laporan praktikum antropometri bab 1-3.pdf PDF

Title laporan praktikum antropometri bab 1-3.pdf
Author Adriana Rizki
Pages 23
File Size 213.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 222
Total Views 261

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENENTUAN STATUS GIZI (3 sks) TOPIK 1 : ANTROPOMETRI Oleh : KELOMPOK 8 SEMESTER/TAHUN AJARAN : VI / 2016-2017 ADRIANA RIZKI NOVITA 25010114140342 LABORATORIUM ILMU GIZI DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOG...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

PENENTUAN STATUS GIZI (3 sks)

TOPIK 1 : ANTROPOMETRI

Oleh : KELOMPOK 8 SEMESTER/TAHUN AJARAN : VI / 2016-2017 ADRIANA RIZKI NOVITA

25010114140342

LABORATORIUM ILMU GIZI DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI RI JUNI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri, disamping itu pula, kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari tubuh manusia. Antropometri dapat mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan dari individu dan populasi, serta untuk memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan hidup. (Supariasa, 2012) Antropometri penting untuk kesehatan masyarakat dan juga secara klinis yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial dari individu dan populasi. Aplikasi antropometri mencakup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai status pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi individu, olahraga, militer, teknik dan lanjut usia. Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran, antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri gizi adalah pengukuran yang berhubungan dengan berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Umumnya, antropometri digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. (Supariasa, 2012) Praktikum Penentuan Status Gizi dengan metode antropometri sangat penting dilakukan khususnya bagi mahasiswa peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro agar dapat mengetahui bagaimana cara penentuan status gizi dengan antropometri dan variabel apa saja yang dibutuhkan.

1

2

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dengan benar berbagai jenis parameter antropometri. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran berat badan, panjang badan, tinggi badan, dan tinggi lutut. b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran lingkar pinggul, lingkar panggul, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas (LILA). c. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tebal lemak di bawah kulit dan persen (%) lemak tubuh.

C. Manfaat 1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran berat badan, panjang badan, tinggi badan, tinggi lutut, lingkar pinggul, lingkar panggul, lingkar kepala, lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tebal lemak di bawah kulit dan persen (%) lemak tubuh pada praktikum penentuan status gizi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih (Almatsier,2010). Status gizi merupakan cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi. status gizi secara parsial dapat diukur dengan antropometri (pengukuran bagian tertentu dari tubuh) atau biokimia atau secara klinis. (Sandjaja,2009) Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu. (Wardlaw, 2007)

B. Penentuan Status Gizi Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih. (Hartriyanti,2007) Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Penilaian Langsung a. Antropometri Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang. (Supariasa,2012) b. Klinis Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi yang berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis

3

4

dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid). (Hartriyanti,2007) c. Biokimia Penilaian status gizi dengan cara biokimia merupakan penilaian secara langsung. Hasilnya dapat memberikan indikasi perubahan status gizi seseorang pada tahap awal atau dini. Selain itu dapat memberikan gambaran tentang kadar zat gizi dalam darah, urine dan organ lain, perubahan metabolik tubuh akibat kurangnya konsumsi zat gizi tertentu dalam waktu lama serta cadangan zat gizi dalam tubuh. (Eka,2010) Penentuan status gizi secara biokimia/laboratorium terdiri dari pemeriksaan status biokimia dalam tubuh dan tes fungsional / fisiologis. Pada pemeriksaan status biokimia dalam tubuh diukur kandungan nutrien dalam cairan dan jaringan tubuh. Tes yang dipilih merefleksikan nutrien total dalam tubuh atau ukuran jaringan dalam tubuh (Ningtyias,2010). d. Biofisik Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa,2012). e. Penilaian Tidak Langsung a. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan / gizi adalah suatu kegiatan pengumpulan variabel penelitian dalam jumlah besar yang berkaitan dengan apa yang dimakan dan diminum termasuk suplemen, berapa banyak, dan variasi makanan serta seberapa sering dari seseorang maupun sekelompok orang dalam waktu singkat sehingga diketahui rata-rata

asupan

(Widajanti,2014).

zat

gizi

harian

beserta

kecukupannya

5

b. Statistik Vital Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi

melalui

data-data

mengenai

statistik

kesehatan

yang

berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti,2007). c. Faktor Ekologi Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi. (Supariasa,2012)

C. Antropometri Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia dan digunakan untuk menilai status gizi. ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan, selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut, lingkar perut, lingkar pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa indeks dengan membandingkan dengan ukuran lainnya seperti BB/U, BB/TB, dan TB/U. (Sandjaja,2009) Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu: pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Pengukuran berat badan menurut umur pada umumnya untuk anak merupakan cara standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi

6

jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah (Supariasa,2012) : 1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah. 2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Contohnya apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit. 3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu. 4. Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan lainnya. 5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku rujukan yang sudah pasti. 6. Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara mengguakan antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan (screening) status gizi. Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan seperti : 1. Tidak sensitif, Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti Zinc dan Fe. 2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri. 3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi 4. Kesalahan terjadi karena: a. Pengukuran b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan c. Analisis dan asumsi yang keliru

7

5. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan: a. Latihan petugas yang tidak cukup b. Kesalahan alat atau alat tidak ditera c. Kesulitan pengukuran Indikator antropometri antara lain berat badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Lengan Atas (LILA), dan Lapisan Lemak Bawah Kulit (LLBK). Pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LILA/U) dan sebagainya. (Barasi,2008)

D. IMT (Indeks Masa Tubuh) IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. IMT berguna sebagai indikator untuk menentukan adanya indikasi kasus KEK (Kurang Energi Kronik) dan kegemukan (obesitas). Untuk memperoleh pengukuran TB yang tepat pada lansia cukup sulit karena masalah postur tubuh, kerusakan spinal, atau kelumpuhan yang menyebabkan harus duduk di kursi roda atau di tempat tidur. Beberapa penelitian menunjukkan perubahan TB lansia sejalan dengan peningkatan usia dan efek beberapa penyakit seperti osteoporosis. Pengukuran tinggi badan lansia tidak dapat diukur dengan tepat sehingga untuk mengetahui tinggi badan lansia dapat dilakukan dari prediksi tinggi lutut (knee height). (Barasi,2008) IMT dihitung dengan pemberian berat badan (dalam kg) oleh tinggi badan (dalam) pangkat dua. Zaman sekarang IMT banyak digunakan di rumah sakit untuk mengukur statusgizi pasien karena IMT dapat memperkirakan ukuran lemak tubuh yang sekalipun hanya estimasi tetapi lebih akurat daripada pengukuran berat badan saja. Rasio berat untuk tinggi menunjukkan berat badan dalam kaitannya dengan tinggi dan sangat berguna

8

untuk menyediakan ukuran kelebihan berat badan dan obesitas dalam populasi orang dewasa. (Hartono,2008) Tabel 2.1 Kategori IMT Menurut Riskesdas 2007 Kategori Kurus Normal Berat Badan Lebih Obese Sumber : Rise Kesehatan Dasar 2007

BMI (kg/m2) 150 mg/dl dapat mendeteksi penderita sindroma metabolik. Hal ini membuktikan bahwa pemeriksaan lingkar pinggang dapat digunakan sebagai pemeriksaan uji saring yang mudah, murah dan berguna untuk mendeteksi sindroma metabolik.

9

Tabel 2.2 Klasifikasi RLPP Jenis Kelamin Laki-Laki

Perempuan

20 – 29

Low < 0,83

Resiko Moderate High 0,83-0,88 0,89-0,94

30 – 39

< 0,84

0,84-0,91

0,92-0,96

> 0,96

40 – 49

< 0,88

0,88-0,95

0,96-1,00

> 1,00

20 – 29

< 0,71

0,71-0,77

0,78-0,82

> 0,82

30 – 39

< 0,72

0,72-0,78

0,79-0,84

> 0.84

40 - 49

< 0,73

0,73-0,79

0,80-0,87

> 0,87

Kelompok Umur

Very High > 0,94

Sumber: (Sirajuddin,2012)

F. Persen Lemak Tubuh Penilaian persentase lemak tubuh pada anak tidak mudah karena komposisi kimia massa lemak bebas pada anak berbeda dengan pada orang dewasa dan komposisi kimia tersebut akan mengalami perubahan selama masa pertumbuhan. Asumsi yang digunakan untuk menghitung komposisi tubuh pada dewasa yang berdasarkan densitas tubuh tidak dapat diterapkan pada anak yang sedang tumbuh. Beberapa usaha telah dilakukan untuk memperkirakan massa lemak tubuh sebagai indeks obesitas, karena jaringan adiposa adalah bagian utama tempat penyimpananlemak yang mengandung lebih dari 90% jumlah total simpanan kalori, namun tidak ada satupun metode yang dapat menetapkan dengan tepat komposisi tubuh yang hidup. Persamaan Deurenberg merupakan salah satu formula untuk memprediksilemak tubuh sesuai dengan umur, jenis kelamin dan indeks massa tubuh. (Hartono,2008) Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan persamaan secara umum atau kelompok tertentu. Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.

10

Tabel 2.3 Klasifikasi % Lemak Tubuh Klasifikasi Lean

Laki-Laki...


Similar Free PDFs