BUKU SAKU OBSERVASI & INTERVIEW PDF

Title BUKU SAKU OBSERVASI & INTERVIEW
Author Herlin K . Giri
Pages 21
File Size 1013.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 318
Total Views 554

Summary

BUKU SAKU OBSERVASI & INTERVIEW Untuk memenuhi tugas MK KBK Observasi & Interview Herlin Kencana Giri 15010114130111 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 OBSERVASI  METODE OBSERVASI Penemuan Pengamatan/ pengumpulan data PENELITIAN Penilaian OBSERVASI ASESMEN Non perilaku ...


Description

BUKU SAKU OBSERVASI & INTERVIEW

Untuk memenuhi tugas MK KBK Observasi & Interview

Herlin Kencana Giri 15010114130111

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

OBSERVASI  METODE OBSERVASI Pengamatan/ pengumpulan data

OBSERVASI

Perilaku

Penemuan Penilaian

ASESMEN

PENELITIAN

Non perilaku

Pemberian arti DIAGNOSTIK Inferensi

Sampel perilaku

Penegakan diagnosis

Konstruk hipotetis

 OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA 1. Berkaitan dengan proses penyelidikan  identifikasi variabel psikologis dlm penegakan diagnosis psikologis 2. Multi teknik diperlukan untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis 3. Salah satu tools penting bagi psikolog terutama utk mengamati gejala” / simptom / gangguan  Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog Goodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993)

1. Mengukur perilaku yg tidak dapat diukur dengan alat ukur psikologis lain (banyak pada anak) 2. Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat)  Pengertian Observasi  Observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti  Pengertian sempit Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan  Pengertian luasTermasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut. 1

 Peran Observasi dalam Penelitian dan Pendidikan (Irwin & Bushnell, 2009) 1. Observasi adalah alat untuk menegakkan diagnosis atau ide 2. Observasi adalah alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus 3. Observasi memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai perilaku atau kejadian 4. Membantu memahami lebih baik mengenai perilaku & kepribadian individu 5. Evaluasi guna perbaikan individu/organisasi atau sistem

 APA YANG DIOBSERVASI ??

No.

Materi Observasi

1

Perilaku Verbal

2 3 4

Perilaku Non-verbal Peristiwa / kejadian Setting & Lingkungan alam

5

Interaksi objek & lingkungan



• •

Contoh Dialek, volume, intonasi, salah ucap, content, gagap, cadel Ekspresi wajah, bahasa tubuh Banjir, kebakaran, upacara pernikahan, wisuda Setting tempat : dirumah, dikampus, dipasar Setting waktu : pagi, siang, saat matahari terbenam, jam ... WIB Lingk. Fisik : warna cat, pintu, jendela, lampu, hiasan dinding, marka jalan Lingk. Sosial : jumlah siswa, interaksi yg tjd Cara pedagang melayani pembeli Sikap ramah, kedisiplinan

Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target : Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus Level observasi : bisa aspek khusus dari perilaku individu, kelompok, dan situasi/proses Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)

 Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Yang diobservasi : 1. Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan 2. Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll 3. Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik 4. Body Language behaviour : menyilangkan kaki dll 5. Time duration 6. Diterapkan pada kelas sosial, status, Gender, dan sikap sosial 2

 Syarat-syarat Observer yang baik 1. Memiliki alat indera yang baik 2. Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi 3. Mengerti latar belakang ttg materi yg akan diobservasi 4. Mampu memahami kode–kode/tanda–tanda tingkah laku untuk membedakan tingkah laku yang satu dg yang lain. 5. Membagi perhatian dan memusatkan perhatian 6. Dapat melihat hal –hal yang detail 7. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh – contoh tingkah laku secara verbal/ nonverbal. 8. Menjaga hubungan antar observer dan observee. 9. Observer sebaiknya bersikap netral dan bebas prasangka serta tidak cepat mengambil keputusan,  Etika Observasi 1. Privacy subjek 2. Keamanan subjek 3. Persetujuan subjek 4. Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan 5. Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan 6. Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat 7. Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan penelitian, proses di lapangan, dan penulisan-publikasi  Jenis-jenis observasi 1. Berdasar Keterlibatan Observer  Participant : Proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi.  Non Participant : Observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan.  Tingkat Partisipasi : a. Partisipasi lengkap (penuh) → Anggota penuh b. Partisipasi fungsional → Aktivitas tertentu bergabung c. Partisipasi sebagai pengamat

3

2. Berdasar Keterlibatan Observer  Uncontrolled Observation (tidak berstruktur) : suatu proses observasi yg dilakukan secara spontan thd suatu gejala tertentu tanpa menggunakan bantuan alat-alat yg peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi  dilakukan tanpa terlebih dulu mempersiapkan & membatasi kerangka yang akan diamati  Controlled Observation (berstruktur) : prosedur serta pelaksanaan sangat ketat, kerangka & batasan jelas, biasanya dibantu dengan alatalat yang peka, didalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi diulang  Eksperimental Observation : sebagai cara penyelidikan yg relatif murni, menyelidiki pengaruh kondisi tertentu thd perilaku manusia, faktor lain dikontrol secermat-cermatnya  Natural (Non-eksperimental) Observation : Dalam observasi alamiah (non-eksperimental), observer mengamati kejadian, peristiwa, dan perilaku observee dalam lingkup natural, tanpa adanya usaha untuk mengontrol 3. Obstrusive & Unobstrusive  Unobstrusive : Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya.  Obstrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes 4. Berdasar Metode Pencatatan (Recording)  Narrative Types : pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata. a. Diary descriptions : Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak b. Specimen descriptions (desriftif naratif, running records) : Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap episode tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya.

4





Checklist Notations : Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek a. Time sampling Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku) Kelemahan Time sampling Kerlinger (1973) : ‐ Kehilangan gambaran kontinyuitas ‐ Kehilangan konteks ‐ Kehilangan sifat-sifat natural b. Event sampling Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilakuperilaku penting yang diamati pada situasi tertentu c. Field unit analysis Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi pada pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan fasilitas on the spot coding Ratings Scales : Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer a. Standart Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai yang lain b. Cumulated points Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit-unit perilaku tertentu c. Forced-choice Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil pengamatan 6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS :   

Error of leniency Hallo effect Error of logic

 Keuntungan dan Kelemahan Observasi  Data “nyata“ bukan perilaku yang dilaporkan  Aman

  

Error of contrast Proximity error Error of central tendency

 

Mungkin untuk diulang Tanpa mengganggu 5

 



Mudah diakses dan dilakukan Baik sebagai sumber data longitudinal Kelemahan : Distorsi dari data asli, terutama sumber berupa arsip

   

Decontextualising (emicingroup/etic-outsider) Peran Intervening variable Bias dari metode tunggal Keterbatasan wilayah terapan

 CONTOH TERAPAN OBSERVASI 1. Psikologi Klinis ‐ Identifikasi simtom dari gangguan ‐ Identifikasi tingkat gangguan ‐ Pendukung dalam proses konseling ‐ Evaluasi kemajuan terapi / konseling ‐ Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual ‐ Bersama-sama dengan wawancara pada in take interv. dan konseling 2. Psikologi Perkembangan ‐ Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang muncul dari gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak) ‐ Identifikasi level gangguan perkembangan ‐ Identifikasi tingkat perkembangan anak ‐ Evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak 3. PIO ‐ Studi ergonomika, contoh penelitian tentang peralatan militer mungkin di simulasikan ‐ Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta ‐ Analisis jabatan, natural tanpa intervensi ‐ Identifikasi kebutuhan training ‐ Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound) 4. Psikologi Pendidikan ‐ Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan ‐ Penelitian evaluasi kebijakan ‐ Penelitian tindakan kelas oleh guru ‐ Penilaian kemampuan mengajar ‐ Evaluasi hasil belajar ‐ Asesmen awal kemampuan siswa ‐ Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi

65

 Kesepahaman Observer 1. Bentuk data hasil observasi a. Angka (kuantifikasi hasil observasi) ‐ Checklist : frekuensi ‐ Rating scales : skor ‐ Time sampling : frekuensi, durasi b. Desripsi naratif ‐ Catatan harian ‐ Anecdotal records ‐ Event sampling c. Dokumen tertulis dan tidak tertulis ‐ Un obstrusive ‐ Catatan harian / anecdotal records dll. 2. Validitas Hasil Observasi  Representativeness : level keterwakilan perilaku yang diobservasi dapat menggambarkan perilaku secara keseluruhan  Generalizabiility : pengukuran dapat diterapkan dalam pengamatan serupa untuk subjek lain. 3. Persen Kesepahaman antar observer % AIRTot =

Atot

X 100

Atot + D KET :  % AIRtot = persen kesepahaman  Atot = jumlah kesepahaman antar observer.  D = jumlah ketidaksepahaman antar observer. 4. Persen kesepahaman untuk Event Sampling

KET :  % AER = persen kesepahaman  ft = pencatatan dengan frekuensi terendah  fh = pencatatan dengan frekuensi tertinggi

76

INTERVIEW  Definisi Wawancara  Percakapan antara individu yang ingin memperoleh informasi (pewawancara) untuk tujuan tertentu dengan individu lain yang menjadi sumber informasi (responden) (Gorden, 1992).  Proses interaksional; pertukaran peran, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, dorongan, dan informasi. Tidak bersifat satu arah. (Stewart & Cash, 2008)  Elemen Penting Wawancara Interaktif

Pertanyaan

Tujuan

Proses

Pihak

1. Interaktif Wawancara adalah interaktif karena melibatkan pertukaran atau pembagian sebuah peran, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi. 2. Proses Proses adalah interaksi beragam variabel yang dinamis dalam tingkatan sistem atau struktur. 3. Pihak Wawancara adalah sebuah proses dua pihak (dyadic), yaitu pihak yang diwawancarai /responden dan pihak pewawancara. 4. Tujuan Kedua belah pihak yang bersangkutan harus mempunyai tujuan dan niat fokus terhadap subjek masalah. 5. Pertanyaan Pertanyaan adalah alat wawancara untuk mendapatkan informasi, mengecek akurasi pengirim dan penerima pesan, meneliti asumsi, memprofilasi perasaan dan perasaan. 8

 Proses Komunikasi dan Interaksi dalam Wawancara 1. Trenholm & Jansen (2000) Interaksional = adanya pertukaran peran, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, motif & informasi (proses yg dinamis) utk menyatukan gagasan Interviewer & Interviewee yang menghasilkan pemahaman & reaksi yang mengarah pada area baru & mungkin tidak diharapkan untuk dieksplorasi. 2. Komunikasi  Arti spesifk → komunikasi = proses mengirim, menerima & mengartikan pesan; yang terjadi dalam satu waktu atau waktu yang sama, dimana pesan berupa lambang-lambang yang memiliki makna tertentu.  Arti luas → komunikasi = bentuk tingkah laku seseorang; baik verbal maupun nonverbal, yang ditanggapi oleh orang lain  Dalam berkomunikasi, semua pihak yang terlibat menggunakan tanda & simbol yang mendatangkan makna bagi orang lain (Duncan dlm Allen, 1980)  Komunikasi tidak hanya sekedar menerima & mengirim pesan, melainkan ada unsur pertukaran makna diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi (Heath & Bryan, 2000) Interview akan berjalan lancar apabila jenis komunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal 

Ciri komunikasi interpersonal (Liliweri, 1997) : 1. Melibatkan perilaku verbal & nonverbal 2. Melibatkan perilaku spontan 3. Merupakan suatu proses yang berkembang 4. Menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi & koherensi 5. Diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik & ekstrinsik 6. Menunjukkan adanya suatu tindakan 7. Merupakan persuasi antar manusia

 Situasi Interview Situasi Interview tergantung pada : 1. Kebutuhan 2. Penting tidaknya Interview dilakukan 3. Tipe Interview yang digunakan 4. Waktu yang meliputi hari, minggu, tahun. Waktu yang terbaik untuk berkomunikasi berbeda pada setiap orang 5. Menentukan siapa yang memulai Interview & siapa yang akan diinterview 6. Persepsi terhadap situasi 7. Wilayah pribadi yang diciptakan oleh pihak interviewer 9

 Struktur Interview 1. Opening (pembuka wawancara)  Proses Dua Langkah 1) Membangun Hubungan Kesesuaian 2) Orientasi Kepada Pihak Lain  Teknik Pembukaan Verbal Inti dari teknik pembukaan verbal ini adalah kemampuan mengadaptasikan pembukaan untuk setiap narasumber dan situasi. Teknik-tekniknya yaitu: ‐ Sebutkan Tujuan ‐ Meringkas Sebuah Masalah ‐ Jelaskan Bagaimana Sebuah masalah ditemukan ‐ Menawarkan Suatu Intensif atau Hadiah ‐ Permintaan Saran atau Bantuan ‐ Mengenal Posisi Responden  Pembukaan Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal sangat kritis dalam menciptakan kesan baik dan menancapkan legitimasi kita. Sinyal ketulusan, kepercayaan, kehangatan, ketertarikan, keseriusan dan emosi saat wawancara akan member pengalaman tersendiri. Yang perlu diperhatikan dalam teknik nonverbal : ‐ Teritorial ‐ Wajah, Penampilan dan Busana ‐ Sentuhan ‐ Membaca komunikasi non verbal ‐ Mengenai kesan pertama 2. The Body (Tubuh Wawancara) 1) Panduan Wawancara Panduan wawancara adalah garis besar yang berisikan topik dan sub topik yang akan dibahas selama wawancara.  Urutan Garis Besar Urutan garis besar berisikan tinjauan tentang uraian dasar yang menetapkan struktur yang jelas dan sistematis pada wawancara. a. Urutan Topik Urutan topik secara alami akan mengikuti pembagian suatu permasalahan atau isu pokok.

10

b. Urutan Waktu Sebuah urutan waktu memperlakukan topik atau bagian topik dalam urutan kronologis. c. Urutan Ruang Sebuah urutan ruang, dapat mengatur topic melalui pembagian divisi. d. Urutan Sebab-akibat Sebuah urutan sebab akibat mengeksplorasi sebab dan akibat. e. Urutan Solusi Sebuah urutan solusi masalah terdiri atas sebuah tahap masalah dan tahap solusi. 2) Perencanaan Wawancara a. Wawancara tidak terencana Wawancara tidak terencana menjadi sangat tepat ketika wawancara berlangsung singkat, terdapa perbedaan yang signifikan antara responden dan informasi, responden sulit untuk ditemui atau menanggapi atau memiliki ingatan yang buruk atau waktu persiapan yang sedikit. b. Wawancara cukup terencana Wawancara cukup terencana tetap terstruktur, juga ada topik. Seperti wawancara tidak terencana juga memungkinkan kebebasan untuk menggali jawaban dan beradaptasi dengan responden yang berbeda, pertanyaan harus sudah ada dipikiran dan dikemukakan secara cermat. c. Wawancara sangat terencana Wawancara sangat terencana menggunakan semua pertanyaan yang telah disiapkan secara persis seperti yang ditulis saat wawancara berlangsung. d. Wawancara sangat terencana dengan standardisasi wawancara yang benar-benar terencana dan terstuktur. Semua pertanyaan dan pilihan jawaban yang ditanyakan dalam kata-kata identic kepada responden yang kemudian memilih jawaban yang telah disediakan. Sifat informasi terbatas dan hanya menyelidik dari pilihan jawaban. e. Kombinasi perencanaan Menggunakan wawancara tidak terencana saat pembukaan. Gunakan wawancara cukup terencana jika diperlukan untuk mendeteksi dan beradaptasi dengan responden, dan wawancara

11

sangat terencana yang dapat memudahkan kita memperoleh informasi kuantitatif seperti data demografis usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan lainnya. 3) Urutan Pertanyaan a. Urutan Lorong (benang manik-manik) Urutan lorong dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup. b. Urutan Saluran Urutan saluran dimulai secara luas dengan pertanyaan terbuka yang lebih mudah untuk dijawab dan membuat orang berbicara, menghindari adanya kemungkinan pembiasan, dan memungkinkan mereka untuk menjelaskan dan posisi kualitas. c. Urutan Saluran Terbalik Urutan saluran terbalik dimulai dengan pertanyaan tertutup lalu ke pertanyaan terbuka. Berguna ketika resonden merasa tidak tahu banyak tentang topic. d. Urutan Kombinasi ‐ Urutan Jam Pasir, dimulai dengan pertanyaan terbuka lalu ke pertanyaan tertutup dan berakhir dengan pertanyaan terbuka. Kombinasi ini digunakan untuk mempersempit fokus dan melanjutkan untuk membuka lagi jika memungkinkan. ‐ Urutan Berlian, dimulai dengan pertanyaan tertutup dan melanjutkan untuk membuka pertanyaan. e. Urutan Bentuk Quintamensional Urutan bentuk quintamensional digunakan untuk menilai intensitas pendapat dan sikap. Merupakan cara pendekatan dari kesadaran responden tentang isu hingga sikap yang tidak dipengaruhi oleh pewawancara, sikap spesifik, alasan sikap dan intensitas sikap.

3. Closing (penutup wawancara) Penutupan adalah sesuatu yang diucapkan pada akhir wawancara, sebagai sebuah cara untuk mengakhiri sebuah interaksi. Teknik menutup wawancara : o Penawaran menjawab pertanyaan o Gunakan pertanyaan penerimaan o Nyatakan penyelesaian dari tujuan utama o Buat pertanyaan pribadi o Buat pertanyaan professional o Tanda waktu habis o Jelaskan alasan penutupan 12

o o o o

Ungkapkan terimakasih atau kepuasan Atur pertemuan berikutnya Ringkasan wawancara Tindakan penutupan nonverbal

 Pendekatan dalam interview 1) Pendekatan direktif (information giving, gathering, selection) Kelebihan Mudah dipelajari Less time Kuantifikasi data Dapat digunakan bersama kuesioner

Kekurangan Tidak fleksibel Kurang bervariasi dan tidak mendalam Validitas informasi : suara, ekspresi wajah dan penampilan diabaikan

2) Pendekatan non direktif (counselling,problem solving) Kelebihan Probing; data lebih mendalam Fleksibilitas IE diberikan kebebasan untuk berbicara lebih banyak

Kekurangan Time-consuming Sensitivitas dan kemampuan IR Informasi yang terlalu banyak

 Kegunaan Interview o Verifikasi data. 1. data primer. 2. data pelengkap. 3. alat pembanding/alat ukur. o Informasi yang detail. o Memotivasi individu untuk merespon secara terbuka, bebas dan akurat. o Melengkapi proses observasi.

 ...


Similar Free PDFs