Title | Edukasi Peningkatan Kesadaran tentang Kesetaraan Jender untuk Mengatasi Perkawinan Anak |
---|---|
Pages | 14 |
File Size | 548.3 KB |
File Type | |
Total Downloads | 461 |
Total Views | 964 |
Jurnal Comunita Servizio e - ISSN : 2656 – 677X Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392 Edukasi Peningkatan Kesadaran tentang Kesetaraan Jender untuk Mengatasi Perkawinan Anak di Kawasan Pemukiman RT 019 RW 017 Penjaringan, Jakarta Utara Angel Damayanti1, Shyntia2, Nadya Carolina3, Dhiavanya Aza...
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
Edukasi Peningkatan Kesadaran tentang Kesetaraan Jender untuk Mengatasi Perkawinan Anak di Kawasan Pemukiman RT 019 RW 017 Penjaringan, Jakarta Utara Angel Damayanti1, Shyntia2, Nadya Carolina3, Dhiavanya Azahirah4 1,2,3,4 Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Perkawinan anak menjadi isu yang disorot secara global bahkan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukan isu ini menjadi salah satu fokus kerja mereka di dalam Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin 5.3. Di Indonesia, persentase perkawinan anak masih sangat tinggi dan tersebar luas di berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta. Untuk itu, program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilakukan dengan tujuan mendukung upaya pemerintah dan PBB untuk mengurangi angka perkawinan anak. PkM ini dilaksanakan dengan cara memberikan sosialisasi dalam bentuk permainan edukatif kepada anak-anak usia 10 hingga 18 tahun yang rentan terhadap permasalahan perkawinan anak di RT 019, RW 017, Blok D, No. 26, Kelompok Belajar Anak Muara Indah di kelurahan Penjaringan, Kota Jakarta Utara. Program ini dilakukan secara bertahap mulai dari melakukan pemetaan terhadap masalah perkawinan anak hingga pelaksanaan kegiatan edukasi. Meski kegiatan ini masih terus dilakukan secara berkesinambungan, namun setidaknya telah memberikan hasil berupa berubahnya cara berpikir serta bertambahnya pengetahuan mereka yang menjadi target dari program ini mengenai kesetaraan jender. Melalui pemahaman tentang kesetaraan jender ini diharapkan seluruh peserta memahami bahwa anak perempuan memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki terutama dalam hal menikmati pendidikan. Dengan demikian para peserta dan keluarga peserta dapat melakukan tindakan preventif untuk mencegah perkawinan usia anak. Kata Kunci: Perkawinan usia anak; sosialisasi; permainan edukatif; sustainable development goals Abstract Child marriage becomes an issue that is highlighted globally and even encourages the United Nations (UN) to include the issue as one of the focuses of their work in the Sustainable Development Goals (SDGs), especially at point 5.3. In Indonesia, the percentage of child marriages remains high and is widespread in various regions, including DKI Jakarta. For this reason, the Community Service Program (PkM) is carried out with the aim of supporting the efforts of the government and the United Nations to reduce child marriage rates. The PkM is carried out by providing education in the form of educational games to children aged 10 to 18 years who are vulnerable to child marital problems in RT 019, RW 017, Block D, No. 26, Muara Indah Children Study Group in Penjaringan sub-district, North Jakarta City. This program is carried out in stages starting from mapping the problems of child marriage to the implementation of educational activities. Although this activity is still carried out continuously, but at least it has given results in the form of changing the way of thinking and increasing the knowledge of those who are the target of this program on gender equality. Through the understanding of gender equality, it is expected that all participants understand that girls have the same rights as boys, especially in enjoying education. Thus, the participants and their family can take preventive measures to prevent child marriage. Key words: Child marriage; socialization; educational game; sustainable development goals
379
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
PENDAHULUAN Sejak
tahun
usia 2012,
Bangsa-Bangsa menetapkan sebagai
(PBB)
tanggal
Hari
11
Oktober
Perempuan
Hal
tersebut
perhatian
kepedulian
telah
Anak
Internasional. menunjukan
Perserikatan
para
sekaligus
kepala
negara
18
tahun.
Perkawinan
anak
adalah salah satu isu yang banyak terjadi di Indonesia hingga saat ini. Deputi Anak
Bidang
Tumbuh
Kementerian
Kembang
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan (KPPA), Leny
Rosalin
bahwa angka
menyebutkan
perkawinan
anak
terhadap anak-anak perempuan di
Indonesia menduduki peringkat kedua
seluruh dunia. Di samping itu, sejak
tertinggi di ASEAN. Pada tahun 2018,
tahun 2015, PBB juga mencanangkan
dari total 627 juta penduduk ASEAN,
sejumlah program kerja yang perlu
11.2% perempuan menikah di usia 20-
dilakukan oleh negara-negara untuk
24
mencapai
perempuan yang berusia kurang dari
Tujuan
Berkelanjutan Development
Pembangunan
atau Goals
Sustainable (SDGs)
17
tahun.
tahun
Sedangkan
mencapai
pernikahan
angka
4,8%.
pada
Pernikahan anak di bawah usia 16
tahun 2030, yang salah satu tujuannya
tahun sekitar 1,8% dan persentase
adalah memberikan perhatian secara
pernikahan anak berusia kurang dari
khusus terhadap anak perempuan.
15 tahun sejumlah 0,6%.
Tujuan kelima dalam SDGs tersebut
akumulasi, satu dari sembilan anak
adalah “mencapai kesetaraan gender
perempuan di ASEAN menikah di usia
dan
kurang dari 18 tahun. (Azzahra, 2019)
memberdayakan
kaum
perempuan.” Ini menjelaskan tentang
Berdasarkan
laporan
Secara
UNICEF,
pentingnya isu perempuan dan secara
Indonesia merupakan negara dengan
khusus anak perempuan di mata
angka
internasional.
ketujuh di dunia, yaitu 457,6 ribu anak
Berbicara
tentang
anak
perkawinan
perempuan.
anak
tertinggi
(KPPA
2018)
Serupa
data
dari
Badan
perempuan, ada sejumlah masalah
dengan
itu,
yang dihadapi anak perempuan di
Kependudukan
Indonesia, mulai dari marjinalisasi,
Berencana
diskriminasi, sunat perempuan hingga
sebagaimana disampaikan oleh Deputi
masalah perkawinan anak di bawah
Bidang
dan
Keluarga
Nasional
(BKKBN),
Keluarga
Berencana
dan
380
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
Kesehatan
Reproduksi,
Dwi
Politik (Fisipol), Universitas Kristen
Listyawardani juga menunjukan bahwa
Indonesia (UKI) menyusun program
angka perkawinan anak Indonesia di
Pengabdian
bawah usia 18 tahun masih mencapai
(PKM). Salah satu upaya yang bisa
20%. (Harianja 2019) Angka-angka
dikerjakan adalah dengan melakukan
tersebut
kampanye, memberikan edukasi dan
jelas
menunjukan
bahwa
kepada
Masyarakat
pernikahan usia dini adalah masalah
melaksankan
yang patut mendapatkan perhatian di
masyakarat
Indonesia, baik oleh pemerintah pusat
perempuan di bawah usia 18 tahun
dan
dan membangun kesadaran tentang
daerah
termasuk
maupun
pada
masyarakat,
akademisi
dan
sosialisasi terutama
kepada anak-anak
bahaya dari perkawinan anak.
mahasiswa.
Untuk itu, kegiatan ini diawali
Ada
berbagai
faktor
yang
dengan mencari lokasi yang tepat
melatarbelakangi masalah perkawinan
untuk
anak yang lebih banyak merugikan
mengadakan kerja sama dengan pihak
anak perempuan. Hal tersebut antara
ibu-ibu relawan dan para pekerja
lain
dalam
rumahan yang bergerak di bidang
dan
lembaga sosial. Informasi pemukiman
ini
yang menjadi lokasi acara sosialisasi
diskriminasi
masyarakat, dampak membuat
jender
tuntutan
dari
budaya
kemiskinan.
anak
Hal
perempuan
harus
ini
melakukan
diperoleh
edukasi
dari
lembaga
serta
Youth
mengorbankan sejumlah hak dalam
Coalition for Girls. Lokasi yang dipilih
dirinya seperti pendidikan, kesehatan,
adalah
keamanan hingga kesempatan bekerja
penduduk
dan
Penjaringan,
mengaktualisasikan
diri.
Itu
daerah
pemukiman
di RW
017,
Jakarta
padat
Kelurahan
Utara
yang
sebabnya, untuk mendukung salah
terletak dekat Waduk Pluit. Letak
satu
yaitu
wilayah yang jauh dari perkotaan
praktik
membuat tempat ini menjadi sulit
berbahaya, seperti perkawinan usia
dijangkau oleh pemerintah. Kondisi
anak, perkawinan pernikahan dini dan
masyarakat
yang
paksa,
menunjukan
pergaulan
tujuan
menghapuskan
serta
SDGs semua
sunat
perempuan,
kelompok dosen dan mahasiswa dari
anak-anak
yang
Program Studi Hubungan Internasional
orangtua
serta
(HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
sekitarnya.
ada
juga
bebas
dari
kurang
perhatian
masyarakat
di
381
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
Gambar 1. Suasana Kunjungan ke PAUD Muara Indah Kelurahan Penjaringan
Jakarta Utara
Menurut Ibu Muhayati, Kordinator “Pekerja
Rumahan”
yang
menjadi
terlaksananya perkawinan anak di usia dini.
mitra kelompok PkM Prodi HI Fisipol
Ibu Muhayati menjelaskan ada
UKI, salah satu kondisi yang menonjol
kegiatan les di PAUD tempat anak-
di lingkungan pemukiman RT 019 RW
anak
017 Blok D 26 PAUD Muara Indah di
mengajar yang dilaksanakan setiap
kelurahan
hari Sabtu dan Minggu di kawasan
Penjaringan
Penjaringan,
Jakarta
kecamatan
proses
belajar
adalah
Penjaringan ini. Peserta les di PAUD
tingkat perkawinan anak yang tinggi.
tersebut beragam mulai dari TK hingga
Masalah ini terus menerus dihadapi
SMA dan dilakukan secara bertahap.
oleh masyarakat sekitar meski secara
Selain
konsisten
telah
diadakan kegiatan sosialisasi seperti
dilakukan berbagai kegiatan positif
dalam perkumpulan ibu-ibu pekerja
untuk
rumah
setiap
utara
melakukan
minggu
memberdayakan
anak-anak
itu,
di
wilayah
tangga,
ini
termasuk
sering
misalnya
yang menjadi sasaran dari program ini.
simulasi
Kesadaran
sekitar
pemberdayaan perempuan. Namun,
terhadap dampak pernikahan anak
perkawinan anak atau perkawinan usia
masih
dini yang diawali dari adanya seks
masyarakat
sangat
mengakibatkan mendapatkan
minim, hak
anak
untuk
bebas
tetap
menjadi
masalah
dan
di
kesehatan
wilayah ini. Perkawinan anak ini tentu
serta keamanan seringkali diabaikan
saja memberikan dampak psikologis
dan
terhadap anak laki-laki dan terutama
bahkan
edukasi,
sehingga
kebakaran
dikorbankan
demi
382
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
terhadap
anak
perempuan
yang
mengangkat
tema
Edukasi
mengalaminya. Sayangnya menurut
Peningkatan
Ibu Muhayati, masyarakat tidak terlalu
Kesetaraan Jender untuk Mengatasi
peduli dengan beban yang ditimbulkan
Perkawinan
terhadap anak-anak sebagai akibat
Pemukiman
minimnya pengetahuan tentang seks
Penjaringan, Jakarta Utara. Kegiatan
usia dini.
PkM
yang
Kesadaran
Anak RT
tentang
di
019
Kawasan RW
dilaksanakan
017
adalah
Kondisi inilah yang menjadi latar
melakukan permainan edukatif dan
belakang bagi kelompok dosen dan
sosialisasi kepada masyarakat serta
mahasiswa Prodi HI, Fisipol UKI untuk
anak-anak
bekerja
sama
hingga 18 tahun untuk mencegah
relawan
“Pekerja
dengan
kelompok
Rumahan”
yang
perempuan
terjadinya
seks
bergerak di bidang lembaga sosial
perkawinan
anak
serta melakukan kegiatan Pengabdian
wilayah tersebut.
berusia
bebas yang
10
serta
terjadi
di
Kepada Masyarakat (PkM) dengan
Gambar 2. Lokasi Pemukiman RW 017, Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara
Tujuan Kegiatan
Jender untuk Mengatasi Perkawinan
Kegiatan PKM “Edukasi Peningkatan Kesadaran
tentang
Kesetaraan
Anak di Kawasan Pemukiman RT 019 RW 017, Penjaringan, Jakarta Utara” ini bertujuan untuk: 383
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
1. Merubah
paradigma
dalam
terhadap isu Pernikahan Dini
masyarakat setempat tentang
Anak
jender agar tercipta ruang yang
anak serta orangtua.
aman dan setara bagi anak perempuan dan laki-laki. 2. Memberikan
dampak
pernikahan
dari
dini/pernikahan
anak.
Target dan Sasaran Kegiatan
adalah anak-anak yang rentan terkena masalah
pernikahan
anak,
di
antaranya mereka yang berusia 10 sampai 18 tahun atau yang duduk di kelas 5 SD hingga kelas 12 SMA.
3. Melaksanakan
salah
satu
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi
bagi
Target dan sasaran dari program ini
pencerahan
kepada masyarakat setempat tentang
yang berdampak
yang
kelompok
dilakukan
oleh
dosen
dan
mahasiswa Prodi HI Fisipol UKI.
Kondisi lokasi sasaran merupakan pemukiman padat penduduk dengan masyarakat dari kelompok ekonomi menengah ke bawah yang dapat dihubungkan dengan aksi diskriminasi, tuntutan
Manfaat Kegiatan
budaya,
masyarakat
PKM ini akan memberi manfaat besar
kondisi
hingga
sosial
persoalan
kemiskinan.
untuk: 1. membangun relasi antara UKI dengan masyarakat RW 017 dan
lebih
jauh
untuk
membangun kepedulian sivitas akademika Prodi HI Fisipol UKI
Permasalahan Berdasarkan survei yang dilakukan di lokasi Jl. Muara Baru RT019 RW017 Blok D. Penjaringan, Jakarta Utara, terdapat sejumlah masalah yaitu:
terhadap masalah yang dialami oleh
masyarakat
kelurahan
Penjaringan, Jakarta Utara; 2. menjadi sarana promosi dan
1. Kondisi
Lingkungan
merupakan padat penduduk dengan
masyarakat
publikasi bagi UKI, terkhusus
kelompok
Prodi
menengah
Ilmu
Hubungan
Internasional;
yang
sehingga
dari
ekonomi ke
bawah kepedulian
3. memperkuat pengetahuan dan
masyarakat
terhadap
kepedulian masyarakat RW 017
kesetaraan
jender,
isu seks 384
e - ISSN : 2656 – 677X
Jurnal Comunita Servizio Volume 2, Nomor 1, Tahun 2020 Hal 379 - 392
bebas dan perkawinan anak
Kegiatan PkM ini dilakukan dalam
sangat rendah.
empat
2. Kesadaran dan kepedulian masyarakat
sekitar
lokasi
tahapan
persiapan
yaitu:
(1)
program;
pelaksanaan
tahap
(2)
program;
tahap
(3)
terhadap bahaya dari seks
evaluasi program;
bebas dan perkawinan usia
laporan pertanggungjawaban. Seluruh
anak masih sangat minim.
tahapan
3. Banyak terjadi perkawinan
dan,
tahap
tersebut
dapat
(4) tahap
diuraikan
sebagai berikut:
usia dini atau perkawinan anak di lokasi tersebut yang menjadi
solusi
terhadap
singkat
perilaku
seks
(1) Persiapan Program Persiapan
program
adalah
tahapan
paling
bebas di kalangan anak-
dilakukan...