4 Konsep Pendidikan Masa Depan DOCX

Title 4 Konsep Pendidikan Masa Depan
Author Benni Rikki
Pages 3
File Size 13.5 KB
File Type DOCX
Total Downloads 42
Total Views 202

Summary

Konsep Pendidikan Masa Depan "Behavioristik VS Konstruktivistik" olah: Imam Nashokha, S.Pd. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan mencetak generasi-generasi penerus bangsa masih cenderung menerapkan atau menggunakan konsep pendidikan klasikal yang lebih banyak mengarah kepada ke...


Description

Konsep Pendidikan Masa Depan "Behavioristik VS Konstruktivistik" olah: Imam Nashokha, S.Pd. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan mencetak generasi-generasi penerus bangsa masih cenderung menerapkan atau menggunakan konsep pendidikan klasikal yang lebih banyak mengarah kepada keteraturan, ketertiban, keseragaman, kerapian, sehingga semua tertata rapi. Era "takkan berubah dan tak boleh diubah" yang bermuara pada "kepastian", keteraturan, kerapian, ketertiban, dan keseragaman, paling tidak sebagai harapan, karena hingga kini belum pernah menjadi kenyataan, telah kita lewati sekian lama. Siapapun yang hidup di negara ini dipaksa untuk menikmatinya, dan tak terasa telah berjalan selama lebih dari setengah rata-rata usia manusia. Kini, era "takkan berubah dan tak boleh diubah" mendapat sorotan dan menjadi wacana oleh orang yang peduli akan perubahan, salah satunya adalah Prof. DR. I Nyoman S. Degeng, M.Pd., beliau berpendapat bahwa muara akhir dari era keteraturan adalah ketidakteraturan. Ketertiban bermuara pada kekacauan, dan pada saat ini kita telah mengalami pergeseran dari era "takkan berubah dan tak boleh diubah" menuju era "kesemrawutan". Mulai bergesernya era di dalam pendidikan kita selama ini, berimplikasi pada munculnya demokratisasi pendidikan, dimana masing-masing sekolah atau lembaga pendidikan dapat mengembangkan konsep pendidikan yang ada sesuai dengan visi, misi dan potensi yang ada pada sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Pemecahan masalah-masalah belajar dan pembelajaran sangat nampak sekali bertumpu pada paradigma keteraturan (behavioristik) sebagai lawan dari paradigma kesemrawutan (konstruktivistik). Belajar dan pembelajaran disemua jenjang nampak sekali didesain dengan menggunakan pendekatan keteraturan. Suatu pendekatan yang hingga kini diyakini sangat sahih oleh pengajar, orang tua, atau pendidik lainnya. Pada kajian tentang konsep pendidikan masa depan, penulis mencoba untuk menganalisis berdasarkan bahan bacaan yang relevan dalam upaya untuk mencari pendekatan pemecahan masalah pendidikan, khususnya terkait dengan belajar dan pembelajaran dalam kaitan konsep pendidikan masa depan. Konsep pendidikan yang selama ini kita laksanakan (pendekatan behavioristik) lebih cenderung mematikan potensi yang ada pada anak. Bagaimana tidak, peserta didik dianggap sebagai gelas kosong yang dapat kita (Pendidik) isi dengan apapun. Padahal semua anak berbeda, dan masing-masing tentunya mempunyai potensi, pengetahuan dan keterampilan yang berbeda pula. Jadi, peserta didik bukanlah sebuah gelas kosong atau kertas putih yang dapat diisi atau ditulis semaunya oleh pendidik. Sangat jelas sekali, bahwa peran pendidik hanya sebagai motivator, fasilitator untuk menstimulasi potensi yang ada pada anak. Pendekatan konstruktifistik lebih menekankan pada sesuatu yang beragam, ketidakteraturan, dan ketidakteraturan. Dengan memandang bahwa masing-masing anak itu berbeda dan memiliki potensi, serta model pembelajaran yang asik dan menyenangkan, maka akan indah sekali kiranya pendidikan kita. Sehingga tidak ada lagi yang namanya anak nakal ataupun bodoh. Mulai bergesernya aliran atau pendekatan dalam pendidikan ini (beharioristik ke konstruktivistik), secara...


Similar Free PDFs