Bacteroides Fragilis.pdf PDF

Title Bacteroides Fragilis.pdf
Author Nur Zairina Sari
Pages 7
File Size 197.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 200
Total Views 324

Summary

DIAGNOSA LABORATORIUM BACTEROIDES FRAGILIS NAMA MAHASISWA : NUR ZAIRINA SARI NIM : AK816055 SEMESTER : IV KELAS : IV A MATA KULIAH : BAKTERIOLOGI III PROGRAM STUDI : DIII ANALIS KESEHATAN DOSEN : PUTRI KARTIKA SARI M.Si 1.1. Diagnosa Laboratorium a. Sampel Spesimen yang tepat harus bebas dari pencem...


Description

DIAGNOSA LABORATORIUM BACTEROIDES FRAGILIS

NAMA MAHASISWA

: NUR ZAIRINA SARI

NIM

: AK816055

SEMESTER

: IV

KELAS

: IV A

MATA KULIAH

: BAKTERIOLOGI III

PROGRAM STUDI

: DIII ANALIS KESEHATAN

DOSEN

: PUTRI KARTIKA SARI M.Si

1.1. Diagnosa Laboratorium a. Sampel Spesimen yang tepat harus bebas dari pencemaran flora normal. Kadang kadang masalah pencemaran ditiadakan dengan biakan kuantitatif, tetapi kebanyakan laboratorium tidak menyediakan pemeriksaan ini sehingga spesimen yang tepat adalah spesimen yang berupa eksudat atau jaringan yang diperoleh secara langsung dari tempat infeksi atau dari cairan tubuh yang dalam keadaan normal steril. Pada sejumlah keadaan klinik, prinsip ini sulit diterpakan karena sama sekali tidak terdapat kesempatan untuk memperoleh spesimen yang bermakna atau terdapat persyaratan untuk teknik pengambilan khusu. Sebagai aturan umum, lebih disukai spesimen cair atau jaringan, sedangkan usapan (swab) harus dihindari (Kusnadi, 2009). b. Uji Laboratorium Bakteri anaerob ini sukar untuk dibiak sehingga diperlukan persyaratan khusus seperti bahan pemeriksaan tidak boleh kena zat asam, tidak boleh disimpan dalam lemari es sebelum diperiksa dan hasil pembiakan memerlukan waktu lama. Contoh adalah Bacteroides fragi'e, berbentuk batang negatif Gram, banyak terdapat pada infeksi perut (Brooks, 2001). Bacteroides fragilis dapat diisolasi sebagai agen tunggal, seperti dalam kultur darah, atau lebih khas dari infeksi campuran. Organisme bersifat aerotolerant, tetapi membutuhkan lingkungan anaerobik untuk menyebar. Identifikasi sederhana dari kultur darah termasuk pewarnaan Gram dan pertumbuhan pada agar darah dan Bacteroides-empedu-esculin (BBE) agar untuk isolasi dan identifikasi dugaan dari kelompok bakteriofilis fragilis (serta Bilophila wadsworthia). B. fragilis akan muncul sebagai koloni gelap dengan lingkaran coklat-hitam pada agar BBE karena hidrolisis esculin. B. fragilis dapat diidentifikasi lebih lanjut oleh resistensi terhadap kanamisin, vankomisin dan colistin, menggunakan tes disk, dan akan tumbuh dalam 20% empedu, menghasilkan katalase (sebagian besar

strain), dan bervariasi

indol positif. Banyak laboratorium akan

mengkonfirmasi identifikasi menggunakan kit identifikasi cepat atau reaksi fermentasi individu (Brooks, 2001). BBE (Bacterioides Bile Esculin) adalah media selektif dan diferensial yang diperkaya yang digunakan untuk isolasi dan identifikasi dugaan bacilli gram negatif anaerobik dari kelompok Bacteroides fragilis. BBE mengandung gentamisin pada konsentrasi yang menghambat sebagian besar anaerob fakultatif. Media ini juga mengandung empedu, yang menghambat batang gram negatif anaerobik kecuali kelompok B. fragilis dan Bakteriides empedu lainnya dan Fusobacteria. Penambahan esculin dalam medium memungkinkan pengakuan hidrolisis esculin yang dihasilkan oleh organisme dan menghasilkan warna coklat sampai hitam di sekitar koloni. Hemin ditambahkan sebagai faktor pertumbuhan dan memungkinkan pengujian produksi katalase. Media ini disiapkan, disimpan, dan dikeluarkan di bawah kondisi bebas oksigen untuk mencegah

pembentukan

produk

teroksidasi

sebelum

digunakan

(Muliawan, 2007). Media Blood Agar merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat membedakan bakteri pathogen berdasarkan efek exotoksin hemolitik bakteri pada sel darah merah. Media Blood Agar bukan merupakan media selektif murni. Suatu media dikatakan media selektif apabila hanya ditumbuhi beberapa jenis mikroba sementara menghambat pertumbuhan mikroba jenis lain. Media Blood Agar adalah media yang diperkaya dengan nutrisi tambahan yang kaya untuk mikroba. Oleh karena itu, media Blood Agar merupakan media pertumbuhan diperkaya dan selektif diferensial, karena mendukung pertumbuhan berbagai organisme serta dapat memberi ciri yang khas untuk bakteri golongan tertentu. Blood Agar Plate (BAP) merupakan media padat dan media diferensial. Media diferensial adalah media yang ditambah zat kimia tertentu sehingga suatu mikroorganisme membentuk pertumbuhan untuk mengklasifikasikan suatu kelompok jenis bakteri. Blood Agar Plate (BAP) membedakan bakteri

hemolitik dan nonhemolitik yaitu berdasarkan kemampuan mereka untuk melisiskan sel-sel darah merah. Komposisi Blood Agar Plate (BAP) yaitu mengandung trypton 15 gram, soy peptone 5 gram, sodium khloride 5 gram, lithium khloride 10 gram, magnesium sulphate 3,8 gram, dan agar 15 gram (Syahrurachman, 2004). Pemeriksaan : 1. Tahap pertama, lakukan penanaman pada media Agar Darah atau BBE (Bacterioides Bile Esculin).

Gambar 1. Kiri : Bacterioides Fragilis pada media Agar Darah Kanan : Bacterioides Fragilis pada media BBE. Ket : Agar Darah : koloni mengkilat, berdiameter 1-3 mm, yang bersifat non hemolitik pada lempeng agar darah. BBE : menghasilkan warna coklat sampai hitam di sekitar koloni. (Bibiana, 2010)

2. Tahap Kedua. Lakukan uji biokimia. a. Glukosa, Laktosa, Maltosa dan Sakarosa Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-masing gula diatas membentuk asam. Media gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang berbeda dan media yang digunakan adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-masing gula ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-beda. Untuk glukosa tidak berwarna, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol berwarna hijau, dan sukrosa berwarna biru. Didalam media gula-gula ditambahkan indikator phenol red (Hafrah, 2009).

Ket : Bakteri Bacterioides Fragilis memfermentasi glukosa, laktosa, maltosa dan sakarosa sehingga media berubah menjadi keruh dan terdapat gelembung pada tabung durham.

b. AP Indol Media yang dipakai adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan

penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehi (Hadioetomo, 1990).

Ket : Bakteri Bacterioides Fragilis memproduksi indol sehingga terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan setelah penambahan reagen kovaks.

3. Tahap Ketiga. Lakukan pengecatan gram.

Ket: Bantuk : Basil Gram : Negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Bibiana, 2010. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raya Grafindo Persada. Jakarta. Brooks GF. Medical microbiology. 22 nd Ed. The United States: McGraw-Hill Companies Inc, 2001. Hadioetomo, 1990.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta Hafrah. 2009. Mikrobiologi Umum. Program Studi Biologi. UIN Alauddin Makassar.Makassar. Kusnadi. Common text mikrobiologi. Jakarta: EGC, 2009. Muliawan SY. Bakteri Anaerob yang erat kaitannya dengan problem di klinik: diagnosis dan penatalaksanaan. Jakarta: EGC, 2007. Syahrurachman A. Buku ajar mikrobiologi kedokteran. Edisi revisi. Jakarta: Binarupa...


Similar Free PDFs