Akhlak Tercela.pdf PDF

Title Akhlak Tercela.pdf
Author Lusi Agustianti
Pages 19
File Size 307 KB
File Type PDF
Total Downloads 377
Total Views 977

Summary

Untuk referensi lainnya, kunjungi https://sgd.academia.edu/lusiagustianti MAKALAH AKHLAK TERCELA Di ajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur Mata Kuliah Ilmu Akhlak Dosen Pengampu: Bukhori, Drs., M. Ag. Disusun oleh: Kelompok 6 Lusi Agustianti (1168030111) Melati Puspa Putri Ananda (1168030117) Mita ...


Description

Untuk referensi lainnya, kunjungi https://sgd.academia.edu/lusiagustianti

MAKALAH AKHLAK TERCELA Di ajukan untuk memenuhi tugas Terstruktur Mata Kuliah Ilmu Akhlak Dosen Pengampu: Bukhori, Drs., M. Ag.

Disusun oleh: Kelompok 6 Lusi Agustianti

(1168030111)

Melati Puspa Putri Ananda

(1168030117)

Mita Indriana

(1168030120)

KELAS C PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Ilmu Akhlak dengan judul “Akhlak Tercela”. Tak lupa Serta sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada kita selaku umatnya. Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan berbagai sumber bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu sangat diperlukan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bandung ,

Maret 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3 A. Pengertian Akhlak........................................................................................................ 3 B. Akhlak Tercela............................................................................................................. 4 C. Macam-macam Sifat Tercela........................................................................................6 D. Cara Menghindari Akhlak Tercela............................................................................... 10 BAB III PENUTUP..........................................................................................................15 A. Kesimpulan................................................................................................................... 15 B. Saran..............................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 16

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai hamba Allah SWT., manusia diharuskan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna sebagai bekal ilmu agama dan mengabdikannya kepada Allah dengan benar. Jika seorang Muslim dapat membekali dirinya dengan pengetahuan yang cukup, dan sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maka dia akan bisa menjadi muslim yang utuh. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam, maka seorang muslim dapat menjalani kehidupannya dengan baik dan benar serta mentaati perintah Allah SWT. Ilmu sangat penting bagi manusia, bahkan Allah SWT. memerintahkan ummat-Nya untuk mencari ilmu. Namun disamping itu, untuk membekali ilmu dengan niat mencari ridho Allah, maka seorang Muslim harus membekali diri dengan akhlak atau budi pekerti yang baik. Karena akan percuma saja apabila seseorang mencari ilmu namun tidak didasari dengan akhlak yang baik dan mulia, karena kedudukan akhlak lebih penting daripada ilmu itu sendiri. Namun di zaman yang semakin maju dan bebas ini, keadaan akhlak ummat manusia sudah banyak yang menyimpang dari ajaran agama dan tidak sedikit terjadi kezaliman dimana-mana. Sekalipun terjadinya moderenisasi, seharusnya keadaan akhlak tidak terpengaruhi oleh hal-hal yang betsifat duniawi, karena bagaimanapun pesatnyaa kemajuan zaman, keadaan akhlak dan keimanan harusnya selalu dipertahankan di jalan Allah SWT. dan dijadikan pedoman hidup sampai akhir hayat. Dengan garis besar tadi, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai Akhlak Tercela dan apa saja yang termasuk kedalamnya.

1

B. Rumusan Masalah 1.

Apa yang dimaksud dengan Akhlak?

2.

Apa yang dimaksud dengan Akhlak Tercela?

3.

Apa saja macam-macam dari Akhlah Tercela?

4.

Bagaimana cara menghindari atau mencegah dari tindakan Akhlak Tercela?

C. Tujuan Penulisan 1.

Mengetahui definisi atau pengertian Akhlak.

2.

Mengetahui definisi atau maksud dari Akhlak Tercela.

3.

Mengetahui macam-macam sifat dari Akhlak Tercela.

4.

Mengetahui dan memahami bagaimana cara menghindari diri dari tindakan tercela.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Akhlak Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna wujud dan akal fikirannya dibandingkan dengan makhluk lain yang Allah ciptakan seperti hewan dan tumbuhan. Selain itu manusia juga adalah hamba Allah yang yang senantiasa diberi tanggung jawab untuk menjalankan tugas kehambaan dan kekhalifahannya dimuka bumi. Dengan diberikannya kemampuan akal fikian yang baik, maka setiap manusia di muka bumi diwajibkan untuk selalu taat pada Allah SWT., seperti mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan hal tersebut, untuk menjalankan tugas sebagai hamba Allah, maka manusia dituntut untuk memiliki akhlak yang mulia atau akhlaqul karimah. Namun, masih banyak yang belum mengerti apa makna dari akhlak yang sebenarnya. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi yang terakhir diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak manusia agar menjadi insan-insan yang memiliki akhlak mulia. Pengertian akhlak sendiri, secara Etimologi kata Akhlak berasal dari Bahasa Arab Al-Akhlaq yang merupakan jamak dari kata Khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1 Sedangkan secara termonologis Akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan.2 Akhlak sendiri di bagi menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan tercela. Akhlak terpuji adalah akhlak yang Allah SWT. sukai dan menjadi keharusan setiap manusia harus memilikinya. Sedangkan akhlah tercela adalah akhlak yang Allah benci, karena tidak sesuai dengan perintah dan ajaran agama. Di kehidupan saat ini, segala bentuk tindakan yang Allah SWT. tidak sukai banyak dilakukan oleh manusia baik disengaja atau spontan bahkan ada yang sudah menjadi keseharian. Hal ini terjadi karena, masih banyak manusia yang tidak menyadari apakah yang dilakukannya termasuk kedalam perbuatan dosa atau tercela. Marzuki. Prinsip Dasar Akhlak Mulia, Pengantar Studi Konsep-Konsep Etika dalam Islam. (Yogyakarta: Debut Wahana Press, 2009), hlm 8. 2 Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid. Ilmu Akhlak. (Bandung: CV PUTAKA SETIA, 2010), hlm 14. 1

3

B.

Akhlak Tercela Manusia sebagai individu dan makhluk sosial, tidak berhenti dan berperilaku

setiap harinya. Perilaku manusia dapat berubah-ubah meskipun manusia dapat membuat perencanaan untuk bertindak secara rutin. Kuat atau lemahnya iman seseorang dapat diukur dan diketahui dari perilaku akhlaknya. Ukuran yang paling pokok dalam membedakan perilaku ini adalah masalah keimanan kepada Allah SWT. Karena iman yang kuat menunjukkan akhlak yang baik dan mulia, sedang iman yang lemah menunjukkan akhlak yang jahat dan buruk mudah terjerumus pada perbuatan keji yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Saat ini tidak sedikit manusia yang memiliki tindak-tanduk yang bertentangan dengan perintah Allah SWT. dan merasa dirinya paling benar kedudukannya diantara makhluk yang lain sehingga tidak jarang terjadinya ke zaliman dimana-mana entah pada sesama manusia atau makhluk lainnya. Dimana jika seseorang memiliki akhlak mendzalimi makhluk lain, maka ia bisa dikatakan memiliki akhlak yang tercela dan kezaliman adalah akhlak yang akan diazab oleh Allah SWT. Allah SWT. berfirman dalam Surat Al-Qasas ayat 37:

Artinya: “Dan dia (Musa) menjawab,’Tuhanku lebih mengetahui siapa yang (pantas) membawa petunjuk di sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) diakhirat. Sesungguhnya orang-orang zalim tidak akan mendapatkan kemenangan.” Ada juga indikator perbuatan yang buruk atau akhlak yang tercela adalah sebagai berikut.

3

1.

Perbuatan yang dorong oleh hawa nafsu yang datangnya dari setan.

2.

Perbuatan yang dimotivasi oleh ajaran thoghut yang mendatangkan kerugian

3

Ibid., h. 206.

4

bagi diri sendiri dan orang lain. 3.

Perbuatan yang membahayakan kehidupan didunia dan merugikan diakhirat

4.

Perbuatan yang menyimpang dari tujuan syariat Islam yaitu merusak agama, akal, jiwa, keturunan dan harta kekayaan.

5.

Perbuatan yang menjadikan permusuhan dan kebencian.

6.

Perbuatan yang menimbulkan bencana bagi kemanusiaan.

7.

Perbuatan

yang

menjadikan

kebudayaan

manusia

menjadi

penuh

keserakahan dan nafsu setan. 8.

Perbuatan yang melahirkan konflik, peperangan dan dendam yang tidak berkesudahan. Dengan indikator ini maka dapat diketahui bahwa akhlak yang tercela berupa

perbuatan yang nista dan dosa terutama berkitan dengan orang lain. Larangan-larangan Allah SWT. yang merupakan indikator akhlak yang tercela, artinya yang wajib ditinggalkan oleh umat Islam yang dijelaskan oleh Allah SWT. Indikator akhlak tercela menurut pandangan Allah SWT. juga dijelaskan oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an Surat An-Najm ayat 32:

Artinya: “(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah, lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (Q.S An-Najm: 32).

5

Hal ini menandakan bahwa akhlak yang buruk diindikasikan oleh perbuatan manusia yang selalu berbuat dosa dan menganggap dirinya suci, sehingga dia akan lupa untuk bertaubat kepada Allah SWT. Firman Allah SWT, surat Asy-Syura ayat 42.

Artinya: “Sesungguhnya, dosa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas dimuka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapatkan azab yang pedih.”(Q.S Asy-Syura: 42).

C. Macam-Macam Sifat Tercela Diantara akhlak tercela yang harus dihindari dan dibuang dari jiwa seorang muslim adalah sebagai berikut. 1.

4

Hub al-Dunya (Mencintai dunia) Hub al-Dunya menurut bahasa adalah mencintai dunia, artinya adalah mencintai kehidupan dunia dengan melalaikan kehidupan akhirat. Menurut K.H Ahmad Rifa’i, hal yang bersifat duniawi adalah “segala sesuatu yang tidak membawa manfaat diakhirat”, dan disebut juga dengan dunia haram dimana tidak digunakan untuk mendukung taat beribadah kepada Allah, sehingga keduniawian itu tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat.5

2.

Itba’ al-Hawa (Mengikuti hawa nafsu) Itba’al-Hawa berarti sikap menuruti atau mengukuti jeleknya hati yang diharamkan oleh hukum syariat itulah orang yang mengukuti hawa maksiat atau hawa nafsu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh hukum syara’.

4 5

Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 104. Ibid., h. 105.

6

3.

Al-’Ujb (Merasa tinggi dalam ilmu, ibadah dan lainnya) Ujb menurut bahasa ialah membanggakan diri dalam batin karena merasa dapat terhindar dari sikasa akhirat, bahkan menganggap wajib dirinya terhindar dari siksa akhirat. Sikap ini termasuk haram hukumnya dan dapat merusak iman.

4.

Al-Riya (Memperlihatkan amalan) Al-Riya menurut K.H Ahmad Rifa’i dalam, riya menurut bahasa adalah memperlihatkan amalan kebaikannya kepada manusia adapun menurut istilah ialah melakukan ibadah dengan tujuan didalam batinnya karena demi manusia bukan karena Allah.6

5.

Al-Takabbur (Sombong) Dalam kitab Abyan Al-Hawa’ij, takabbur menurut bahasa sombong karena merasa luhur, adapun menurut makna adalah menetapkan keibijakan pada diri sendiri ada sifat baik dan sifat luhur sebab banyak harta atau kepandaiannya atau menganggap dirinya besar dan mulia (sombong).7

6.

Al-Hasd (Dengki) Definisi Al-Hasd diungkapkan dalam kitab Ri’ayat al-Himmat, Hasd menurut bahasa berarti

dengki,

sedangkan menurut

istilah berarti

mengharapkan sirnanya kenimatan Allah yang berada pada orang Islam seperti kebajikan ilmu, ibadah yang sah dan jujur, harta ataupun yang semisalnya.Al-Hasad.8 Dengki ialah membenci nikmat Tuhan yang telah dianugerahkan kepada orang lain dengan keinginan agar nikmat orang lain itu terhapus. Maka tidak bergunalah amalan bagi orang dengki, sebab dengki merusak amal kebaikan sama seperti halnya api memakan kayu. 7.

Al-Sum’ah Menurut

K.H

Ahmad

Rifa’i

sumah

menurut

bahasa

adalah

diperdengarkan kepada orang lain, ataupun menurut istilah adalah melakukan ibadah dengan benar lahiriah ikhlas karena Allah, kemudia diceritakan atau 6 7 8

Ibid., h. 113. Ibid., h. 116. Ibid., h. 117.

7

diberitahukan kepada orang lain supaya orang lain memuliakan terhadap dirinya.9 Selain uraian diatas, juga terdapat perilaku atau akhlat tercela lainnya, yaitu sebagai berikut.10 1.

Ananiah (Egois), ananiah adalah seseorang yang egois atau bekerja untuk dirinya sendiri, tanpa memperhatikan tuntutan masyarakat.

2.

Al-Baghyu (Lacur), pelacur dikutuk masyarakat, baik laki-laki ataupun wanita yang beralasan karena desakan ekonomi dimana kegemaran ini menimbulkan mudarat yang tak terhingga.

3.

Al-Bukhlu (Kikir), bakhil, kadekut, kikir adalah mempersempit pergaulan atau sukar memberikan sebagian miliknya kepada orang lain dan menginginkan apa yang dimilikinya itu tidak berkurang sama sekali.

4.

Al-Buhtan (Berdusta), maksudnya adalah mengada-adakan yang sebenarnya tidak ada dengan maksud untuk menjelek-jelekkan orang lain. Orang seperti itu tidak akan dipercayai setiap perkataannya, didunia ia akan memperoleh derita dan diakhirat dia akan menerima siksa. Hendaknya jangan sampai mudah diperdaya oleh orang-orang yang bersikap demikian, sebab membuat fitnah, berdusta, sudah menjadi kebiasaan buruk dan termasuk orang yang celaka, orang yang berbuat dusta, pengumpat, dan pemfitnah.

5.

Al-Khamru (Peminum Khamar), khamar diharamkan meminumnya sebab mengakibatkan mabuk, dimana dikala seseorang sedang mabuk hilanglah pertimbangan

akalnya

yang

sehat.

Kehilangan

pertimbangan

akal

menyebabkan seseorang lupa kepada Tuham, agama, dan bertingkah laku yang tidak wajar. Peminum khamar berendapat, bahwa situasi mabuk ada manfaatnya, sebab menghilangkan derita jiwa dan penanggungan hidup. 6.

Al-Khianah (Khianat), khianat arrtinya adalah berlsku curang dan tidak dipercaya atau pembohong, mengingkari janji atau leboh mementingksn diri sendiri dari pada orang lain. Khianat dapat diartikan seperti mengorbankan

9 10

Ibid., h. 118. Barmawie Umary, Materia Akhlak (Solo: CV RAMADHANI, 1990), h. 56-66.

8

teman menjadi musuh dalam selimut. 7.

Adh-Dhulmu (Aniaya), aniaya ialah meletakan sesuatu yang tidak pada tempatnya, megurangi hak yang seharunya diberikan. Penganiayaan sikuat terhadap silemah, memutuskan ikatan persaudaraan antar manusia, itulah sebabnya dilarang bai sesama manusia menganiayai manusia atau makhluk lainnya.

8.

Al-Ghadhab (Pemarah), marah merupakan suatu luapan emosi disebabkan karena merasa tidak senangnya terhadap sesuatu

atau juga bisa iartikan

dengan perasaan tidak senang sehingga ada perasaan untuk membalasnya. Sifat pemarah dalam diri seseorang dapat menimbulkan kemudaratan bagi orang yang dimarahi. 9.

Al-Ghasysyu (Mengicuh/menipu sukatan), Al-Ghasysyu adalah tindakan mengecoh atau penipu, yang dimaksud disini adalah menukat atau menimbang untuk orang lain dan ia mengurangi berat timbangan itu. Hal ini juga sama arti denga menjual barang tidak terus terang kepada pembeli, seperti menyembunyian kecacatan barang dagangan.

10. Al-Ghiebah

(Mengumpat),

mengumpat

adalah

menyebut

atau

memperkatakan atau mencari-cari keburukan seseorang dengan apa yang bencinya, ini antara lain disebabkan karena dengki, mencari muka, berolok-olok, mengada-adakan dengan maksud ingin menguangi respect orang yang diumpat. 11. Al- Hiqdu (Dendam), haqad adalah dengkin yang telah dengki yang telah mengakibatkan permusuhan, kebencian, memutuskan tali silaturahim karena ia tidak segan-segan membuka rahasia orang. Sifat ini muncul dari sifat yang tidak memaafkan kesalahan orang lain terhadap dirinya kamudia ia mendendam. 12. Al-Istikbar (Takabbur), takabbur ialah membesarkan diri, menganggap dirinya lebih dari orang lain. Yakabbur dhair ialah perbuatan-perbuatan yang dapat terlihat dilakukan oleh anggota, sedangkan takabbur batin ialah sifat yang terdapat dalam jiwa yang tidak terlihat dan ini dinamakan kibir.

9

13. Al- Kufran (Mengingkari Nikmat) Tiada dapat dihitung nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia, yang lahir disambut kasih sayang orang tua, kaum kerabat, bisa makan, minum, melihat, mendengar, merasa, berjalan, meraba menghirup udara, diberi akal, ilmu dan lain-lain. Semua itu adalah amanat dan nikmat dari Allah SWT. yang wajin digunakan secara tepat untuk berbuat baik terhadap Khaliq ataupun terhadap makhluk. Menyalahgunakan semua hal tersebut, sama saja dengan berbuat dosa dan tak pandai mensyukuri nikmat. 14. Ar-Ribaa (Memakan Riba), timbul dorongan nafsu karena infinmendapatkan keuntungan dengan cepat dan belipat ganda, ini berarti memakan harta orang lain dengan jalan yang tidak halal. D. Cara Menghindari Akhlak Tercela Manusia yang telah menjalankan kezuhudan hidup, sebaiknya hidup dengan prinsip menerima apa adanya. Orang-orang sufi mengajarkan konsep al-faqr yaitu menerima dan banyak bersyukur atas pemberian Allah SWT. 1.

Sabar Hidup dengan penuh rasa syukur melatih manusia untuk hidup lebih sabar,

yaitu bertahan dengan yang sudah ada dan terus berikhtiar dengan kemampuan yang masih dimiliki. Konsep ini disebut dengan Ash-Shabru, didalam suart Al-Asr ayat 1-3 Allah SWT menyatakannya sebagai berikut.

Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan sal...


Similar Free PDFs