Ergonomi Dalam Sapu Lidi PDF

Title Ergonomi Dalam Sapu Lidi
Author G. Prasetyo
Pages 5
File Size 112.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 530
Total Views 939

Summary

SAPU LIDI UNIVERSITAS TELKOM GUNAWAN ADHI PRASETYO 1602140088 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Email : [email protected] Abstrak Sapu lidi adalah sebuah alat yang terbuat dari “tulang” daun kelapa yang sudah kering, diikat terdiri dari puluhan sampai ratusan batang l...


Description

SAPU LIDI UNIVERSITAS TELKOM

GUNAWAN ADHI PRASETYO 1602140088 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Email : [email protected]

Abstrak Sapu lidi adalah sebuah alat yang terbuat dari “tulang” daun kelapa yang sudah kering, diikat terdiri dari puluhan sampai ratusan batang lidi dan digunakan untuk membersihkan sampah yang ada di sekitar pekarangan rumah. Kata Kunci Sampah, Kebersihan, Sapu Lidi

1.

Pendahuluan Sudah tidak heran lagi apabila sampah menjadi musuh kita saat ini. Hampir setiap sudut tempat dimana manusia tinggal pasti terdapat sampah. Sampah yang saat ini ada terbagi menjadi dua, yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam dan mudah diuraikan oleh bakteri. Contohnya daun-daun kering dari tumbuhan. Kemunculan sampah organik masih bisa dimanfaatkan. Misalnya digunakan untuk pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari produk-produk buatan manusia dan susah diuraikan oleh bakteri. Contohnya plastik, kaleng, dll. Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk mengatasi masalah sampah ini. Tetapi masih saja terjadi penumpukan sampah. Hal ini terjadi dikarenakan jumlah sampah yang dihasilkan manusia melebihi batas penampungan tempat pembuangan sampah itu sendiri. Alat yang digunakan untuk membersihkan sampahpun beragam. Mulai dari yang sederhana sampai ke tingkat tinggi. Salah satu alat yang digunakan untuk membersihkan sampah adalah sapu lidi. Sapu lidi biasanya digunakan manusia untuk membersihkan sampah di sekitaran rumah. Sampah yang dibersihkan pun masih relatif bisa terjangkau. Misalnya saja sampah yang berasal dari daun-daun kering. Hampir semua kalangan dapat membeli sapu lidi. Bahkan di daerah pedesaan, masyarakat membuatnya sendiri. Masih banyaknya pohon kelapa di daerah pedesaan inilah yang menjadi salah satu faktor masyarakat pedesaan membuat sapu lidi sendiri. Tetapi tidak lepas

juga desainer berperan dalam revisi pembuatan sapu lidi. Masyarakat pedesaan khususnya, dalam membuat sapu lidi tidak memperhatikan sisi ke-ergonomis-an. Mereka hanya membuat sapu lidi berdasarkan panjang batang “tulang” daun kelapa. Maka dari itu peran desainer harus ada dalam penyelesaian masalah ini.

2.

Dasar Teori/Material dan Metodelogi/Perancangan 2.1 Dasar Teori/Material Sapu Lidi Material yang digunakan dalam pembuatan sapu lidi sangatlah gampang, yaitu “tulang” daun kelapa yang sudah kering. Material ini masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Karena masih banyaknya pohon kelapa yang ditanam disekitar rumah. Material yang kedua adalah tali. Tali ini bisa bermacammacam. Bisa berasal dari tali raffia, tali dari pelepah daun pisang, maupun dari rotan yang digulung sedemikian rupa. Tergantung dari pembuat sapu tersebut. 2.2 Metodologi/Perancangan Sapu Lidi Hampir semua orang di pedesaan bisa membuat sapu lidi. Memang caranya sangat mudah. Pertama ambil daun kelapa yang sudah kering. Kemudian pisahkan per batang daun kelapa dari pelepahnya. Setalah batangan daun kelapa terpisah dari pelepahnya, pisahkan kembali antara “tulang” daun kelapa dengan daunnya. Setelah dirasa cukup, barulah “tulang” daun kelapa yang biasa disebut lidi diikat menjadi satu bagian menggunakan tali. 2.3 Keterangan Tabel Dan Gambar

Permasalahan

Ide

Tujuan

Desainer

Produk

Gambar 1. Struktur Pembuatan/Pengolahan

3.

Pembahasan 3.1 Data Antropometri Pengguna ( tinggi badan )

Penyebab tulang punggung terasa pegal saat menyapu adalah panjangnya sapu lidi yang digunakan tidak sebanding dengan tinggi badan. Alhasil badan dari usernya membungkuk. Inilah kelemahan sapu lidi yang biasa digunakan user pada umumnya. Peran desainer sangat penting disini. Walaupun hanya sekedar sapu lidi, tetap harus diperhitungkan sisi ergonomisnya. Sehingga usernya tidak merasa pegal pada bagian punggung. Seringnnya membungkuk saat menyapu teramat berbahaya. Apalagi user yang sudah berumur 50 keatas. Belum lagi kalau user mempunyai penyakit osteoporosis. Kebiasaan ini yang membuat desainer melakukan suatu terobosan dengan mendesain ulang sapu lidi. Desainer menggabungkan satu batang kayu satau semacamnya dan kemudian diikatkan pada apu lidi agar user tidak terlalu membungkuk saat menyapu. Berikut contoh sapu lidi yang sudah didesain ulang.

Ada beberapa bagian yang diubah desainer pada sapu lidi yaitu bagian genggaman tangan, bagian pemanjangan tongkat pegangan, dan pelebaran penampang sapu lidi. Yang pertama alasan diubahnya pegangan tangan agar user leluasa menggenggam saat menyapu. Sapu lidi yang belum

didesain ulang biasanya terlalu besar. Sehingga sulit digenggam. Dalam hal ini desainer mengubah bagian genggaman tangan menggunakan sebuah batangan kayu. Selain mudah digenggam, user juga bisa menggunakan kedua tangannya. Bagian kedua yang diubah adalah badan sapu lidi. Yaitu dengan menambahkan tongkat kayu yang disesuaikan dengan tinggi badan usernya. User tidak lagi membungkuk saat menyapu. Yang terakhir diubah adalah bagian penampang sapu lidi. Desainer melebarkan penampangnya dimaksudkan agar sampah yang disapu terbawa banyak. Dan juga user tidak harus meregangkan sapu lidi terus menerus. Dari perubahan desain sapu lidi mampu mengatasi 3 masalah sekaligus. Harga yang ditawarkan setelah mendesain ulang sapu lidi juga tidak terlalu tinggi, setidaknya masih dapat dijangkau masyarakat menengah kebawah. Bayangkan saja apabila tidak ada perubahan desain sapu lidi. Bisa-bisa masyarakat terkena sakit punggung gara-gara menyapu. Sepele tapi fatal akibatnya. Keuntungan dari perubahan desain sapu lidi ini sangat dirasakan oleh para petugas kebersihan kota. Setiap hari mereka membersihkan jalanan dari daun-daun kering pohon dipinggir jalan.

4.

Kesimpulan Dan Saran 4.1 Kesimpulan Setelah menganalisa dan meredesain ulang sapu lidi, didapatkan kesimpulan yaitu menambahkan tongkat setinggi badan user mengurangi beban pada punggung. Dikarenakan punggung tidak membungkuk. Sedangkan pelebaran penampang pada bagian pangkal sapu lidi membantu user mendapatkan sampah daun banyak saat menyapu. Efisiensi waktu juga dapat ditingkatkan. 4.2 Saran Masalah harga mungkin masih menjadi pertimbangan dengan perubahan desain sapu lidi ini. Harga yang ditawarkan harus menjangkau masyarakat ekonomi menengah kebawah. Sebaiknya para deainer langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat bawah. Dan mengajarkan penting ergonomic dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka http://purnama-bgp.blogspot.co.id/2012/10/ergonomi-dalam-kehidupan-sehari-hari.html http://the-dailyjapan.com/ojigi-cara-orang-jepang-melakukan-salam/ http://www.roniezt.com/2014/01/cara-menyapu-yang-benar.html...


Similar Free PDFs