2022 CHAR6019 DPEA TK3 TEAM3 PDF

Title 2022 CHAR6019 DPEA TK3 TEAM3
Author Rosalina Putriani
Course Character Building
Institution Universitas Bina Nusantara
Pages 9
File Size 401.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 153
Total Views 415

Summary

Tugas Kelompok ke-(Minggu 8/Sesi 12)Buatlah sebuah deskripsi 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12, spasi: 1,5.Kemajuan teknologi transportasi dan informasi telah mengakibatkan mobilitas sosial horizontal antara sesama manusia dari berbagai bangsa sungguh tidak dapat dielakkan. Bahkan dalam ko...


Description

Tugas Kelompok ke-3 (Minggu 8/Sesi 12)

Buatlah sebuah deskripsi 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12, spasi: 1,5.

Kemajuan teknologi transportasi dan informasi telah mengakibatkan mobilitas sosial horizontal antara sesama manusia dari berbagai bangsa sungguh tidak dapat dielakkan. Bahkan dalam konteks Komunitas ASEAN ada sebuah kebijakan dalam bidang ekonomi yang sangat terbuka yang disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kebijakan ini memungkinkan masyarakat ASEAN yang memiliki keberagaman latar belakang dapat melakukan mobilitas sosial horizontal untuk mendapatkan pekerjaan pada Negara-negara lain di wilayah ASEAN dengan sangat mudah dan terbuka. Setujukah Anda dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN? Berikan alasan jawaban Anda dengan lengkap. Jawaban disertai referensi.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Group Assignment 3 – Group 3 Fuzi Tresnagalih - 2402007583 Laurensia Retno Pratiwi - 2402008705 Rosalina Putriani – 2402009475 Sapta Bagus S. - 2402008232 Yolanda Putri Siringoringo - 2402007495

PEMBAHASAN Teknologi informasi memainkan peran sentral. Upaya lain untuk menghubungkan analisis struktural dan gerakan sosial. Teknologi transportasi dan informasi berkontribusi pada meluasnya akses informasi, potensi ekonomi, dan kemajuan komunikasi. Teknologi memungkinkan kekuatan global, dimana gerakan tidak perlu lagi berada di satu lokasi atau memiliki satu pemimpin bagi orang-orang untuk menyatukan. Teknologi transportasi dan informasi memainkan peran refleksif dalam perkembangan gerakan sosial. Dalam kasus gerakan sosial, Internet dan media sosial khususnya memfasilitasi peristiwa dan juga membawa perhatian internasional dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, memungkinkan pemberontakan untuk benar-benar dipantau secara real time. Masyarakat disebut sebagai “network society”, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membangun struktur sosialnya. Internet telah terbukti menjadi media ekspresi dan organisasi yang penting untuk demonstrasi sosial. Ini adalah sarana komunikasi yang dapat diakses oleh sebagian besar penduduk dunia, di mana gagasan dan informasi mengalir dan beberapa batasan menjadi cair. Dalam hal ini, ada yang berpendapat bahwa pentingnya situs jejaring sosial (SNS) telah berkembang begitu cepat sehingga telah menjadi salah satu alat gerakan sosial dan politik. Sebagai bentuk contoh network society adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada tahun 2016, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), meresmikan MEA. MEA bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi untuk arus bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil di ASEAN. MEA memungkinkan pergerakan bebas barang, jasa, tenaga kerja terampil, dan investasi di antara 10 negara anggota ASEAN dan memfasilitasi aliran modal yang lebih bebas. MEA akan membawa manfaat bagi masyarakat ASEAN dengan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif melalui transparansi, prediktabilitas, dan konsistensi untuk bisnis. Diharapkan terbentuknya pasar

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

tunggal tersebut dapat mendorong negara-negara ASEAN untuk mencapai stabilitas dan kemajuan ekonomi yang kuat dalam menghadapi arus persaingan secara global. Di dalam kedudukan dan peran sosial terdapat dua dimensi gerak sosial yang cukup prinsip. Gerak sosial tersebut adalah: Mobilitas sosial horizontal. Ini terjadi bila terdapat perubahan kedudukan pada strata yang sama. Perubahan kedudukan terjadi pada orang yang sama disebut mobilitas sosial horizontal intragenerasi. Kedudukan seseorang dapat naik atau turun pada lapisan yang sama, tanpa mengubah kedudukan yang bersangkutan. Tetapi peran yang dipegang seseorang dapat berubah. Jika dihubungkan dengan imbalan seseorang, perubahan kedudukan secara horizontal tidak memengaruhi tingkat imbalan orang yang bersangkutan. Misalnya, Seorang menteri pertanian menjabat selama lima tahun atas tugas Presiden. Kemudian pada pergantian kabinet berikutnya, yang bersangkutan diserahi tugas sebagai menteri perindustrian. Pergeseran tersebut tidak menaikkan atau menurunkan posisi yang bersangkutan, hanya saja membutuhkan penyesuaian diri di tempat yang baru. Hasil riset terbaru yang terangkum dalam Global Social Mobility Report 2020 menunjukkan, tingkat mobilitas sosial Indonesia berada dalam posisi terbawah di Asia Tenggara (ASEAN). Riset tersebut telah dipublikasikan oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) awal tahun ini. Riset ini melibatkan 82 negara dengan menjadikan sejumlah pilar sebagai ukuran. Setidaknya ada 10 pilar yang menjadi indikator yakni kesehatan, pendidikan (akses, kualitas dan kesetaraan, pembelajaran seumur hidup), teknologi, pekerjaan (peluang, upah, kondisi), perlindungan dan lembaga (perlindungan sosial dan lembaga inklusif). Dalam riset ini terlihat bahwa ada hubungan langsung dan linier antara ketimpangan pendapatan suatu negara dan skor mobilitas sosialnya. Mobilitas sosial yang rendah memperkuat ketidaksetaraan historis. Sementara ketidaksetaraan pendapatan yang tinggi memicu mobilitas sosial yang lebih rendah. Meningkatkan mobilitas sosial dapat mengubah lingkaran setan ini bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Secara peringkat keseluruhan, Indonesia masih di bawah Singapura (20), Malaysia (43), Vietnam (50), Thailand (55), Sri Lanka (59), Filipina (61). Hal ini menjadikan Indonesia sebagai urutan terbawah di antara negara yang berpartisipasi dalam Global Social Mobility Report 2020 oleh WEF. Indonesia berada di peringkat 67 dengan total skor 49,3 yang terutama didukung oleh pilar akses pendidikan (51,4) dengan meningkatkan jumlah pendaftaran pendidikan usia dini (40,5). Adapun pada pilar kualitas dan kesetaraan (54,5) lantaran menurunnya persentase anak di bawah rasio kecakapan minimum (33,8%).

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Indonesia cukup baik dalam pilar kesempatan bekerja (66,5) dengan rendahnya tingkat pengangguran, tetapi perlu ada peningkatan dari sisi partisipasi tenaga kerja perempuan. Indonesia mencetak skor yang cukup rendah terkait dengan pilar keadilan tingkat pendapatan dengan skor 26,3 akibat kesenjangan struktur pembagian pendapatan dan juga karena masih banyaknya pekerjaan yang berupah rendah (22,2 persen). Cakupan perlindungan sosial juga perlu ditingkatkan di mana saat ini hanya 1,1 persen dari PDB dibelanjakan untuk perlindungan sosial. Negara ini juga mendapat skor 56,2 pada pilar kesehatan dengan skor Akses dan Kualitas Kesehatan 44,5. Dibandingkan dengan negara Asean lainnya, Filipina, Thailand dan Singapura memiliki skor yang lebih baik di pilar kesempatan bekerja dan kondisi bekerja. Filipina mencetak skor paling besar di komponen upah rendah karena berhasil menjaga keseimbangan nilai upah pekerjanya. Thailand meraih skor tertinggi pada komponen jumlah pengangguran dengan pendidikan dasar. Sementara itu, Singapura meraih nilai tertinggi pada komponen hubungan antara pemberi kerja dan pekerja. Riset ini dirancang untuk membantu para pembuat kebijakan, pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya membentuk strategi sosial ekonomi di era industri 4.0. Harapannya ketiga pihak ini dapat membangun agenda mobilitas sosial baru agar ekonomi terus tumbuh, berkelanjutan, dan inklusif yang memberikan peluang bagi semua lapisan masyarakat. Association of South East Asian Nation (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara merupakan wadah kerja sama bagi para 10 negara di Asia Tenggara. Kesepuluh negara bekerja sama dengan tujuan dan harapan dapat meningkatkan situasi geopolitik dan kondisi ekonomi seperti sosial, kebudayaan, perdamaian, keamanan, dan stabilitas. Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) dibentuk untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN, yakni tercapainya wilayah ASEAN yang aman dengan tingkat dinamika pembangunan yang lebih tinggi dan terintegrasi, pengentasan masyarakat ASEAN dari kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi untuk mencapai kemakmuran yang merata dan berkelanjutan. Untuk itu MEA memiliki empat karakterisik utama, yaitu pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, dan kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, serta kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Dengan adanya MEA, para negara ASEAN akan bersaing sekaligus bekerja sama dalam membangun bangsanya. Maka dari itu negara-negara ASEAN perlu meningkatkan

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

kerja sama untuk memperkuat daya saing masing-masing kawasannya dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas lingkungan hidup. ASEAN membuka akses yang seluas-luasnya bagi seluruh penduduk di negara-negara anggotanya dengan memperhatikan kesetaraan gender di berbagai bidang, misalnya di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, serta lingkungan hidup. Hal lain yang paling menarik dalam MEA adalah dengan adanya keberagaman budaya yang tidak dapat dihindari. Keberagaman sosial budaya ini yang akan menjadi salah satu tantangan dalam MEA sehingga MEA membentuk Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio Cultural/ASCC) untuk berfokus pada masyarakat dan menciptakan rasa “we feeling” untuk menumbuhkan rasa saling menghormati dan kesetiakawanan sosial yang tinggi sehingga warga ASEAN akan berkembang menjadi sebuah masyarakat yang saling peduli dan berbagi, menghargai perbedaan dan budaya yang beragam. Sehingga harapannya, masyarakat ASEAN dapat lebih mengenali keragaman budaya Negara anggota, dapat saling menghargai identitas nasional negara masing-masing serta dapat mewariskan sebuah Kawasan Asia Tenggara yang aman, damai, makmur kepada generasi penerus. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat mempengaruhi suatu mobilitas sosial horizontal dan juga pertumbuhan ekonomi di Negara- negara ASEAN. Sistem perdagangan yang bebas antara negara-negara anggota ASEAN menjadi suatu kebijakan yang berpengaruh besar dalam memperluas dan memperdalam integrasi ekonomi yang inisiatif dan inovatif. Kebijakan yang utama di dalam MEA ini yaitu negara yang terlibat harus memiliki ekonomi yang sangat kompetitif, memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata, daerahdaerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global, dan yang terakhir adalah basis dan pasar produksi tunggal. Tentunya bentuk dari kebijakan MEA itu sendiri mewadahi kerjasama - kerjasama antara negara ASEAN dalam pengembangan sumber daya Manusia (SDM), memperkuat peran sektor swasta, dan juga pembiayaan perdagangan yang saling menguntungkan terhadap kebijakan makro dan kondisi keuangan setiap negara nya.

Adanya MEA berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama peningkatan infrastruktur dan tersedianya banyak lapangan pekerjaaan. MEA diharapkan dapat mengatasi kesenjangan pembangunan dan melakukan percepatan integrasi kepada negara-negara ASEAN seperti Laos, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam melalui initiative for ASEAN integration dan inisiatif dari regional lainnya. Dengan diberlakukannya MEA, seluruh negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebah pasar bebas, pasar di seluruh anggota ASEAN akan menyatu dan menjadi pasar tunggal. Penyatuan ini akan meningkatkan daya saing antar kawasan ASEAN, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Penyatuan atau integrasi ini diharapkan dapat membangun perekenomian ASEAN sebagai tulang punggung perekonomian Asia. Adapun beberapa tujuan dari MEA yaitu : 1. Menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional (single market and production base). Single market ini meliputi elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas. 2. Mewujudkan ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (competitive economic region). Ekonomi daya saing tinggi ini harus memiliki peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce. 3. Menciptakan ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (equitable economic development). Pengembangan ekonomi yang merata ini meliputi elemen pengembangan usaha kecil dan menengah. 4. Menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global (integration into the global economy). Integrasi ini meliputi elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. Dampak terbentuknya kebijakan MEA membawa sejumlah pengaruh untuk negara anggotanya, termasuk Indonesia. Dampak tersebut ada yang bersifat positif dan juga negatif. a. Dampak positif :  Membuka peluang untuk meningkatkan investasi, khususnya dari perusahaan dari negara lain. Jika investasinya meningkat, secara langsung juga meningkatkan perekonomian Indonesia  Membuka lapangan pekerjaan baru baik di dalam ataupun luar negeri dengan lebih mudah dengan keberagaman keahlian, sebagai dampak dari peningkatan investasi. Lapangan pekerjaan akan lebih beragam dan tentunya membutuhkan tenaga ahli yang terampil di bidangnya.  Memudahkan dan meningkatkan kegiatan ekspor yang sangat berpengaruh pada nilai pendapatan per kapita Indonesia. b. Dampak Negatif :

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

 Terjadinya persaingan secara ketat, karena munculnya kompetisi dalam bersaing yang tidak hanya bersaing dengan penduduk lokal, tetapi juga bersaing dengan pencari kerja dari negara lain.  Adanya MEA juga membuat industri lokal mau tidak mau harus bersaing dengan produk luar negeri. Karena barang impor yang masuk dalam jumlah banyak, sehingga bisa mengancam posisi produk lokal. Terlebih lagi jika produk asing dianggap memiliki kualitas yang jauh lebih baik.  Eksploitasi dengan skala besar terhadap ketersediaan SDA (Sumber Daya Alam) oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah SDA yang melimpah dibandingkan dengan negara-negara lain.  Dampak negatif dapat dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia yang masih kalah bersaing dengan tenaga kerja dari Malaysia, Thailand, dan Singapura. Dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut, akan mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia, sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat. Setelah menimbang dampak positif dan negatif dari terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN, kami menyimpulkan bahwa sejatinya MAE membawa lebih banyak dampak yang baik bagi Indonesia sebagai salah satu anggota negara ASEAN. Kami setuju dengan dibentuknya MAE sebagai wadah untuk Indonesia dapat belajar dan bertumbuh dengan negara-negara lainnya, mengingat Indonesia sendiri masih merupakan negara berkembang yang membutuhkan peningkatan mobilitas sosial. Dampak positif dan negatif ini menjadi suatu tantangan bagi semua negara ASEAN untuk siap menghadapi kebijakan ekonomi ini demi meningkatkannya mutu kualitas dan kuantitas dari produk suatu negara dan mampu bersaing dengan negara lain, dan mendatangkan banyak investor. Dalam pesiapan nya, tentu nya suatu negara khususnya Indonesia harus mempersiapkan dengan baik dalam meningkatkan kualitas SDM nya melalui Pendidikan dan juga peningkatan keahlian. Salah satunya adalah memberikan pelatihan – pelatihan keterampilan, dan workshop pengetahuan sebagai pembekalan dan juga persiapan mental yang baik dalam menunjang pekerjaan. Untuk itu peran Pemerintah sendiri menjadi sangat di butuhkan dalam mendukung adanya persiapan MEA ini, sehingga masyarakat merasa di dukung dan termotivasi. Dengan fasilitasis dan support yang baik, masyarakat dapat memilki kesadaran sendiri dalam usaha peningkatan kualitas diri pribdi tanpa adanya paksaan sehingga masyarakat mampu bersaing dengan tenaga kerja lain nya dan

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

berpartisipasi penuh dalam pertumbuhan ekonomi negara nya sendiri. serta pertumbuhan ekonomi untuk mencapai kemakmuran yang merata dan berkelanjutan. Dengan adanya MEA, negara-negara di ASEAN akan bersaing sekaligus bekerjasama dalam membangun bangsanya untuk mengatasi kesenjangan pembangunan dan melakukan percepatan integrasi.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Referensi Amy

M.

2020.

Social

mobility.

Diambil

pada

28

July

2020

dari

https://www.britannica.com/topic/social-mobility [Britannica]. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/14/173000269/kedudukan-mobilitas-sosialhorizontal-dan-vertikal?page=all https://asiatoday.id/read/mobilitas-sosial-indonesia-tertinggal-jauh-di-asean https://meaindonesia.ekon.go.id/mea/ https://kemlu.go.id/portal/id/read/113/halaman_list_lainnya/masyarakat-ekonomi-asean-mea http://setnas-asean.id/news/read/latar-belakang-dan-sejarah-berdirinya-asean https://kemlu.go.id/portal/id/read/115/halaman_list_lainnya/masyarakat-sosial-budaya-asean https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/01/130013269/mea-latar-belakang-dandampaknya https://www.cermati.com/artikel/beginilah-pengaruh-mea-terhadap-ketenagakerjaan-diindonesia

CHAR6019 – Character Building: Pancasila...


Similar Free PDFs