CIVIL SOCIETY DENGAN MASYARAKAT MADANI, SAMA ATAU BERBEDA DOC

Title CIVIL SOCIETY DENGAN MASYARAKAT MADANI, SAMA ATAU BERBEDA
Author Zainal Muttaqin
Pages 6
File Size 43.5 KB
File Type DOC
Total Downloads 484
Total Views 847

Summary

CIVIL SOCIETY DENGAN MASYARAKAT MADANI, SAMA ATAU BERBEDA? Konsep Civil Society Masyarakat sipil merupakan terjemahan dari istilah Inggris civil society yang mengambil dari bahasa Latin civilas societas. Secara historis, karya Adam Ferguson (1723-1816) dalam karya klasiknya An Essay on History of Ci...


Description

CIVIL SOCIETY DENGAN MASYARAKAT MADANI, SAMA ATAU BERBEDA? Konsep Civil Society Masyarakat sipil merupakan terjemahan dari istilah Inggris civil society yang mengambil dari bahasa Latin civilas societas. Secara historis, karya Adam Ferguson (1723-1816) dalam karya klasiknya An Essay on History of Civil Society (1767) merupakan salah satu titik asal penggunaan ungkapan masyarakat sipil (civil society). Masyarakat sipil menampilkan dirinya sebagai wilayah yang mengedepankan kepentingan individual dan pemenuhan hak-hak individu secara bebas. Masyarakat sipil merupakan bagian dari masyarakat yang menentang struktur politik (dalam konteks tatanan sosial yang monarkis, feodal ataupun borjuis) serta membatasi diri dari lingkaran negara (Seligman, 1992 : 46-55). Konsep civil society lebih lanjut dikembangkan oleh kalangan pemikir berikutnya seperti Rousseau, Hegel, Marx dan Tocqueville. Dari berbagai versi tentang konsep civil society tersebut, Asrori S. Karni dalam Ahmad Baso (1999) menyimpulkan terdapat 5 (lima) teori civil society, antara lain: 1. Teori Hobbes dan Locke, yang menempatkan civil society sebagai penyelesaian dan peredam konflik dalam masyarakat. 2. Teori Adam Ferguson, yang melihat civil society sebagai gagasan alternatif untuk memelihara tanggung jawab dan kohesi sosial serta menghindari ancaman negatif individualisme, berupa benturan ambisi dan kepentingan pribadi. Civil society dipahami sebagai entitas yang sarat dengan visi etis berupa rasa solider dan kasih sayang antar sesama. 3. Ketiga, teori Thomas Paine, yang menempatkan civil society sebagai antitesis negara. Negara harus dibatasi sampai sekecil-kecilnya, karena keberadaannya hanyalah keniscayaan buruk belaka (necessary evil). 4. Teori Hegel dan Marx, yang tidak menaruh harapan berarti terhadap entitas civil society. Konseptualisasi mereka tentang civil society bukan untuk memberdayakannya atau menobatkannya, tetapi lebih untuk mengabaikan dan bahkan melenyapkannya. 5. Teori Tocquiville, yang menempatkan civil society sebagai entitas untuk mengimbangi (balancing force) kekuatan negara, menyerang hegemoni negara dan menahan intervensi berlebihan negara. Adapun Adam Seligman mengemukakan dua penggunaan istilah Civil Society dari sudut konsep sosiologis.1 Yaitu, civil society dalam tatataran kelembagaan/organisasi sebagai tipe 1 Pertama, civil society dijadikan sebagai perwujudan suatu tipe keteraturan kelembagaan, civil society dijadikan jargon untuk memperkuat ide demokrasi. Menurut Seligman dikembangkan oleh T.H. Marshall. Civil society merupakan...


Similar Free PDFs