ANALISIS PERISTIWA G 30 S PKI DOCX

Title ANALISIS PERISTIWA G 30 S PKI
Author Awaluddin M. Riwi
Pages 9
File Size 28 KB
File Type DOCX
Total Downloads 57
Total Views 722

Summary

ANALISIS PERISTIWA G 30 S PKI A. Awal Cerita Gerakan 30 september dibawah pimpinan Letnan kolonel Untung Dan Pemimpin Tertinggi PKI D.N Aidit.Isu dewan jendral yang akan mngadakan perebutan kekuasaan dari tngan presiden soekarno semakin menguat. Pki menganggap perlu adanya sebuah gerakan militer unt...


Description

ANALISIS PERISTIWA G 30 S PKI A. Awal Cerita Gerakan 30 september dibawah pimpinan Letnan kolonel Untung Dan Pemimpin Tertinggi PKI D.N Aidit.Isu dewan jendral yang akan mngadakan perebutan kekuasaan dari tngan presiden soekarno semakin menguat. Pki menganggap perlu adanya sebuah gerakan militer untuk mendahului rencana dewan jendral tersebut. Setelah mengetahui kesehatan presiden soekarno, D.n Aidit segera melakukan evaluasi.menurutnya, prtentangan fisik dngan angkatan darat tidak akan dapat dicegah bila presiden soekarno meninggal dunia. Dalam keaadaan seperti itu angkatan daratlah yang mempunyai kemampuan untuk menghancurka pki. Sebelum hal itu terjadi, pki harus melakukan langkah2 untuk melumpuhkan angkatan darat. B. Persiapan: Pada bulan juli sampai september 1965, PKI mengadakan pelatihan militer di lubang buaya, Pondok Gede, Jakarta.mereka yang dilatih adalah para kader dan simpatisan PKI, Mereka tidak diasramakan tapi mereka tinggal di kemah dan dirumah rakyat yang ada di sekitar tempat pelatihan itu. C. Aksi: Setelah persiapan itu dinilai cukup, PKI mulai bergerak. Malam hari tanggal 30 september 1965, sekelompok militer melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sjumlah perwira tinggi Angkatan Darat. Kelompok itu menamakan diri Gerakan September, dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung, komandan Batalion 1 Cakrabirawa (pasukan pengawal presiden). Dan gerakan 30 september juga mnguasai dua srana pentjng komunikasi yaitu RRI pusat dan gedung telekomunikasi. Dalam penculikan itu, jendral A.H Nasution selamat, namun putrinya Ade Irma Suryani dan Ajudannya yg brnama Letnan satu Pierre Tendean menjadi korban. Dan setelah itu para korban yg masih hidup maupun sudah meninggal dibawa ke lubang buaya. Para korban yang masih hidup pada saat itu adalah Mayor Jenderal Suprapto, Mayor Jenderal S. parman, Brigadir jenderal Sutoyo siswomiharjo, dan Letnan satu Pierre Tendean. Sedangkan korban yang saat itu sudah meninggal adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal M.T Haryono, dan Brigadir...


Similar Free PDFs