AKHLAK PRIBADI PDF

Title AKHLAK PRIBADI
Author Adinda Delima Dara
Pages 24
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 510
Total Views 680

Summary

AKHLAK PRIBADI ● Shafa 19101050065 ● Weni Ratminingsih 19101050066 ● Adinda Delima Dara 19101050067 ● Fiihinna Adisty Rachma 19101050068 ● Hasan Sholahuddin 19101050085 PENGERTIAN AKHLAK CARA BERAKHLAK 01 PRIBADI 04 PRIBADI Apa yang dimaksud dengan Bagaimana cara berakhlak akhlak pribadi? terhadap d...


Description

AKHLAK PRIBADI ● ● ● ● ●

Shafa Weni Ratminingsih Adinda Delima Dara Fiihinna Adisty Rachma Hasan Sholahuddin

19101050065 19101050066 19101050067 19101050068 19101050085

PENGERTIAN AKHLAK 01 PRIBADI Apa yang dimaksud dengan akhlak pribadi?

02 AKHLAK AL-KARIMAH Apa saja akhlak Al-Karimah terhadap diri sendiri?

JENIS-JENIS AKHLAK 03 PRIBADI Apa saja jenis-jenis akhlak pribadi?

CARA BERAKHLAK 04 PRIBADI Bagaimana cara berakhlak terhadap diri sendiri?

MANFAAT BERAKHLAK 05 PRIBADI Apa saja manfaat berakhlak pribadi?

06 KISAH Apa saja kisah-kisah mengenai akhlak pribadi?

01 PENGERTIAN AKHLAK PRIBADI Apa yang dimaksud dengan akhlak pribadi?

PENGERTIAN AKHLAK PRIBADI Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada Allah. Kewajiban yang utama bagi manusia adalah mempercayai dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”. Dalam diri manusia mempunyai 2 unsur, yaitu jasmani (jasad) dan rohani (jiwa). Tiap-tiap unsur memiliki hak dimana antara satu dan yang lainnya mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-masing. Jadi, akhlak terhadap diri sendiri adalah serangkaian kewajiban dalam upaya pemenuhan hak-hak untuk diri sendiri, baik secara jasmani maupun rohani.

02 AKHLAK AL-KARIMAH Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta.

Apa saja akhlak Al-Karimah terhadap diri sendiri?

AKHLAK AL-KARIMAH ●



Amanah, sikap pribadi setia, tulus hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, kewajiban, ataupun kepercayaan. Shidiq, berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan.



Adil, menempatkan sesuatu pada tempatnya.



Iffah, menjaga dan memelihara kesucian dan kehormatan diri dari tindakan tercela, fitnah, dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya.



Sabar, perilaku seseorang terhadap dirinya pengendalian nafsu.

AKHLAK AL-KARIMAH ●



Malu, yaitu bersikap malu dalam artian berhati-hati dari tindakan atau menghindari dari hal yang memalukan terhadap diri sendiri. Pemaaf, sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas atau dendam.



Tawaduk, rendah hati, selalu menghargai orang lain serta menjauhkan dari sifat iri dan dengki.



Syukur, sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya.



Istiqamah, sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.

03 JENIS-JENIS AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI Apa saja jenis-jenis akhlak terhadap diri sendiri?

JENIS-JENIS AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI Akhlak terhadap Jasmani 1)

Senantiasa Menjaga Kebersihan

Seorang muslim harus bersih/ suci badan, pakaian, dan tempat, terutama saat akan melaksanakan sholat dan beribadah kepada Allah, di samping suci dari kotoran, juga suci dari hadas. 2) Menjaga Makan dan Minumnya Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari yang halal dan tidak berlebihan. Sebaiknya sepertiga dari perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara. Allah SWT berfirman : Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.(QS. An Nahl:114)

3) Menjaga Kesehatan Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah. Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim).

4) Berbusana yang Islami Manusia mempunyai budi, akal dan kehormatan, sehingga bagian-bagian badannya ada yang harus ditutupi (aurat) Karena itu Allah SWT memerintahkan manusia menutup auratnya dan Allah SWT menciptakan bahan-bahan di alam ini untuk dibuat pakaian sebagai penutup badan.

JENIS-JENIS AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI Akhlak terhadap Akal 1) Menuntut Ilmu Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim, sekaligus sebagai bentuk akhlak seorang muslim. Muslim yang baik, akan memberikan porsi terhadap akalnya yakni berupa penambahan pengetahuan dalam sepanjang hayatnya. Seorang mu’min, tidak hanya mencari ilmu dikarenakan sebagai satu kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya maka setelah itu sudah dan berhenti. Namun seorang mu’min adalah yang senantiasa menambah dan menambah ilmunya, kendatipun usia telah memakan dirinya. Menuntut ilmu juga tidak terbatas hanya pada pendidikan formal akademis namun dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

2) Memiliki Spesialisasi Ilmu yang dikuasai Setiap muslim perlu mempelajari hal-hal yang memang sangat urgen dalam kehidupannya. Menurut Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi (1993 : 48), hal-hal yang harus dikuasai setiap muslim adalah : Al-Qur'an, baik dari segi bacaan, tajwid dan tafsirnya; kemudian ilmu hadits; sirah dan sejarah para sahabat; fikih terutama yang terkait dengan permasalahan kehidupan, dan lain sebagainya. Setiap muslim juga harus memiliki bidang spesialisasi yang harus ditekuninya. Spesialisasi ini tidak harus bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam bidang-bidang lain, seperti ekonomi, tehnik, politik dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya, banyak diantara generasi awal kaum muslimin yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu. 3) Mengajarkan Ilmu pada Orang Lain Termasuk akhlak muslim terhadap akalnya adalah menyampaikan atau mengajarkan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan ilmunya. Firman Allah SWT : Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43)

4) Mengamalkan Ilmu dalam Kehidupan Diantara tuntutan dan sekaligus akhlak terhadap akalnya adalah merealisasikan ilmunya dalam “alam nyata.” Karena akan berdosa seorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya. Firman Allah SWT : Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff).

JENIS-JENIS AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI Akhlak terhadap Jiwa 1) Bertaubat dan Menjauhkan Diri dari Dosa Besar Taubat adalah meninggalkan seluruh dosa dan kemaksiatan, menyesali perbuatan dosa yang telah lalu dan berkeinginan teguh untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut pada waktu yang akan datang. Adapun yang termasuk dosa-dosa besar diantaranya: (1) Syirik, (2) Kufur, (3) Nifak, (4) Riddah, (5) Fasik, (6) Berzina dan menuduh orang berzina, (7) Membunuh manusia, dan (8) Bersumpah palsu

2) Bermuraqabah Muraqabah adalah rasa kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu diawasi oleh Allah SWT. Dengan demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah dan kesempurnaan-Nya sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa berdampingan, dan menerima-Nya serta menolak selain Dia. Firman Allah SWT : ْ‫ ي ُﻛْﻢ َ رِق ًﯾﺒﺎ اِ ﱠن ﷲَ َ ﻋ َﻞ‬Artinya : “Sesungguhnya Allah itu maha mengawasimu.” (QS. An-Nisa : 1) 3) Bermuhasabah Yang dimaksud dengan muhasabah adalah menyempatkan diri pada suatu waktu untuk menghitung-hitung amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan pada yang diwajibkan kepadanya maka menghukum diri sendiri dan berusaha memperbaikinya. Kalau termasuk yang harus diqadha maka mengqadhanya. Dan bila ternyata terdapat sesuatu yang terlarang maka memohon ampun, menyesali dan berusaha tidak mengulangi kembali. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk memperbaiki diri, membina, menyucikan, dan membersihkannya. 4) Mujahadah Mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu senantiasa mencintai ajakan untuk terlena, menganggur, tenggelam dalam nafsu yang mengembuskan syahwat, kendatipun padanya terdapat kesengsaraan dan penderitaan. Jika seorang Muslim menyadari bahwa itu akan menyengsarakan dirinya, maka dia akan berjuang dengan menyatakan perang kepadanya untuk menentang ajakannya, menumpas hawa nafsunya.

04 CARA BERAKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI Bagaimana cara berakhlak terhadap diri sendiri?

CARA BERAKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI ●

Membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat yang berupa berolahraga, memakan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup



Membiasakan diri untuk selalu melakukan kegiatan yang positif dan produktif sehingga mampu mengasah daya pikir kita



Membiasakan diri untuk selalu menerapkan konsep kemarin belajar, sekarang belajar,dan besok kedepannya tetap belajar



Bertindak dengan memikirkan semua aspek sehingga bisa mengetahui manfaat dan resiko

05 MANFAAT BERAKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI Apa saja manfaat berakhlak terhadap diri sendiri?

MANFAAT BERAKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Menumbuhkan dan menjaga kesehatan tubuh

Membiasakan diri untuk selalu hidup bersih

Mempunyai daya pikir yang cerdas

Menghindarkan dari dosa kecil ataupun besar

06 KISAH AKHLAK PRIBADI Apa saja kisah-kisah mengenai akhlak pribadi?

KISAH AKHLAK PRIBADI Diriwayatkan dari Abu Hurairah, suatu hari ia menemani Rasulullah SAW berbelanja di pasar. Beliau membeli sepasang celana dari seorang pedagang. “Timbanglah ini dan tambahlah sedikit,” kata Rasulullah kepada penjual. Seketika, si penjual meraih tangan Rasulullah yang medekatinya. Lantas, tangan mulia itu diciumnya. Namun, Rasulullah SAW kembali menarik tangannya seraya berkata, “Ini adalah sikap seorang ajam kepada raja-raja mereka. Aku bukanlah raja. Sungguh, aku berasal dari kalanganmu.” Sesudah transaksi, Abu Hurairah ingin membawakan barang belanjaan Nabi SAW. Namun, beliau menolaknya, “Orang yang mempunyai barang itu lebih pantas membawanya,” Ujar beliau.

KISAH AKHLAK PRIBADI Ketika Rasulullah berdakwah di Thaif dan menyadari dakwahnya belum berhasil disana, beliau memutuskan untuk pergi. Tetapi penduduk Thaif tidak membiarkan beliau keluar dengan aman. Mereka terus mengganggu beliau dengan melempari batu dan melempari kata-kata yang penuh dengan ejekan. Lemparan batu tersebut mengenai Nabi sedemikian hebat hingga menyebabkan tubuh beliau berlumuran darah. Allah memerintahkan malaikat untuk menaati perintah Rasul. Kata malaikat itu, jika Rasul berkenan, mereka mampu menabrakkan gunung-gunung tsb lalu menimpa penduduk Thaif yang zalim. Mendengar tawaran malaikat, Rasulullah dengan sifat kasih sayang nya berkata, “Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.” Begitu sabarnya Rasulullah dalam menerima perlakuan dari orang-orang yang zalim. Alih-alih menghukumnya, Rasul memilih untuk mendoakan kebaikan.

RESOURCES

● ● ● ● ● ●

Ladjamudin, A. B. (2016). Analisa terhadap Pemahaman Akhlaq Terhadap Diri SENDIRI, Serta Bagaimana IMPLEMENTASINYA Dalam realitas kehidupan. CICES, 2(2), 134-143. doi:10.33050/cices.v2i2.305 Muhrin, M. (n.d.). Akhlak Kepada Diri Sendiri. Retrieved March 28, 2021, from https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/view/3768 Marzuki. (n.d.). Prinsip DASAR Akhlak Mulia - researchgate. Retrieved March 28, 2021, from https://www.researchgate.net/publication/328381809_Prinsip_Dasar_Akhlak_Mulia Mahmudy, S. (n.d.). Akhlak tehadap Diri Sendiri. Retrieved March 28, 2021, from https://www.academia.edu/13148068/Akhlak_Tehadap_Diri_Sendiri Akhlak terhadap Diri Sendiri. (n.d.). Retrieved March 28, 2021, from https://www.scribd.com/doc/154717309/Akhlak-Terhadap-Diri-Sendiri https://www.republika.co.id/berita/q8zg09458/teladan-tawadhu-rasulullah-saw

THANKS! Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories...


Similar Free PDFs