Diskusi 4 Pendidikan Agama Islam PDF

Title Diskusi 4 Pendidikan Agama Islam
Author Arini Yetti
Course Metodologi Penelitian
Institution Universitas Terbuka
Pages 8
File Size 133.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 40
Total Views 619

Summary

Assalamu alaikum wr Yth. Bapak Achmad Maulidi, M.Pd Nama : Arini Yetti NIM : 042370538 Jurusan : Akuntansi UPBJJ : Padang Berikut ini saya lampirkan pendapat saya tentang materi diskusi sesi 4 Pendidikan agama Islam. Mohon koreksinya ya pak. Pengertian Syariat a. Pengertian hukum syariat secara leks...


Description

Assalamu alaikum wr.wb Yth. Bapak Achmad Maulidi, M.Pd.I Nama

:

Arini Yetti

NIM

:

042370538

Jurusan

:

UPBJJ

:

Akuntansi

Padang

Berikut ini saya lampirkan pendapat saya tentang materi diskusi sesi 4 Pendidikan agama Islam. Mohon koreksinya ya pak.

1. Pengertian Syariat a. Pengertian hukum syariat secara leksikologis Kata syariat berasal dari sya-ra-‘a yang artinya memulai, mengawali, memasuki, memahami. Dalam definisi lain, kata ini juga bisa berarti membuat peraturan, undang – undang, syariat. Sedangkan secara etimologi, kata syariat memiliki arti mazhab atau metode yang lurus. Sehingga hukum syariat secara leksikologis adalah sebuah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat atau bisa juga disebut sebagai undang-undang, peraturan dan sebagainya yang tujuannya adalah untuk mengatur, atau juga bisa disebut dengan patokan( kaidah/ ketentuan) mengenai sebuah peristiwa. b. Menurut para ulama Hukum syariat Islam menurut para ulama adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari'at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia,yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan, hal ini sesuai dengan

Al-Qur'an

(Q.S

AL-Ankabut/29:45)

yang

artinya

“Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” c. Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata syariat adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala., hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-Quran dan hadis. Contoh: al-Quran adalah sumber pertama dari syariat islam. Syariat memiliki arti dalam bidang ilmu agama islam. d. Syariat dalam Makna Umum Dalam makna umum, syariat mencakup seluruh hukum yang menjadi ketetapan Allah dan diwajibkan kepada hamba-hamba-Nya. Hukum ini disampaikan melalui wahyu yang turun atau melalui lisan rasul-Nya. Definisi syariat dalam makna umum ini mencakup hampir semua aktivitas yang dilakukan manusia. Mulai dari segi akidah, moral, ibadah, pekerjaan, politik, hukum, kekuasaan, warisan, pemberian, dan lain sebagainya. Luasnya cakupan syariat secara umum ini mengisyaratkan bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh dan sempurna. Sehingga, segala hal telah memiliki koridor dan aturan yang jelas. Baik dari segi perintah hingga tata laksananya. e. Syariat dalam Makna Khusus Sedangkan syariat dalam makna khusus hanya mencakup sebagian dari hukum – hukum syar’i karena adanya sebab dan kebutuhan tertentu. Misalnya, pada saat kata syariat digunakan bersama dengan kata akidah, maka definisi syariat menjadi hal – hal yang berkaitan dengan hukum – hukum fisik. Seperti hubungan antara manusia dengan Rabbnya, dengan sesama manusia, dengan alam, dan juga dengan kehidupan. Sedangkan pada definisi ini, akidah merujuk pada hal – hal yang berkaitan dengan keyakinan dan iman. f. Macam-macam hukum syariat antara lain: 1. Wajib, perbuatan yang bila mana dikerjakan akan mendapat pahala namun jika ditinggalkan akan mendapat dosa. 2. Sunnah (mandub), perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapat pahala namun jika tidak dikerjakan tidak mendapat dosa.3. Haram, segala perbuatan bila dikerjakan akan mendapat dosa.

4. Makruh, perbuatan yang bila mana dikerjakan tidak menimbulkan dosa dan jika tidak dikerjakan mendapatkan pahala. 5. Mubah, perbuatan yang bila mana dikerjakan ataupun tidak dikerjakan tidak akan mendapat dosa.

2. Tujuh prinsip Hukum Islam : 1. Prinsip Tauhid Tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan bahwa semua manusia ada dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat

La’ilaha

Illa

Allah

(Tidak

ada

tuhan

selain

Allah).

Ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada dibawah ketetapan yang sama sebagai hamba Allah. Prinsip khusus yang terdapat dalam prinsip tauhid yaitu prinsip berhubungan langsung dengan Allah SWT, Beban hukum yang diciptakan oleh Allah bertujuan untuk kemaslahatan hidup manusia. Pada QS. Al-A’raaf ayat 172 dijelaskan bahwa seluruh manusia pada awal yaitu ketika belum terlahir ke dunia telah mengakui ke-esaan Allah SWT. ُ ُ ْ ‫َوا‬ َ ‫ِذ َا َخ َذ َر‬ ْ ‫ِن ب َ ْٓنِي ٰا َدمَ م‬ ‫ِن ُظهُ ْو ِر ِه ْم ُذ ّر ّيَت ُه ْم َوَا ْش َهدَ ُه ْم َعٰٓلىَ ا ْن ُف ِس ِه ْۚم َالَس ُْت بِ َرّبكُ ْۗم ق َُالُ ْوا بَ ٰل ۛى َشُ ِْهدنَا َۛا ْن تَقُ ْولُُ ُْوا‬ ْۢ ‫بّك م‬ ٰ ‫َي ْو َم ال ْ ٰقِي َم ِةِ انّا ُكنّا َع ْن ٰه َذا‬ ‫ْن‬ َۙ ‫غ فلِي‬ 172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,

“Sesungguhnya

ketika

itu

kami

lengah

terhadap

ini.”

Ayat di atas, memberikan sebuah informasi kepada setiap manusia bahwa kita pernah bersaksi kepada Allah. Dari kesaksian tersebut, pada hakikatnya kita pernah berikrar untuk menuhankan Allah (tiada Tuhan selain Allah), berjanji untuk tidak menyekutukanNya, tidak meminta kepada selain-Nya dan berbagai konsekuensi lainnya.

2. Prinsip Keadilan Ini mengandung pengertian bahwa hukum Islam yang mengatur persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip keadilan Prinsip yang mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengantur persoalan manusia dari berbagai aspek yang berlandaskan kepada prinsip keadilan yang meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri, individu dengan manusia dan masyarakatnya.. Yang tercantum dalam salah satu ayat dalam QS Al-An’aam/6:152 ُ ُ ْ َ ْ َ ‫هِي َا ْح َس ُن َح ٰتّى يَبُْل َغ َا ُش ّده ٗ ۚ َوَا ْو ف ُ ُُوا ْال َكي َُْل َو ْالمِيُْ َز َان بِال ْقُِسُْ َِۚط ل ُن َك لُ ّفنَف ْ ًُسُ ا ّاِل‬ َ ‫ْم ّاِل ِبال ّْتِي‬ ِ ‫وَ ل َتق َرُب ْو ا م َ ال اليَتِي‬ ٰ ‫ع لُّكْم تَ َذ ّك ُر ْو َۙههن‬ ْ َ‫ُوْسعَ َ ۚها َو اِ َذا قُْلتُ ْم ف‬ َ َ‫اعدِلُ ْوا َولَ ْو ك‬ َ ‫ان َذا قُ ْربٰ ۚى َوِب َع ْهِد اللّّ َا ْوُف ْو ۗا ٰذ لِ ُكْم َوص ّٰ ّكْم بِه َل‬ Artinya : Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.” 3. Prinsip Amar ma’aruf Nabi Mungkar Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip tauhid dan keadilan yang mengandung arti ahwa hukum Islam ditegakkan untuk menjadikan umat manusia dapat melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT. Sedangkan nahi mungkar mengandung arti hukum tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan bermasyarakat.Hal ini sesuai dengan (QS Al Imran ayat 104) yang artinya ” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Mengutip Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin dan Relevansinya dengan Dakwah Zaman Modern di Indonesia

tulisan Mar’atus

Sholihah (2019: 41), konsep ini merujuk pada ajakan berbuat kebajikan dan kasih sayang dalam melaksanakan rencana-rencana perbaikan akhlak serta mencegah perbuatanperbuatan kejahatan yang merusak akhlak

3. Kemerdekaan dan Kebebasan Prinsip ini mengandung maksud bahwa hukum Islam tidak diterapkan berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan penjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat meyakinkan. Apakah manusia pada akhirnya menolak atau menerima sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing individu. Yang dijelaskan dalam surat AlBaqarah/2:256 yang artinya “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang

(teguh)

pada

tali

yang

sangat

kuat

yang

tidak

akan

putus”.

5. Prinsip Persamaan Mengartikan bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun faktanya berbeda

dalam

lahiriyahnya.

Kesamaan

tersebut,

terutama

dalam

hal

nilai

kemanusiaannya. Hukum islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak menjadikan manusia berbeda dari segi nilai kemanusiaannya. Bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit, ras, suku, bangsa dan lain-lain. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Israa’/17 :70 yang artinya : “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.:

Penegasan tersebut juga termuat dalam surat Al-Hujuraat/49:13 yang artinya Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi

Maha

Mengenal."

6. Prinsip tolong menolong Prinsip ini mengajarkan kita untuk saling tolong menolong sesama umat demi terciptanya perdamaian dan kerukunan dan kemaslahatan bersama. Berdasarkan pada surat Al-

Maai’dah/5:2 yang Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. 7. Prinsip Toleransi Prinsip ini mengajarkan bahwa hukum Islam mengharuskan kepada umatnya untuk hidup penuh dengan suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak dilanggarnya hukum Islam dan hak umat Islam. Diantara ayat yang menjelaskan prinsip ini adalah surat Al-Mumtahanah/60:8-9 yang artinya “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.” 4. Cara menjalankan Syariat Islam di Indonesia Sejatinya sebagai konsekuensi keimanan kepada Allah, seorang muslim wajib mengkaitkan diri pada Syariah Islam. Oleh karena itu, Syariah Islam harus diterapkan pada semua lini kehidupan, baik dalam konteks kehidupan individu, kelompok, maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan keimanan kepada akidah dan syariat Islam, masyarakat muslim akan membaiat seorang pemimpin umat untuk mengatur urusan mereka dengan menjalankan pemerintahan berdasarkan Alquran dan alSunnah, selain ia diberi wewenang untuk mengundangkan hukum syariah yang dibangun berdasarkan kedua sumber utama hukum syariah itu. Dalam menjalankan syariat Islam, para pendiri negara telah memikirkannya sehingga lahirlah Pancasila dan UUD 1945 untuk menjamin semua agama dapat menjalankan agamnya tersebur, termasuk syariat Islam. Pancasila sebagai ideologi bangsa menyebutkan pada sila kesatu yaitu "Ketuhanan yang Maha Esa" memiliki makna-makna sebagai berikut: •

Negara Indonesia mengakui adanya ketuhanan yang Maha Esa.



Setiap orang diberikan kebebasan dalam memeluk agamanya masing-masing.



Harus saling menghormati antara pemeluk agama berbeda.



Tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain.



Setiap orang harus belajar agama dengan sungguh-sungguh dan mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari. • Setiap agama dipersilahkan untuk merayakan hari keagamannya masing-masing. Jika dilihat dari makna sila kesatu tersebut maka sesuai dengan syariat Islam yang kita jalankan. Kemudian berikutnya negara kembali menjamin setiap agama termasuk syariat Islam di dalam UUD 1945 diantaranya pada pasal: 1. Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi: “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” 2.

Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas

kebebasan meyakini kepercayaan. 3.

Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin

kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama. Dari pasal tersebut maka kita dapat terjemahkan sebagai berikut: a.

Di dalam kehidupan sehari hari setiap warga negara Indonesia memiliki

kebebasan dalam memeluk sebuah agama. b.

Negara menjamin kebebasan setiap orang untuk meyakini kepercayaan apapun.

Tentunya selama kepercayaan tersebut tidak bertentangan dengan agama, norma dan undang-undang lainnya. Berdasarkan uraian di atas, cara menjalankan syariat Islam di Indonesia yang masyarakatnya majemuk dalam beragama, sesuai dengan kutipan ayat Surat AlKaafiruun/109 : 6 yang berbunyi “Lakumdiinukumwaliyadiin” yang artinya ‘untukmu agamamu dan untukkulah agamaku’ bahwa saya akan tetap menjalankan kehidupan sesuai aturan (termasuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya) sesuai semua ajaran Islam dengan tetap menghargai keyakinan orang lain disekitar saya, tetap menjaga

hubungan baik, saling menolong, tidak memaksakan kehendak orang lain dan menghormati pilihan hidup masing-masing orang.

Sumber : BMP Pendidikan Agama Islam oleh Ali Nurdin, dkk. Modul 4 Percikan Ihya‟ „Ulumuddin : Rahasia Amar Ma‟ruf Nahi Munkar , Terj. Muhammad Al-Baqir, Jakarta S Burlian Paisol, “Strategi Dakwah di Era Modern”, dalam jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan, No.16/Th.XI, Juni, 2008 : PT mizan Publika, 2014 http://sakuraeni.blogspot.com/2016/09/hukum-secara-leksikologis-kamus-dan.html Departemen Agama RI, Al-Qur‟ an dan Terjemahnya, cet- 6, Bandung : IKAPI, 2014 https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/mengenal-pengertian-syariat-islam/ https://lektur.id/arti-syariat/...


Similar Free PDFs