Title | Buku Herpes Zoster FINAL 21Jun2014 (2) |
---|---|
Author | Kaamini Ragudass |
Pages | 60 |
File Size | 1.1 MB |
File Type | |
Total Downloads | 140 |
Total Views | 954 |
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI) i Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa se...
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI)
i
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seizin editor dan penerbit. Diterbitkan pertama kali oleh : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, 2014 Penerbitan buku ini dikelola oleh : Badan Penerbit FKUI, Jakarta Website: bpfkui.com Isi diluar tanggung jawab percetakan Koordinator Penerbitan : Dr. Hendra Utama, SpFK Redaksi Pelaksana Penerbitan : Dr. Herqutanto, MPH, MARS
ISBN: 978-979-496-828-4
ii
Pengantar Salam sejahtera Sangat disadari, morbiditas infeksi virus di Indonesia masih sangat tinggi. Hal ini terbukti dari data oleh Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI), yang berhasil mengumpulkan morbiditas Herpes Zoster dari 13 RS Pendidikan di Indonesia dan beberapa RS tipe A dan B di Indonesia Barat sampai Timur. Terlihat dari data, bahwa insidens infeksi tertinggi pada dekade ke- 4, sehingga terjadi pergeseran usia dari data infeksi HZ terdahulu, dan 20% diantaranya mengalami kejadian Neuralgia Paska Herpes sehingga usaha preventif dan dampak kualitas hidup akibat gejala sisa berupa nyeri berkepanjangan paska infeksi ini juga perlu dianalisis dan mendapat perhatian khusus. Dalam era saat ini, harus menjadi perhatian bahwa diagnosis dini hingga tatalaksana yang tepat, merupakan kompetensi dokter layanan primer. Dan tatalaksana dalam menghadapi komplikasi klinis serta gejala sisa merupakan ranah dokter spesialis Kulit dan Kelamin serta dokter spesialis terkait lain. Penghargaan setingginya pada Ketua dan para anggota KS yang telah berhasil menyusun buku panduan ini dalam format buku saku yang mudah digunakan;; dan dirasakan
iii
sangat perlu sehingga para dokter mempunyai pegangan dalam praktek sehari-hari. Akhir kata, ucapan selamat menjalankan tugas kepada sejawat sekalian di daerah masing-masing, dan khusus kepada KS agar tetap berkarya sebagai kontribusi PERDOSKI kepada anggota, dan khususnya dalam mewujudkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Salam hangat Ketua PP PERDOSKI Dr. Syarief Hidayat, SpKK FINSDV,FAADV
iv
Prakata Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, akhirnya terbitlah buku penatalaksanaan infeksi Virus Varisela Zoster tahun 2014. Kami harapkan buku ini akan menjawab tantangan bagi para dokter dalam meningkatkan kompetensinya dan juga akan meningkatkan kepercayaan para dokter dalam menangani pasien dalam kaitan penanganan infeksi virus. Beberapa tambahan dan perkembangan baru melengkapi Penatalaksanaan Infeksi Herpes Virus Humanus Di Indoneisa tahun 2011. Adapun tambahan tersebut yaitu : t Adanya data epidemiologi Herpes Zoster terbaru 2011- 2013, yang menunjukan trend dimana Herpes Zoster cenderung diderita pada orang dengan usia yang lebih muda t Dampak Herpes Zoster dan Neuralgia Post Herpetika pada kualitas hidup, Virologi Herpes Zoster, Herpes Zoster pada keadaan khusus seperti usia lanjut, immunokomporomais, dan komorbid lain. t Membicarakan secara rinci tentang imunisasi herpes zoster yang akan melibatkan disiplin ilmu yang lain dan kelompok kerja vaksinasi Indonesia.
v
Kami mengucapkan terima kasih kepada: t Para anggota KSHI yang tidak kenal lelah dalam memberi materi dalam penyusunan buku sampai selesai. t Kepala bagian IP Kulit dan Kelamin dari RS pendidikan seluruh Indonesia yang telah membantu dalam memberikan data tentang herpes dan NPH. t Satgas Imunisasi Dewasa PABDI yang turut terlibat dalam penyusunan buku ini. t Ketua PERDOSKI Pusat Indonesia yang telah memberikan restu dan sambutannya dalam penerbitan buku ini. t PT MSD yang telah banyak membantu sehingga buku ini dapat terbit. t Semua pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu dalam buku ini. Harapan kami semoga buku ini akan memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam penatalaksanaan infeksi Virus Varisela Zoster di Indonesia. Terakhir kami sampaikan permohonan maaf kami apabila dalam penulisan terdapat kesalahan baik dalam penulisan nama, gelar dan sebagainya. Ketua Kelompok Studi Herpes Indonesia. DR Hans Lumintang dr, SpKK(K), DSTD, FINS-DV, FAADV
vi
Tim Penyusun AAGP Wiraguna, Sp KK AdolfH.Mittaart, Sp KK
Denpasar Manado
Andi Sastri Zainuddin, Sp KK Makassar Armen Muchtar, Sp KK Jakarta Benny E.Wiryadi, Sp KK
Jakarta
Dwi Murtiastutik, Sp KK
Surabaya
Endi Moegni, Sp OG
Jakarta
Erdina H D Pusponegoro, Sp KK
Jakarta
Farida Zubier, Sp KK
Jakarta
Fera Ibrahim Sp MK
Jakarta
Hanny Nilasari, Sp KK
Jakarta
Hans Lumintang, Sp KK
Surabaya
Hardiono D Pusponegoro Sp A Harijono Kariosentono, Sp KK
Jakarta Solo
Jusuf Barakbah, Sp KK
Surabaya
Lewie Suryaatmadja, Sp KK
Semarang
Made Swastika Adiguna, Sp KK
Denpasar
Qaira Anum, Sp KK
Padang
Rachmat dinata Sp KK
Bandung
Bandung
Rasmia Rowawi, Sp KK
Richard S P Hutapea, Sp KK
Sawitri, Sp KK
Siti Aisah B, Sp KK
Medan Surabaya Jakarta
Sjaiful Fahmi Daili, Sp KK
Jakarta
Soedarman Sjamsoe Sp M
Jakarta
Sunardi Radiono, Sp KK Tony Djaja kusumah, Sp KK
Jogjakarta Bandung
Wresti Indriatmi, Sp KK
Jakarta
Lukman Hakim, Sp KK
Malang
Nurdjannah J. Niode, Sp KK
Manado
vii
Tim Penyusun Satiti Retno P. , Sp KK
Jogjakarta
Suroso Adi Nugroho, Sp KK
Palembang
Titi Lestari Sugito, Sp KK
Jakarta
Tjahjadi,drg, Sp KK
Jakarta
, Tjut NurulAlam, Sp KK Jakarta Santoso Edy Budiono, Sp KK Endang Sutedja, Sp KK
Banten Bandung
Sri Adi Sularsito, Sp KK Jakarta Lili Legiawati, Sp KK Jakarta Nadia Yusharyahya, Sp KK Afif Hidayati, Sp KK
viii
Jakarta Surabaya
Dhelya Widasmara, Sp KK
Malang
Dewi Inong, Sp KK
Jakarta
Dali Amiruddin, Sp KK
Makassar
Roh Prabohwo, Sp KK
Bogor
Samsuridjal Djauzi , Sp PD
Jakarta
Sukamto Koesno, Sp PD
Jakarta
Daftar Isi I. Pendahuluan ..................................................... 1 A. Permasalahan .............................................. 1 B. Dampak Terhadap Kualitas Hidup ................ 3 C. Epidemiologi di Indonesia ............................. 5 II. Virologi Virus Varicella Zoster ............................ 8 III. Diagnosis Herpes Zoster : ................................. 13 A. Diagnosis klinis ............................................ 13 B. Pemeriksaan laboratorium ........................... 16 C. Diagnosis Banding ....................................... 16 IV. Komplikasi Herpes Zoster ................................. 17 A. Kutaneus ...................................................... 17 B. Neurologis .................................................... 17 C. Mata ............................................................. 18 D. THT .............................................................. 18 E. Viseral .......................................................... 19
ix
Daftar Isi V. I. Herpes Zoster pada keadaan khusus .............. 20
A. Usia Lanjut dan Immunosenescence ........... 20 B. Imunokompromais ....................................... 21 C. Komorbid lain ............................................... 23 VI. II. Penatalaksanaan Herpes Zoster ....................... 25
A. Strategi 6A .................................................... 25 B. Terapi NPH ................................................... 30 C. Indikasi Rawat Inap ...................................... 31 D. Rujukan ........................................................ 31 E. Pencegahan ................................................. 32 III. VII. Vaksin Herpes Zoster [Oka/Merck] (Zostavax®) 33 VIII. IV. Kepustakaan ..................................................... 41
Lampiran • Bagan alur penatalaksanaan Herpes zoster ...... 45 • Bagan Terapi Nyeri Menetap (NPH) .................. 46 • Rekomendasi Vaksinasi Herpes Zoster dari KSHI 2014 .................................................... 47 • Rekomendasi Vaksinasi Satgas Imunisasi Dewasa 2014 ...................................................... 48
x
BAB I. PENDAHULUAN
A. PERMASALAHAN Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus varisela zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam sel neuronal dan kadang-kadang di dalam sel satelit ganglion radiks dorsalis dan ganglion sensorik saraf kranial;; menyebar ke dermatom atau jaringan saraf yang sesuai dengan VHJPHQ\DQJGLSHUVDUD¿Q\D Selama fase reaktivasi, dapat terjadi infeksi VVZ di dalam sel mononuklear darah tepi yang biasanya subklinis. Penyebab reaktivasi tidak sepenuhnya dimengerti tetapi di- perkirakan terjadi pada kondisi gangguan imunitas selular. Faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan reaktivasi adalah: pajanan VVZ sebelumnya (cacar air, vaksinasi), usia lebih dari 50 tahun, keadaan imunokompromais, obat-obatan imunosupresif, HIV/AIDS, transplantasi sumsum tulang atau organ, keganasan, terapi steroid jangka panjang, stres psikologis, trauma dan tindakan pembedaan. Kejadian HZ meningkat secara dramatis seiring dengan bertambahnya usia. Kira-kira 30% populasi (1 dari 3 orang) akan mengalami HZ selama masa hidupnya, bahkan pada usia 85 tahun, 50 % (1 dari 2 orang) akan
1
mengalami HZ. Insidens HZ pada anak-anak 0.74 per 1000 orang per tahun. Insidens ini meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang di usia 20-50 tahun (adult age), 7, per 1000 orang di usia lebih dari 60 tahun (older adult age) dan mencapai 10 per 1000 orang per tahun di usia 80 tahun. Hampir 90% akan mengalami nyeri. Nyeri akut maupun nyeri kronisnya dapat mengganggu kualitas hidup. Bahkan berdasarkan pengukuran derajat nyeri dari literature Katz J & Melzack R, nyeri akut herpes zoster berada pada derajat yang lebih nyeri daripada nyeri melahirkan.
Pada kasus-kasus tertentu : o Usia lanjut : insidens HZ meningkat, komplikasi lebih sering terjadi terutama neuralgia paska HZ (NPH) yang meningkat sampai 10-40% kasus. Penderita juga dapat mengalami komplikasi motor neuropati sebanyak 1-5%. o Keadaan imunokompromais : lesi kulit tampak lebih berat dan terjadi diseminata pada 6-26% kasus. Lesi dapat menyebar ke organ dalam pada 10-40% kasus;; 5-15% di antaranya meninggal akibat pneumonitis. o Penderita HIV : HZ sering mengalami rekurensi dan atau
berjalan kronis.
o Bila menyerang di daerah trigeminal cabang pertama: 10-25% terjadi komplikasi pada mata.
2
Lebih dari 53% dokter mendapat kesulitan dalam mendiagnosis HZ sebelum muncul erupsi kulit (prodromal), sehingga memperlambat pengobatan HZ. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan pengetahuan tentang diagnosis dini pada primary health care (Puskesmas). Perlu memberi informasi dan edukasi kepada pasien tentang penyakit HZ dan komplikasinya sehingga dapat berobat ke dokter sedini mungkin. Melihat berbagai permasalahan tersebut di atas, diperlukan diagnosis yang cepat dan pengobatan yang efektif, aman, dan tepat waktu, untuk menghilangkan nyeri pada fase akut dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Upaya pencegahan lebih baik dilakukan untuk menurunkan angka kejadian zoster, menurunkan insidensi NPH, serta menurunkan beban penyakit. Saat ini upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lebih efektif melalui vaksinasi herpes zoster.
B. DAMPAK TERHADAP KUALITAS HIDUP Dampak HZ dan NPH terhadap kualitas hidup semakin dikenal, dimana pada studi kualitas hidup yang dilakukan oleh Johnson RW et al. 2010, menunjukan bahwa HZ dan NPH berdampak pada 4 area kualitas hidup yaitu : t FISIK : Kelelahan , anorexia, penurunan berat badan, insomnia, berkurangnya mobilitas, LQDNWL¿WDV¿VLN
3
t PSIKOLOGIS : Depresi, ansietas, beban emosional kesulitan konsentrasi, ketakutan. t SOSIAL : Menarik diri, isolasi, hilangnya kemandirian, perubahan peran sosial, menurunnya kehadiran dalam kumpulan sosial t AKTIVITAS RUTIN : Berpakaian, mandi, makan bepergian, memasak pekerjaan rumah, berbelanja dan aktivitas rutin lain Simptom non-nyeri dan komplikasi HZ juga mempengaruhi kualitas hidup. Beberapa simptom tertentu menyebabkan disabilitas bagi pasien, bahkan pada pasien-pasien yang tidak mengalami nyeri yang terlalu berat. Satu dari 10 pasien imunokompeten , mengalami setidaknya 1 komplikasi non-nyeri. Komplikasi non-nyeri yang dapat menyebabkan disabilitas permanen misalnya komplikasi pada mata, neurologis (misal NHOXPSXKDQVDUDISHULIHUGDQNUDQLDOGH¿VLWPRWRULNSDUHVLV Pasien herpes juga mempunyai risiko stroke lebih besar (studi retrospektif di Taiwan menyatakan HZ meningkatkan 1,31 kali risiko stoke dan herpes zoster ophthalmicus meningkatkan 4,52 kali risiko stroke.
4
C. EPIDEMIOLOGI DI INDONESIA t Tingginya infeksi varicella di Indonesia terbukti pada studi yang dilakukan Jufri, et al tahun 1995-1996, dimana 2/3 dari populasi berusia 15 tahun seropositive terhadap antibodi varicella. t Dari total 2232 pasien herpes zoster pada 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia (2011-2013) o Puncak kasus HZ terjadi pada usia 45-64 : 851 (37.95 % dari total kasus HZ) o Trend HZ cenderung terjadi pada usia yang lebih muda o Gender : Wanita cenderung mempunyai insiden lebih tinggi Total kasus NPH adalah 593 kasus (26.5% dari total kasus HZ) o Puncak kasus NPH pada usia 45-64 yaitu 250 kasus NPH (42% dari total kasus NPH)
5
6
t Komplikasi Herpes Zoster Pada Mata dari Department Kulit Kelamin RS Prof. Dr. R.D. Kandou , FK Universitas Sam Ratulangi di Menado tahun 2008-2013 o Persentase HZ Opthalmicus di Kandou Hospital: 39/224 = 17.41% o Sama insidensinya antara mata kanan vs kiri o Hampir 2 kali lipat insidensinya pada wanita o Insidensi ...