distribusi vertikal dan horizontal plankton PDF

Title distribusi vertikal dan horizontal plankton
Course Planktonologi
Institution Universitas Diponegoro
Pages 7
File Size 64 KB
File Type PDF
Total Downloads 638
Total Views 882

Summary

I Fitoplankton dan zooplankton Plankton merupakan organisme yang hidup melayang didalam air. Organisme ini mempunyai kemampuan gerak yang sangat terbatas, sehingga sebaran organisme ini dipengaruhi oleh kondisi arus perairan. Plankton dapat dibagi menjadi dua yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan...


Description

I.1 Fitoplankton dan zooplankton Plankton merupakan organisme yang hidup melayang didalam air. Organisme ini mempunyai kemampuan gerak yang sangat terbatas, sehingga sebaran organisme ini dipengaruhi oleh kondisi arus perairan. Plankton dapat dibagi menjadi dua yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan

zooplankton

(plankton

hewani).

Plankton

(fitoplankton

dan

zooplankton) mempunyai peran yang sangat besar dalam ekosistem perairan, karena sebagai sumber makanan bagi hewan perairan lainnya (Radiarta, 2013). Fitoplankton merupakan salah satu komponen penting dalam suatu ekosistem karena memiliki kemampuan untuk menyerap langsung energi matahari melalui proses fotosintesa guna membentuk bahan organik dari bahan-bahan anorganik yang lazim dikenal sebagai produktivitas primer. Salah satu pigmen fotosintesa yang paling penting bagi tumbuhan khususnya fitoplankton adalah klorofil a. Produktivitas primer sangat tergantung dari konsentrasi klorofil. Oleh karena itu, kadar klorofil dalam volume air tertentu merupakan suatu ukuran bagi biomasa fitoplankton yang terdapat dalam perairan (Susanti, 2010). Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, zooplankton memegang peranan sebagai konsumen primer di dalam perairan. zooplankton merupakan komunitas mata rantai pertama dalam jejaring makanan, baik sebagai produsen primer maupun konsumen primer, yaitu fitoplankton berfungsi sebagai makanan zooplankton dan ikan (Prasetyaningtyas, 2012). I.2 Distribusi Horizontal dan Vertikal Plankton

Menurut individu

Susanti

pada

memperoleh

suatu

(2010), area.

keanekaragaman

Distribusi

Penyebaran yang

merupakan merupakan

seimbang

karena

penyebaran cara

untuk

penyebaran

membantu dalam pertumbuhan dan kepadatan populasi. Distribusi plankton dibagi menjadi 2 (dua) yaitu distribusi vertikal dan distribusi horizontal. a. Distribusi vertikal Distribusi fitoplankton secara vertikal ditunjukkan dengan beberapa contoh sebagai berikut: 1) Fitoplankton warna hijau dan biru selalu berkonsentrasi maksimal pada strata yang lebih tinggi daripada diatomae. 2) Populasi maksimum dan keseluruhan klorofil yang dimiliki fitoplankton akan selalu berada pada beberapa strata dibawah permukaan meskipun tidak sama. 3) Alga warna biru hijau hidup berkelompok dan terkonsentrasi mendekati permukaan. Menurut Nybakken (1988) ada beberapa mekanisme mengapung yang dilakukan plankton untuk dapat mempertahankan diri tetap melayang dalam kolom air yaitu antara lain: 1.

Mengubah komposisi cairan-cairan tubuh sehingga densitasnya menjadi lebih kecil dibandingkan densitas air laut. Mekanisme ini biasa dilakukan oleh Noctiluca dengan memasukkan amonium klorida (NH4Cl) kedalam cairan tubuhnya.

2. Membentuk pelampung berisi gas, sehingga densitasnya menjadi lebih kecil dari densitas air. Contoh untuk jenis ini adalah ubur ubur

3. Menghasilkan cairan yang densitasnya lebih rendah dari air laut. Cairan tersebut biasanya berupa minyak dan lemak. Mekanisme ini banyak dilakukan oleh diatom maupun zoolankton dari jenis copepoda 4. Memperbesar hambatan permukaan. Mekanisme ini dilakukan dengan mengubah bentuk tubuh atau membentu semacam tonjolan/duri pada permukaan tubuhnya. Distribusi fitoplankton tergantung pada kejernihan air, selain itu dipengaruhi oleh suhu dan oksigen terlarut. Stratifikasi suhu pada danau semakin kedalam semakin dingin, ada zona termoklin dimana suhunya mengalami perubahan secara mendadak, terletak pada peralihan zona dingin dan panas. Distribusi zooplankton secara vertikal tergantung dari pergantian musim dan hubungan keberadaan kelompok. Apabila perairan menjadi lebih dingin, maka zooplankton akan naik keatas karena lapisan ini miskin oksigen (Adinugroho et.al, 2014). Distribusi vertikal plankton sangat berhubungan dengan faktorfaktor

yang

mempengaruhi

produktivitasnya,

selain

kemampuan

pergerakan atau faktor lingkungan yang mendukung plankton mampu bermigrasi secara vertikal. Distribusi fitoplankton di laut secara umum menunjukkan densitas maksimum dekat lapisan permukaan (lapisan fotik) dan pada waktu lain berada dibawahnya. Hal ini menunjukan bahwa distribusi vertikal sangat berhubungan dengan dimensi waktu (temporal). Selain faktor cahaya, suhu juga sangat mendukung pergerakannya secara vertikal. Hal ini sangat berhubungan dengan densitas air laut yang mampu menahan plankton untuk tidak tenggelam. Perpindahan secara vertikal ini juga dipengaruhi oleh kemampuannya bergerak atau lebih tepat mengadakan adaptasi fisiologis sehingga terus melayang pada kolom air. Perpaduan kondisi fisika air dan

mekanisme mengapung menyebabkan plankton mampu bermigrasi secara vertikal sehingga distribusinya berbeda secara vertikal dari waktu ke waktu (Karuwal, 2015). b. Distribusi horizontal. Menurut Barus (2002), Prinsip penyebaran plankton secara horizontal adalah ketidakmerataan atau ketidaksamaan. Dalam hal ini pada suatu perairan terjadi ketidakmerataan penyebaran plankton. Pada

umumnya

penyebaran

fitoplankton

cenderung

mempunyai

penyebaran yang lebih merata dari pada penyebaran zooplankton. Kepadatan zooplankton di suatu perairan lotik jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan

fitoplankton.

kecepatan

arus

terhadap

zooplankton jauh lebih kuat dibandingkan pada fitoplankton. Oleh karena itu umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah. Distribusi fitoplankton secara horizontal lebih banyak dipengaruhi faktor

fisik

berupa

pergerakan

masa

air.

Oleh

karena

itu

pengelompokan (pathciness) plankton lebih banyak terjadi pada daerah neritik terutama yang dipengaruhi estuaria dibandingkan dengan oseanik. Faktor-faktor fisik yang menyebabkan distribusi fitoplankton yang tidak merata antara lain arus pasang surut, morfogeografi setempat, dan proses fisik dari lepas pantai berupa arus yang membawa masa air kepantai akibat adanya hembusan angin. Selain itu ketersediaan nutrien pada setiap perairan yang berbeda menyebabkan perbedaan kelimpahan fitoplankton (Wulandari, 2014).

II. PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1.

Plankton

dapat

dibagi

menjadi dua yaitu

fitoplankton

dan

zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton bersifat tumbuhan karena memiliki klorofil untuk mendapatkan energi matahari melalui proses fotosintesa guna membentuk bahan organik dari bahanbahan anorganik. Sedangkan zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, zooplankton memegang peranan sebagai konsumen primer di dalam perairan. 2. Distribusi plankton dibagi menjadi 2 (dua) yaitu distribusi vertikal dan distribusi horizontal. Distribusi zooplankton secara vertikal tergantung dari pergantian musim dan hubungan keberadaan kelompok. Apabila perairan menjadi lebih dingin, maka zooplankton akan naik keatas karena lapisan ini miskin oksigen. Distribusi

fitoplankton

secara

horizontal

lebih

banyak

dipengaruhi faktor fisik berupa pergerakan masa air. Oleh karena itu pengelompokan (pathciness) plankton lebih banyak terjadi pada daerah neritik terutama yang dipengaruhi estuaria dibandingkan dengan oseanik.

DAFTAR PUSTAKA Adinugroho, Musta’in, Subiyanto, Haeruddin. 2014. Komposisi Dan

Distribusi Plankton Di Perairan Teluk Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Barus, I.T.A. 2002. Pengantar Limnologi. Medan : Jurusan Biologi Fmipa Usu Karuwal, John W. Ch. 2015. Hubungan Parameter Fisik Perairan Dengan

Struktur Menegak Komunitas Plankton Di Teluk Ambon Dalam. Maluku Utara: Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Prasetyaningtyas, Tri, Bambang Priyono, and Tyas Agung Pribadi. 2012.

Keanekaragaman Plankton Di Perairan Tambak Ikan Bandeng Di Tapak Tugurejo, Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Radiarta, I Nyoman. 2013. Hubungan Antara Distribusi Fitoplankton

Dengan Kualitas Perairan Di Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Jakarta Selatan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. Susanti, Marlina. 2010. Kelimpahan Dan Distribusi Plankton Di Perairan

Waduk Kedungombo. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Wulandari, Dwi Yuni, N.T.M.Pratiwi, E.M.Adiwilaga. 2014. Distribusi

Spasial Fitoplankton di Perairan Pesisir Tangerang (Spatial Distribution of Phytoplankton in the Coast of Tangerang). Bogor: Institut Pertanian Bogor....


Similar Free PDFs