Artikel Agama - Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan PDF

Title Artikel Agama - Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan
Author Salvadio Reyhan Amarta
Pages 16
File Size 279.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 147
Total Views 219

Summary

Artikel Ilmiah Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan Disusun Oleh : Aqshal Ilham Ramadana 205110200111032 Salvadio Reyhan Amarta 205110200111030 Rafi Orydika 205110200111035 Ananda Putra Prasetya 205110200111033 Dosen Pengampu Siri Rohmah, M. HI Kelas Sastra Jepang B Kelompok 4 Fakultas Ilmu Budaya Uni...


Description

Artikel Ilmiah Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan

Disusun Oleh : Aqshal Ilham Ramadana 205110200111032 Salvadio Reyhan Amarta 205110200111030 Rafi Orydika

205110200111035

Ananda Putra Prasetya

205110200111033

Dosen Pengampu Siri Rohmah, M. HI

Kelas Sastra Jepang B Kelompok 4

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya 2021

ABSTRAK Tujuan penulisan ini untuk membahas akhlak dan etika dalam Islam. Banyak kita lihat generasi sekarang sudah kurang memperhatikan bagaimana mengimplementasikan akhlak yang mulia dalam pergaulan sehari-hari. Akhlak dan etika merupakan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang telah melekat pada diri seseorang. Akhlak menyangkut hal yang berhubungan dengan perbuatan baik, buruk, benar dan salah dalam tindakan seseorang manusia yang panutannya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah saw. Sedangkan etika yang bersumber dari hasil budaya dan adat istiadat suatu tempat yang berlaku dalam suatu masyarakat. Metode penulisan ini adalah dengan metode Lebrary Riseach. Dalam tulisan ini penulis membahas tentang pengertian akhlak dan etika, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Pembagian akhlak dalam tulisan ini menyangkut: 1). Akhlak terhadap Allah swt. 2). Akhlak terhadap Rasulullah. 3). Akhlak terhadap diri sendiri. 4). Akhlak terhadap keluarga. 5). Akhlak terhadap masyarakat. 6). Akhlak terhadap tetangga. Kata Kunci: Akhlak, Etika, Islam. 1. Pendahuhulan Sepanjang sejarah umat manusia masalah akhlak selalu menjadi pokok persoalan, karena pada dasarnya pembicaraan tentang akhlak selalu berhubungan dengan persoalan prilaku manusia dan menjadi permasalahan utama manusia terutama dalam rangka pembentukan peradaban. Prilaku manusia secara langsung maupun tidak langsung masih menjadi tolok ukur untuk mengetahui perbuatan atau sikap manusia. Wajar kiranya persoalan akhlak selalu dikaitkan dengan persoalan sosial masyarakat, karena akhlak menjadi simbol bagi peradaban suatu bangsa (Suwito, 1995). Manusia adalah makhluk Allah yang memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Keistimewaan itu terletak pada adanya sebuah benda dalam organ tubuh manusia yang disebut dengan otak. Otak manusia memiliki fungsi untuk berfikir, menelaah, memahami dan menganalisa segala fenomena yang ditemui oleh lima panca indera manusia. Dalam dimensi lain, sedikit banyak sesungguhnya manusia memiliki sebuah potensi kemiripan dengan binatang dan tumbuhan. Yaitu sama-sama mengalami perkembangan organ tubuh, sama-sama bergerak dan tumbuh. Yang membedakan hidup ala manusia dan hidup ala makhluk lainnya adalah bahwa dalam struktur kehidupan manusia, ada sebuah standar yang mengatur pola berhubungan dengan yang lain sehingga berjalan lebih teratur. Standar inilah yang disebut dengan etika atau akhlak. Etika merupakan salah satu cabang dari filsafat aksiologi yang disebut juga filsafat moral sebagai tolok ukur baik dan buruk tingkah laku manusia (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996).

Tidak bisa dibayangkan bila kehidupan manusia yang kompleks dengan masalah ini, tidak diatur oleh sebuah etika. Barangkali dunia yang kita huni ini tidak akan jauh beda dengan hutan yang didiami oleh hewan-hewan dari berbagai habitat; yang kuat menindas yang lemah, yang besar memakan yang kecil dan lain sebagainya. Islam sangat menekankan pentingnya sebuah akhlak. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw pernah bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik (Hanbal, 1995: 218). Islam tidak membatasi akhlak dan permasalahan moral hanya pada undang-undang resmi (syariat) yang tertulis. Sebab, Islam meletakkan etika bukan hanya sebagai standar yang mengatur tatanan interaksi antar sesama manusia. Lebih dari itu, Islam memposisikan akhlak sebagai sebuah pedoman yang mengatur mekanisme hidup, mengatur bagaimana zahir dan batin manusia, mengatur hubungan manusia dari dua dimensi; vertikal dan horizontal sekaligus memberi inspirasi terbentuknya teori pendidikan yang komperehensif karena orientasi akhlak merupakan sesuatu yang asasi dalam pendidikan Islam. Seruan agar berakhlak mulia sebagaimana yang dimuat dalam Alquran, Hadis dan sumber-sumber primer warisan budaya Islam melegitimasi orientasi tersebut (Suparta, 2003). Perilaku akhlak Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. serta sahabat-sahabatnya. Fenomena ini telah menjadi bukti sejarah yang tak terbantahkan tentang kemuliaan akhlak Islam. Bukti-bukti kemuliaan akhlak Nabi Muhammad Saw adalah nyata . Bahkan menurut seorang non muslim Michael H.Hart dalam bukunya yang berjudul The 1000 a ranking of the Most influential Persons in History memberikan pengkuan bahwa “Nabi Muhammad Saw memperoleh pengakuan sebagai tokoh urutan pertama yang paling berpengaruh dalam sejarah”. Kebesaran Nabi Muhammad Saw. harus diakui hal itu disebabkan oleh ketinggian dan kemuliaan akhlak yang dimilikinya. Selain itu, seorang muslim yang bernama Husayn Ahmad Amin juga menulis dalam bukunya yang berjudul Al-Miah al-Adzam fi Tarikh al-Islam. Juga memberikan pengakuan terhadap keteladanan akhlak beliau dalam membina masyarakat jahiliah. Pembahasan akhlak dalam lapangan filsafat Islam banyak dilakukan oleh filosof muslim. Diantaranya al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulum al-Din, Muhammad Abu Bakar al-Razi dalam bukunya al-Tibb al-Ruhani, Ibn Maskawaih dengan bukunya Tahzib al-Akhlaq serta filosof-folosof muslim lainnya yang telah memperkaya warisan budaya keislaman. Pembicaraan tentang akhlak terdapat dalam tiga lapangan disiplin ilmu, yaitu: filsafat Islam klasik, teologi dan tasawuf (Kamal,

1997). Namun dalam tulisan ini, penulis lebih fokus pada lingkup pendidikan karena pendidikan akhlak merupakan salah satu inti dari proses pendidikan dan bagi kemajuan suatu bangsa.

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dalam

penelitian

ini menggunakan

pendekatan

kualitatif

untuk

mendapatkan data-data yang komprehensif tentang aktualisasi akhlak dalam kehidupan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-empiris yang menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dan kajiannya disajikan secara deskriptif analitis. Oleh karena itu sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku-buku yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini. B. Sumber data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian kualitatif ialah katakata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain.1 Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan diperoleh dari sejumlah buku-buku elektronik (E-book) yang membahas tentang akhlak. C. Metode pengumpulan data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan berupa metode dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.2 Metode ini diterapkan terbatas pada benda-benda tertulis seperti buku, jurnal ilmiah atau dokumentasi tertulis lainnya.

D. Metode analisis data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh. Menurut Miles dan Huberman dalam Hardani dkk langkahlangkah analisis ditunjukkan sebagai berikut:

1 2

Lexy J. Moleong, MA, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) hlm. 157 Hardani dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, hlm. 149

1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga simpulan-simpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. 3 Dalam reduksi data ini, data mengenai aktualisasi akhlak dalam kehidupan yang diperoleh dengan metode dokumentasi kemudian dijadikan rangkuman. 2. Penyajian Data (Data Display) Setelah data direduksi, selanjutnya dilakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcard dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.4 Data yang disajikan adalah dari hasil rangkuman penelitian aktualisasi akhlak dalam kehidupan yang kemudian disalin kedalam bentuk artikel ilmiah dalam bentuk teks naratif. 3. Penarikan Kesimpulan Langkah yang selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan pendapatpendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya atau, keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif. Simpulan yang dibuat harus releven dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan temuan penelitian yang sudah dilakukan interpretasi dan pembahasan sebelumnya.5 Yaitu aktualisasi akhlak dalam kehidupan.

3 4 5

Hardani dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, hlm. 164 Hardani dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, hlm. 168 Hardani dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, hlm. 171

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Akhlak Kata etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti yaitu tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adat kebiasaan (Al-Hufy, 1987). 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003). 2 Secara terminologi etika mempelajari kebiasaan-kebiasaan manusia yang sebagian terdiri dari konvensi-konvensi seperti cara berpakaian, tata cara dan tata krama (Poespoprodjo, 1999).3 Sedangkan Moral, Kata moral berasal dari bahasa latin “mos”. Kata Mos adalah bentuk kata tunggal yang jamaknya adalah mores yang berarti kebiasaan, susila. Adat kebiasaan adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum tentang yang baik dan yang buruk yang diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, moral adalah prilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan sosial atau lingkungan tertentu yang diterima oleh masyarakat (Ali, 2007).

4

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moral diartikan sebagai baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 754). 5 Kata

Al-Hufy, Muhammad. Akhlak Nabi Muhammad Saw.: Keluhuran dan Kemuliaannya, Jakarta: Bulan Bintang, 1987. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Bulan Bintang, 1987. 3 Poespoprodjo. Filsafat Moral Kesusilaan Dalam Teori dan Praktik, Cet. I; Bandung: CV Pustaka Grafika, 1999 4 Ali, Zainuddin. Pendidikan Agama Islam, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2007. 5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

1

2

moral selalu merujuk pada praktiknya, yang mengacu pada baik buruknya tindakan manusia sebagai manusia bukan yang lain. Kata Akhlaq dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan akhlak, moral, etika, watak, budi pekerti, perangai dan kesusilaan. Istilah Akhlak juga sering disetarakan dengan istilah etika. Sedangkan kata yang dekat dengan etika adalah moral (Santoso, 2000).6 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak memiliki arti budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang bisa diartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti ini tidak ditemukan dalam Alquran (Shihab, 1999) 7 , yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yang tercantum dalam QS al-Qalam/68: 4:

ُ ٍ‫كٍ ل َ ع َ ل َ ى‬ ٍ‫ظ يم‬ ِ َ‫خ ل ُ قٍ ع‬ َ َّ ‫َو إ ِ ن‬ “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Terdapat tiga ahli dibidang ahklah yaitu Ahmad Amin, Al-Ghazali, dan Ibnu Miskawaih. Mereka menyatakan bahwa akhlak adalah sifat manusia yang melekat pada diri seseorang yang bisa memunculkan sikap, tindakan, atau perbuatan baik tanpa dipikirkan terlebih dahulu. 8 Sabda Rasul tentang Akhlak Hadist Nabi saw beragam membahas tentang akhlak. Berisi perintah dan anjuran untuk melapisi diri dengan akhlak yang terpuji dalam bergaul dengan manusia. Pada suatu saat beliau menyebut besarnya pahala akhlak mulia dan beratnya pahala akhlak dalam timbangan. Dan pada waktu yang lain, beliau memperingatkan kepada manusia untuk menjauhi akhlak yang buruk dan tercela. Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ashz meriwayatkan bahwa Rasululullah saw pernah bersabda:

Santoso, Heru. Landasan Etis Bagi Perkembangan Teknologi, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000. Shihab, M. Quraish. Wawasan Alquran, Cet. IX; Bandung: Mizan, 1999. 8 Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak, Raja Grafindo Persada. Jakarta

6

7

ُ ٍ‫إٍِ َّنٍ ِم ْنٍ أ َ ْخ ي َ ِرٍ كُ ْمٍ أ َ ْح سَ ن َ ك ُ ْم‬ ‫خ ل ُق ً ا‬ “Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Al-Bukhari, 10//378 dan Muslim no.2321)9

B. Pembagian Akhlak 1. Akhlak Terhadap Allah Swt. Akhlak yang baik kepada Allah adalah berkata dan berperilaku terpuji kepada Allah Swt, baik ibadah kepada Allah, seperti shalat, puasa dan sebagainya, maupun berperilaku tertentu yang menggambarkan hubungan atau komunikasi dengan Allah diluar ibadah tersebut. Allah Swt telah mengatur hidup manusia dengan adanya hukum, perintah, dan larangan. Hukum ini, digunaka untuk menegakkan keteraturan dan kelancaran hidup manusia. Berikut ini beberapa akhlak terhadap Allah Swt : 1) Beriman, yaitu meyakini adanya keberadaan dan kuasa Allah serta meyakini apa yang difirmankan-Nya, seperti pada enam rukun iman yaitu, Iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, iman kepada hari kiamat yang pasti akan terjadi, dan beriman kepada qadha dan qadar 2) Ikhlas,yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah tanpa mengharapkan sesuatu, kecuali keridhaan Allah. 3) Taat, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 4) Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya. 5) Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana. 9

Al-Bukhari, 2003, Kitaabul adaabil Mufarrad, Tasyqend, Mathba’ah Ufset.

6) Huznudz dzan, yaitu berbaik sangka kepada Allah. 7) Khusyuk, yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan yang sedang dikerjakannya atau melaksanakan perintah dengan sungguh-sungguh. 8) Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa diri kita. 9) Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan mengucapkan subhanallah ( maha suci Allah ). 10) Do’a, yaitu meminta kepada Allah apa saja yang diinginkan dengan cara yang baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. 11) Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan membaca Allahu Akbar ( Allah Maha Besar ). 12) Istighfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala dosa yan perna dibuat dengan mengucapkan “ astagfirullahal ‘adzim ’’ (aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung ). 2. Akhlak Terhadap Rasulullah Saw Rasulullah adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau adalah manusia paling terbaik diantara manusia yang ada dimuka bumi ini. Maka oleh sebab itu sepatutnya kita meneladani akhlak rasulullah. Berakhlak kepada rasulullah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan manusia kepada Baginda Rasulullah saw. sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya membawa umat manusia ke jalan yang benar. Berakhlak kepada Rasullullah perlu kita lakukan atas dasar : a. Rasullullah Saw sangat besar jasanya dalam menyelamatkan manusia dari kehancuran. Beliau banyak mengalami penderitaan lahir batin, namun semua itu diterima dengan ridha.

b. Rasulullah sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinan ini dilakukan dengan memerikan contoh teladan yang baik kepada umat manusia. c. Rasulullah berjasa dalam menjelaskan Al-Qur’an kepada manusia sehingga jelas dan mudah dilaksanakan. Allah berfirman :

ْ ‫ثٍ ف ِ ي‬ ً ُ ‫اْل ُ ِم ي ِ ي نٍَ َر س‬ َ َ ‫ه َُوٍ ال َّ ِذ ي ب َ ع‬ ٍ‫ولٍ ِم نْ هُ ْمٍ ي َ ت ْ ل ُو عَ ل َ يْ ِه ْمٍ آ ي َ ا ت ِ ِهٍ َو ي ُ زَ كِ ي ِه ْم‬ ٍ‫ض ََل لٍ ُم ب ِ ين‬ َ ‫َابٍ َو الْ ِح ْك َم ةٍَ َو إ ِ ْنٍ كَ ا ن ُوا ِم ْنٍ ق َ بْ ُلٍ ل َ فِ ي‬ َ ‫َو ي ُ ع َ ل ِ ُم ُه مٍُ الْ ِك ت‬ Artinya : “ Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. ( Q.S. Al- Jumu’ah : 2) d. Rasulullah telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajarannya dalam berbagai lingkup kehidupan yang sangat mulia. 3. Akhlak Terhadap Diri Sendiri Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri baik jasmani maupun rohani. Tubuh manusia harus dipelihara dengan memberikan konsumsi makanan yang baik dan cukup. Apabila kita memakan makanan yang tidak baik, artinya telah merusak diri sendiri. Akal pikiran juga perlu dipelihara dan dijaga agar jauh dari pikiran kotor.. Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Asy - Syam [91] : 9-10 :

‫ق َ دٍْ أ َفْ ل َ َحٍ َم ْنٍ زَ كَّ ا هَا‬ ‫ابٍ َم ْنٍ د َسَّ ا هَا‬ َ ‫َو ق َ دٍْ َخ‬ Artinya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” . Kemudian menahan pandangan dan memelihara kemaluan juga termasuk berakhlak terhadap diri sendiri.

Sebagaimana Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi yang telanjang yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya”. ( H.R.Bukhari dan Muslim ) 10 4. Akhlak Terhadap Keluarga

‫ض ع َ ت ْ هٍُ كُ ْر هًا‬ َّ ‫َو َو‬ َ ‫اْل نْ سَ ا نٍَ ب ِ َو ا لِ د َيْ ِهٍ إ ِ ْح سَ ا ن ً ا ٍۖ َح َم ل َ ت ْ هٍُ أ ُ ُّم هٍُ كُ ْر هًا َو َو‬ ِ ْ ‫ص يْ ن َا‬ ٍَ‫ص ا ل ُهٍُ ث َ ََل ث ُو نٍَ شَ ْه ًر ا ٍۖ َح ت َّىٍ إ ِ ذ َ ا ب َ ل َ َغٍ أ َشُ د َّهٍُ َو ب َ ل َ َغٍ أ َ ْر ب َ ِع ي ن‬ َ ِ ‫ٍۖ َو َح ْم ل ُهٍُ َو ف‬ ْ َ ‫سَ ن َ ةًٍ ق َ ا َلٍ َر بٍِ أ َ ْو ِز عْ نٍِي أ َ ْنٍ أ‬ ٍ‫ي‬ َ ‫كٍ ال َّ ت ِ ي أ َنْ ع َ ْم‬ َ َ ‫ش كُ َرٍ ن ِ عْ َم ت‬ َّ َ ‫يٍ َو عَ ل َ ىٍ َو ا لِ د‬ َّ َ ‫تٍ عَ ل‬ ٍ‫ك‬ ْ َ ‫َو أ َ ْنٍ أ‬ َ ْ‫ص لِ حٍْ لِ ي ف ِ ي ذ ُ ِر ي َّ ت ِ ي ٍۖ إ ِ ن ِ ي ت ُبْ تٍُ إ ِ ل َ ي‬ ْ َ ‫ص ا لِ ًح ا ت َْر ضَ ا هٍُ َو أ‬ َ ٍ‫ع َم َل‬ ٍَ‫س لِ ِم ي ن‬ ْ ‫َو إ ِ ن ِ ي ِم نٍَ الْ ُم‬ “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"." ( Q.S Al-Ahqaf :15 ) Dari ayat tersebut bisa diketahui seberapa pentingnya menjaga akhlak dan bersyukur kepada keluarga, terutama kepada kedua orang tua. Akhlak Terhadap Orang tua antara lain : 1. Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap kerabat yang lain. 2. Lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan 3. Merendahkan diri di hadapannya. 10

Al-Bukhari, 2003, Kitaabul adaabil Mufarrad, Tasyqend, Mathba’ah Ufset.

4. Berdoa kepada mereka dan meminta doa kepada mereka 5. Berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya. 6. Berterima kasih kepada mereka.

P...


Similar Free PDFs