‬ “Alif Lam Mim, Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS AlBaqarah : 1-2) Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫فَإ ِ َّما يَأْتِيَنَّ ُكم ِمنِي ُهدًى فَ َم ِن ات َّ َب َع‬ ْ َ‫ض ُّل َوْلَ ي‬ }123{ ‫شقَى‬ ِ َ‫اي فَالَ ي‬ َ َ‫ُهد‬ ُ‫ض َعن ِذ ْك ِرى فَإ ِ َّن لَه‬ َ ‫َو َم ْن أَع َْر‬ ُ ‫ضن ًكا َون َْح‬ ‫ش ُرهُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬ َ ‫َم ِعي‬ َ ً‫شة‬ ‫أ َ ْع َمى‬ 2|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha: 123, 124) Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda :

‫ضلُّ ْوا َما‬ ِ َ ‫ت َ َر ْكتُ فِ ْي ُك ْم أ َ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬ َ‫سنَّة‬ َّ ‫ت َ َم‬ ُ ‫اب هللاِ َو‬ َ َ ‫ ِكت‬: ‫س ْكت ُ ْم بِ ِه َما‬ ‫س ْو ِل ِه‬ ُ ‫َر‬ “Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”3 Jalan yang lurus adalah jalan yang mengantarkan menuju keselamatan, kebahagiaan, dan kesenangan bukan yang mengantar kepada kesesatan dan kesengsaraan. Untuk mendapatkan petunjuk tersebut diperlukanlah hidayah. Pemberian Allah yang tak terhingga adalah hidayah. Oleh karena itulah Allah memerintahkan kita untuk senantiasa meminta hidayah. Dalam shalat wajib kita yang dilakukan dalam sehari semalam, yaitu 17 raka’at dalam sehari, kita terus mengulang surah Al-Fatihah. Bahkan surah Al3

Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13

3|Tunjuki Kami Jalan Yang Lurus

Fatihah diyakini sebagai bagian dari rukun shalat. Tanpa surah Al-Fatihah, shalat orang yang sendirian dan seorang imam jadi tidak sah. Di antara hikmah kenapa kita terus mengulang permintaan “ihdinash shirotol mustaqim”, berilah kami hidayah pada jalan yang lurus karena perlu dipahami bahwa hidayah itu ada dua macam: 1. Hidayah mujmal (global) pada Islam dan Iman. 2. Hidayah mufasshalah (rinci) untuk menjalankan rincian dari Islam dan Iman. Kalau kita sudah mendapatkan hidayah pertama yaitu dalam Islam dan Iman, maka tetap masih butuh hidayah kedua yaitu agar bisa menjalan rincian dari Islam dan Iman dengan benar. Oleh karenanya, kita terus mengulangi bacaan

َ ‫الص َرا‬ ‫يم‬ ِ ‫ا ْه ِدنَا‬ َ ‫ط ْال ُم ْست َ ِق‬ “Tunjukilah kami jalan yang lurus,” (QS. Al-Fatihah : 6) Makna dari (‫ )الهداية‬adalah petunjuk atau pertolongan untuk menjalankan ketaatan; sedangkan permintaan petunjuk dari yang diungkapkan oleh orang yang telah mendapat petunju...


Similar Free PDFs