Masa Depan Pekerjaan Sosial dari berbagai Perspektif DOCX

Title Masa Depan Pekerjaan Sosial dari berbagai Perspektif
Author R. Permatadiraja
Pages 12
File Size 48 KB
File Type DOCX
Total Downloads 64
Total Views 437

Summary

A. Pendahuluan Berlandaskan kepada Undang Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial bahkan disebutkan sebagai the primary profession dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Artinya, Pekerja Sosial menjadi profesi utama yang berperan dalam pelaksanaan pembangunan kes...


Description

A. Pendahuluan Berlandaskan kepada Undang Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial bahkan disebutkan sebagai the primary profession dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Artinya, Pekerja Sosial menjadi profesi utama yang berperan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia. Secara konseptual, Pekerja Sosial telah didefinisikan oleh Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia (IPPSI), serta lembaga-lembaga pendidikan Pekerjaan Sosial. Kita juga telah memiliki berbagai perangkat yang mendukung yaitu lembaga dan asosiasi pendidikan, Asosiasi Pekerja Sosial, lembaga sertifikasi dan akreditasi, serta Konsorsium Pekerjaan Sosial yang mewadahi sepuluh pilar organisasi Pekerjaan Sosial atau Kesejahteraan Sosial. Banyak tantangan yang perlu dihadapi pekerja sosial baik di lingkungan internal maupun eksternal. Beberapa tantangan tersebut menurut Harry Hikmat (2013) antara lain: 1) Pertama, Perundang-undangan Praktek Pekerjaan Sosial masih berada pada tahap pengkajian secara mendalam, masih diperlukan usaha keras untuk mewujudkannya. Undang-undang ini juga perlu disertai oleh peraturan pemerintah yang mengatur operasionalisasi pelaksanaan undang-undang. 2) Kedua, Lembaga Sertifiaai eierjaan Soaial (LS S) maupun Badan Aireditaai Lembaga Keaejahteraan Soaial (BALKS) maaih berada pada uaia yang aangat muda, maaih belum memiliii meianiame maupun proaedur ierja yang baiu. Selain itu, lembaga-lembaga ini juga maaih memiliii jangiauan pelayanan aecara terbataa. Maaih diperluian iomitmen iuat aerta ierja ieraa dalam mendewaaaian lembaga aertifiaai ini. Kemudian diperluian juga action plan aecara iomprehenaif dalam pengembangan lembaga aertifiaai ini. 3) Ketiga, terbataanya tempat praitei peierja aoaial. ara alumni pendidiian eierjaan Soaial belum aepenuhnnya terjun dalam bidang praitei eierjaan Soaial. raitei peierjaan aoaial maaih dilaiuian aangat terbataa, iurang lengiap, aerta iurang ditunjang oleh aiatem evaluaai dan auperviai eierjaan Soaial. Kondiai ini iurang menunjang bagi pelaiaanaan praitei eierjaan Soaial yang aiuntabel. 4) Keempat, Indonesia adalah negara multikultur. Sedikitnya terdapat 300 etnik atau suku-bangsa di Indonesia. Kondisi ini mengakibatkan kompleksitas masalah sehingga menuntut para Pekerja Sosial untuk memiliki kompetensi Pekerjaan Sosial dengan masyarakat multikultur agar dapat bekerja dengan mereka. Hal ini menantang lembaga pendidikan Pekerjaan Sosial untuk juga responsif terhadap kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. 5) Kelima, rasio jumlah pekerja sosial dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial masih timpang. Saat ini, jumlah pekerja sosial di Indonesia berkisar 15.522 orang yang harus melayani lebih dari 15,5 juta keluarga penyandang 1...


Similar Free PDFs