Annisa Zainal Memaksimalkan Peran Media Sosial untuk Pembelajaran PDF

Title Annisa Zainal Memaksimalkan Peran Media Sosial untuk Pembelajaran
Author Annisa Zainal
Pages 16
File Size 408.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 174
Total Views 227

Summary

MEMAKSIMALKAN PERAN MEDIA SOSIAL UNTUK KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1 Annisa Zainal Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Penggunaan media sosial saat ini sudah bukan sesuatu yang asing lagi di kalangan remaja. Fenomena ramainya penggunaan ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Annisa Zainal Memaksimalkan Peran Media Sosial untuk Pembelajaran Annisa Zainal

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

T EACHING ENGLISH DEBAT E T HROUGH LINE GROUP CHAT : A NARRAT IVE INQUIRY ST UDY Khaira Liza

PENGGUNAAN SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN KANJI II DI ST BA YAPARI ABA BANDUNG.pdf R. Januar Radhiya E-PROSIDING RIKSA BAHASA XI.pdf Pajar Purnomo

MEMAKSIMALKAN PERAN MEDIA SOSIAL UNTUK KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1

Annisa Zainal Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected]

ABSTRAK: Penggunaan media sosial saat ini sudah bukan sesuatu yang asing lagi di kalangan remaja. Fenomena ramainya penggunaan media sosial oleh remaja usia sekolah ini, dapat dipandang sebagai hal positif, yakni dengan mengarahkannya pada bidang pendidikan. Melalui pendidikan di sekolah, guru dapat memanfaatkan peran media sosial sebagai sarana atau media pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan cara memaksimalkan peran media sosial dalam pemanfaatannya sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia. Media sosial yang dipilih dalam hal ini adalah facebook, YouTube, dan instagram. Ketiga media sosial yang dimaksud merupakan situs jejaring sosial yang paling banyak dimiliki dan paling sering digunakan oleh remaja usia sekolah. Kata kunci: media sosial, media pembelajaran, bahasa Indonesia

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi pada masa sekarang ini. Pendidikan yang diperoleh oleh seseorang dapat dijadikan sebagai pembentuk jiwa atau karakter seseorang itu. Jika dilihat dari lingkungan pelaksanaannya, pendidikan dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan pendidikan di sekolah, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:5), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang terus berkembang pada masa sekarang ini tentu saja berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di eramodern ini yang sangat pesat ini tentu berdampak pada perkembangan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, media pembelajaran adalah salah satu wujud konkret dari fenomena 1

Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Nitisastra II bertema “Mengokohkan Jati Diri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Melalui Pembelajaran Bermuatan Kecerdasan dan Kearifan Budaya” yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Malang, 20 Mei 2017. Annisa Zainal adalah mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM).

1

2 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penggunaan media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran sangat diperlukan sebab selain bermanfaat untuk siswa, media pembelajaran juga dapat memudahkan guru dalam menyapaikan materi pembelajaran. Media massa merupakan media yang perkembangannya juga mengikuti tren masa kini. Dalam beberapa tahun terakhir, media massa berkembang pesat dengan adanya berbagai macam jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Line, Google+, Linkedin, YouTube, dan lain-lain. Tampilan dasar situs jejaring sosial menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna (Setiawan, 2009:6). Situs jejaring sosial atau biasa disebut media sosial adalah salah satu media massa berbasis internet yang dapat diakses di mana saja oleh seluruh orang di dunia. Situs jejaring sosial yang dalam bahasa Inggris disebut juga social network sites yang merupakan sebuah web berbasis pelayanan, memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara interaksi individu dengan individu yang lain. Internet menjadi sebuah ruang digital baru yang menciptakan sebuah ruang kultural. Tidak dapat dihindari bahwa keberadaan internet memberikan banyak kemudahan kepada penggunanya (Ayun, 2015:1). Apabila internet dan teknologi telepon genggam menjadi semakin maju, maka media sosial berkembang pesat pula. Kini, untuk mengakses facebook, YouTube ataupun twitter dapat dilakukan di mana saja dan pada saat-saat tertentu dapat diakses dengan menggunakan telepon genggam (Destiana et. al., 2013:128). Ketika seseorang sudah sibuk membuka media sosial yang dimilikinya melalui telepon genggamnya, secara langsung dia sudah menghindari kontak sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Fenomena yang demikian ini tentu merupakan hasil dari dampak negatif berkembangnya teknologi secara pesat. Dampak negatif perkembangan teknologi memang pernah dirasakan oleh setiap orang yang juga memiliki media sosial. Namun terlepas dari itu semua, penggunaan media sosial juga memberikan dampak positif. Diketahui bahwa di Indonesia ini begitu banyak pengguna media sosial di tingkat sekolah menengah. Media sosial facebook adalah media sosial yang paling banyak penggunanya dibandingkan lainnya. Hal ini semakin membenarkan, bahwa penggunaan facebook sudah mendunia dan merambah ke

3 semua lapisan termasuk siswa-siswi sekolah menengah atas (Prisgunanto, 2015:102). Hal positif yang dapat dimunculkan dari adanya media sosial adalah memudahkan seseorang berinteraksi satu sama lain tanpa memedulikan jarak, mudah diakses di mana saja dan kapan saja, bahkan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran baik sebagai media, sumber belajar, maupun sarana penghubung antara guru dan murid di luar sekolah. Dewasa ini seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan teknologi di bidang pendidikan juga berjalan begitu pesat. Situmorang (2012:79) mengemukakan bahwa konsep pendidikan konvensional banyak berubah setelah munculnya internet. Melalui internet, manusia diberi kemudahan untuk mengakses segala informasi dari seluruh dunia kapan pun diinginkan tanpa ada batasan waktu. Berkaitan dengan pendidikan di sekolah, guru dapat memanfaatkan media sosial yang ada dalam internet sebagai media pembelajaran di kelas, khususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia. Sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013, disarankan untuk menggunakan berbagai macam pendekatan pembelajaran, salah satunya yang paling menonjol dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran kontekstual (Priyatni, 2014:96). Di kelas, pembelajaran kontekstual dapat dilakukan dengan menggunakan panduan dari buku ajar yang dijadikan acuan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru hanya berperan sebagai fasilitator antara murid dengan dunia nyata. Guru membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Siswa lebih dituntut untuk belajar bahasa sesuai kebutuhan yang ada dalam masyarakat secara langsung. Jadi, guru perlu mengaitkan materi yang dipelajari saat itu dengan fenomena aktual yang sedang terjadi saat ini. Oleh karena itu, lingkungan tempat berlangsungnya kegiatan belajar perlu diperhatikan agar sesuai dengan konteks. Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif (Degeng, 1998:24). Pengaturan lingkungan sekolah yang menyenangkan dapat diwujudkan oleh guru dengan menghadirkan penggunaan media pembelajaran di kelas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bagian Kesepuluh Mengenai Akses Memanfaatkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pasal

4 43 (2008:29), guru berhak memperoleh akses memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran yang disediakan oleh satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah. Jika guru dapat mendapat haknya mengenai akses sarana dan prasarana yang disediakan di sekolah dan memanfaatkannya dengan baik, guru dapat mengatur kondisi atau lingkungan belajar sesuai dengan yang diharapkan siswa. Mengingat perkembangan teknologi sudah sangat pesat, alangkah baiknya jika sarana dan prasarana yang disediakan di kelas oleh guru dapat merangkul perkembangan teknologi. Jika hal tersebut dilakukan, siswa akan merasa nyaman dengan kondisi lingkungan yang juga mengikuti perkembangan pendidikan yang ada sebab penciptaan lingkungan pendidikan yang modern sudah sangat ditekankan. Kondisi yang demikian dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, sehingga dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. Berkaitan dengan hal tersebut, media sosial adalah salah satu media massa elektronik yang paling canggih dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas agar lingkungan belajarnya lebih hidup. Media sosial perlu dimaksimalkan perannya dalam membangun kelas berbasis teknologi modern. Oleh karena itu, akan dipaparkan caracara memaksimalkan peran media sosial untuk keberhasilan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia.

PENTINGNYA MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Perkembangan teknologi dan informasi telah banyak memberikan sumbangan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan proses belajar mengajar dan memecahkan masalah belajar. Salah satu kemudahan yang didapat yakni adanya penggunaan dan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran (Amiyati dan Mariono, 2010). Kreativitas peserta didik sudah selayaknya dapat dikembangan dalam pelaksanaan pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pengembangan kreativitas siswa tidak terlepas dari adanya sarana dan prasarana yang disediakan di sekolah. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (2005:2), standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang

5 diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial adalah alat yang digunakan untuk berinteraksi antara individu satu dengan lainnya. Ditinjau dari segi kebahasaan yang digunakan, bahasa dalam media sosial tidak mengikuti aturan kebakuan, bahkan jika dilihat dari bahasanya media sosial lebih cenderung mengarah pada hal-hal yang negatif daripada positifnya. Namun tidak semua bahasa yang digunakan dalam media sosial selalu merupakan pemberitaan negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sangat perlu diajarkan dan media pembelajaran adalah alat bantu untuk mengajarkan pembelajaran itu. Pembelajaran di kelas akan lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa apabila gurunya dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam mengajar bahasa Indonesia di kelas. Apalagi media pembelajaran yang digunakan adalah media sosial, yang mana hampir tidak ada siswa di kelas yang tidak mempunyai akun media sosial di dunia maya. Jika media sosial digunakan guru sebagai media pembelajaran dalam mengajarkan materi bahasa Indonesia, maka siswa tentu akan antusias belajar karena media yang digunakan langsung berkaitan dengan kehidupan interaksi sosial siswa melalui dunia maya. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, media sosial ini tergolong memiliki peran penting. Melalui media sosial, siswa dapat belajar mengenai fenomena kesantunan berbahasa langsung pada sumbernya. Pendidikan di Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 yang sudah direvisi. Pola pikir dalam kurikulum 2013 memandang bahwa semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan aspek afektif, aspek psikomotorik, dan aspek kognitif pada peserta didik (Sinambela, 2013:18). Aspek kesantunan berbahasa masuk pada aspek psikomotorik. Dalam media sosial, seseorang biasa “berkicau” menggunakan berbagai ragam bahasa mulai bahasa formal, informal, maupun nonformal. Terlepas dari banyaknya ragam bahasa yang digunakan, seseorang perlu memperhatikan kesantunan berbahasa dalam tulisannya di media sosial. Penggunaan bahasa yang demikian nantinya dapat menunjukkan tingkat kesantunan seseorang dalam berbahasa. Leech (2011:206) memberi paparan teori tentang kesantunan berbahasa, secara umum prinsip kesantunan terdiri dari 6 maksim (ketentuan, ajaran), yaitu (1) kebijaksanaan, (2) penerimaan, (3) kemurahan, (4) kerendahan hati, (5) kecocokan, dan (6) kesimpatian. Sebagai guru, penanaman materi mengenai kesantunan berbahasa dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, siswa diberi contoh satu kiriman dalam media sosial yang

6 tidak mencerminkan kesantunan berbahasa penuturnya sama sekali. Kedua, siswa diberi contoh nyata kiriman dalam media sosial yang kondisinya mengandung sedikit kesantunan bahasa. Ketiga, siswa diberikan contoh konkret kiriman dalam media sosial yang bahasanya benar-benar menunjukkan bahwa orang itu masih memperhitungkan nilai kesantunan berbahasanya. Dari ketiga sumber dari media sosial yang sama namun memiliki karakteristik berbeda tersebut, guru mengajak siswa menganalisis data yang sudah ada untuk diketahui perbedaan bahasa yang digunakan, apakah tergolong santun atau tidak. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mencari tahu apakah suatu kiriman atau tulisan dalam media sosial tergolong memiliki bahasa yang santun atau tidak dimaksudkan agar siswa juga mengetahui perbedaan antara bahasa yang tergolong santun dan bahasa yang tergolong kurang atau bahkan tidak santun. Bahasa yang santun tidak harus berupa bahasa Indonesia ragam baku, namun ragam nonbaku pun juga dapat dikatakan santun jika bahasa yang digunakan benar-benar sesuai dan tidak menyinggung pihak mana pun. Dari rangkaian kegiatan pembelajaran inilah, diharapkan siswa dapat belajar nilai kesantunan yang mulai pudar tergerus pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pembelajaran memiliki arti sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (2015:8). Pembelajaran dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah. Pembelajaran yang dilakukan di dalam sekolah, memungkinkan siswa untuk membuka jaringan internet melalui laptop atau telepon genggam. Jika siswa dapat masuk ke jaringan internet, maka pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran bahasa dapat diterapkan dengan mudah. Kemampuan media sosial menyediakan fasilitas untuk menjawab kebutuhan manusia akan aktualisasi diri menjadikan media sosial ini tidak hanya sebagai media berbagi informasi, tetapi juga sebagai media yang tepat untuk menunjukkan eksistensi penggunanya. Media sosial membantu seseorang untuk mampu terhubung dengan lingkungan dunia maya yang lebih luas dibanding lingkungan asli.

7 Kalasi (2014:24) mengemukakan bahwa, online learning seems to get connected to the learners through the social medias on the internet. Artinya, pembelajaran secara online dapat tersambung ke peserta didik melalui media sosial di internet. Internet adalah salah satu media elektronik yang dapat digunakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Jadi, pembelajaran menggunakan internet sebagai media interaksi dapat diwakili oleh media sosial yang sudah menjadi tren bersosialisasi di kalangan remaja. Interaksi sosial dimulai pada saat dua orang atau lebih saling berkomunikasi menggunakan gadget. Siswa dapat melakukan kegiatan saling menegur, tukar informasi, mengerjakan tugas dan saling mengobrol. Aktivitas seperti itu merupakan wujud interaksi sosial (Harfiyanto, 2015:2). Media sosial memiliki banyak jenis dan bentuk, namun media sosial yang paling sering digunakan pada saat ini adalah facebook, YouTube, dan instagram. Berikut ini dipaparkan pemanfaatan media sosial dalam bidang pendidikan dan pembelajaran bahasa didasarkan pada ketiga bentuk media sosial. 1) Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg. Awalnya, facebook diciptakan hanya sebagai bahan perkuliahan. Namun kini pengguna facebook sudah mencapai jumlah yang sangat besar. Hampir semua anak memiliki facebook sebagai ajang aktualisasi diri. Dampak positif yang muncul dapat dilihat dari sebuah kondisi bahwa kehadiran facebook semakin memudahkan manusia dalam berkomunikasi (Maulidi, 2015:42). Mereka yang memiliki rasa kurang percaya diri dalam kehidupan nyata akan tampak sangat percaya diri saat berinteraksi dengan individu lain di dunia maya, yakni melalui facebook, baik berinteraksi secara langsung maupun melalui kepercayaan dirinya mengunggah foto-foto dirinya sendiri. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah menengah, pemanfaatan media sosial facebook dapat diterapkan pada hampir semua materi. Salah satu contohnya saja adalah ajang menulis cerita. Dalam kurikulum 2013 khususnya pembelajaran bahasa Indonesia SMP kelas VII terdapat kompetensi dasar 4.4 menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita imajinasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau aspek lisan. Melalui facebook, siswa dapat menyajikan gagasan kreatifnya mengenai cerita imajinasi yang ditulis di “Catatan”, sebuah kolom yang disediakan dalam facebook. Dalam kolom “Catatan”, siswa dapat secara bebas menulis cerita imajinasi sekreatif mungkin tanpa harus kawatir

8 ceritanya tidak akan cukup karena dalam kolom ini, fasilitas yang diberikan facebook tidak dibatasi jumlahnya perkalimat atau paragraf. Selanjutnya, catatan yang berisi karya siswa mengenai cerita imajinasi dapat dibagikan dalam grup yang dibuat khusus oleh guru berisikan anggota siswa dalam kelas. Grup Facebook dimanfaatkan sebagai media diskusi materi ajar atau mendiskusikan tugas yang telah dikerjakan sebelumnya. Laman jejaring sosial facebook memungkinkan siswa membangun aktif keterampilan berbahasa Indonesia melalui kolom “komentar”. Misalnya, tampilan catatan itu ada pada gambar berikut ini.

Gambar B.1 Tampilan kolom catatan pada facebook

Selain pembelajaran sastra, siswa dapat memanfaatkan facebook sebagai pembelajaran bahasa Indonesia. Misalnya, menulis resensi buku. Dalam kurikulum 2013 SMA kelas XI, terdapat kompetensi dasar 4.16 menyusun sebuah resensi dengan memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi. Dengan memanfaatkan facebook, siswa dapat menulis resensi buku di kolom “catatan” ini secara bebas namun tetap terarah. Kelebihan penggunaan media sosial facebook dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui kolom “catatan” adalah tidak ada batasan jumlah kalimat atau paragraf pada setiap tulisan yang dihasilkan, jadi siswa lebih mudah membuat karangan atau cerita tanpa dibatasi jumlah kata. Selain itu, catatan tersebut dapat diubah kapan pun jika ada kesalahan. Bentuk penyimpanan catatan tersebut tidak permanen, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat dibuka ulang bahkan disunting isinya agar menjadi tulisan yang lebih bermakna. Selain tulisan, sebenarnya di jejaring sosial facebook siswa dapat mengunggah video.

9 2) YouTube YouTube merupakan situs terbesar di internet yang hanya memuat video. Fenomena YouTube sebagai media informasi sangat luar biasa karena lebih dari 2 miliar pengunjung mengunjungi YouTube per harinya untuk memberikan dan mendapatkan informasi yang mereka inginkan, sehingga sulit rasanya untuk menampik situs ini sebagai s...


Similar Free PDFs