URBANISASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN PERKOTAAN PDF

Title URBANISASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN PERKOTAAN
Author AS Masry
Pages 29
File Size 1.1 MB
File Type PDF
Total Downloads 494
Total Views 607

Summary

ANALISIS URBANISASI & DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN PERKOTAAN STUDI KASUS: KOTA MAKASSAR (Nur Awaliah Syafitri Masry) DAFTAR ISI Sampul ............................................................................................................ i Daftar isi ........................................


Description

ANALISIS URBANISASI & DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN PERKOTAAN STUDI KASUS: KOTA MAKASSAR (Nur Awaliah Syafitri Masry)

DAFTAR ISI Sampul ............................................................................................................ i Daftar isi .......................................................................................................... ii Kata Pengantar ............................................................................................... iii Bab I Pendahuluan.......................................................................................... 1 1.1

Latar belakang ............................................................................ 2

1.2

Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3

Tujuan ......................................................................................... 3

Bab II Pembahasan......................................................................................... 4 2.1 Urbanisasi & Faktor penyebabnya ................................................. 4 2.2 Teori pertumbuhan kota & Urbanisasi ........................................... 6 Bab III Gambaran Umum ................................................................................ 9 3.1 Letak Geografis Kota Makassar ...................................................... 9 3.2 Kondisi kependudukan Kota Makassar ........................................... 10 BAB IV Hasil Pembahasan.............................................................................. 12 4.1 Urbanisasi & Pertumbuhan Kota Makassar ..................................... 12 4.2 Faktor Pendorong Urbanisasi .......................................................... 16 4.3 dampak & Solusi ............................................................................. 17 BAB V Penutup ............................................................................................... 25 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 25 5.2 Saran ............................................................................................. 26 Daftar Pustaka ................................................................................................ 27

ii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu tanpa kendala. Sholawat dan salam tetap kita curahkan kepada baginda Nabiullah Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama dengan bahasa yang sangat indah. Penulis merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Laporan yang diberi judul Analisis Urbanisasi & Dampaknya Terhadao Pembangunan Kota, Studi Kasus: Kota Makassar sebagai tugas mata kuliah Pengantar Perencanaan Wilayah Kota. Dalam laporan ini, penulis mencoba menjelaskan mengenai dampak dari adanya urbanisasi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkotaan di Kota Makassar. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini, termasuk semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materi. Penulis memahami jika bahwa laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya penulis dilain waktu. Makassar, 23 Oktober 2017

Penulis

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu ibu kota provinsi terbesar di Indonesia adalah Makassar. Sebagai kawasan industri, Makassar menjadi pusat tujuan para wisatawan maupun pencari kerja di Sulawesi Selatan. Dalam hal ini, bisa dikatakan Makassar sebagai pusat bisnis, politik, pendidikan, industri maupun kebudayaan dari daerah-daerah sekitarnya. Tak salah, jika kota yang berbatasan dengan Selat Makassar ini menjadi salah satu kota Metropolis terbesar di Indonesia. Menjadi kota Metropolis tentu ada berbagai permasalahan yang muncul dalam tatanan masyarakatnya, baik dari segi ekonomi, poliitik, maupun sosial budaya. Contoh kecilnya adalah kemacetan dan maraknya tindak kejahatan. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah padatnya penduduk yang biasanya disebabkan oleh proses urbanisasi. Urbanisasi merupakan hal yang sangat wajar dan manusiawi. Manusia memang dikenal sebagai makhluk nomaden dan tujuan utama dari perpindahan ini tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan dan memeroleh kehidupan yang lebih baik. Namun, urbanisasi yang terjadi di Indonesia bisa dibilang tidak terbendung. Tidak adanya ketegasan dalam mengatur proses ini justru memperburuk keadaan kota-kota di Indonesia.Perpindahan masyarakat desa ke kota tanpa tujuan yang pasti atau hanya mencari peruntungan hidup malah membuat kota-kota kelebihan kapasitas penduduk sehingga menimbulkan berbagai macam permasalahan. (Indrawan: 2017). Ada beberapa upaya dalam menekan urbanisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, seiriing dengan semakin meningginya pertumbuhan penduduk

otomatis

kebutuhan

hidup

juga

semakin

meningkat,

maka

aturanaturan tersebut seolah-olah tidak mampu mengendalikan proses pertumbuhan masyarakat dalam fenomena urbanisasi ini.

Berbicara soal kota dan pertumbuhannya memang tidak akan terlepas dari pembahasan terhadap proses urbanisasi sebagai suatu fenomena global. Terkait dengan pertumbuhan perkotaan yang sangat pesat, yang menjadi 1

tantangan adalah implikasi pertumbuhan perkotaan yang erat kaitannya terhadap berbagai aspek antara lain morfologi, jumlah penduduk, hukum, ekonomi, dan sosial. Sebagai objek penelitian, penulis mengambil Kota Makassar sebagai tempat untuk melihat fenomena urbanisasi yang bisa memengaruhi pertumbuhan penduduknya dari berbagai aspek. Dalam laporan ini penulis akan meninjau secara langsung kondisi urbanisasi dan pertumbuhan kota Makassar serta dampak yang ditimbulkan dari proses urbanisasi tersebut. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam hal ini adalah sebagai berikut; 1. Bagaimana kaitan urbanisasi dan pertumbuhan kota Makassar ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi, aspek pertumbuhan industrialisasi, aspek pembangunan kota? 2. Apa faktor pendorong terjadinya urbanisasi di kota Makassar? 3. Apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya urbanisasi di kota Makassar ?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN Merujuk pada rumusan masalah, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini. Antara lain sebagai berikut; 1. Menjelaskan kaitan urbanisasi dan pertumbuhan kota Makassar ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi, aspek pertumbuhan industrialisasi, dan aspek pembangunan kota.. 2. Menjelaskan faktor pendorong terjadinya urbanisasi di kota Makassar. 3. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dengan adanya urbanisasi di kota Makassar. 1.4 MANFAAT PENULISAN Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini dijelaskan secara teoritis dan praktis, dengan uraian sebagai berikut;

2

1. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu tata ruang di Kota Makassar, khususnya dalam kajian mengenai Urbanisasi dan pertumkota. Dan juga sebagai sumber referensi untuk pengembangan penelitian mahasiswa. 2. Secara praktis, diharapkan solusi penelitian ini dapat memberikan masukan kepada semua pihak, khususnya kepada pemerintah Kota Makassar dan kalangan akademis yang memiliki perhatian serius dalam bidang perencanaan wilayah dan kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Urbanisasi Dan Faktor Penyebabnya Kecenderungan yang terjadi dalam perkembangan kota-kota di negara-negara dunia, termasuk Indonesia, adalah adanya pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, yang seringkali tidak lagi dapat diantisipasi oleh daya dukung kota secara layak, terutama dalam hal penyediaan fasilitas-fasilitas kehidupan bagi warganya. Pesatnya pertumbuhan penduduk kota di samping terjadi karena pertumbuhan yang bersifat alami, terutama juga disebabkan oleh arus urbanisasi. Meningkatnya arus urbanisasi tersebut nampaknya berseiring banyaknya pusat-pusat perekonomian yang dibangun di daerah perkotaan, terutama dalam bidang industrialisasi. Banyak kota besar yang dalam kenyataannya tidak mampu lagi menyediakan pelayanan sanitasi, kesehatan, perumahan, transportasi, dan lapangan kerja lebih dari yang minimal kepada sebagian penduduknya. 3

Urbanisasi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Pengertian urbanisasi ini pun berbeda-beda, sesuai dengan interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno Yudo Harjoko (2010) pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang non-urban menjadi urban. Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional. Menurut

Herlianto

(1986),

urbanisasi ditinjau

dari

konsep

keruangan (spasial) dan ekologis sebagai suatu gejala geografis. Konsep pemikirannya didasarkan pada adanya gerakan/perpindahan penduduk dalam suatu wilayah atau perpindahan penduduk keluar dari suatu wilayah tertentu. Gerakan atau perpindahan penduduk yang terjadi tersebut disebabkan adanya salah satu komponen dari ekosistemnya yang kurang atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga terjadi ketimpangan dalam ekosistem setempat, serta terjadinya adaptasi ekologis baru bagi penduduk yang pindah dari daerah asalnya ke daerah baru (perkotaan). Menurut Haryono (1999) ada beberapa faktor yang disinyalir menjadi pendorong meningkatnya arus urbanisasi, di antaranya: 1. Perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas antara desa dengan kota dalam berbagai aspek kehidupan 2. Semakin meluas dan membaiknya sarana dan prasarana transportasi, 3. Pertumbuhan industri di kota-kota besar yang banyak membuka peluang kerja, 4. pembangunan pertanian, khususnya melalui paket program revolusi hijau. Tetapi pada umumnya faktor ekonomi dianggap sebagai faktor utama menjadi pendorong arus urbanisasi. Dalam Yohanes (2014), Charles Whyne Hammond juga 4

menyebutkan beberapa faktor pendorong urbanisasi yaitu; 1.

Kemajuan di bidang pertanian membutuhkan pasar dan konsumsi yang lebih besar, yang ada di kota

2.

Industrialisasi, butuh pasar, tenaga kerja, teknologi, tenaga skil, transportasi, bahan mentah yang mudah di kota

3.

Potensi pasar, pasar yang lengkap atau dan dapat menyediakan kebutuhan masyarakat dengan mudah adanya di kota.

4.

Peningkatan pelayanan, untuk pendidikan, kesehatan pemerintah dan lain-lain yang ada di kota.

5.

Kemajuan transportasi, dengan banyaknya penduduk dan untuk mobilitasnya di butuhkan sarana dan prasarana transpotasi yang memadai

2.2 Teori Pertumbuhan Kota & kaitannya Dengan Urbanisasi Perkembangan kota, pada hakikatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan. Dimana Perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses perubahan keadaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Adapun definisi kota menurut John Sirjamaki (1964) adalah pusat komersial dan industri, merupakan kependudukan-kependudukan dengan tingkat pemerintah sendiri yang diatur oleh pemerintah kota. Kota-kota itu juga merupakan pusat-pusat untuk belajar serta kemajuan kebudayaan. Perkembangan dan pertumbuhan kota berjalan sangat dinamis. Melalui referensi berbeda, Jones (1966) menegaskan bahwa kota tercakup unsur keluasan wilayah, kepadatan penduduk yang bersifat heterogen dan bermata pencaharian nonpertanian, serta memiliki fungsi administratif, ekonomi, dan budaya. Bertolak pada definisi perkembangan kota tersebut, Branch (1995) menjelaskan beberapa unsur yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kota antara lain: 5

1. Keadaan geografis, yakni pengaruh letak geografis terhadap perkembangan fisik dan fungsi yang diemban oleh kota. Kota pantai misalnya akan berkembang secara fisik pada bagian daratan yang berbatasan dengan laut dengan perkembangan awal di sekitar pelabuhan. Oleh karenanya kota demikian memiliki fungsi sebagai kota perdagangan dan jasa serta sebagai simpul distribusi jalur transportasi pergerakan manusia dan barang. 2. Tapak (site), merujuk pada topografi kota. Sebuah kota akan berkembang dengan memperhitungkan kondisi kontur bumi. Dengan demikian pembangunan saran dan prasarana kota akan menyesuaikan dengan topografinya agar bermanfaat secara optimal. 3. Fungsi yang diemban kota, yaitu aktivitas utama atau yang paling menonjol yang dijalankan oleh kota tersebut. Kota yang memiliki banyak fungsi, seperti fungsi ekonomi dan kebudayaan, akan lebih cepat perkembangannya daripada kota berfungsi tunggal. 4. Sejarah dan kebudayaan yang melatarbelakangi terbentuknya kota juga berpengaruh terhadap perkembangan kota, karena sejarah dan kebudayaan mempengaruhi karakter fisik dan masyarakat kota. 5. Unsur-unsur umum, yakni unsur-unsur yang turut memengaruhi perkembangan kota seperti bentuk pemerintahan dan organisasi administratif, jaringan transportasi, energi, pelayanan sosial dan pelayanan lainnya. Dari unsur tersebut, Semua saling berkaitan satu sama lain. Dalam tampilan fisik tercermin dari bentukan fisik perkotaan yang mengemban fungsi-fungsi tertentu. Pertumbuhan kota lebih cenderung dianalisis dari pertumbuhan

penduduk

perkotaan.

Dimensi

perkembangan

dan

pertumbuhan kota dapat ditinjau dari pengaruh pertumbuhan penduduk yang tidak terlepas dari suatu proses yang telah disebutkan sebelumnya mengenai urbanisasi.

6

Berdasarkan kaitan antara proses urbanisasi dan pertumbuhan kota, Irawaty Maslowan menyebutkan bahwa Pertumbuhan kota (urban growth) pada dasarnya di ukur dengan pertumbuhan penduduk. Ada tiga faktor yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan penduduk suatu wilayah, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan kota (urban growth) merupakan akibat dari urbanisasi, yaitu meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan. Proses migrasi terjadi sebagai akibat dari adanya perbedaan tempat dalam bentuk ekonomi, sosial, politik, demografi, geografi, lingkungan, dan sebagainya. Namun sebagian besar penelitian menunjukan bahwa faktor utama individu melakukan migrasi adalah karena faktor ekonomi. (Sukamdi dan Abdul Haris: 1998) Dari berbagai pendapat, bisa diartikan urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang diartikan sebagai perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan atau pemusatan penduduk di daerah perkotaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa urbanisasi akan sangat mempempengaruhi petumbuhan kota baik dari segi bentuk maupun fungsinya, dikarenakan peningkatan pertumbuhan penduduk perkotaan akan menimbulkan berbagai permasalahan serta membawa konsekuensi dalam segala aspek kehidupan di perkotaan. (Haryono: 1999)

7

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Letak Astronomis dan Administrasi Kota Makassar Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Makassar Tahun 2017, secara astronomis, kota Makassar terletak antara 119o24’17’38” Bujur Timur dan 5o8’6’19” Lintang Selatan, dengan luas tercatat 175,77 km persegi yang meliputi 15 kecamatan. Terdiri dari Kecamatan Mariso, Mamajang, Tamalate, Rappocini, Makassar, Ujung Pandang, Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Kep. Sangkarrang, Tallo, Panakukkang, Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea. Dan tercatat pada tahun 2016, jumlah kelurahan di Kota Makassar memiliki 153 kelurahan, 1.002 RW, dan 4.965 RT.

(Sumber: BPS Makassar dalam angka 2017)

Sejak otonomi daerah diberlakukan, jumlah kecamatan dan kelurahan di Kota Makassar baru mengalami pemekaran pada tahun 2016 yaitu untuk kecamatan dari 14 menjadi 15 kecamatan dan untuk kelurahan dari 143 kelurahan bertambah menjadi 153 kelurahan. Sementara jumlah RW dan RT masih mengalami penambahan yaitu 1002 RW dan 4.968 RT pada tahun 2016. Dibandingkan tahun 2014 jumlah RW bertambah 8 dan RT bertambah.

8

Dari luas wilayah, adapun luas daratan masing-masing kecamatan, yaitu, Mariso (1,82 km2 ), Mamajang (2,25 km2 ), Tamalate (20,21 km2 ), Rappocini (9,23 km2 ), Makassar (2,52 km2 ), Wajo (1,99 km2 ), Bontoala (2,10 km2 ), Ujung Tanah (4,40 km2 ), Tallo (5,83 km2 ), Panakkukang (17,05 km2 ), Biringkanaya (48,22 km2 ), serta Tamalanrea (31,84 km2 ), dan kecamatan Kep. Sangkarrang (1,54 km2 ), Manggala (24,14 km2 ), Ujung Pandang (2,63 km2 ), Berdasarkan posisi geografisnya, Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros di sebelah utara, di sebelah selatan Kabupaten Gowa, di sebelah barat Selat Makassar, dan timur berbatasan dengan Kabupaten Maros. 3.2 Keadaan Penduduk Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 1.469.601 jiwa yang terdiri atas 727.314 jiwa penduduk laki-laki dan 742.287 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 persen dengan masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,43 persen dan penduduk perempuan sebesar 1,36 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2016 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 98. Kepadatan penduduk di Kota Makassar tahun 2016 mencapai 8.361 jiwa/km 2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga empat orang. Kepadatan penduduk di 15 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Makassar dengan kepadatan sebesar 33.634 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tamalanrea sebesar 3.523 jiwa/km2 . Untuk jumlah rumahtangga mengalami pertumbuhan sebesar 2,96 persen dari tahun 2015. Sedangkan untuk jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kota Makassar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar pada tahun 2016 sebesar 5.705 pekerja dengan penurunan 44,75 persen. Dari 5.705 pekerja yang terdaftar sebesar 4.940 telah ditempatkan bekerja. Perbandingan pencari kerja lakilaki lebih banyak dibandingkan perempuan, terdaftar 3.027 laki-laki dan 2.678 perempuan pencari kerja terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja. Proporsi terbesar 9

pencari kerja yang mendaftar pada Dinas Tenaga Kerja berpendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 47,48 persen (2.709 pekerja) dan yang ditempatkan sebanyak 1.935 pekerja di tahun 2016.

10

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Urbanisasi Dan Kaitannya dengan Pertumbuhan Kota Makassar Berdasarkan teori mengenai pertumbuan kota yang berhubungan dengan proses urbanisasi, dalam hal ini penulis meninjau dari beberapa aspek yaitu, aspek pertumbuhan ekonomi, aspek pertumbuhan industrialisasi, aspek pembangunan kota, dan aspek pariwisata. A. Aspek Pertumbuhan Ekonomi Aspek pertumbuhan ekonomi dalam hal ini tidak bisa lepas dengan peranan urbanisasi, pembangunan ekonomi yang cepat akan punya daya tarik pada masuknya penduduk, perlu menjadi pemikiran bahwa urbanisasi juga suatu aspek percepatan pembangunan, pendidikan, pembangunan pisik kota. Banyaknya penduduk yang ada di Kota Makassar akibat proses urbanisasi memberi pengaruh pada kondisi perekonomian di kota Makassar. Sejalan dengan perkembangan Makassar sebagai ibukota provinsi mendorong kegiatan ekonominya berkembang pesat pula. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah perusahaan perdagangan yang sekarang telah mencapai 14.584 unit usaha yang terdiri dari 1.460 perdagangan besar, 5.550 perdagangan menengah dan 7.574 perdagangan kecil. (Pemkot Makassar) Selain dari segi perdagangan aspek lain yang mendukung pertumbuhan perekonomian adalah aspek perbankan. Menurut data statistik daerah kota Makassar (2017), jumlah bank dan lembaga keuangan lainnya terus bertambah di kota Makassar sei...


Similar Free PDFs