UJI POTENSIAL SENYAWA ANTIMIKROBA SECARA DIFUSI SUMURAN DAN DIFUSI PAPER DISK DENGAN EKSTRAK PEPAYA PDF

Title UJI POTENSIAL SENYAWA ANTIMIKROBA SECARA DIFUSI SUMURAN DAN DIFUSI PAPER DISK DENGAN EKSTRAK PEPAYA
Author Kelompok Mikro1
Pages 13
File Size 168.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 469
Total Views 775

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UJI POTENSIAL SENYAWA ANTIMIKROBA SECARA DIFUSI SUMURAN DAN DIFUSI PAPER DISK Disusun oleh: Kelompok 1 (A4-18) Vina Septyarini Sodikin 1351810251 Dimas Aditya Prihansyah 1351810252 Miftah Agustriana 1351810254 Sella Berliana Fabiola 1351810255 Erni Puspitasari 13518102...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UJI POTENSIAL SENYAWA ANTIMIKROBA SECARA DIFUSI SUMURAN DAN DIFUSI PAPER DISK

Disusun oleh: Kelompok 1 (A4-18) Vina Septyarini Sodikin

1351810251

Dimas Aditya Prihansyah

1351810252

Miftah Agustriana

1351810254

Sella Berliana Fabiola

1351810255

Erni Puspitasari

1351810256

Wahyu Putri Widya Ningrum 1351810257 Ilmi Nur Khafidah

1351810258

Umi Aslihatin Nuriyah

1351810264

AKADEMI FARMASI SURABAYA 2019

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan berbagai macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaan tujuannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterillizer. Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisillin. Penesillin ini pertama kali dipakai oleh ilmu kedokteran tahun 1939. Antibiotik merupakan suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh renik/hasil sintesis semisintesis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/ memusnakan jasad renik lainnya. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil, spiral, dikatakan mempunyai sprektrum luas. Sebaliknya suatu antibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu atu sprektrum sempit. Penisillin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus oleh karena itu penisillin dikatakan sprektrum sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiral tertentu. Oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai sprektum luas. Dalam hal ini praktikum perlu dilakukan agar lebih memahami senyawa yang bagaimana yang bisa dijadikan agen antri mikroba. II. Rumusan Masalah 1. Perbedaan antara difusi sumuran dan paper disk ?

2. Apa fungsi dari kontrol kombinasi media, kontrol pertumbuhan mikroba uji dan kontrol negatif/pelarut ? III. Tujuan 1. Mengetahui perbedaan antara difusi paper disk dan sumuran 2. Mengetahui fungsi dari kontrol kombinasi media, kontrol pertumbuhan mikroba uji dan kontrol negatif/pelarut

III. Manfaat 1. Mahasiswa mampu membedakan metode antara difusi paper disk dan sumuran 2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari kontrol kombinasi media, kontrol pertumbuhan mikroba uji dan kontrol negatif/pelarut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Antibiotika adalah snyawa kimia yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik yang dalam kadar rendah mampu menghambat prroses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotik diisolasi dari mikroorganisme, tetapi beberapa antibiotik telah didapatkan dari tanaman (Soekardjo,1995). Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisillin. Penesillin ini pertama kali dipakai oleh ilmu kedokteran tahun 1939. Antibiotik merupakan suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh renik/hasil sintesis semisintesis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/ memusnakan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996). Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil, spiral, dikatakan mempunyai sprektrum luas. Sebaliknya suatu antibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu atu sprektrum sempit. Penisillin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus oleh karena itu penisillin dikatakan sprektrum sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiral tertentu. Oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai sprektum luas. Dalam hal ini praktikum perlu dilakukan (Dwidjoseputro, 2003). Antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan dan aktivitas mikroba, terutama mikroba perusak atau pembusuk makanan. Zat mikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik (menghambat pertumbuhan kapang), atau germisidal (germinasi spora bakteri). Keefektifan penghambatan merupakan salah satu kriteria pemilihan suatu senyawa antimikroba. Semakin kuat penghambatannya semakin efektif digunakan. Kerusakan yang ditimbulkan komponen antimokroba bersifat mikrosidal (kerusakan tetap) atau mikrostatik (kerusakan sementara yang dapat kembali). Suatu komponen akan bersifat mikrosidal atau mikrostatik tergantung pada konsentrasi dan kultur yang digunakan. Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan ileh bebrapa faktor diantaranya gangguan pada senyawa penyusun dinssing sel, peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel.(Akhanggit,2010).

Pseudomanas Aeriginosa adalah bakteri penyebab utama terjadinya infeksi kepada oarang-orang yang memiliki ketahanan tubuh dalam kondisi terganggu. Bakteri ini banyak sekali tersebar ddi alam (tanah, air, hutan, air, tumbuhan dan bahkan manusia). Bakteri ini membawa banyak kerugian karena bakteri ini pemicu terjadinya infeksi nosokomial adalah infeksi yang diterima seorang pasien yang di rumah sakit yang sudah dirawat 72 jam lamanya. Psudomonas aeriginosa merupakan bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat memfermentasikan karbohidrat. Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji aktivitas antrimikroba, metode difusi dapat dilakukan oleh 3 cara yaitu metode silinder, metode difusi sumuran (lubang) dan cakram kertas. Metode silinder yaitu meletakkan bebrapa silinder yang telah dibuat dari gelas atau besi bahan karat diatas media agar yang telah diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan hingga berdiri diatas media agar diisi dengan larutan yang akan diuji dan diinkubasi. Setelah diinkubasi pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silender (Dwidjoseputro, 2003). Metode difusi sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang. Metode difusi cakram prinsip kerjanya adalah bahan uji dijenuhkan ke dalam kertas cakram (cakram kertas). Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu ditanam pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan mikroba yang diuji, kemudian diinkubasikan 350C selama 18-24 jam. Area (zona) jernih disekitar cakram kertas diamati untuk menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba. Selama inkubasi, bahan uji berdifusi dari kertas cakram ke dalam agar-agar itu, sebuah zona inhibisi dengan demikian akan terbentuk. Diameter zona sebanding dengan jumlah bahan uji yang ditambahkan ke kertas cakram. Metode ini secara rutin digunakan untuk menguji sensitivitas antibiotik untuk bakteri patogen. Kontrol kontaminan berfungsi untuk mencegah timbulnya kerusakan ataupun penurunan kinerja yang disebabkan oleh kontaminan. Kontrol pertumbuhan mikroba uji berfungsi untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inangnya yang terinfeksi dan mencegah pembusukan dan pengrusakan bahan oleh mikroorganisme. Kontrol negatif berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan bakteri

sehingga dapat diketahui bahwa yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan pelarut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I.

Alat 1. Erlenmeyer

6. Jarum ose

2. Pipet ukur

7. Spidol

3. Gelas ukur

8. Kertas label

4. Mikropipet

9. Spreader

5. Jangka sorong

II.

III.

Bahan 1.

NA (Nutrient Agar)

2.

Aquadest Steril

3.

Alkohol stearil

4.

Pseudomonas Aeruginosa

Metode 1. Pembuatan NA 1. Menimbang NA sebanyak 1,2 g. 2. Dilarutkan dengan aqiadest sebanyak 60 ml . 3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer diaduk ad homogen di atas kompor. 4. Setelah larut mulut lubang erlenmeyer ditutup dengan sumbat dan ditutup dengan kertas perkamen lalu diikat. 5. Dimasukkan ke autoclave. 6. Setelah selesai, menyiapakan cawan petri, pipet ukur, bladder.

7. Lalu NA dimasukkan ke dalam cawan petri masing masing cawan petri berisi 15 ml NA. Setelah dingin lalu pinggir mulut cawan petri dibungkus dengan plastik wrap, 8. diinkubasi. 9. Setelah di inkubasi di spreader dengan bakteri Pseudomonas Aeruginosa. 2.Pembuatan SDA 1. Menimbang SDA sebanyak 0,6 g 2. Dilarutkan dengan aqiadest sebanyak 30 ml 3. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer diaduk ad homogen di atas kompor. 4. Setelah larut mulut lubang erlenmeyer ditutup dengan sumbat dan ditutup dengan kertas perkamen lalu diikat. 5. Dimasukkan ke autoclave. 6. Setelah selesai, menyiapakan cawan petri, pipet ukur, bladder. 7. Lalu SDA dimasukkan ke dalam cawan petri masing masing cawan petri berisi 15 ml SDA. 8. Setelah dingin lalu pinggir mulut cawan petri dibungkus dengan plastik wrap, 9. diinkubasi. 10. Setelah di inkubasi di spreader dengan bakteri Pseudomonas Aeruginosa.

3. Pembuatan Lubang Sumuran 1. Menyiapkan 4 cawan petri berisi 15 ml media NA. 2. Secara aseptis buka cawan petri buatlah sumuran pada petri (1) dengan pelobang gabung no 4. 3. Ambil bulatan NA pada sumur yang dibuat dengan kawat ose secara hati-hati. Masukkan bulatan tersebut ke dalam beaker glass yang berisi alkohol. 4. Beri label pada dasar petri.

4.Analisis Daya Hambat (Biasa) 1. Pipet masing-masing sampel sebanyak 30µl (dengan bantuan mikropipet). 2. Injeksikan ke dalam lubang sumuran yang telah dibuat dan inkubasikan selama 24 jam. Amati zona keruh dan zona jernih disetiap petri. 3. Amati gambar pertumbuhannya dan ukur diameter zona jernih di sekitar sumuran

dengan jangka sorong.

BAB IV PEMBAHASAN Pada metode difusi, penentuan aktivitas didasarkan pada kemampuan difusi dari zat antimikroba dalam lempeng agar yang telah diinokulasikan dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh berupa ada tidaknya zona hambat yang akan terbentuk disekeliling zat antimikroba pada waktu tertentu masa inkubasi. Pada metode ini dapat dilakukan secara paper disk dan secara sumuran. Metode Paper disk (cakram) Metode difusi secara paper disk merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menetukan kepekaan kuman terhadap berbagai macam obat-obatan. Pada metode ini, digunakan suatu cakram kertas saring (paper disk) yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring tersebut kemudian diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasi mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji. Pada umumnya, hasil yang di dapat bisa diamati setelah diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37°C. Hasil pengamatan yang diperolehberupa ada tidaknya daerah bening yang terbentuk disekeliling kertas cakram yang menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri. Menurut (Rahmi et al., 2013) berikut tabel efektifitas suatu zat antibakteri: Tabel kategori potensi antibakteri (Diffusion Test) Kategori

Rentang

Sangat kuat

>20 mm

Kuat

11-20 mm

Sedang Rendah

8-11 mm...


Similar Free PDFs