Dasar Perancangan Kota - Laporan Perancangan Kawasan Bisnis - Surya Bogor PDF

Title Dasar Perancangan Kota - Laporan Perancangan Kawasan Bisnis - Surya Bogor
Author Cindy Lanovia
Pages 65
File Size 5.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 704
Total Views 930

Summary

2015 LAPORAN PERANCANGAN BUSINESS LOFT Surya University 7/12/2015 PERANCANGAN AREA BUSINESS LOFT PADA KAWASAN SURYA UNIVERSITY CAMPUS RESORT DI KECAMATAN TENJO, KABUPATEN BOGOR Laporan Dasar Perancangan Kota Oleh: CINDY LANOVIA (103134727544553) HUSNUL KHOTIMAH (1400710005) JESSICA VINY GUNAWAN (140...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Dasar Perancangan Kota - Laporan Perancangan Kawasan Bisnis - Surya Bogor Cindy Lanovia

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

T UGAS BESAR PEMKOT print Fenny Kart ika BAB V ANALISIS PERANCANGAN LOKASI RANCANG1 Analisis Karakt erist ik Ruang pada Lokasi Peranca… Sera Ist iana SURVEY KAWASAN PEUNAYONG (PERANCANGAN PERKOTAAN) Put ri Marit o Siahaan (Put ri Parker)

2015 LAPORAN PERANCANGAN BUSINESS LOFT

Surya University 7/12/2015

PERANCANGAN AREA BUSINESS LOFT PADA KAWASAN SURYA UNIVERSITY CAMPUS RESORT DI KECAMATAN TENJO, KABUPATEN BOGOR

Laporan Dasar Perancangan Kota

Oleh: CINDY LANOVIA

(103134727544553)

HUSNUL KHOTIMAH

(1400710005)

JESSICA VINY GUNAWAN

(1400710001)

LIVINIA

(1400710010)

RISKI SETIADI

(1400720017)

ENVIRONMENTAL ENGINEERING STUDY PROGRAM CELAN ENERGY AND CLIMATE CHANGE FACULTY SURYA UNIVERSITY SERPONG 2015 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena laporan berjudul “Perancangan Area Business Loft pada Kawasan Surya University Campus Resort di Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Dwi Prabowo selaku dosen Mata Kuliah Dasar Perancangan Kota yang telah membantu dalam proses pengerjaan tugas ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah ide pembaca mengenai perancangan area business loft untuk suatu kawasan. Dalam penyusunan makalah ini, tim penulis menyadari masih terdapat kekurangan yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Akhir kata, tim penulis memohon maaf bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca.

Serpong, Desember 2015

Tim Penulis

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................ ii Daftar Gambar .................................................................................................... iv Abstrak ................................................................................................................ v 1.

Pendahuluan ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3 Maksud dan Tujuan Perancangan ...................................................... 2 1.4 Lingkup dan Batasan Perancangan ..................................................... 2 1.5 Pendekatan .......................................................................................... 3 1.6 Metode Perancangan ........................................................................... 4

2.

Dasar Teori .................................................................................................. 7 2.1 Teori Pusat Perdagangan (Business Loft) ........................................... 7 2.2 Elemen Perancangan Kota .................................................................. 9 2.3 Sustainable Development.................................................................... 13

3.

Gambaran Wilayah dan Lokasi Perancangan .............................................. 16

4.

Analisa ......................................................................................................... 19 4.1 Analisa Karakteristik Aktivis dan Pengguna ...................................... 19 4.2 Analisa Kebutuhan Ruang .................................................................. 20 4.3 Analisa Organisasi Ruang ................................................................... 22 4.4 Analisa Tapak ..................................................................................... 23 4.5 Analisa Krietria Terukur dan Tidak Terukur ...................................... 35

ii

4.6 Analisa Elemen Perancangan Kota ..................................................... 39 4.7 Analisa Elemen Estetika ..................................................................... 49 5.

Kesimpulan .................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 56 LAMPIRAN

iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Keseimbangan ketiga aspek .............................................................. 14 Gambar 2. Skema pembangunan berekelanjutan ................................................ 14 Gambar 3. Wilayah Administrasi Kecamatan Tenjo ......................................... 16 Gambar 4. Jarak tempuh dari Stasiun Tenjo ke area perancangan ..................... 18 Gambar 5. Area market (supermarket) ............................................................... 41 Gambar 6. Area market (pasar jajan) .................................................................. 41 Gambar 7. Area market (pusat elektronik).......................................................... 41 Gambar 8. Material bata untuk bangunan ........................................................... 42 Gambar 9. Sirkulasi jalan .................................................................................... 43 Gambar 10. Taman tematik 1.............................................................................. 44 Gambar 11. Taman tematik 2.............................................................................. 45 Gambar 12. Taman tematik 3.............................................................................. 45 Gambar 13. Taman tematik keseluruhan ............................................................ 45 Gambar 14. Rooftop garden ................................................................................ 46 Gambar 15. Jalur pedestrian................................................................................ 46 Gambar 16. Penanda area business loft .............................................................. 48 Gambar 17. Preservasi hutan .............................................................................. 49 Gambar 18. Preservasi sawah ............................................................................. 49 Gambar 19. Tampak 1 ruko dan rooftop garden ................................................. 50 Gambar 20. Tampak 2 ruko dan rooftop garden ................................................. 50 Gambar 21. Contoh vertical garden .................................................................... 52

iv

ABSTRAK

Hidup tidaknya suatu kawasan sangat bergantung pada perputara roda perekonomiannya. Setiap kawasan pasti memiliki suatu area khusus perdagangan yang disebut business loft. Suatu business loft diharapkan dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke suatu kawasan. Area business loft di Tenjo Eco City ini dirancang dengan pemanfaatan atap gedung sebagai RTH dan preservasi area sawah serta hutan. Atap gedung, terutama ruko, dirancang dengan rooftop garden yang tidak hanya berfungsi sebagai RTH tapi juga diharapkan dapat menarik perhatian dan minat masyarakat luas untuk berkunjung. Jalur pedestrian yang difasilitasi dengan bangku dan pepohonan rindang dimaksudkan untuk menambah kenyamanan serta mendorong pengunjung untuk berjalan kaki dalam kawasan, sehingga pemakaian kendaraan bermotor berkurang.

Kata kunci: business loft, CBD, pedestrian, rooftop garden, RTH, Surya Univerity, Tenjo.

v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Universitas Surya merupakan sebuah institusi pendidikan tinggi berbasis riset yang baru didirikan pada tahun 2013. Sebagai universitas yang baru didirikan, Universitas Surya belum memiliki kawasan sendiri. Untuk sementara, Universitas Surya melangsungkan kegiatan belajara-mengajarnya di sebuah gedung milik perusahan properti ternama di daerah Serpong. Namun, gedung tersebut belum memiliki sebuah kawasan yang dapat menunjang kegiatan mahasiswa lainnya selain belajar-mengajar. Oleh karena itu, Universitas Surya membutuhkan sebuah lahan yang dapat menunjang kegiatan belajarmengajar dan kegiatan mahasiswa lainnya dan terintegrasi dalam satu kawasan. Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya universitas ini memilih Tenjo sebagai lahan yang akan dijadikan kawasan penunjang kegiatan tersebut. Tenjo merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor. Kecamatan Tenjo terdiri dari sembilan kelurahan, yaitu Babakan, Batok, Bojong, Cilaku, Ciomas, Singabangsa, Singabraja, Tapos, dan Tenjo. Area seluas 200 ha di Kecamatan Tenjo. Dari kesembilan kelurahan tersebut, Kelurahan Singabangsa dipilih sebagai lahan yang akan dijadikan suatu kawasan yang dapat menjadi pusat kegiatan belajar-mengajar yang bernama Edu-Town (Kota Edukasi). Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, kawasan yang dibutuhkan oleh Universitas Surya diharapkan bukan hanya mampu untuk menunjang kegiatan belajarmengajar. Akan tetapi, Universitas Surya memerlukan sebuah desain kawasan yang dapat menunjang aktivititas-aktivitas mahasiswa lainnya selain belajar, seperti bersosialisasi dan berekreasi. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kebutuhan hidup yang sama seperti manusia biasa di luar tempat tinggal, yakni sandang dan pangan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, desain kawasan Edu-Town yang akan didirikan oleh Universitas Surya sudah selayaknya memiliki area yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mahasiswa baik secara jasmani maupun rohani. Area yang dimaksud adalah Central Business District (CBD). Area CBD ini sangat esensial pada setiap kawasan. Area CBD merupakan pusat dan jantung kehidupan perekonomian suatu kawasan, termasuk di Kota Edukasi Tenjo. Suatu area CBD umumnya memiliki area Business Loft sebagai pusat berlangsungnya aktivitas jual-beli barang dan 1

jasa masyarakat. Kota Edukasi Tenjo dengan mayoritas penghuninya adalah mahasiswa perlu merancang area Business Loft yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Ketersediaan jasa binatu, percetakan, tempat makan, toko alat tulis, took buku, dan tempat rekreasi diperlukan untuk menunjang kebutuhan mahasiswa. Meskipun Tenjo dirancang menjadi Kota Edukasi, sebagai sebuah kota, perekonomian tetap menjadi modal utama keberlangsungan kota. Oleh karena itu, CBD Kota Edukasi Tenjo juga harus bisa menarik pengunjung dari luar daerah Kecamatan Tenjo selain mahasiswa. Semakin menarik desain dan tata ruang CBD, maka semakin banyak pula masyarakat luar Tenjo yang tertarik untuk berkunjung. Hal ini akan memicu pertumbuhan ekonomi Kota Edukasi Tenjo. Konsep kawasan Business Loft yang dirancang sebagai kawasan green dan walkable diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar Tenjo.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana rancangan kawasan Business Loft Tenjo Bogor yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan? 1.2.2 Bagaimana rancangan kawasan Business Loft Tenjo Bogor yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan masyarakat? 1.2.3 Bagaimana rancangan kawasan Business Loft Tenjo Bogor yang dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung?

1.3 Maksud dan Tujuan Perancangan 1.3.1 Merancang kawasan Business Loft yang menerapkan prinsip keberlanjutan. 1.3.2 Merancang kawasan Business Loft yang dapat menyediakan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat. 1.3.3 Merancang kawasan Business Loft yang dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

1.4 Lingkup dan Batasan Perancangan Perancangan Central Business District Tenjo Eco City –Sundial Park– dibatasi pada wilayah Business Loft seluas 9ha. Perancangan difokuskan pada rancangan tata ruang wilayah untuk Business Loft. Perancangan tidak melibatkan rancangan detail interior bangunan.

2

1.5 Pendekatan Perancangan 1.5.1 Katalis Pendekatan katalis merupakan analogi dari katalisator dalam ilmu kimia. Sutau elemen bersifat ‘katalis’ dimasukkan dalam kawasan yang akan dirancang untuk memicu ‘reaksi’ dari masyarakat sekitar. Pemberian katalis pada kawasan ditujukan untuk menarik perhatian dan minat bagi masyarakat luas untuk datang ke kawasan tersebut. Pemberian katalis juga dimaksudkan untuk memicu pertumbuhan, perubahan, dan perkembangan dari kawasan.

1.5.2 Romantik Pendekatan romantic mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang diabaikan oleh

sistem

industry

dan

birokrasi.

Nilai-nilai

kemanusiaan

ini

dikembalikan/dikaitkan kembali dengan nilai-nilai lingkungan perdesaan dimana matahari, udara bersih, open spaces, pohon-pohon harus mendapat perhatian didalam urban planning dan urban design. Prinsip dasar pendekatan romantik: a.

menghindari unit‐unit blok dan fasade‐fasade bangunan yang repetitive (diulang-ulang)

b.

lebar jalan dirancang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki dan kepadatan lalu lintas

c.

desain bangunan dan lingkungan mengikuti kontur alami dan menghindari pemangkasan/grading (keuntungannya mengurangi biaya pembangunan dan memperbanyak open spaces dan taman)

1.5.3 Organik Prinsip Dasar/Konsep Dasar Pendekatan Organik: a.

Mencari jawaban structural atas semua fungsi elemen perkotaan

b.

Menciptakan keseimbangan yang dinamis

c.

Mewadahi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ideal masyarakat kedalam rencana dan desain bangunan

d.

Mengkonservasi bentuk‐bentuk lama yang masih serviceable/bermanfaat bagi masyarakat, selain menyediakan akomodasi kebutuhan-kebutuhan dimasa datang

3

e.

Membutuhkan pemahaman yang dalam akan kebudayaan kota, serta penilaian secara berulang‐ulang mengenai kebutuhan masyarakat, dan menerima kritik‐ kritik dari masyarakat

Pendekatan organic dilakukan secara bertahap : a.

Melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dikonservasi

b.

Melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu dirobohkan

c.

Melakukan seleksi elemen-elemen yang perlu diganti dengan memperhatikan nilai-nilai bangunan dan pola-pola jalan yang ada

d.

Mencadangkan site‐site kosong yang belum diplotkan untuk kepentingan masa mendatang (tidak dijual pada saat ini)

1.5.4 Humanis Pendekatan humanis lebih menekankan pada elemen--‐elemen skala kecil yang menjadi bagian penting dari kehidupan keseharian masyarakat (ruang publik, jalan dan lainnya). Keputusan‐keputusan desain harus lebih banyak ditentukan oleh masyarakat sendiri, daripada oleh intervensi konsep--‐konsep baru yang berasal dari luar. Para humanis melihat, bahwa perubahan‐perubahan dimasa datang hendaknya tidak berbedajauh dengan keadaan yangada pada saat ini. Perubahan‐perubahan boleh terjadi pada elemen‐elemen non‐primer secara inkremental. Perubahan tidak terjadi pada tataran konsep yang sangat mendasar, melainkan hanyapada kulitnya saja. Perubahan-perubahan terjadi secara inkremental/bertahap dan bukannya menyeluruh yang dituntun oleh suatu master plan.

1.6 Metode Perancangan 1.6.1 Konsep Perancangan Konsep utama dari Tenjo Eco City adalah green.Oleh karena itu, kawasan business loft ini juga dirancang dengan konsep green. Konsep green yang diusung pada kawasan ini berupa pengurangan penggunaan energi untuk alat pengkondisi udara (Air Conditioner/ AC). Kenyamanan area business loft untuk aktivitas masyarakat dipengaruhi oleh cuaca. Kawasan business loft sebagai pusat perdagangan identik dengan keramain sedangkan semakin ramai suatu kawasan pada cuaca terik akan menyebabkan kenyamanan menurun. Penurunan tersebut 4

disebabkan oleh terbatasanya ruang gerak dan meningkatnya hawa panas yang menimbulkan rasa pengap. Solusi yang kerap digunakan adalah dengan memasang air conditioner (AC) dan kipas angin untuk menyejukkan udara sekitar. AC dan kipas angin membutuhkan energi listrik untuk beroperasi. Penerapan konsep green untuk efisiensi energi lewat penggunakan AC adalah dengan membuat ruang terbuka hijau (RTH) sebanyak mungkin. Keterbatasan lahan menjadi salah satu pertimbangan dalam merancang RTH kawasan. Pemanfaatan atap bangunan, dinding bangunan, dan ruang antar bangunan dapat menjadi solusi penerapan RTH tanpa penggunaan lahan khusus. Atap atau rooftop bangunan dapat dijadikan RTH berupa taman terbuka umum. Tanaman yang ada bukan pepohonan besar melainkan rerumputan dan tanaman hias tanpa akar tunggang. Pemilihan jenis tanaman pada rooftop garden harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tanaman berakar tunggang tidak mungkin ditanam karena akar tanaman bisa merusak bangunan di bawahnya. Tanaman hias dalam pot atau jenis tanaman rambat juga bisa diletakkan untuk mempercantik taman. Living ceiling atau kanopi tanaman rambat dibangun pada ruang antar bangunan sebagai peneduh jalan. Jalan yang dimaksud bukanlah jalan utama atau jalan besar kendaraan bermotor, melainkan jalan antar bangunan (jalan gang) untuk pejalan kaki atau sepeda. Jalan gang ini nantinya diperuntukkan untuk meja layan café-café, tempat makan, ataupun toko retail pakaian di sepanjang jalan. Living ceiling akan membuat suasana sejuk, rindang, asri, dan nyaman untuk beraktivitas. Terbatasnya lahan untuk dijadikan taman telah membuat terobosan baru berupa vertical garden. Taman tidak lagi dirancang di atas tanah melainkan di permukaan dinding bangunan ataupun pembatas wilayah (pagar tembok). Vertical garden tidak hanya berfungsi sebagai RTH, tetapi juga sebagai ornamen jalan, penghias, penyejuk, dan penghasil O2. Kawasan business loft dirancang untuk menarik perhatian tidak hanya mahasiswa, tetapi juga masyarakat luas untuk berkunjung. Pemanfaatan atap gedung komplek ruko sebagai taman tidak hanya menambah ruang terbuka hijau yang tersedia tetapi juga menambah daya tarik dari kawasan. Pengunjung dapat bersantai sembari berbincang dan menikmati pemandangan sekitar dari taman di atas atap. Selain itu, dinding bangunan dirancang sebagai vertical garden dan celah antar bangunan akan dilengkapi dengan kanopi tumbuhan rambat sehingga menimbulkan kesan sejuk dan asri pada kawasan perbelanjaan. Suasanan sejuk dan asri akan 5

membuat pengunjung nyaman berkeliling tanpa kendaraan (berjalan kaki) di area pertokoan/komlek ruko. Pepohonan rindang juga akan ditanam pada tiap jarak tertenntu di sepanjang jalan agar pedestrian nyaman untuk dilalui. Beberapa area, seperti sawah dan hutan akan dibiarkan pada bentuk aslinya.

1.6.2 Prosedur Perancangan Analisis wilayah dan topografi melalui google earth

Penentuan konsep yang dipakai dan penerapannya

Evaluasi konsep dan revisi konsep

Pengumpulan data dan ketentuan wilayah

Pembagianpembagian wilayah

Pembuatan Rancangan di Sketch Up

Perumusan tujuan dan sasaran wilayah

Pemilihan konsepkonsep wilayah

Pembuatan Poster dan Laporan

Tahapan pembuatan 3D model

Penentuan wilayahwilayah rancangan

Penentuan akses / ruas jalan

Pembagian wilayah untuk tiap kompleks bangunan

Penentuan bentuk dan konsep bangunan

Pembuatan bangunan dan wilayah sekitar kompleks

Penyatuan keseluruhan wilayah kompleks dan penselarasan

6

BAB II DASAT TEORI

2.1 Teori Pusat Perdagangan (Business Loft) Dalam perkembangannya, lokasi perdagangan sebagai bagian dari fasilitas sosial, tidak selamanya mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Khususnya pengemban...


Similar Free PDFs