1715051042 Rizky MF Naibaho Laporan Praktikum Seistra BAB 3 PDF

Title 1715051042 Rizky MF Naibaho Laporan Praktikum Seistra BAB 3
Author Rizky Naibaho
Course Geologi dan Mineralogi Tanah
Institution Universitas Lampung
Pages 17
File Size 958.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 212
Total Views 795

Summary

Warning: TT: undefined function: 32 Warning: TT: undefined function: 32 Warning: TT: undefined function: 32 Warning: TT: undefined function: 32ANALISIS SYSTEM TRACT DAN LINGKUNGANPENGENDAPAN(Laporan Praktikum Seismik Stratigrafi)Oleh Rizky MF Naibaho 1715051042LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GE...


Description

ANALISIS SYSTEM TRACT DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN (Laporan Praktikum Seismik Stratigrafi)

Oleh Rizky MF Naibaho 1715051042

LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2020

Judul Praktikum

: Analisis System Tract dan Lingkungan Pengendapan

Tanggal Praktikum

: 5 April 2020

Tempat Percobaan

: Work From Home

Nama

: Rizky MF Naibaho

NPM

: 1715051042

Fakultas

: Teknik

Jurusan

: Teknik Geofisika

Kelompok

: 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 10 April 2020 Mengetahui, Asisten

Clara Armiliany NPM. 1615051046

i

ANALISIS SYSTEM TRACT DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN

Oleh Rizky MF Naibaho

ABSTRAK

System tracts merupakan unit stratigrafi genetis yang menggabungkan strata yang terdeposisi dalam suatu sistem sedimen dispersal yang serempak. Sistem sedimen dispersal merupakan sistem yang menggambarkan bagaimana sedimen terdistribusi dalam basin berada dalam kondisi stabil selama proses sedimentasi beralngsung. Sistem tracts dibatasi oleh stacking pattern yang spesifik, berkaitan erat dengan perubahan garis pantai, dan respon sedimen akibat interaksi antara suplai sedimen, fisiografi, energi pengendapan, dan perubahan accomodation space. Lapisan yang merupakan Highstand System Tract (HST) ditandai dengan warna hijau, lapisan Lowstand System Tract (LST) ditandai dengan warna kuning, lapisan Transgressive System Tract (TST) ditandai dengan warna biru dan terakhir lapisan Shelf Margin System Tract (SMST) ditandain dengan warna merah. System tract dibagi menjadi 4 yaitu Highstand System Tract (HST), Lowstand System Tract (LST), Transgrassive System Tract (TST) dan Shelf Margin System Tract (SMST). Semakin jauh lingkungan pengendapan dari sumber material sedimen nya maka akan semakin halus butirnya.

Kata kunci : stratigrafi. sedimen, pengendapan, system, tract.

ii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i ABSTRAK ........................................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv I.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 1

II. TEORI DASAR III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan .......................................................................................... 4 B. Diagram Alir Praktikum ............................................................................ 4 IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN A. Data Praktikum .......................................................................................... 5 B. Pembahasan ............................................................................................... 5 V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Tipe System Tract……………………………………………………. 2 Gambar 2. Diagram Alir…………………………………………………………. 4 Gambar 3. Tipe Pembentukan System Tract ……………………………………..6

iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Stratigrafi seismik adalah penafsiran stratigrafi dari data seismik untuk mempelajari pola pengendapan sedimen. Dalam hal ini, konsep geologi dapat diterapkan secara langsung pada visualisasi data refleksi seismik, karena refleksi seismik terjadi akibat adanya perbedaan impendansi akustik dari permukaan batuan, yang merupakan permukaan lapisan dan atau bidang ketidakselarasan (bidang diskontinuitas). System tracts merupakan unit stratigrafi genetis yang menggabungkan strata yang terdeposisi dalam suatu sistem sedimen dispersal yang serempak. Sistem sedimen dispersal merupakan sistem yang menggambarkan bagaimana sedimen terdistribusi dalam basin berada dalam kondisi stabil selama proses sedimentasi beralngsung. Sistem tracts dibatasi oleh stacking pattern yang spesifik, berkaitan erat dengan perubahan garis pantai, dan respon sedimen akibat interaksi antara suplai sedimen, fisiografi, energi pengendapan, dan perubahan accomodation space. Maka, untuk mengetahui lebih jelas lagi, maka dilakukanlah praktikum ini.

B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum sistem panas bumi kali ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikan mampu memahami system tract 2. Praktikan mampu mengidentifikasi serta menganalisa system tract pada penampang seismik 3. Praktikan mampu membedakan antar system tract yang ada 4. Praktikan mampu menganalisis daerah pengendapan berdasarkan data yang ada 5. Praktikan mampu membedakan jenis-jenis lingkungan pengendapan berdasarkan data seismik

II. TEORI DASAR

System tracts merupakan unit stratigrafi genetis yang menggabungkan strata yang terdeposisi dalam suatu sistem sedimen dispersal yang serempak. Sistem sedimen dispersal merupakan sistem yang menggambarkan bagaimana sedimen terdistribusi dalam basin berada dalam kondisi stabil selama proses sedimentasi beralngsung. Sistem tracts dibatasi oleh stacking pattern yang spesifik, berkaitan erat dengan perubahan garis pantai, dan respon sedimen akibat interaksi antara suplai sedimen, fisiografi, energi pengendapan, dan perubahan accomodation space. System tracts terbagi menjadi empat yaitu low stand (sedimen terdeposisi pada kondisi surut laut hingga awal genang laut mulai terjadi), transgressive (sedimen terdeposisi saat proses genang laut terjadi), high stand (sedimen terdeposisi pada kondisi genang laut), dan shelf-margin systems tracts (sedimen terdeposisi saat terjadi proses surut laut) System tracts tersebut didefinisikan berdasarkan fluktuasi eustasi. Saat faktor tektonika dipertimbangkan bersama dengan faktor fluktuasi eustasi (dua faktor tersebut mencerminkan perubahan relatif muka air laut), system tracts didefinisikan menjadi dua tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 menunjukkan sekuen yang tersusun oleh lowstand-transgressive-highstand sedangkan tipe 2 menunjukkan sekuen yang tersusun oleh kombinasi shelfmargin-transgressive-highstand. Tipe 1 terbentuk saat kecepatan surut laut > kecepatan subsidensi pada tepi paparan (shelf edge). Tipe 2 terbentuk saat kecepatan surut laut < kecepatan subsidensi pada tepi paparan (shelf edge).

Gambar 1. Tipe system tract dengan mempertimbangkan fluktuasi esutasi dan tektonika System tracts tersebut adalah : Lowstand Systems Tract (LST), Transgressive Systems Tract (TST), dan Highstand Systems Tract (HST), dimana masingmasing systems tract akan membentuk urutan fasies yang khas. • Lowstand system tract (LST) terletak diatas batas sekuen yang merupakan ketidakselarasan yang terlihat dipermukaan shelf dan correlative conformity ke arah laut. Lowstand system tract dibagi menjadi 2 bagian fase, yaitu early (awal) dan late (akhir). Awal lowstand system tract terjadi penurunan muka air laut relatif, dan akhir lowstand system tract terjadi ketika muka air laut relatif stabil dan naik perlahan. Selama awal lowstand tract sungai mengalami torehan, dan shoreline menjadi normal regresi. Coastal onlap bergerak ke arah laut pada awal LST, dan bergerak ke arah darat pada akhir Lowstand system tract juga ditandai oleh peningkatan akomodasi yang cepat yang menyebabkan pengurangan perbandingan pasir-lumpur. • Transgressive Systems Tract (TST), terdiri atas sedimen yang diendapkan saat kenaikan relatif muka air laut lebih cepat daripada kecepatan suplai sedimen. Batas atas dari TST, dicirikan oleh Maximum Flooding Surface, yang menandai batas paling atas dari transgresi. • Highstand Systems Tract (HST), terdiri atas urutan-urutan regresif yang diendapkan saat kenaikan muka air laut berkurang sampai lebih kecil daripada kecepatan suplai sedimen. HST dibatasi pada bagian bawahnya oleh MFS, dan pada bagian atas oleh batas sikuen (SB) berikutnya (Sukmono, 1999).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Dalam praktikum ini, digunakan alat dan bahan sebagai berikut : 1. Alat Tulis 2. Laptop/Handphone 3. Koneksi Internet 4. Aplikasi Zoom B. Diagram Alir Berikut merupakan diagram alir pada praktikum kali ini:

Gambar 2. Diagram Alir

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan Adapun data pengamatan dari praktikum analisis system tract dan lingkungan pengendapan terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan Studi tentang stratigrafi dan fasies pengendapan yang diinterpretasikan dari seismik data merupakan Seismik Stratigrafi. Dengan melakukan analisis stratigrafi seismik tersebut memungkinkan diprediksi penyebaran batuan yang ada di bawah permukaan secara lebih rinci. System tracts merupakan unit stratigrafi genetis yang menggabungkan strata yang terdeposisi dalam suatu sistem sedimen dispersal yang serempak. Sistem sedimen dispersal merupakan sistem yang menggambarkan bagaimana sedimen terdistribusi dalam basin berada dalam kondisi stabil selama proses sedimentasi beralngsung. Sistem tracts dibatasi oleh stacking pattern yang spesifik, berkaitan erat dengan perubahan garis pantai, dan respon sedimen akibat interaksi antara suplai sedimen, fisiografi, energi pengendapan, dan perubahan accomodation space. System tract dibagi menjadi 4 yaitu Highstand System Tract (HST), Lowstand System Tract (LST), Transgrassive System Tract (TST) dan Shelf Margin System Tract (SMST). HST terjadi pada saat muka air laut berada pada titik maksimum, dimana pada waktu tersebut akan aka lebih banyak sedimen yang terendapkan. LST terjadi pada saat muka air laut berada pada level minimum, pada waktu itu juga hanya terdapat sedikit sedimen yang terendapkan. SMST sendiri terbentuk di lingkungan dekat daratan diatas permukaan titik mal, yang mana merupakan hasil pengendapan dari material sedimen yang dibawa saat muka air laut berada pada titik maksimum dan melewati bagian daratan. TST sendiri terjadi pada kurun waktu saat HST menuju LST yang merupakan respon dari

6

berkurangnya suplai sedimen. Setelah itu akan terbentuk Highstand System Tract. Saat muka air laut mulai turun, akan terjadi Shelf Margin System Tract. System tracts terbagi menjadi empat yaitu low stand (sedimen terdeposisi pada kondisi surut laut hingga awal genang laut mulai terjadi), transgressive (sedimen terdeposisi saat proses genang laut terjadi), high stand (sedimen terdeposisi pada kondisi genang laut), dan shelf-margin systems tracts (sedimen terdeposisi saat terjadi proses surut laut) System tracts tersebut didefinisikan berdasarkan fluktuasi eustasi. Saat faktor tektonika dipertimbangkan bersama dengan faktor fluktuasi eustasi (dua faktor tersebut mencerminkan perubahan relatif muka air laut), system tracts didefinisikan menjadi dua tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 menunjukkan sekuen yang tersusun oleh lowstand-transgressive-highstand sedangkan tipe 2 menunjukkan sekuen yang tersusun oleh kombinasi shelf-margintransgressive-highstand. Tipe 1 terbentuk saat kecepatan surut laut > kecepatan subsidensi pada tepi paparan (shelf edge). Tipe 2 terbentuk saat kecepatan surut laut < kecepatan subsidensi pada tepi paparan (shelf edge).

Gambar 3. Tipe Pembentukan System Tract Ada beberapa jenis lingkungan pengendapan sedimen. Terdapat perbedaan fisik dari pengendapan yang terjadi dimana jika adanya jarak lingkungan pengendapan dengan sedimennya materialnya maka akan butirnya sediemnnya akan semakin halus. Tiap lingkungan pengendapan memiliki karakteristik tersendiri, baik itu berkaitan dengan parameter fisika, kimia dan juga biologi yang nantinya akan menentukan karakteristik tekstur khusus, struktur dan sifat komposisi masing-masing sedimen yang terbentuk. Pada daerah dengan topografi yang tinggi menuju ke daerah dengan topografi rendah biasanya terjadi pengendapan biasanya akan terjadi dari atau dari daerah fluvial menuju daerah aluvial. angin air dan gletser yang dapat

7

menjadi agen pengendapan yaitu. Dalam hal ini yang menjadi agen utama pengendapannya yaitu sungai yang membawa material sedimen yang nantinya akan diendapkan. Proses pembentukan delta adalah akibat akumulasi dari sedimen fluvial (sungai) pada “lacustrine” atau “marine coastline ”. Delta merupakan sebuah lingkungan yang sangat komplek dimana beberapa faktor utama mengontrol proses distribusi sedimen dan morfologi delta, faktor-faktor tersebut adalah regime sungai, pasang surut (tide), gelombang, iklim, kedalaman air dan subsiden. Untuk membentuk sebuah delta, sungai harus mensuplai sedimen secara cukup untuk membentuk akumulasi aktif, dalam hal ini prograding system. Secara sederhana ini berarti bahwa jumlah sedimen yang diendapkan harus lebih banyak dibandingkan dengan sedimen yang terkena dampak gelombang dan pasang surut. Dalam beberapa kasus, pengendapan sedimen fluvial ini banyak berubah karena faktor diatas, sehingga banyak ditemukan variasi karakteristik pengendapan sedimennya, meliputi distributary channels, river-mouth bars, interdistributary bays, tidal flat, tidal ridges, beaches, eolian dunes, swamps, marshes dan evavorites flats. Ketika sebuah sungai memasuki laut dan terjadi penurunan kecepatan secara drastis, yang diakibatkan bertemunya arus sungai dengan gelombang, maka endapan-endapan yang dibawanya akan terendapkan secara cepat dan terbentuklah sebuah delta. Deposit (endapan) pada delta purba telah diteliti dalam urutan umur stratigrafi, dan sedimen yang ada di delta sangat penting dalam pencarian minyak, gas, batubara dan uranium. Delta - delta modern saat ini berada pada semua kontinen kecuali Antartica. Bentuk delta yang besar diakibatkan oleh sistem drainase yang aktif dengan kandungan sedimen yang tinggi.

V. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum Seismik Stratigrafi, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik antara lain : 1. Lapisan yang merupakan Highstand System Tract (HST) ditandai dengan warna hijau, lapisan Lowstand System Tract (LST) ditandai dengan warna kuning, lapisan Transgressive System Tract (TST) ditandai dengan warna biru dan terakhir lapisan Shelf Margin System Tract (SMST) ditandain dengan warna merah. 2. System tract dibagi menjadi 4 yaitu Highstand System Tract (HST), Lowstand System Tract (LST), Transgrassive System Tract (TST) dan Shelf Margin System Tract (SMST). 3. Semakin jauh lingkungan pengendapan dari sumber material sedimen nya maka akan semakin halus butirnya.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, G. P., 1997, Sedimentology and Stratigraphy of Fluvial and Deltaic Reservoirs, Queensland University of Technology, Brisbane. R.M. Mitchum Jr. and P.R. Vail (1977) Seismic stratigraphic interpretation procedure. AAPG Memoir; Seismic Stratigraphy - Applications to Hydrocarbon Exploration 26, 135–143. R.M. Mitchum Jr., P.R. Vail, and J.B. Sangree (1977) Stratigraphic interpretation of seismic reflection patterns in depositional sequences. AAPG Memoir; Seismic Stratigraphy - Applications to Hydrocarbon Exploration 26, 117–133. Posamentier, H. W., and Allen G. P., 1999, Silisiclastic Sequence Stratigraphy Concept and Aplication, Society for Sedimentary Geology, Tulsa, Oklahoma

LAMPIRAN

NAMA : Rizky MF Naibaho NPM

: 1715051042

SMST SMST TST LST

Lingkungan pengendapan pada gambar penampang seismic diatas merupakan lingkungan pengendapan laut (mari...


Similar Free PDFs