4 IOM pada kehamilan atau menyusui PDF

Title 4 IOM pada kehamilan atau menyusui
Author andhini siti
Course Interaksi Obat dan Makanan
Institution Universitas Diponegoro
Pages 14
File Size 271.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 319
Total Views 417

Summary

LAPORAN KASUS INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN PADA SUBJEK G3P1AI KEHAMILAN 14 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK, ELEKTROLIT NACL INFUS 28 TPM, INJ. ONDANCETRON, ASAM TRAEXAMAT, RANITIDIN, ULSAFAT Dosen Pengampu: Choirun Nissa, S., M dr. Etisa Adi Murbawani, M., SpGK Nurmasa...


Description

LAPORAN KASUS INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN PADA SUBJEK G3P1AI KEHAMILAN 14 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK, ELEKTROLIT NACL 0,9%, INFUS RL+DEXTROSE 28 TPM, INJ. ONDANCETRON, ASAM TRAEXAMAT, RANITIDIN, ULSAFAT

Dosen Pengampu: Choirun Nissa, S.Gz., M.Gizi dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si., SpGK Nurmasari Widyastuti, S.Gz., M.Si.Med dr. Enny Probosari, M.Si.Med, Sp.GK dr. Yora Nindita, M.Sc

Disusun oleh: Kelompok IV Irnawati

22030117130089

Riviana hilda

22030117130061

Ghanes Permana Putri

22030117140009

Salma Vidya Ayuningtyas

22030117120039

Ardini Ridhanila

22030117140017

Afifa Ayu Mufida

22030117120023

DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2019

LAPORAN KASUS INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN PADA SUBJEK G3P1AI KEHAMILAN 14 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK, ELEKTROLIT NACL 0,9%, INFUS RL+DEXTROSE 28 TPM, INJ. ONDANCETRON, ASAM TRAEXAMAT, RANITIDIN, ULSAFAT

A. Karakteristik subjek Ny. M seorang ibu rumah tangga yang sedang mengandung dengan usia kehamilan 14 minggu dengan TB 158 cm dan BB aktual 47,8 kg setelah mengalami penurunan BB sebanyak 4,2 kg. Ny. M mengeluh mual dan muntah berlebihan dengan frekuensi >10x/hari sejak awal bulan ketiga kehamilan hingga sekarang. Ny. M mengalami kesulitan makan dan nafsu makan menurun karena keluhan tersebut. Hingga pada malam hari, Ny. M mengalami demam dan muntah darah. Pagi harinya, Ny. M dibawa ke RSUD RA Kartini dengan keadaan compos mentis, lemas, pusing, dan mual. Kebiasaan makan Ny. M, yaitu porsi makan kecil dengan pola 3x sehari. Ny. M menyukai lauk ikan laut, telur, tempe, dan tahu goreng. Untuk sayur, Ny. M menyukai sayur bayam, kangkung, wortel, kacang panjang, buncis, toge, daun singkong. Ny. M sering mengonsumsi buah apel, pir, jeruk, dan pisang secara bergantian. Setiap hari Ny. M minum teh manis dan susu ibu hamil. Ny. M mengonsumsi air putih dengan cukup. Porsi makan Ny. M semakin sedikit saat mengalami mual dan muntah. Ny. M tidak memiliki riwayat alergi dan mual apabila mengonsumsi makanan berbahan dasar coklat dan goreng-gorengan. Terapi medis Ny. M, yaitu antibiotik, elektrolit NaCl 0,9%, infus RL+dextrose 28 tpm, Inj. Ondancetron, Ranitidin, Ulsafat. B. Identifikasi Masalah Uraian IMT

Penurunan Berat Badan

Data Tinggi badan 158 cm Berat Badan 47,8 kg

4,2 kg

Interpretasi IMT Ny. M 19,02 kg/m2 masuk dalam kategori normal Tidak normal, menurut IMT seharunya Ny. M mengalami kenaikan berat badan sebesar 11,3-17,1 kg.

Mual dan muntah

Muntah >10 kali per hari Natrium 132,4 mmol/L Kalium 2,44 mmol/L Hb 12,5 gr/dl Ht 33,6% Leukosit 14,320 uL

Data biokimia Trombosit 319 ribu uL

Tekanan darah 100/70 mmHg

Asupan Zat Gizi

Denyut jantung 82x/ menit Suhu tubuh 36,2oC Asupan zat gizi Ny. M selama di rumah sakit berada pada rentang 6080%.

Mual dan muntah tergolong berlebih. Normal Kurang, kadar kalium pada orang dewasa berkisar pada 3,5-5,3 mmol/L. Normal Normal Normal,karena peningkatan leukosit dapat terjadi pada kehamilan Normal,karena pada kehamilan kerja dari sumsum tulang meningkat sehingga jumlah sel-sel yang dihasilkan oleh sumsum tulang meningkat, seperti sel darah merah dan trombosit Tekanan darah termasuk kurang, tekanan darah normal seharusnya 120/80 mmHg. Normal Normal

Cukup

C. Obat yang dikonsumsi a. Larutan Kristaloid 1. Ringer Laktat (RL) RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. 1 Laktat dalam ringer laktat sebagian besar dimetabolisme melalui proses glukoneogenesis. Setiap satu mol laktat akan menghasilkan satu mol bikarbonat.

Pasien dengan kondisi hamil memiliki kadar laktat yang berbeda karena plasenta menghasilkan laktat yang akan menuju sirkulasi maternal.1 Larutan RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis. 1 Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar 273 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml dan 1.000 ml. Catatan: -

Laktat yang terdapat di dalam RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolic

-

Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk maintenance sehari-hari, apalagi untuk defisit kalium

-

Tidak mengandung gukosa sehingga bila dipakai sebagai cairan maintenance harus ditambah glukosa untuk mencegah terjadinya ketosis 1

2. Natrium Chlorida (NaCl) 0,9% NaCl 0,9% (normal saline) dapat dipakai sebagai cairan resusitasi (replacement therapy), terutama pada kasus seperti kadar Na+ yang rendah, dimana RL tidak cocok untuk digunakan (seperti pada alkalosis, retensi kalium). NaCl 0,9% merupakan cairan pilihan untuk kasus trauma kepala, sebagai pengencer sel darah merah sebelum transfusi.2 Cairan ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu tidak mengandung HCO3-, tidak mengandung K+, dapat menimbulkan asidosis hiperkloremik, asidosis dilusional, dan hipernatremi.2 Kemasan larutan kristaloid NaCl 0,9% yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (154 mEq/L) dan Cl- (154 mEq/L), dengan osmolaritas sebesar 300 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml dan 1.000 ml.2 3.

Dextrose 5% dan 10% Indikasi : a. digunakan sebagai cairan maintenance pada pasien dengan pembatasan intake natrium atau cairan pengganti pada pure water deficit.

b.

Penggunaan perioperatif.

Kekurangan : a.

Tidak mengandung elektrolit

b.

Cairan hipotonik sehingga menambah volume intrasel sehingga dapat mengakibatkan terjadinya edema anasarka (edema seluruh tubuh).

c.

Menyebabkan hiponatremia dan hipokloremia (gangguan keseimbangan elektrolit).3

b. Ondansetron Ondansetron merupakan obat selektif terhadap antagonis reseptor 5-hidroksi-triptamin (5-HT3) di otak, dan bekerja pada aferen nervus vagus15 yang sangat efektif untuk pencegahan mual dan muntah 1.

Farmakokinetik Ondansetron diabsorpsi baik setelah pemberian oral dan diserap dalam jumlah terbatas pada metabolisme lintas pertama. Jangka waktu dan kecepatan absorpsi ondansetron mengikuti dosis oral tunggal yang lebih besar jumlahnya pada wanita dibandingkan pria. Kemampuan bioavailibilitasnya terhadap orang yang sehat, mengikuti dosis oral 8 mg kira-kira sebanyak 56 %. 4

2.

Mekanisme kerja farmakologi Ondansetron hidroklorida, selektif menghambat reseptor serotonin 5-HT3 sebagai antiemetik. Aktifitas antiemetik ondansetron dimediasi secara sentral dan periferal melalui penghambatan reseptor 5-HT3. Reseptor 5-HT3 memegang peranan penting dalam mengatur muntah akut. Ondansetron mencegah atau memperbaiki muntah akut dengan menghambat stimulasi viseral aferen pusat muntah mungkin secara tidak langsung pada taraf area postrema dan dengan langsung menghambat aktifitas serotonin dalam area postrema.4 Untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi, dokter akan meresepkan obat ini kurang lebih satu jam sebelum terapi dilakukan. Setelah itu, Anda perlu melanjutkan penggunaan ondansteron selama beberapa hari setelahnya sesuai dengan resep dokter. Untuk mengatasi mual dan muntah pascaoperasi, Anda akan diresepkan obat ini kurang lebih satu jam sebelum pelaksanaan operasi. Obat ini akan bereaksi satu hingga dua jam setelah dikonsumsi.

Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Biasanya dokter akan melarang makan sebelum kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Ondansetron bukan jenis obat yang dikunyah atau ditelan seperti tablet lainnya, melainkan larut di permukaan lidah. Bersihkan dan keringkan tangan Anda sebelum mengonsumsi obat ini. c. Asam Traneksamat Asam traneksamat sebagai antifibrinolitik sintetik digunakan secara luas untuk mengurangi konsumsi koagulasi sehingga dapat menurunkan jumlah pendarahan dan penggunaan produk darah5 Asam traneksamat merupakan salah satu agen anti-fibrinolisis derivat sintetis dari asam amino lisin. Asam traneksamat mempercepat aktivasi plasminogen menjadi plasmin dengan menginduksi perubahan struktur molekulnya, namun menghambat fibrinolisis dengan menghalau tempat ikatan lisin pada plasminogen. Oleh karena itu, meskipun banyak plasmin yang terbentuk dengan cepat, dia tidak bisa mencapai serat fibrin karena adanya ikatan dengan inhibitor sintetik.5 Blood Conservation Clinical Practice Guidelines menggolongkan asam traneksamat sebagai rekomendasi kategori I sebagai obat yang digunakan intraoperatif untuk mengurangi pendarahan dan penggunaan produk darah sehingga menjadi suatu cost effective.5 Asam traneksamat oral dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Gunakan air untuk menelan asam traneksamat tablet secara utuh. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet karena dapat meningkatkan efek samping obat. Usahakan untuk selalu mengonsumsi asam traneksamat pada jam yang sama setiap harinya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi asam traneksamat, disarankan untuk segera melakukannya begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan jangan menggandakan dosis.

d. Sucralfate Sucralfate adalah suatu obat penyembuhan ulkus yang bersifat protektif-tempat disertai dengan kisaran luas mekanisme kerjanya. Penelitian memperlihatkan kapasitas sucralfate mengikat basic fibroblast growth factor (bFGF) dan menghantarkannya dalam konsentrasi tinggi ke ulkus. bFGF menstimulasi produksi jaringan granulasi, angiogenesis dan reepitelisasi, sehingga memperbaiki penyembuhan luka. Efek sucralfate dalam

menurunkan sensitivitas sel parietal dapat merupakan faktor penting lain dalam menurunkan tingkat kekambuhan yang diperlihatkan sesudah penyembuhan ulkus duodenal. Sucralfate efektif dalam penyembuhan ulkus duodenal, gastrik dan esofagitis ringan. Sucralfate aman untuk penggunaan maupun pemeliharaan jangka pendek. Keuntungan potensial sucralfate terletak pada kualitas penyembuhan luka yang terkait dengan durasi remisi yang lebih lama.6 Sucralfate, yaitu suatu suatu garam aluminium basa sukrosa oktasulfat, merupakan suatu obat penyembuhan luka unik yang aktif secara lokal. Obat ini mempunyai kisaran nukleus kerja luas. Sucralfate adalah salah satu dari sedikit obat yang memperlihatkan baik bersifat gastroptrotektif maupun sifat penyembuhan luka kronis pada pasien-pasien dan pada hewan-hewan eksperimental tanpa supresi asam lambung.6 Sucralfate adalah suatu obat yang aman dan efektif dalam manajemen jangka pendek dan jangka panjang untuk pasien-pasien penderita penyakit ulkus peptik dan pasien pasien yang mengalami refluks esofagitis derajat ringan sampai moderat.6 Konsumsi sukralfat dalam keadaan perut kosong, 1 jam sebelum makan, atau sesuai anjuran dokter. Jika menggunakan sukralfat dalam bentuk suspensi, kocok botol sebelum dikonsumsi. Konsumsi sukralfat secara teratur di waktu yang sama setiap harinya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi sukralfat, disarankan untuk segera melakukannya begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Mencegah pendarahan saluran pencernaan. Dewasa 1 gr, 6 kali sehari.

Dosis maksimal 8 gr per hari. Lanjutkan

konsumsi sukralfat meski sudah tidak merasakan nyeri lambung, dan jangan berhenti mengonsumsi obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. Butuh waktu 4 sampai 8 minggu agar sembuh sempurna.

e. Antibiotik Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semisintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri.7

Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam jumlah

kecil

dapat

menghambat

pertumbuhan

atau

membunuh

pertumbuhan

mikroorganisme lain.7 f. Ranitidin Ranitidin

dapat

dikonsumsi

sebelum

atau

sesudah

makan.

Usahakan

untuk

mengonsumsinya pada jam yang sama tiap hari. Selama menggunakan obat ini, hindarilah konsumsi makanan atau minuman yang dapat memperparah gejala Anda agar keefektifan obat menjadi maksimal. Makanan atau minuman yang harus dihindari tersebut di antaranya adalah makanan pedas, cokelat, tomat, minuman keras, atau minuman panas, khususnya kopi. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk berhenti merokok karena dapat memicu produksi asam lambung, serta dianjurkan untuk mengurangi berat badan yang berlebihan guna membantu mengurangi gejala.

Nama obat Antibiotik

Untuk

Fungsi mematikan

menghambat

atau

pertumbuhan

Efek samping menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan

Infus RL +

kuman Larutan infus untuk memelihara

mikroorganisme lain. dimetabolisme melalui proses

dextrose

keseimbangan atau mengganti

gluconeogenesis tidak

elektrolit dan cairan tubuh

mengandung glukosa, beresiko

28

tpm, Injeksi

menjadi ketosis kandungan kalium belum bisa Ondancetron

Untuk pencegahan mual dan

memenuhi kebutuhan sehari. diserap dalam jumlah terbatas

muntah

pada metabolisme lintas pertama. Jangka waktu dan kecepatan absorpsi ondansetron mengikuti dosis oral tunggal yang lebih besar jumlahnya pada wanita dibandingkan pria. Kemampuan bioavailibilitasnya terhadap orang yang sehat, mengikuti dosis oral 8 mg kira-

Asam

Sebagai antifibrinolitik sintetik

kira sebanyak 56 % mempercepat aktivasi

tranexamat

untuk

plasminogen menjadi plasmin

mengurangi

koagulasi

konsumsi

sehingga

dapat

dengan menginduksi perubahan

menurunkan jumlah pendarahan

struktur molekulnya, namun

dan penggunaan produk darah

menghambat fibrinolisis dengan menghalau tempat ikatan lisin pada plasminogen

Ranitidin

Untuk mengobati tukak pada

Decrease bioavailability

lambung dan duodenum, serta mencegaah GERD, dan sakit Ulsafat

maag Untuk penderita

Elektrolit NaCl 0,9%

mengobati ulkus

peptik

pasien dan

sucralfate mengikat basic fibroblast growth factor (bFGF)

pasien yang mengalami refluks

dan menghantarkannya dalam

esofagitis derajat ringan sampai

konsentrasi tinggi ke ulkus

moderat Digunakan

menimbulkan asidosis

untuk

cairan

resusitasi (replacement therapy), +

terutama pada kasus kadar Na

hiperkloremik, asidosis dilusional, dan hipernatremi

rendah D. Perencanaan Intervensi Gizi Tujuan intervensi Mengurangi gejala mual dan muntah

Optimalisasi cairan tubuh

Mengurangi efek samping obat

Intervensi yang diberikan Di berikan edukasi agar tidak mengkonsumsi makanan yang berbahan dasar coklat dan makanan yang digoreng karena menyebabkan Ny. M mual dan muntah. Saat gejalan mual dan muntah muncul, Ny. M harus tetap makan hanya saja kwantitas dikurangi namun frekuensi makan ditingkatkan. Diberikan konseling gizi agar : Meningkatkan konsumsi buah-buahan 3x sehari sebagai selingan. Menjaga agar kebutuhan air putih tercukupi. a. Berkoordinasi dengan doktrer dan

perawat dalam pengaturan waktu pemberian dextrose dan NaCl dengan waktu makan subjek, karena kedua obat ini memiliki efek samping yang dapat membuat subjek semaki mual dan muntah

b. Diberikan konseling agar meningkatkan konsumsi sumber kalium karena efek obat yang diberikan pada subjek kurang mengandung kalium

E. Pembahasan Berdasarkan kasus yang dialami Ny. M, subjek mengalami beberapa massalah yakni penurunan berat badan yang tidak diinginkan, kadar kalium yang rendah frekuensi mual dan muntah yang berlebih, terutama saat memakan makanan berbahan dasar cokelat dan makanan yang digoreng. Kebiasaan makan subjek sudah bervariasi, mulai dari makanan pokok, lauk hewani dan nabati, serta sayur dan buah, subjek memiliki porsi makan yang kecil dengan frekuensi makan 3 kai dalam sehari.Selama menjalani terapi medis Ny. M diberikan antibiotik, elektrolit NaCl 0,9%, infus RL+dextrose 28 tpm, Inj. Ondancetron, Ranitidin, Ulsafat. Interaksi Interaksi yang terjadi antara obat yang dikonsumsi subjek dengan zat gizi terletak pada beberapa obat dextrose, RL, dan NaCl. 1. Ringer Laktat dan NaCl RL dan NaCl tidak memiliki jumlah kalium yang dapat memenuhi kebutuhan sehari 2. Dextrose Menyebabkan hipokloremia yang mengakibatkan subjek semakin mual dan muntah. Hal ini dapat berpengaruh pada asupan subjek, jika nafsu makan menurun, asupan subjek dapat mengalami kekurangan. 3. NaCl Memiliki efek yang sama dengan dextrose, yakni menyebabkan hipokloremia yang mengakibatkan subjek semakin mual dan muntah, serta penggunaannya sebagai cairan

infus tidak memiliki jumlah kalium yang dapat memenuhi kebutuhan sehari, sehingga dapat lebih diperhatikan dalam pengaturan diet subjek mengenai asupan Kalium 4. Asam Tranexamat

Obat yang bekerja menghambat pendarahan, sejalan dengan fungsi vitamin K, jadi mengonsumsinya bersama sumber vitamin K dapat meningkatkan kerja obat tersebut, sehingga perlu memperhatikan jumlah vitamin K yang diasup dan waktu konsumsi maknan sumber vitamin K. 5. Odancentron Obat ini memiliki efek samping mual dan muntah, sehingga dapat memperparah gejala yang dialami subjek dan mengganggu kerja obat ranitidine, ulsafate dan sucralfate yang berfungsi mengurangi mual dan muntah, jika dibiarkan berlanjut tanpa penanganan, dapat menurunkan asupan subjek secara keseluruhan karena nafsu makan yang menurun, dan dapat berdampak malnutrisi. 6. Ranitidine dan ulsafate

Untuk mengirangi gejala mual dan muntah yang dialami subjek, ranitidine bekerja dengan mengobati tukak lambung, sedangkan ulsafat mengobati ulkus peptikum dan reflux esofagus yang dapat menjadi etiologic gejala mual dan muntah yang dialami subjek. Obat ini dapat terganggu kinerjanya oleh efek samping

obat lain yang

dikonsumsi subjek ytakni odancentron. Untuk keberhasilan treatmen perlu diperhatikann pula cara pemberian makan yang sering dalam porsi kecil danpemilihan makanan yang tepat untuk mengurangi mual dan muntah Maka, intervensi yang kami lakukan adalah untuk -

Mengurangi gejala mual dan muntah

-

Optimalisasi cairan tubuh

-

Memaksimalkan efek obat

a. Untuk mengurangu mual dan muntah, subjek akan -

Di berikan edukasi agar tidak mengkonsumsi makanan yang berbahan dasar coklat dan makanan yang digoreng karena menyebabkan Ny. M mual dan muntah.

-

Saat gejalan mual dan muntah muncul, Ny. M harus teta...


Similar Free PDFs