Chapter 15 - Equity - Summary Kieso Intermediate Accounting PDF

Title Chapter 15 - Equity - Summary Kieso Intermediate Accounting
Author Dika Gustiana
Course Akuntansi Keuangan I
Institution Universitas Padjadjaran
Pages 15
File Size 248.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 54
Total Views 229

Summary

CHAPTER 15EQUITYA. Corporat Capital 1. Corporate Law a. Corporate law Setiap orang atau sekelompok orang yang ingin mendirikan perusahaan, mereka harus memenuhi persyaratan yang diadakan oleh pemerintah melalui peraturan perundang – undangan tertentu. Setelah terpenuhinya persyaratan ini, pemerintah...


Description

CHAPTER 15 EQUITY A. Corporat Capital 1. Corporate Law a. Corporate law Setiap orang atau sekelompok orang yang ingin mendirikan perusahaan, mereka harus memenuhi persyaratan yang diadakan oleh pemerintah melalui peraturan perundang – undangan tertentu. Setelah terpenuhinya persyaratan ini, pemerintah melalui lembaganya akan mengeluarkan sebuah surat izin sebagai pertanda legalitas berdirinya suatu perusahaan. b. Share system Equity dari sebuah perusahaan menurut peraturan yang berlaku terdiri dari saham yang relatif berjumlah besar. Kepemilikan saham dalam sebuah perusahaan mencerminkan seberapa besar kontrol dan pengaruh pemegang saham terhadap perusahaan yang bersangkutan. Misal, Dika Gustiana mimiliki 48% saham Pertamina, maka 48% ini mencerminkan porsi kepemilikan dika terhadap Pertamina. Dengan tidak adanya pemisahan proporsi, setiap saham memiliki hak sebagai berikut : 

Pembagian secara proporsonal dalam laba dan rugi



Hak suara dalam Rapat umum pemegang saham (RUPS), kecuali saham preference



Mendapatkan pembagian yang sama jika perusahaan dilikuidasi



Mendapatkan hak yang sama atas penawaran pertama dari saham baru yang diterbitkan c. Variety of ownership

Secara umum, terdapat 2 jenis saham yang biasanya terdapat pada perusahaan, yaitu ordinary share dan preference share. Ordinary share adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang memberikan bukti atas hak dan kewajiban menyangkut andi kepemilikan dalam perusahaan. pemegang ordinary share mungkin saja tidak mendapatkan dividen pada tiap akhir tahun, tetapi pemegang saham ini memiliki hak suara dalam RUPS. Tipe yang lainya adalah Preference share, yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham, karena memungkinkan pemegangnya untuk

mendapatkan penghasilan yang tetap. Mereka dijamin akan memperoleh laba pada tingkat yang sudah ditentukan sebelumnya dan pembayaranya ini dilakukan sebelum pemberian dividen kepada para pemegang saham biasa. Namun para pemegang saham preference ini tidak memiliki suara dalam RUPS. 2. Component of equity Equity adalah residual harta perusahaan setelah dikurangi dengan utang perusahaan. Equity sering disebut sebagai shareholders equity, stockholders equity, atau modal perusahaan. dalam pelaporan keuangan, equity diklasifikasikan sebagai berikut : 

Share capital



Share premium



Retained earnings



Accumulated other comperhansive income



Treasury share



Non – controling interest

Perusahaan sering membedakan antara contributed capital (paid – in) dan earning capital. Contributed capital adalah jumlah yang dibayarkan untuk saham atau jumlah dana/modal yang disediakan oleh para shareholders perusahaan untuk digunakan dalam operasi bisnis perusahaan. Sedangkan earning capital berasal dari profit yang terajadi/diterima dalam operasi perusahaan. total modal ini mencerminkan akumulasi profit yang tidak didistribusikan kepada para pemegang saha,. Retained earning mencerminkan earning capital yang dimiliki oleh perusahaan. 3. Issuance of share Dalam penerbitan saham, perusahaan harus mengikuti peraturan yang sudah ada. pertama, lembaga pemerintah yang terkait harus mengizinkan perusahaan untuk menerbitkan saham, dimana secara umum tercermin dalam serfitikat. Selanjutnya, perusahaan melakukan penawaran untuk penjualan saham ini, dimana biasanya terdapat perjanjian untuk menjual saham ini. lalu perusahaan akan menerima jumlah saham yang diizinkan untuk diterbitkan, selanjutnya perusahaan akan menerbitkan saham. saat perusahaan menerima izin untuk menerbitkan saham, perusahaan tidak harus membuat jurnal apapun.

a. Par value shares

Par value dari saham tidak berhubungan dengan fair value dari saham. nilai par value yang rendah dari sebuah perusahaan dimaksudkan untuk menghindari contingent liability yang terkait dengan saham yang dijual dibawah par. Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai par, akun harus dipertahankan dalam masing – masing kelompok sebagai berikut : 

Saham preferen atau saham biasa, kedua akun ini mencerminkan nilai par saham persereoan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun ini, kecuali ada saham tambahan yang diterbitkan atau ada saham yang ditarik.



Share premium, yaitu saham yang dibayar lebih tinggi dari nilai parnya dari shareholders saat penerbitan kembali saham untuk mereka. b. Saham tanpa nilai par

Banyak negara yang mengizinkan perusahaan untuk menerbitkan saham tanpa nilai par. Jika saham tidak memiliki nilai par, maka perlakuan terhadap saham yang memiliki nilai par tidak akan muncul, yaitu mencatat apakah ada share premium atau tidak. Terdapat dua alasan kenapa perusahaan mengeluarkan saham tanpa nilai par. Alasan pertama adalah untuk menghindarkan perusahaan dari contingent liability yang muncul akibat penjualan saham perusahaan dengan nilai dibawah par. Alasan kedua adalah untuk menghindari terjadinya kebingungan antara nilai par dan fair value. Sebagai contoh, misalnya perusahaan X menjual saham tanpa nilai Par sebanyak 10.000 lembar saham. 500 lembar saham biasa terjual seharga $10/saham. maka jurnal yang harus disusun adalah : Cash

$5.000 Ordinary share

$5.000

Lalu perusahaan kembali menjual 500 lembar saham lainya. kali ini perusahaan mampu menjual saham dengan harga $11/lembar. Maka jurnalnya adalah : Cash

$5.500 Ordinary share

$5.500

Beberapa negara mengharuskan saham yang tidak memiliki par value harus memiliki stated value. Stated value adalah harga minimal dimana jika saham ditawar pada harga dibawah stated value maka perusahaan tidak akan menerbitkan saham tersebut. jika saham terjual diatas stated value, maka selisih ini akan ditampung pada akun share premium. Misal, sebuah perusahaan menjual 1.000 lembar saham biasa dengan stated

value $50 dan terjual pada harga $100. Maka jurnal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Cash

$100.000 Share Capital – ordinary share

$50.000

Share premium – ordinary share

$50.000

c. Share issued with other securities (Lump – sum sales) Masalah akuntansi dalam penjualan saham adalah mengalokasikan hasil diantara beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan dapat menggunakan dua metode alokasi yang tersedia, yaitu (1) metode proporsional, dan (2) metode incremental. 1) Metode proporsional, yaitu metode yang digunakan jika fair value atau dasar lainya yang dapat digunakan untuk menentukan nilai relative untuk setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang dialokasikan antar kelompok sekuritas dapat dilakukan secara proporsional. Sebagai contoh, asumsikan perusahaan A menerbitkan 1000 lembar saham dengan stated value $100 dan fair value $150 dan 1000 lembar saham preference dengan stated value $100 dan terjual $200. Kedua saham ini terjual seharga $300.000. Maka alokasinya adalah sebagai berikut : Fair value ordinary saham ($150 x 1000)

$150.000

Fair value preference saham ($200 x 1000)

$200.000

Agregat fair value Allocated to ordinary share

$350.000 $150.000/$350.000 x $300.000

$128.571

Allocated to preference share $200.000/$350.000 x $300.000

$171.429

Total allocation

$300.000

2) Metode incremental, yaitu metode yang jika nilai pasar salah satu kelompok sekuritas tidak tersedia. Nilai pasar yang tersedia untuk kelompok sekuritas tertentu maka akan digunakan sebagai dasar untuk kelompok yang diketahui, dan sisa nilai lump sum akan dialokasikan kepada sekuritas yang tidak diketahui nilai pasarnya. Sebagai contoh, asumsikan perusahaan A menjual 1000 ordinary share dengan stated value $100 dan fair value $120 serta 1000 saham dengan stated value $100 dan tidak diketahui fair valuenya. Kedua sekuritas ini terjual secara bersamaan dengan harga $300.000. Maka pengalokasian dilakukan sebagai berikut : Lump sum allocated

$300.000

Allocated to ordinary share (1000 x $120)

($120.000)

Allocated to preference share

$180.000

Jika perusahaan tidak dapat memperhitungkan nilai fair valu dari setiap kelas saham, maka perusahaan dapat menggunakan pendekatan yang lain. Dalam situasi ini, perusahaan dapat menggunakan appraisal untuk menilai saham. d. Share issued in non – cash transaction Akuntasin untuk penerbitan saham atas properti atas jasa kadang – kadang menimbulkan masalah dalam penilainya. Aturan umumnya adalah saham yang diterbitkan untuk service or property selain dari cash, dicatat sebesar fair value dari service or property yang diterima. jika fair value dari barang dan jasa tidak dapat diukur secara andal, maka nilai yang digunakan adalah fair value dari saham yang diterbitkan. Jika perusahaan dapat memperhitungkan keduanya dari transaksi hasil dari pertukaran, maka memungkinkan akan terdapat sedikit perbedaan nilai wajar. Dalam kasus ini, maka basis untuk penilaian tidak akan menjadi masalah. Jika perusahaan tidak dapat memperhitungkan salah satu diantara nilai fair value share atau fair value dari goods and service, maka harus menggunakan teknik valuasi. Berdasarkan data yang tersedia, valuasi dapat menggunakan fair value dari shares atau fair value dari barang dan jasa. Perusahaan harus menghindari penggunaan book value, par value atau stated value sebagai basis transaksi. Untuk ilustrasi kasus diatas, asumsikan perusahaan X menerbitkan 10.000 saham dengan par value $10 untuk pertukaran dengan patent. Misalkan : 

Perusahaan tidak dapat menentukan fair value patent dengan andal. Diketahui fair value dari saham adalah $140.000 , maka :

Patent



$140.000 Share capital – Ordinary

$100.000

Share premium – ordinary

$40.000

Perusahaan tidak dapat menghitung fair value dari saham, tetapi diketahui fair value dari patent adalah sebesar $150.000. Maka :

Patent

$150.000 Share capital – ordinary

$100.000

Share Premium – ordinary

$50.000



Perusahaan tidak dapat menghitung fair value dari patentn dan saham. pihak eksternal menilai fair value patent sebesar $125.000. Maka :

Patent

$125.000 Share capital – ordinary

$25.000

Share premium – ordinary

$100.000

e. Biaya penerbitan saham Saat perusahaan menerbitkan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menjual saham. biaya – biaya tersebut seperti biaya penjaminan, biaya akuntansi dan huku, biaya percetakan dan pajak. Biaya – biaya ini dicatat sebagai pengurangan jumlah yang diterima. oleh karena itu, biaya – biaya ini akan didebet dan akan bersifat mengurangi modal yang disetor. 4. Preference share Preference share adalah tipe special dimana pemegang saham jenis ini akan menerima pendapatan yang tetap setiap tahunya. Tidak seperti ordinary share, beberapa features yang dimiliki oleh preference share diantaranya adalah : 

Pengistimewaan dalam pembagian dividen



Pengistimewaan dalam pembagian aset jika perusahaan dilikuidasi



Dapat diubah kedalam bentuk saham biasa



Tidak memiliki hak suara dalam RUPS

Perusahaan yang menerbitkan preference share dengan par value menampilkan besaran dividend yang akan diterima dari par value. Misal 8% dengan par value $100. Maka besaran dividen yang akan diterima adalah sebesar $8/ lembar. a. Features of preferenace share 1) Acumulative preference share. hal ini mengharuskan jika perusahaan tidak mampu membayar besaran dividen yang telah ditentukan sebelumnya pada tahun berjalan, maka besaran dividen ini harus dibayarkan pada tahun selanjutnya dan besaran dividend yang belum mampu dibayar ini akan dianggap sebagai utang dividend. 2) Participating preference share 3) Convertible preference share. fitur ini memungkinkan para pemegang saham preference untuk mengubah saham preferenya menjadi saham biasa. 4) Callable preferences shares. Fitur ini mengizinkan perusahaan untuk membeli kembali preference share pada tanggal dan jumlah yang telah ditetapkan.

5) Redeemable preference shares. Kebanyakan preferen share memiliki fitur ini yang menjadi preferen share seperti obligasi. b. Accounting for and reporting preference share Perlakuan akuntasi untuk saham preferen sama dengan ordinary share. sebagai contoh, asumsikan perusahaan X menerbitkan saham preferen sebanyak 10.000 lembar dengan nilai par $100 dan memiliki fair value $150/lembar. Maka : Cash

$150.000 Share capital – preference

$100.000

Share premium – Preference

$50.000

B. Reacquition of shares Perusahaan sering membeli kembali saham milik mereka. Perusahaan membeli kembali saham yang telah dikeluarkan atas beberapa alasan, diantaranya adalah : 

Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang saham



Untuk meningkatkan laba per saham dan meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Dengan mengurangi jumlah sama yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang saham, rasio kinerja tertentu sering kali meningkat.



Untuk memenuhi kebutuhan saham dalam kontrak kompensasi karyawan atau memenuhi kebutuhan merger yang potensial



Untuk mengurangi upaya pengambilalihan dan mengurangi pemegang saham



Membentuk pasar bagi saham

1. Pembelian treasury shares Perusahaan pada umumnya menggunakan dua metode yanag ada untuk kasus pembelian treasury, yaitu : 

Metode biaya. Metode ini menghasilkan pendebetan akun saham treasury untuk biaya reakuisisi, serta dalam metode ini dalam pelaporan keuangan sebagai pengurang dari modal yang disetor atau laba yang ditahan.



Metode nilai par atau stated value. Dalam metode ini, dilakukan pencatatan semua transaksi pada nilai parnya dan melaporkan treasury hanya sebagai pengurang atas modal saham.

Kebanyakan perusahaan menggunakan metode biaya. Sebagai ilustrasi, asumsikan perusahaan X menerbitkan 100.000 saham dengan nilai par $30/saham dan market valuenya adalah $51/lembar. Diketahui retained earning memiliki saldo $1.000.000. Maka : Equity Share capital – ordinary, $30 par 100.000 share issued and outstanding

$3.000.000

Share permium ordinary

$2.100.000

Retained earning

$1.000.000

Total equity

$6.100.000

Diawal tahun, perusahaan X memutuskan untuk membeli kembali 10.000 saham dengan harga $45/lembar. Maka : Treasury shares

$450.000

Cash

$450.000

Maka, sesi ekuitas pada laporan posisi keuangan setelah terjadinya transaksi pembelian 10.000 lembar saham treasury adalah sebagai berikut :

Equity Share capital – ordinary, $30 Par 100.000 shares issued and outstanding

$3.000.000

Share premium – ordinary

$2.100.000

Retained earnings

$1.000.000

Less : Treasury share (10.000 shares)

($450.000)

Total equity

$5.650.000

2. Sale of treasury shares Perusahaan sering kali menjual kembali treasury shares. Saat penjualan saham, pencatatan akuntansi bergantung pada harga jual. Jika perusahaan menjual treasury shares sebanding dengan cost, maka perusahaan akan mendebet cash dan mengkredit treasury shares. Namun jika tidak sebanding, maka hanya ada dua kemungkinan, yaitu above atau below. a. Sale of treasury share above cost Saat menjual saham diatas biaya perolehan, maka perusahaan mengkredit selisih ini ke akun share premium. Sebagai ilustrasi, perusahaan X menjual kembali 10.000 saham dengan harga $51/lembar dengan cost $45/lembar. Maka : Cash

$510.000 Treasury shares

$450.000

Share premium – treasury shares

$60.000

b. Sale of treasruy share below cost Saat menjual saham dibawah biaya perolehan, maka perusahaan mendebit selisihnya ke akun share premium. Misalnya perusahaan X menjual 10.000 lembar saham dengan harga $42/lembar dan cost per lembar $45. Maka : Cash

$420.000

Share premium – treasury shares

$30.000

Treasury shares

$450.000

C. Dividend policy Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan saldo laba ditahan yang tersedia secara legal. Alasan utamanya adalah sebagai berikut: 

Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau sebagian laba dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap kemungkinan kerugian



Beberapa hukum yang berkaitan dengan perseroan mensyaratkan bahwa laba yang ekuivalen dengan saham treasury yang dibeli dilarang untuk dibagikan sebagai dividen



Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan mengakumulasi laba dari tahun – ketahun yang menghasilkan laba dan menggunakan akumulasi itu sebagai dasar untuk membayar dividen tahun – tahun berikutnya



Keinginan untuk membentuk perlindungan atau penyangga terhadap kemungkinan kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.

1. Kondisi keuangan dan pembagian dividen Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan untuk membayar kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Selain itu, kebutuhan akan uang tunai untuk kebutuhan sehari – hari untuk penggajian dan pengeluaran kas lainya yang tidak dimasukan kewajiban lancar juga membutuhkan kas. Jadi sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividend. Suatu dividend sebagiknya tidak dibayarkan kecuali baik posisi keuagan yang sekarang atau mendatang tampak menjamin pembagian dividen. 2. Type of dividend a. Cash dividend Pengumuman pembagian dividend tunai akan menimbulkan kewajiban dan karena pembayaranya biasanya dilakukan dengan segera, dividend payable pada umumnya diklasifikasikan sebagai current liabilities. Ada tiga tahapan dalam pembagian dividend, yaitu (1) declare, (2) recorded, and (3) pembayaran. Sebagai contoh, perusahaan X pada 10 juni 2019 mendeklarasikan akan membayar dividend sebesar $0,5/lembar saham untuk 1.800.000 lembar saham yang akan dibayar pada 16 july dan dicatat pada tanggal 24 juni. Maka : At date of declaration (10 juni 2019) Dividend

$900.000

Dividend payable

$900.000 At date of recording (24 juni 2019)

No entry At date of payment (16 juli 2019)

Dividend payable

$900.000

Cash

$900.000

b. Property dividend Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas, dapat berupa barang dagang, real estate atau investasi yang dirancang oleh dewa direksi. Ketika dividend property diumumkan, maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property yang akan dibagikan dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan dari fair value dengan book value pada saat tanggal pengumuman. Sebagai contoh, Tsen mendistribusikan sejumlah surat berharga dengan nilai buku $1.250.000 kepada para pemegang saham yang dideklarasikan pada tanggal 28 desember 2018. Dividen ini akan didistribusikan pada january 30 januri 2019 dengan nilai fair value investasi adalah sebesar $2.000.000. Maka : At date of declaration (28 desember 2018) Equity investment

$750.000

Unrealized holding gain – income Dividend

$750.000 $2.000.000

...


Similar Free PDFs