CITIZEN JOURNALISM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN PDF

Title CITIZEN JOURNALISM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN
Author S Bekti Istiyanto
Pages 18
File Size 1.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 471
Total Views 722

Summary

CITIZEN JOURNALISM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN S. Bekti Istiyanto Abstract Discussions about role of communication to development have happened for a long time. In the latest statement scholars said that communication functions not as big as their supposition before. Their conclusions...


Description

Accelerat ing t he world's research.

CITIZEN JOURNALISM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN S Bekti Istiyanto

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

KEBERHASILAN CIT IZEN JOURNALISM DALAM PEMBANGUNAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL S Bekt i Ist iyant o

Peran Kader HMI dalam mendukung perkembangan Cit izen Journalism di Indonesia sebagai penyeimb… Muslimin Harist Prat ama Warga Bicara Media: Sepuluh Cerit a Cent re for Innovat ion Policy and Governance (CIPG)

CITIZEN JOURNALISM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN S. Bekti Istiyanto Abstract Discussions about role of communication to development have happened for a long time. In the latest statement scholars said that communication functions not as big as their supposition before. Their conclusions before publicized that mass communication as a magic multiple for development and have big influences to accelerate development programs in many developing countries. In actual fact communication has not a direct impact for develop e t progress, it’s supported no more than completing and could not change other media of communication who lived in traditional communites. The local communities gave their participations through the media to distribute special information form and to them, and preserve it for communication space for local actualization. The rising citizen journalism has a new different about public involvements to share their information to others. Public can publicize their all information such as news, opinions, and critics, included development programs. Public can make use of it as their participations to improve an alternative development communication media. Although not all Indonesian can do citizen journalism for a lot of reasons, it can be a new communication media for development in Indonesia. Key words: development, citizen journalism, communication media

PENDAHULUAN Dewasa ini istilah Citizen journalism atau jurnalisme warga menjadi sebuah topik yang sedang hangat diperbincangkan dan juga menjadi trend baru dalam dunia jurnalisme modern. Tidak seperti jurnalisme tradisional yang menjadikan wartawan sebagai satu-satunya pekerja profesional yang berhak dan bertugas meliput dan menyiarkan informasi kepada publik, citizen journalism ini justru menjadikan semua warga dapat bertugas sebagai reporter seperti yang ada dalam slogannya Oh yNe s yaitu E ery citizen is a reporter (Yeu g-Ho, 2004). Meskipun menjadi perdebatan dalam perbandingannya dengan kriteria jurnalistik secara tradisional, dimana setiap warga dapat mengekspresikan semuanya termasuk keluhan yang bersifat pribadi menjadi bagian dalam aktivitas jurnalistik. Hal ini yang menurut Atmakusumah Astraatmadja disebutkan bahwa citizen journalism bukan istilah yang cocok, karena sebuah karya jurnalistik dan kegiatan jurnalisme harus memenuhi kaidah jurnalistik yang ditetapkan dalam KEJ atau Standar Jurnalisme Profesional, di antaranya karya tersebut haruslah faktual, akurat, dan obyektif. Mungkin istilah yang lebih tepat adalah ekspresi

arga , u gkap ya (http://anugerahadiwarta.org/2011). Namun ternyata kehadiran

citizen journalism dalam segala bentuk dan isinya tetaplah menjadi magnet baru dalam perkembangan jurnalisme dewasa ini. Dalam pengertiannya citizen jornalism dapat dimaknai sebagai keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan), video kepada orang lain. Jadi setiap orang bisa menjadi wartawan (Nuruddin, 2009).

Menurut Pujanarko (2012) definisi citizen journalism adalah praktik jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis dalam hal ini oleh warga. Citizen journalism (atau sering diartikan sebagai Jurnalisme Warga) adalah warga biasa yang menjalankan fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan informasi dan berita yang mereka dapat. Shayne Bowman dan Chris Willis (dalam Ibrahim, 2011) mendefinisikan citizen journalism se agai …the a t of itize s playi g a a ti e role i the pro ess of collecting, reporting, analyzing, and disseminating e s a d i for atio . Kare a pe gertia yang beragam namun semakna, maka secara sederhana citizen journalism dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyebarluaskan informasi atau kejadian tertentu. Kehadiran citizen journalism didorong oleh perkembangan internet dan berbagai kanalnya, serta di bidang teknologi, khususnya telepon genggam, yang memungkinkan adanya user generated content (http://anugerahadiwarta.org/2011). Munculnya citizen journalism di Indonesia sendiri ternyata juga mendapatkan apresiasi yang cukup marak. Terbukti beberapa media di Indonesia telah memberikan ruang kepada Citizen journalism untuk berkembang, di antaranya SCTV dengan http://blog.liputan6.com/ dan Kompas dengan Kompasiana di http://www.kompasiana.com/. Sebagai contoh isi citizen journalism dalam http://citizen6.liputan6.com milik SCTV adalah berita tentang Warga Mangir swadaya memperbaiki jalan yang dikirim beberapa waktu lalu oleh Aryo Widiyanto. Isi berita yang diunggah adalah aktivitas warga Dusun Mangir RW IV, Desa Nolokerto Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah yang berinisiatif memperbaiki sendiri wahana transportasi di daerahnya dengan jalan bergotong royong pada hari Minggu 22 April 2012.

PERMASALAHAN Indonesia sebagai negara berkembang yang terus melakukan pembangunan jelas sangat membutuhkan sebuah media komunikasi pembangunan yang tidak saja berfungsi untuk menyampaikan informasi dari pemerintah kepada rakyatnya, namun juga mampu menyerap informasi apa yang sedang berkembang dan dapat menjadi masukan bagi perbaikan langkahlangkah pembangunan pemerintah ke depan. Media komunikasi yang dibutuhkan pun harus sesuai dengan karakteristik masyarakat di Indonesia yang lebih berkecenderungan untuk menitik beratkan pada kearifan lokal sebagai media komunikasi yang berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rogers (1976) yang telah menyatakan bahwa setiap bangsa ternyata mempunyai cara-cara sendiri dalam melaksanakan pembangunan termasuk penggunaan komunikasinya.

Di sisi lain perkembangan citizen journalism dewasa ini justru menjadi sebuah alternatif teknologi dan media komunikasi baru yang dapat diakses dan juga diunggah setiap informasinya dengan mudah oleh siapa saja baik warga, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan termasuk pemerintah. Karena dalam kenyataannya, pembangunan yang terjadi di Indonesia memang terdapat jurang pemisah antara pemerintah sebagai sumber informasi pembangunan dengan rakyat secara umum sebagai pihak penerima informasi. Atas dasar tersebut menjadi menarik untuk dikaji apakah kehadiran citizen journalism dapat menjadi sebagai sebuah media komunikasi yang tepat dalam pembangunan di Indonesia. Munculnya citizen journalism sendiri bukanlah berasal dari karakteristik budaya lokal masyarakat Indonesia namun berasal dari luar, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, globalisasi informasi, dan kebutuhan jurnalisme bagi masyarakat. Karena itu, akankah citizen journalism ini dapat diterima dan digunakan sebagai media komunikasi dalam pembangunan yang lebih tepat dan sesuai kebutuhan bagi masyarakat Indonesia atau akan sama saja hasilnya dengan sebelumnya dimana kemajuan-kemajuan dalam pembangunan ternyata bukan dihasilkan oleh peranan komunikasi massa tapi justru oleh komunikasi yang lebih bersifat lokal.

KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Pembangunan Keberhasilan pembangunan berawal dari adanya komunikasi dalam pembangunan dan karena itu komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan termasuk di Indonesia. Penggunaan komunikasi khususnya media massa yang tepat dan mampu menjangkau khalayak secara lebih massif diharapkan akan menghasilkan pengertian yang sesuai tentang tujuan dan kegiatan pembangunan itu sendiri. Meskipun peranan komunikasi telah dipertanyakan keefektivitasannya dalam pembangunan oleh para ahli komunikasi pembangunan seperti McNelly dan Molina pada tahun 1972, Schneider tahun 1973 dan 1974, dan Rogers tahun 1974 keberadaan komunikasi itu sendiri masihlah sangat dibutuhkan. Media komunikasi yang sesuai dan mampu memenuhi kebutuhan khalayak pengguna akan menghasilkan komunikasi yang tepat pula dalam pembangunan, dan tidaklah selalu setiap komunikasi yang berhasil di sebuah negara dapat disamakan dengan negara lain dalam pelaksanaan dan aspek keberhasilannya (Rogers, 1976). Hedebro (dalam Nasution, 2004: 95-96) mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang berkaitan dengan tingkat analisa keberhasilannya, yaitu : 1. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini, politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalahmasalah yang menyangkut struktur organisasional dan pemilikan, serta kontrol

terhadap media. Untuk studi jenis ini, sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat general (umum). 2. Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional, namun jauh lebih spesifik yaitu persoalan utama dalam hal ini seperti bagaimana media dapat dipakai secara efisien, untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa. 3. Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas yang bersifat lokal atau desa (daerah tertentu). Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk baru. Kebutuhan akan adanya media komunikasi dalam pembangunan menjadi hal yang esensial dalam aktivitas pembangunan. Media komunikasi harus memiliki fokus untuk pembangunan bukan sekedar menyampaikan informasi saja dan tidak berperan secara nyata di dalamnya. Dalam banyak kasus, media komunikasi yang dibuat pemerintah sering tidak efektif dan efisien dalam menjangkau publiknya dalam hal ini rakyat yang menjadi obyek pembangunan. Di sisi lain media komunikasi yang marak dan berkembang justru tidak dimiliki pemerintah namun oleh swasta (bisa bersifat personal maupun kelembagaan) yang mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan keuntungan sebagai media bisnis dan usaha. Ketidak seimbangan inilah yang menjadi satu alasan mengapa media komunikasi sering tidak mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan di Indonesia. Untuk memudahkan memahami peran komunikasi dalam pembangunan, Hedebro (dalam Nasution, 2004:102-103) telah mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni: 1. 2. 3. 4.

5. 6. 7. 8.

9.

Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, atau reparasi mobil (Schram, 1967). Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi (Rao, 1966). Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang beroleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.

10.

11. 12.

Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas politik (Rao, 1966) Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetuating).

Konsep komunikasi pembangunan sendiri dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas. Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal-balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang dalam arti yang terbatas, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan yaitu pemerintah dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan tadi (Istiyanto, 2011). Kedua pengertian tadi merupakan acuan dari konsep komunikasi pembangunan pada umumnya. Sedangkan konsep komunikasi pembangunan khas Indonesia dapat didefinisikan sebagai proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan ati iah, ya g dala

keselarasa

ya dirasaka se ara

erata oleh seluruh rakyat (Effe dy, 2005:

92). Komunikasi pembangunan akan lebih berhasil mencapai sasarannya dan dapat menghindarkan kemungkinan efek-efek yang tidak diinginkan atau meminimalisir munculnya kesenjangan efek yang akan ditimbulkan oleh kekeliruan cara-cara komunikasi bila menggunakan strategi komunikasi pembangunan yang mencakup prinsip-prinsip antara lain: 1. 2.

3. 4. 5.

Penggunaan pesan yang dirancang secara khusus (tailored message) untuk khalayak yang spesifik. Pe dekata ceiling effect yaitu de ga e gko u ikasika pesa -pesan yang bagi golongan yang dituju (katakanlah golongan atas) merupakan redudansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka atau kecil manfaatnya), namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dicapai. Pe ggu aa pe dekata narrow casting atau elokalisir pe ya paia pesa agi kepentingan khalayak . Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan.

6. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri. 7. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme keikut sertaan khalayak (sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya (Nasution, 2004:163-164). Peran Media Komunikasi Dalam Pembangunan Kajian konseptual tentang komunikasi pembangunan di atas menjadikan media komunikasi menjadi sangat urgen dalam proses pembangunan di manapun pembangunan dilakukan, termasuk di Indonesia. Rogers (1976) sebelumnya telah menggambarkan betapa media komunikasi ini khususnya media komunikasi massa, merupakan suatu potensi yang besar dalam membantu negara-negara berkembang di Amerika Latin, Afrika dan Asia untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Bahkan Ia menyebutnya sebagai magic multiplier (pengganda ajaib) dalam menggambarkan peranan media tersebut dan apa yang dapat dilakukannya di dalam proses pembangunan sebelum tahun tersebut. Sebuah pendapat yang pada awalnya menjadi acuan dasar dalam melihat kehebatan media komunikasi, khususnya komunikasi massa dalam peranannya bagi pembangunan seperti yang disuarakan juga sebelumnya oleh Daniel Lerner pada tahun 1958 dan Wilbur Schraam tahun 1964. Namun pada kenyataannya, dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi baru ternyata hanya sedikit kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan. Kehadiran media komunikasi massa yang lebih bersifat global ternyata tidak mendapatkan hasil yang serupa di setiap negara yang melakukan pembangunan. Setiap negara ternyata membutuhkan cara-cara tersendiri dalam melakukan pembangunannya (Rogers, 1976) termasuk penggunaan media komunikasi yang sesuai bagi mereka. Pada akhirnya Rogers (1976) menyimpulkannya sebagai pudarnya paradigma usang dalam komunikasi pembangunan dan menyarankan untuk mencari alternatif konsepsi-konsepsi pembangunan yang lebih baru mencakup suatu peranan yang berbeda dan pada umumnya lebih besar bagi komunikasi. Pada intinya pengerahan massa melalui organisasi sosial pada tingkat lokal amat bergantung pada komunikasi dan dengan cara yang sama sekali berbeda dengan pendekatan industrialisasi terhadap pembangunan yang selalu bergerak dari atas ke bawah (top down communication). Rogers (1976) menyebutkan beberapa alternatif menuju pembangunan yang berhasil antara lain: 1. Adanya pemerataan penyebaran informasi, keuntungan sosial ekonomi dan sebagainya. 2. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan biasanya dibarengi dengan desentralisasi kegiatan-kegiatan tertentu di pedesaan 3. Berdiri di atas kaki sendiri dan mandiri dalam pembangunan, dengan suatu penekanan kepada potensi sumber daya setempat.

4. Perpaduan antara sistem tradisional dengan moderen, sehingga pengertian modernisasi menjadi suatu sinkretisasi antara pemikiran lama dengan yang baru, dengan perimbangan yang berbeda-beda di setiap daerah. Pada intinya Rogers menekankan bahwa sebuah pembangunan haruslah membutuhkan kesamaan informasi, partisipasi masyarakat, kemandirian dan perpaduan sistem pembangunan tradisional dengan yang moderen termasuk penggunaan unsur-unsur komunikasi massa yang sesuai.

PEMBAHASAN Media Komunikasi Pembangunan Partisipasif Munculnya alternatif-alternatif baru terhadap paradigma lama tentang pembangunan menyiratkan bahwa peranan komunikasi dalam pembangunan juga harus berubah. Terkait dengan peranan komunikasi sebelumnya, dimana komunikasi massa dianggap memainkan peranan penting dalam pembangunan khususnya di dalam penyampaian pesan yang persuasif dan informatif dari pemerintah kepada masyarakat dan terjadi secara hirarkis ke bawah. Akan tetapi pada akhirnya, Rogers (1976) menyimpulkan bahwa peranan komunikasi massa dalam merangsang pembangunan seringkali tidak bersifat tidak langsung dan hanya bersifat membantu, ketimbang langsung dan menentukan. Itu pun bervariasi menurut berbagai segi, seperti media, pesan, khalayak serta sifat pengaruh yang diharapkan. Perkembangan teknologi komunikasi sekarang ini terjadi sangat pesat. Hasilnya adalah memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1989). Hampir-hampir tidak ada penghambat yang dialami untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan yang berkenaan dengan kemampuan sarana yang digunakan. Salah satu akibat adanya perkembangan teknologi komunikasi ini adalah pemenuhan akses informasi bagi semua orang secara merata. Kemudahan akses informasi ini pun menjadikan pengaruh terhadap perkembangan di semua bidang kehidupan manusia, termasuk perubahan pola pikir dan cara-cara mendapatkan informasi. Kalau dulu setiap informasi mereka dapatkan dari pihak-pihak tertentu saja maka sekarang berubah. Mereka dapat menyediakan informasi sendiri sekaligus menyebarkan ke semua pihak yang membutuhkan, bahkan bisa menjadikan sebuah kondisi yang sebelumnya tidak terba...


Similar Free PDFs