Analisis Film Erin Brockovich Tugas dari Handini Audita PDF

Title Analisis Film Erin Brockovich Tugas dari Handini Audita
Course Komunikasi & Negosiasi Bisnis
Institution Universitas Gadjah Mada
Pages 10
File Size 201.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 332
Total Views 393

Summary

TUGAS AKHIR KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI BISNIS ANALISIS FILM ERIN BROCKOVICH (2000) Dosen Pembimbing: Handini Audita, S., M. ​Disusun Oleh: FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN AJARAN 2016/2017 Sinopsis Film Film Erin Brokovich menceritakan kisah seorang ibu tunggal dengan tiga a...


Description

TUGAS AKHIR KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI BISNIS

ANALISIS FILM ERIN BROCKOVICH (2000)

Dosen Pembimbing: Handini Audita, S.E., M.Sc.

Disusun Oleh:

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN AJARAN 2016/2017

Sinopsis Film Film Erin Brokovich menceritakan kisah seorang ibu tunggal dengan tiga anak bernama Erin Brokovich yang sedang mencari pekerjaan namun tidak kunjung mendapatkannya. Konflik berawal dari Erin Brockovich yang mengendarai mobil sedan tua warna oranye di jalan tiba-tiba ditabrak oleh mobil jaguar. Erin akhirnya menemui seorang pengacara bernama Ed Massry untuk membela haknya di pengadilan. Masalah pertanggungjawaban kecelakaan tersebut Erin bawa ke meja hijau tetapi Erin gagal memenuhi tuntutannya. Karena kegagalan tersebut, lantas Erin mencari lowongan pekerjaan dalam koran-koran, mencoba memenuhi segala biaya hidup yang semakin berat karena keharusannya berobat akibat kecelakaan. Akan tetapi usahanya kembali nihil, tidak ada satu pun lowongan yang menerima dirinya. Erin kemudian menerobos kantor Ed seolah merupakan salah satu pegawai hingga Ed menemuinya dan mempertanyakan perbuatannya. Setelah melalui perdebatan di antara keduanya, Erin pun diizinkan bekerja di Massary and Vititoe sebagai pengelola arsip. Konflik demi konflik kian muncul. Konflik terbaru terjadi ketika Erin berhadapan dengan sebuah kasus penjualan rumah. Bermula dari tugasnya memeriksa dokumen pelaporan tuntutan berupa surat penawaran penjualan rumah dari PG&E (Pacific Gas & Electric Company ) kepada salah satu pemilik rumah di Hinkley, Donna Jensen. Selain surat penawaran, terdapat dokumen berupa hasil rekam medis yang turut terlampir di mana mengusik benak Erin dan mendorongnya menyelidiki kasus tersebut lebih lanjut. Ia memutuskan untuk mendatangi kediaman Donna untuk membicarakan masalah tersebut dengan lebih terperinci. Tidak hanya itu, Erin pun mencari informasi serta dokumen-dokumen tambahan yang terkait dan mendapati PG&E telah melakukan penipuan dan pencemaran air di Hinkley oleh zat beracun hexavalent chromium . Setelah itu, ia pun kembali ke kantor tetapi dirinya telah dipecat Ed, karena tanpa sadar Erin telah membolos bekerja selama satu minggu demi mengurus kasus yang menyita perhatiannya tersebut. Erin yang tidak menerima keputusan Ed lantas menjelaskan alasannya namun Ed tidak mengindahkan. Beberapa waktu setelah Erin berhenti, Ed menemui Erin di kediamannya untuk menyampaikan pesan dari seorang dokter bernama Dr. Frankel dari UCLA mengenai dampak hexavalent chromium y ang Erin tanyakan. Ed pun mengklarifikasi kasus yang sedang Erin

selidiki kemudian meminta kembali dokumen yang Erin bawa, tetapi Erin menolaknya. Erin akan memberikan dokumennya dengan syarat ia harus dipekerjakan kembali dengan kenaikan gaji dan tunjangan, kemudian Ed menerima tawaran tersebut. Benar saja, keputusan pengadilan menerima tuntutan Donna dan berhasil memasuki fase percobaan untuk memperjuangkan jumlah kompensasi yang akan diberikan PG&E kepada masyarakat Hinkley. Ed berusaha memperkuat posisi dengan menambahkan pengacara lain yang berpengalaman yaitu Kurt dan Theresa ke tim mereka, sekaligus untuk mendapatkan bantuan finansial. Erin tidak sepenuhnya menyetujui keputusan Ed karena ia tidak yakin Kurt dan Theresa akan memiliki visi yang sama dengannya. Warga Hinkley pun mulai merasa resah karena proses arbitrasi yang tidak menunjukkan perkembangan dan merasa tidak nyaman oleh wawancara yang dilakukan Theresa. Erin berusaha meyakinkan Ed untuk kembali mengambil alih sepenuhnya kasus tersebut. Ed dan Erin pun mengumpulkan 634 warga untuk meminta tiap-tiap mereka menandatangi surat persetujuan arbitrasi, tetapi cara ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Akhirnya Erin mendatangi rumah-rumah dan membujuk warga secara perseorangan. Erin pun bertemu Charles Embry, seorang mantan pegawai PG&E yang ditugaskan di gudang untuk menghancurkan dokumen-dokumen di mana salah satunya adalah dokumen internal PG&E terkait kontaminasi chromium di Hinkley. Charles ternyata menyimpan dokumen internal itu lalu memberikannya kepada Erin. Pada akhir film, diceritakan Erin kemudian mendatangi kediaman baru Donna. Ia datang memberikan kabar, bahwa warga Hinkley akan memperoleh kompensasi oleh PG&E sebesar 333 juta dolar dengan 5 juta dolar di antaranya diberikan bagi keluarga Donna. PG&E pun menyatakan diri berhenti menggunakan chromium s ebagai antikorosi pada mesin kompresornya. Massry & Vititoe menjadi firma hukum yang besar dan ternama. Ed Massry menjadi pengacara yang sangat disegani. Erin pun mendapatkan penghasilan 2 juta dolar dari penyelesaian kasus ini.

ANALISIS FILM 1. Identifikasi 3 situasi negosiasi yang berhasil: ● Negosiasi antara Erin dan Ed mengenai permintaan kenaikan gaji Erin dari 5% menjadi 10% ditambah tunjangan. Negosiasi ini termasuk dalam negosiasi yang berhasil karena dalam negosiasi tersebut kedua belah pihak negosiator berusaha mencapai kesepakatan bersama dengan menggabungkan kepentingan masing-masing pihak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan mereka. Kedua belah pihak (Erin dan Ed) berupaya mencapai win-win solution. ● Negosiasi antara pihak pengacara (Erin dan Ed) dengan warga mengenai permintaan pihak pengacara untuk mendapatkan 40% dari perolehan mereka. Negosiasi ini termasuk dalam negosiasi yang berhasil karena kedua belah pihak menunjukkan sikap terbuka dan berusaha mencapai kesepakatan terbaik bersama. Pihak pengacara meyakinkan warga Hinkley untuk menerima penawaran dengan menjelaskan keuntungan d an kerugian y ang mungkin akan didapat baik oleh warga Hinkley maupun oleh pihak pengacara ketika kasus tersebut dapat dimenangkan atau tidak dapat dimenangkan. Pihak pengacara meyakinkan warga bahwa apabila tuntutan dapat dimenangkan, warga Hinkley harus memberikan 40% dari total perolehan sebagai imbalan bagi pengacara. Namun, apabila tuntutan tersebut gagal dimenangkan, warga tidak perlu memberikan imbalan apa pun kepada pihak pengacara. Harga tersebut impas bagi kedua belah pihak sehingga akhirnya mampu mencapai kesepakatan. ● Negosiasi antara pengacara (Erin dan Ed) dan warga Hinkley ketika meminta persetujuan menuju arbitrasi dari satu rumah ke rumah lain untuk mencapai jumlah persetujuan minimal sebanyak 90% dari seluruh warga Hinkley.

Mulanya surat persetujuan belum seluruhnya ditandatangani ketika para warga dikumpulkan dalam sebuah forum. Namun Erin berinisiatif membujuk tiap-tiap warga sehingga bersedia menandatangani surat persetujuan. Negosiasi yang terjadi cenderung menggunakan strategi akomodatif. Pihak pengacara lebih bertindak aktif membangun hubungan dekat untuk memperjuangkan tujuan demi kebaikan para warga.

2. Menurut Anda, mengapa situasi-situasi tersebut dianggap mengandung strategi negosiasi yang baik? Berikan argumen teoritis yang kuat untuk setiap jawaban! ● Negosiasi antara Erin dan Ed mengenai permintaan kenaikan gaji Erin dari 5% menjadi 10% ditambah tunjangan. (Kolaboratif) Beberapa karakteristik dari strategi negosiasi kolaboratif (negosiasi integratif) menurut Robert (1982), antara lain: 1. Berusaha mencapai kesepakatan berdasarkan titik temu dari tujuan tiap-tiap pihak yang bernegosiasi 2. Orientasi hubungan jangka panjang antara pihak-pihak yang bernegosiasi, mengharapkan kerja sama di masa yang akan datang 3. Urgensi dari substansi yang dinegosiasikan tinggi 4. Ada kepercayaan dan keterbukaan, secara aktif saling mendengarkan 5. Win-win solution Negosiasi Erin dan Ed mengenai kenaikan gaji ini mencirikan strategi kolaboratif karena kedua belah pihak berusaha menegosiasikan substansi objektif yang penting di mana Erin memiliki dokumen berharga yang sangat dibutuhkan Ed sedangkan Ed mampu menyediakan Erin sumber penghasilan yang sangat penting bagi kelangsungan keluarganya. Tampak kedua belah pihak memiliki orientasi yang tinggi terhadap keberlangsungan hubungan satu sama lain. Tiap-tiap pihak bersikap terbuka kepada satu sama lain dan mempertimbangkan dengan baik kepentingan masing-masing dalam mencapai kesepakatan. Kedua belah pihak berupaya untuk mendapatkan win-win solution . Seperti telah dijelaskan sekilas sebelumnya, Ed menginginkan dokumen penting yang berisi informasi

mengenai bukti-bukti pendukung untuk memenangkan kasus penjualan real estate . Sementara itu, Erin Brockovich yang sebelumnya bertugas menyelidiki kasus tersebut jelas lebih memahami peristiwa yang sebenarnya terjadi. Erin pun memiliki dokumen yang Ed perlukan disertai bukti tambahan atas penipuan yang dilakukan PG&E. Maka dalam negosiasi, Erin menginginkan dirinya mendapatkan pekerjaannya kembali dengan kenaikan gaji sebesar 10% ditambah tunjangan untuk dokumen pendukung yang Ed butuhkan. Dalam menjalankan strategi kolaboratif ini, Erin dan Ed menggunakan taktik nibble yaitu salah satu taktik hardball y ang mengajukan konsesi yang relatif kecil atas hal yang belum didiskusikan sebelumnya untuk menutup kesepakatan (Roy et al., 2015). Permintaan dipekerjakan kembali dan kenaikan gaji 10% tidak pernah dibicarakan sebelum pertemuan Erin dan Ed itu. Meski demikian, kenaikan gaji 10% itu tidak lebih berat daripada kehilangan dokumen yang Erin miliki. Tetapi, cukup besar untuk menggoyahkan posisi Ed dan membuatnya membatasi syarat yang diajukan Erin agar tidak lebih dari 10% kenaikan gaji ditambah tunjangan. Erin Brockovich memiliki keterbukaan dalam berhadapan dengan seseorang, tidak jarang ia melibatkan emosi pribadinya dalam bernegosiasi. Namun sifat tersebut justru membantu lawan negosiatornya dalam memahami apa yang sebenarnya ia inginkan dan berperan memudahkan tercapainya kesepakatan. Terlihat dari cara Erin menyakinkan Ed agar memenuhi permintaan yang ia ajukan sehingga menghasilkan kerja sama untuk memenangkan kasus real estate t ersebut. Kedua belah pihak pun telah memiliki kepercayaan y ang cukup tinggi antara satu sama lain. ● Negosiasi antara pihak pengacara (Erin dan Ed) dengan warga mengenai permintaan pihak pengacara untuk mendapatkan 40% dari perolehan mereka. (Akomodatif) Beberapa karakteristik dari strategi negosiasi akomodatif (keterlibatan aktif) menurut Robert (1982), antara lain: 1. Ada subordinasi (keterikatan) tujuan satu pihak dengan tujuan pihak yang lain 2. Memaksimalkan hasil salah satu pihak bahkan membiarkannya memperoleh keuntungan lebih untuk meningkatkan hubungan

3. Salah satu pihak jauh lebih responsif kepada pihak lain bahkan hingga menekan kepentingannya sendiri 4. Tindakan salah satu pihak sepenuhnya terprediksi, selalu memfasilitasi pihak lain 5. Kesuksesan negosiasi terjadi dengan meminimalisir atau mencegah konflik antar-pihak-pihak terlibat negosiasi Kasus ini termasuk negosiasi dengan menggunakan strategi akomodatif di mana pihak pengacara (Erin dan Ed) tidak mementingkan hasil substantif dari penyelidikan dan penindaklanjutan kasus real estate i ni. Pada sisi lain, pihak pengacara harus menjaga hubungan d engan warga Hinkley untuk memenangkan kasus. Dalam negosiasi ini, Erin dan Ed berusaha meyakinkan warga Hinkley bahwa 40% perolehan adalah harga setimpal atas apa yang akan mereka perjuangkan dengan menjelaskan keuntungan dan kerugian yang didapatkan terhadap keputusan yang mereka ambil. Pada awalnya, warga menolak untuk memberikan 40 % dari perolehan atas dasar pertimbangan jumlah tersebut dinilai terlalu besar. Ed pun menjelaskan kepada warga Hinkley bahwa pihaknya akan berusaha secara maksimal membantu baik dalam hal tenaga, waktu, maupun finansial. Bahkan ketika kemungkinan terburuk terjadi yaitu apabila kasus ini gagal dimenangkan, pihak Erin dan Ed tidak akan menuntut imbalan apa-apa dan bersedia menanggung biaya penyelidikan kasus Hinkley. Erin dan Ed tidak memaksakan tujuan-tujuan mereka serta perihal substantif lainnya, mereka lebih kepada berusaha membuka pikiran warga Hinkley agar dengan sendirinya membuat keputusan. Erin dan Ed bukan hanya terampil mengelola aspek-aspek konkrit yang memengaruhi negosiasi melainkan juga melibatkan motivasi psikologis para warga di mana memiliki pengaruh tidak langsung dalam keberhasilan negosiasi tersebut. Meski tidak langsung, keterlibatan motivasi psikologis pihak-pihak dalam negosiasi memang dibutuhkan untuk mensukseskan negosiasi, contoh: (1) dorongan untuk menang atau menjatuhkan pihak lain--dalam konteks ini pihak lain adalah PG&E; (2) dorongan untuk mempertahankan prinsip; dan (3) dorongan untuk berperilaku adil--mengenai apa yang dikorbankan pengacara untuk memperjuangkan hak para warga dan apa yang pengacara terima atas keberhasilannya (Saorin-Iborra, 2006). Contoh sikap Erin dan Ed dalam menggunakan

strategi pendekatan emosional adalah saat menjelaskan pada warga bahwa mereka bukan sekedar mencari keuntungan pribadi namun mereka juga ingin membantu memperjuangkan hak-hak yang pantas warga Hinkley dapatkan. ● Negosiasi antara pengacara (Erin dan Ed) dan warga Hinkley ketika meminta persetujuan menuju arbitrasi d ari satu rumah ke rumah lain u ntuk mencapai jumlah persetujuan minimal sebanyak 90% dari seluruh warga Hinkley. (Akomodatif) Negosiasi yang terjadi cenderung menggunakan strategi akomodatif. Pihak pengacara (Erin dan Ed) lebih bertindak aktif meminta tanda tangan dari rumah satu ke rumah lain d engan tujuan membangun hubungan yang dekat sehingga proses arbitrasi dapat dilakukan. Pihak pengacara (Erin dan Ed) harus menjaga hubungan d engan warga Hinkley untuk memperoleh kepercayaan masyarakat Hinkley sehingga dapat memenangkan kasus tersebut. Pihak pengacara rela memperjuangkan kasus ini meski tidak dijamin oleh imbalan yang besar. Dalam memperoleh tanda tangan warga, Erin melakukan pendekatan khusus. Erin menyadari bahwa tiap-tiap warga Hinkley memiliki karakter individu yang berbeda walaupun memiliki tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuannya, Erin cenderung mengurangi agresifitasnya dan lebih mengasosiasikan dirinya seolah bagian dari warga Hinkley agar lebih membaur dengan warga. Harapannya, dengan membaur, maksud, tujuan, dan pesan yang ia sampaikan akan lebih dipahami para warga sehingga mereka akan bersedia menyetujui arbitrasi. Saat berhadapan dengan warga Hinkley, Erin lebih bersikap netral. Ia hanya sedikit mengungkapkan pendapatnya, berusaha memberi tanggapan, bersikap lebih tenang, bahkan tidak membatasi informasi yang diutarakan warga. Erin membiarkan jawaban terbuka bagi para warga, dan menghargai pandangan masing-masing. Ia begitu berusaha memahami keadaan para warga dengan menjadi pendengar, sebagaimana ia ingin orang-orang tersebut memahami keinginannya. Menurut Athos dan Gabarro (1978), menjadi pendengar aktif dapat mendorong lawan bicara menyampaikan lebih lengkap mengenai perasaan, prioritas, pandangan, dan keadaan dirinya. Sifat Erin tersebut membuat warga Hinkley berani memberikan kepercayaan tinggi kepada Erin dan Ed untuk menyelesaikan masalah tersebut

dengan menyediakan informasi yang mereka butuhkan untuk memenangkan kasus. Hingga akhirnya warga Hinkley menyetujui arbitrasi dengan menandatangani maklumat class action.

3. Usulkan tindakan negosiasi yang ideal untuk setiap situasi (bagaimana sebuah negosiasi memberikan output negosiasi yang lebih baik) dan berikan argumen teoritis yang kuat untuk mendukung jawaban Anda! ● Saat persidangan kasus kecelakaan Akibat kecelakaan yang menimpa dirinya, Erin harus melakukan pengobatan yang menyebabkan ia terjerat hutang. Ia pun menuntut ganti rugi sebesar $17.000 namun ditolak, dan hanya memperoleh sebesar $57. Erin menunjukkan sikap agresif dan emosional menanggapi pengacara terdakwa yang sedang menyampaikan pembelaan. Tanpa ia sengaja, Erin mengungkapkan kelemahan posisinya dan melibatkan aspek personal. Sikap Erin tersebut dapat menjadi salah satu penyebab ketidakberhasilan negosiasi dalam persidangan yang bertujuan untuk meminta ganti rugi, karena menghambat terungkapnya informasi yang lengkap dan jelas. Sebaiknya Erin lebih mengendalikan emosi dalam memberikan tanggapan terkait pernyataan yang dilontarkan oleh pihak lawan mengenai kronologi kecelakaan. Terlebih lagi karena proses negosiasi ini berlangsung di pengadilan di mana terdapat ketentuan-ketentuan penyampaian argumen dan pembelaan, seharusnya Erin menunggu diberi kesempatan memberikan tanggapan terlebih dahulu. Bersikap kooperatif dengan memberikan informasi yang diperlukan secara lengkap dan lugas serta menjadi pendengar yang menghargai akan meningkatkan bargaining power karena menurut Roy (2015) salah satu cara menghadapi lawan negosiator dengan tingkat power y ang lebih tinggi adalah dengan menggali informasi yang berguna untuk meningkatkan power pihak yang lebih lemah. Mempersiapkan informasi yang persuasif untuk memperkuat posisi daripada menunjukkan kelemahan posisinya untuk mendapatkan empati. ● Saat pihak PG&E menemui Erin dan Ed di kantor Massry & Vititoe

Setelah dokumen mengenai tuntutan Donna dikirim melalui faksimili kepada pihak PG&E, Ed segera mendapat telepon dari PG&E untuk melakukan pertemuan dikantor Massry & Vititoe. PG&E menyebutkan akan mencoba menegosiasikan masalah tersebut tetapi tidak membuahkan hasil, karena pihak PG&E menunjukkan sikap defensive d an cenderung avoidance dalam melakukan proses negosiasi. PG&E bersikeras tidak akan memberikan kompensasi lebih dari 250.000 dolar di mana jauh dari jumlah yang layak. Ketika Erin dan Ed menunjukkan penolakan dan tetap memutuskan membawa kasus tersebut ke pengadilan, pihak PG&E justru memberikan ancaman akan memanfaatkan power y ang dimiliki perusahaan tersebut untuk menjatuhkan mereka. Meski terdapat perbedaan tingkat power , Massry & Vititoe tidak perlu terintimidasi dan sebaiknya berupaya membangun koalisi untuk meningkatkan bargaining power kolektif mereka (Roy, 2015). ● Negosiasi perseorangan antara warga Hinkley dengan para pengacara Massry & Vititoe Kerja sama hampir dibatalkan karena pola pendekatan Theresa, salah satu tim pengacara, yang terlalu mendesak pihak warga untuk menceritakan informasi yang ada di mana informasi tersebut pada dasarnya telah mereka sampaikan pada Erin. Di sini Erin berhasil menggali informasi karena kecenderungannya untuk memberi kelonggaran aliran informasi dengan mengutarakan maksud serta tujuannya secara jelas dan menempatkan diri sebagai pendengar yang baik. Erin mampu mencapai kesepakatan dengan para warga karena efektivitas pertukaran informasi yang ia bangun sehingga mendorong tumbuhnya solusi integratif yang baik (Butler, 1999; Pruitt, 1981; Thompson, 1991).

Referensi: Roy J. Lewicki, David M. Saunders, Bruce Barry. 2015. Negotiation 7th Edition. New York: McGraw-Hill Education...


Similar Free PDFs