Title | Buku Pedoman Umum Desa Wisata |
---|---|
Author | C. Daru Nusastiawan |
Pages | 61 |
File Size | 6.9 MB |
File Type | |
Total Downloads | 399 |
Total Views | 555 |
PENDAHULUAN Dicanangkannya Desa Cirangkong sebagai salah satu Desa Wisata pada tahun 2010 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menumbuhkan kebutuhan akan pengarahan pengembangan Desa Wisata Cirangkong yang disesuaikan dengan komponen-komponen pengembangan sebuah destinasi pariwisata berba...
PENDAHULUAN Dicanangkannya Desa Cirangkong sebagai salah satu Desa Wisata pada tahun 2010 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menumbuhkan kebutuhan akan pengarahan pengembangan Desa Wisata Cirangkong yang disesuaikan dengan komponen-komponen pengembangan
sebuah
destinasi
pariwisata
berbasis
pemberdayaan masyarakat. Desa Wisata Cirangkong memenuhi beberapa kriteria Desa Wisata yang
ditetapkan
pemerintah
(KEMENPAREKRAF)
dan
masih
membutuhkan arahan pengembangan berbagai sektor pendukung karena masih belum berjalannya pengelolaan desa wisata secara terencana. Desa Cirangkong telah memiliki Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR) Kecamatan Cijambe dimana salah satu ruang lingkup fokusnya adalah Desa Wisata Cirangkong. Selain itu, atas inisiatif KOMPEPAR, dan beberapa gagasan awal dari Tim KKN-PPM Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung untuk Desa Wisata Cirangkong periode Tahun 2012, terbentuk pula Pengelola Desa Wisata (PENDAWA) Cirangkong yang telah dilantik pada tanggal 28 November 2012. Desa Wisata Cirangkong juga telah memperoleh dana bantuan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
1
Pariwisata selama dua tahun periode anggaran 2011-2012. Dana bantuan tersebut telah dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur desa. Berdasarkan beberapa latar belakang di atas dan memperhatikan kebutuhan akan pengelolaan pariwisata yang lebih baik di Desa Wisata Cirangkong, maka tim penyusun menuliskan pendekatan pengembangan
desa
wisata
berdasarkan
teori-teori
pengembangan destinasi pariwisata di dalam buku “Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal” ini. Tujuan penyusunan buku ini adalah: 1. Memberikan
pemahaman
mengenai
Desa
Wisata
dan
pengelolaannya melalui pembahasan yang disederhanakan. 2. Meningkatkan
kapasitas
PENDAWA
Cirangkong
dalam
memberikan pelayanan kepada wisatawan. 3. Memberikan pengarahan tentang pengorganisasian pengelola Desa Wisata serta tugas pokok dan fungsinya. 4. Memberikan
pengarahan
mengenai
langkah-langkah
pelaksanaan teknis.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
2
Sasaran penyusunan buku ini adalah: 1. Meningkatnya pemahaman mengenai Desa Wisata dalam pengelolanya. 2. Meningkatnya Kapasitas PENDAWA sebagai pengelola Desa Wisata cirangkong dan dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada wisatawan. 3. Terbentuknya sistem organisasi yang lebih terstruktur dan dapat memahami tugas dan tanggung jawab dari masing masing posisi. 4. Diterapkannya
beberapa
hal
yang
dapat
menjadi
pegangan/pedoman umum bagi PENDAWA untuk kegiatan pelaksaan teknis dalam pengelolaan Desa Wisata Cirangkong kedepan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
3
PENGANTAR DESA WISATA A. PENGERTIAN Untuk memahami Desa Wisata lebih lanjut, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa pengertian Desa Wisata dan wisata pedesaan. 1. Desa Wisata
“Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village life and the local environment.” (Inskeep, 1991) ------------------------------------------------------------------------“Desa Wisata, adalah dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, biasanya di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.” Maksud dari pengertian di atas adalah Desa Wisata merupakan suatu tempat yang memiliki ciri dan nilai tertentu yang dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan dengan minat khusus terhadap kehidupan pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik utama dari sebuah Desa Wisata adalah kehidupan warga desa yang unik dan tidak dapat ditemukan di perkotaan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
4
2. Wisata Pedesaan Wisata pedesaan merupakan aktivitas yang dilakukan di suatu Desa Wisata. Inti utama dari wisata pedesaan adalah aktivitas warga pedesaan yang unik. Wisata pedesaan memberikan kesempatan masyarakat kota untuk mengenal kehidupan pedesaan melalui aktivitas-aktivitas tersebut. Wisata pedesaan mampu memberikan manfaat sosial bagi masyarakat desa seperti kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang
dari
luar
desa,
kemampuan
untuk
bersosialisasi, dan membuka wawasan lebih luas mengenai dunia. Selain itu, wisata pedesaan juga mampu memberikan keuntungan secara ekonomi. Kegiatan
wisata
pedesaan
antara
lain
dapat
memanfaatkan: a. Desa Nelayan b. Tanah Pertanian c. Peternakan d. Wisata Desa
Gambar 1. Tanah Pertanian
Gambar 2. Wisata Desa
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
5
B. KOMPONEN DESA WISATA Sebuah desa dapat dikatakan sebagai Desa Wisata apabila memiliki beberapa komponen yang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata, seperti dijelaskan di bawah ini. 1. Atraksi Atraksi, atau juga dikenal dengan istilah daya tarik wisata, di suatu desa adalah seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta kondisi fisik lokasi desa yang memungkinkan wisatawan berpartisipasi aktif seperti: kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik. Maksud dari pengertian di atas adalah keaslian kondisi desa tersebut yang menjadi daya tarik sebuah Desa Wisata, serta memungkinkan wisatawan melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak biasa. Akomodasi adalah fasilitas yang dimanfaatkan untuk tempat
tinggal
wisatawan.
Akomodasi
ini
dapat
memanfaatkan sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang dibangun sesuai konsep tempat tinggal penduduk. Dalam hal Desa Wisata, konsep yang diterapkan tentunya harus sejalan dengan kekhasan dari desa tersebut, misalnya rumah panggung.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
6
2. Fasilitas Fasilitas adalah sumber daya yang khusus dibuat karena mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam aktivitasnya di Desa Wisata. Fasilitas-fasilitas yang dibuat ini dapat memanfaatkan sumber daya yang telah dimiliki desa, atau membuat sesuatu yang baru sesuai kebutuhan namun tidak meninggalkan karakteristik dan keunikan desa tersebut. Beberapa contoh fasilitas Desa Wisata yang umum adalah sebagai berikut: a. Fasilitas Perkemahan Menyediakan penyewaan alat-alat perkemahan seperti tenda, alat masak, sleeping bag, matras, senter, dan lainlain. Selain itu, fasilitas perkemahan juga termasuk hal-hal lain
seperti
penyediaan
jasa
pemandu
outbond,
pemasangan tenda, kebersihan, dan lain-lain. b. Fasilitas Makan-Minum Fasilitas ini bertujuan mendukung aktivitas wisata yang ada di desa. Dengan beberapa pendekatan seperti kerja sama
dengan
beberapa
rumah
makan/warung
makan/katering/Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sekitar
untuk
melayani
kebutuhan
makan-minum
wisatawan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
7
c. Pusat Jajanan dan Cinderamata Fasilitas ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan untuk membawa buah tangan ke tempat asalnya (something to buy). Selain itu, fasilitas ini merupakan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang baik dari wisatawan. Sebaiknya fasilitas jajanan dan cinderamata ini dipusatkan dalam satu tempat/area yang cocok untuk terjadinya kegiatan jual-beli. d. Pusat Pengunjung (Visitor Center) Pusat pengunjung merupakan tempat dimana wisatawan dapat membeli tiket masuk, memperoleh berbagai informasi, dan membeli beragam cinderamata yang diproduksi oleh penduduk desa. Denga kata lain, visitor
center adalah dimana wisatawan diterima saat datang dan dilepas saat akan meninggalkan desa. Fungsi Visitor Center: 1) Sebagai titik pertemuan 2) Mempermudah pelayanan
wisatawan
serta
untuk
informasi-informasi
mendapatkan lain
yang
dibutuhkannya 3) Dapat berfungsi sebagai TIC (Tourist Information
Center), sebuah tempat yang menyediakan informasi tentang Desa Wisata untuk para pengunjung di Desa Wisata tersebut Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
8
4) Mempermudah wisatawan mendapatkan informasi tentang Desa Wisata 5) Memberikan gambaran secara umum tentang Desa Wisata Di dalam Visitor Center biasanya terdapat fasilitas-fasilitas lain seperti di bawah ini: 1) Ticket office (tempat pembelian paket-paket wisata dan produk-produk Desa Wisata lain yang ditawarkan) 2) Informasi paket wisata 3) Informasi gambaran umum desa setempat berupa brosur atau papan informasi 4) Peta wisata 5) Informasi tentang potensi wisata yang terdapat di Desa Wisata 3. Aktivitas Wisata Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan selama keberadaan mereka di daerah tujuan wisata dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu. Aktivitas di Desa Wisata dapat dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga
pengalaman
menjadi lebih menarik untuk menjadi
wisatawan.
Misalnya
dengan
mengemas
aktivitas menanam padi menjadi perlombaan menanam padi.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
9
Beberapa aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Desa Wisata adalah sebagai berikut: a. Menikmati pemandangan b. Memasak dengan tungku c. Memancing d. Berburu e. Bersepeda santai f. Hiking, dan lain-lain.
Gambar 3. Sepeda Santai
Gambar 4. Hiking
4. Pengembangan Umum Pengembangan umum adalah sebuah upaya yang dilakukan berdasarkan perencanaan untuk menciptakan sebuah daerah tujuan wisata yang memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Beberapa upaya pengembangan umum yang utama dijelaskan di bawah ini.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal |
10
a. Pembagian Zona/Area Pembagian zona adalah pengelompokan area dalam beberapa zona yang sesuai dengan tata guna lahan. Pembagian zona memiliki fungsi untuk memudahkan pembangunan
juga
demi
mendukung
kerapihan
pengelolaan Desa Wisata. Pembagian zona dapat dilakukan dengan membagi zona berdasarkan fungsinya, misalnya zona atraksi, zona fasilitas, zona akomodasi, dan zona asli (zona yang tidak dibangun untuk kepentingan pariwisata). b. Pengelolaan Pengunjung Pengelolaan pengunjung adalah pengaturan pola aktivitas, alur kedatangan hingga kepulangan wisatawan, dan lain-lain. Beberapa teknik dalam pengelolaan pengunjung, antara lain: 1) Pembatasan terhadap jumlah area yang digunakan Hal ini selain untuk mengurangi resiko pengrusakan lahan yang lebih banyak, juga untuk memberikan privasi kepada penduduk setempat. 2) Penyebaran area yang digunakan bagi wisatawan Wisatawan dapat melihat berbagai area dengan karakteristik
yang
berbeda
sehingga
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
tidak
|
11 11
menimbulkan
kebosanan
dalam
memperoleh
pengalaman selama berada di Desa Wisata. 3) Pemusatan area/pemusatan penggunaan lahan Teknik ini dilakukan untuk memudahkan koordinasi pengontrolan
kegiatan
wisata
pedesaan
dan
merupakan salah satu bentuk zonasi. Misalnya dengan adanya pusat penjualan oleh-oleh dan cinderamata yang dipisahkan dengan zona aktivitas. 4) Pembatasan lama tinggal Pembatasan
lama
tinggal
dilakukan
untuk
meminimalisir pengaruh dari hadirnya wisatawan. Karena apabila wisatawan tinggal terlalu lama di sebuah
desa,
dikhawatirkan
akan
memberikan
dampak negatif terhadap budaya lokal. 5) Pemanfaatan area secara bergantian/musiman Pemanfaatan area yang sama dari waktu ke waktu dapat menyebabkan beberapa hal seperti kejenuhan wisatawan
terhadap
ketidakmampuan
daya
produk dukung
wisata lahan
desa, terhadap
aktivitas wisata yang dapat menimbulkan kerusakan lahan. Selain itu, berkaitan dengan lahan pertanian, biasanya produk paket wisata disesuaikan dengan musim pertanian yang ada.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
12 12
6) Pembatasan jumlah pengunjung Desa Wisata cenderung lebih baik dijadikan bentuk pariwisata minat khusus sehingga jumlah wisatawan yang datang merupakan wisatawan dari kalangan dan hobi tertentu. Apabila jumlah wisatawan yang datang sangat banyak, dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, budaya, dan lingkungan. 7) Penentuan harga masuk Teknik ini bertujuan untuk mengontrol masuknya wisatawan ke desa, sehingga dapat diketahui jumlah kunjungannya. Selain itu, teknik penentuan harga masuk ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai. 8) Pengaturan arus pengunjung Pengaturan arus pengunjung ini salah satunya dapat dilakukan dengan paket wisata, dimana wisatawan telah memiliki alur tersendiri untuk mengunjungi berbagai daya tarik wisata di desa. Penjelasan lebih lanjut mengenai paket wisata dapat dilihat di bagian selanjutnya. Dengan
menerapkan
teknik-teknik
pengelolaan
pengunjung dengan baik, tentunya dapat memberikan
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
13 13
manfaat terhadap berbagai aspek dalam desa. Manfaat dari pengelolaan pengunjung ialah: 1) Menambah pengalaman wisatawan Pengelolaan
pengunjung
dapat
menambah
pengalaman wisatawan dengan salah satu teknik seperti pengelolaan jalur/rute sehingga lebih banyak area yang dapat dilihat wisatawan. 2) Menambah citra Desa Wisata Dengan kualitas pengelolaan pengunjung yang baik, akan memberikan kesan positif terhadap desa itu sendiri. Selain itu, pencitraan yang baik juga dapat meningkatkan kebanggan dalam diri warga terhadap desanya sendiri. 3) Menciptakan lingkungan yang baik Pengelolaan pengunjung yang baik akan melahirkan lingkungan lokal yang nyaman, baik bagi wisatawan maupun penduduk lokal, dan sekitarnya. 4) Meminimalkan dampak-dampak negatif, khususnya bagi masyarakat lokal Pengelolaan pengunjung banyak bermanfaat untuk melindungi budaya, sosial, agama dari penduduk asli desa tersebut dari pengaruh negatif yang dibawa oleh wisatawan.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
14 14
c. Pelayanan Interpretasi Pelayanan interpretasi adalah sebuah komunikasi yang bertujuan
untuk
menyampaikan
informasi
melalui
berbagai media penyampaian baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa teknik interpretasi yaitu: 1) Brosur dan Selebaran Media interpretasi dalam bentuk brosur dan selebaran merupakan bentuk yang paling umum digunakan sekaligus lebih mudah disebarluaskan. 2) Pemandu Wisata Pemandu wisata merupakan media langsung dalam interpretasi
karena
pemandu
wisata
dapat
menyampaikan informasi secara personal kepada wisatawan.
Apabila
pemandu
wisata
dapat
menyampaikan informasi dengan baik, maka teknik ini merupakan teknik yang paling efektif dilakukan. 3) Perjalanan wisata yang dipandu Adanya perjalanan wisata yang dipandu merupakan salah satu teknik yang efektif dalam penyampaian informasi dalam teknik interpretasi dimana wisatawan dapat memperoleh informasi mengenai berbagai tempat yang dikunjungi.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
15 15
4) Tourist Information Centre (TIC) TIC atau pusat informasi wisatawan adalah sebuah tempat
yang
menyediakan
berbagai
informasi-
informasi umum hingga khusus mengenai desa dalam berbagai bentuk, seperti peta wisata, buku, media pemasaran, dan lain-lain. 5) Kuesioner Kuesioner memberikan
merupakan peluang
teknik
interpretasi
yang
bagi
wisatawan
untuk
memberikan timbal balik terhadap segala kegiatan di Desa Wisata. Untuk itu, kuesioner biasa diberikan di akhir kunjungan wisatawan ke desa. Palayanan interpretasi diberikan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tujuan utama interpretasi adalah: 1) Memberikan
kenyamanan
dan
memberikan
pengalaman pendidikan bagi wisatawan 2) Meningkatkan apresiasi dan pengertian wisatawan terhadap Desa Wisata 3) Meningkatkan kemampuan pihak pengelola dan pelaksana
Desa
Wisata
dalam
berkreasi
menginterpretasikan desanya
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
16 16
C. KRITERIA DESA WISATA Desa Wisata seharusnya memiliki keunikan yang tidak dimiliki desa lain pada umumnya. Untuk itu, sebuah desa layaknya memenuhi beberapa kriteria khusus agar dapat menjadi Desa Wisata. Kriteria-kriteria umum yang harus dimiliki adalah: 1. Memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas Berupa lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya masyarakat. 2. Memiliki fasilitas pendukung Seperti akomodasi/penginapan, ruang interaksi masyarakat dengan
wisatawan/tamu,
Visitor Center atau fasilitas
pendukung lainnya. 3. Memiliki interaksi dengan wisatawan Interaksi ini tercermin dari kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut.
Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
17 17
MANAJEMEN DESA WISATA A. MANAJEMEN PRODUK DESA WISATA Demi menjadi Desa Wisata yang memiliki daya saing dengan objek-objek wisata lain, diperlukan pengelolaan atau manajemen yang baik. Salah satu langkah awalnya adalah melalui menajemen produk Desa Wisata. Manajemen produk Desa Wisata adalah pengaturan tata kelola produk Desa Wisata, yang komponen utamanya terdiri dari komponen produk wisata dan paket wisata. 1. Komponen Produk Wisata Produk wisata terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan, yaitu daya tarik wisata, akomodasi dan fasilitas lainnya, dan aksesibiltas. a. Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata merupakan bagian utama dari Desa Wisata. Berbagai sumber daya yang dikemas dengan baik akan menjadi daya tarik wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan ke desa. Daya tarik wisata dapat berbentuk alam, budaya, maupun buatan, yang didukung dengan aktivitas-aktivitas tertentu. 1) Daya Tarik Alam Bentukan-bentukan alam seperti bukit-bukit, hutan, sungai, dan sebagainya merupakan daya tarik yang Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal
|
18 18
memungkinkan
untuk
dijadikan
tempat
untuk
melakukan berbagai aktivit...